“Kalian berdua benar-benar tidak tahu diri, kenapa tidak memanggilku?”Saat itu, seorang pemuda dengan wajah sombong dan memberontak berjalan ke arah kabin, diikuti oleh empat lima orang ahli dengan tubuh besar dan kuat.Saat melihat orang ini, banyak ahli bela diri menarik nafas panjang.“Gawat! Tiga makhluk iblis berkumpul, sebaiknya kita pergi!”Pria paruh baya yang ada di depan Nathan berbalik ketakutan dan hendak pergi saat melihat pemuda yang baru datang, dia tidak berniat untuk pergi ke pulau Draken lagi.“Paman, siapa lagi itu?” Nathan menarik pria paruh baya itu dan bertanya padanya.“Dia adalah Abel, putra tertua dari keluarga Calderon, hari ini ramai sekali! Aku sarankan sebaiknya kamu jangan pergi, hati-hati nyawamu juga bisa hilang,” setelah pria paruh baya itu selesai bicara dia bergegas pergi.Nathan melihat banyak ahli bela diri yang berbalik pergi dan langsung membuang tiket kapal mereka, mereka tidak mau pergi ke pulau Draken lagi, hanya menyisakan hampir setengah da
“Zephir tidak bodoh, bagaimana mungkin dia akan pergi ke pulau Draken, bukankah itu bisa menjadi petunjuk untuk menemukan siapa orang yang kita cari? Dan Marcel, dia menerobos masuk ke pulau Draken, tubuhnya sudah terluka parah, mungkin sekarang sudah mati!” Kieran masih menatap haluan kapal, seolah sedang mencoba melihat setiap orang yang ada di bawah sana.“Tuan Muda, ada satu hal lagi, saat ini Keluarga Ransom, Keluarga Salazar dan Keluarga Calderon sudah mengutus perwakilan mereka kemari, dan yang diutus semuanya merupakan Tuan Muda di keluarga mereka. Menurutmu, apakah rencana kita harus tetap dilaksanakan?” Bawahan itu bertanya.“Laksanakan, paling-paling kita hanya perlu mengirim orang untuk memberi penjelasan kepada tiga keluarga itu saja, kali ini kita harus membunuh sebisanya dan tidak akan melepaskan satu pun!” Tatapan Kieran bersinar dengan kejam, hanya sekilas sudah terlihat kalau dia adalah pria yang kejam dan sadis.***Segera, semua orang sudah naik ke kapal, disusul d
“Ada apa?” pria dengan setelan jas itu menatap Sarah dan yang lainnya sambil bertanya. “Kamu tidak tahu sopan santun ya? Kenapa kamu mengambil kartu kamar dan pergi begitu saja? Letakkan kartu kamar itu!” Beverly menunjuk pria berjas itu dengan raut wajah marah. Pria berjas itu menoleh melirik Nathan, dia tahu kalau Sarah dan yang lainnya datang bersama Nathan dan tidak mengatakan apapun, dia berbalik sedikit ke samping dan bersiap mengitari Sarah dan yang lainnya lalu pergi. “Kamu ini tidak tahu aturan ya, berani pergi begitu saja?” Sarah bergegas menghalangi pria berjas itu lagi. “Minggir, atau aku tidak akan segan-segan pada kalian,” Pria berjas itu berkata dengan dingin. “Lalu kenapa kalau tidak segan-segan?” Sarah sama sekali tidak takut. Mengesampingkan fakta Nathan ada di sini, hanya dengannya saja, sebagian ahli bela diri sudah tidak menjadi lawannya, apalagi mereka bertiga. Pada saat ini, beberapa orang mulai menonton keramaian, dan bergegas mengelilingi, dan saat melih
Bawahan Abel tidak menyangka orang itu akan begitu bersikeras dan berani memakinya. Perlu diketahui reputasi Keluarga Calderon sudah terkenal, tapi malah ada orang yang berani berbicara seperti itu padanya? Apalagi dirinya sudah mencapai tingkat penguasa Ingras tahap awal, mana mungkin dia membiarkan orang memakinya? Melihat betapa sombongnya pria berjas hitam itu, Abel juga mengernyitkan keningnya, raut wajahnya menjadi suram, ternyata ada orang yang berani tidak memberi muka kepada dia, benar-benar pantas mati. “Sialan!” Bawahan Abel melihat raut wajah Tuan Mudanya yang menjadi jelek tahu kalau dia sudah mempermalukan Abel, sepertinya dia akan dihukum saat kembali nanti, jadi dia berteriak dengan marah dan mengulurkan tangannya untuk meraih pria berjas hitam itu. Kekuatan penguasa Ingras tahap awal juga tidak bisa diremehkan. Saat ini Jordan dan Remy juga bergegas menghampiri, Jordan sedikit tertegun saat melihat Sarah dan lainnya. Hanya saja, sudut mulutnya terangkat dan dia bi
“Sialan! Aku tidak pernah mendapat perlakuan seperti ini, bunuh orang ini hari ini lalu lemparkan dia ke lautan!” Abel berteriak dengan sangat marah. Orang-orang dari Keluarga Calderon menerima perintah dari Abel dan bergegas mengambil posisi, aura di tubuh mereka juga mulai bangkit. Melihat hal ini, pria berjas itu berusaha mati-matian menekan hawa jahat dalam dirinya, jika tidak pasti akan mudah disadari oleh orang lain. Mereka terlihat akan segera berkelahi, dan seorang pemuda yang mengenakan setelan berjalan menghampiri, diikuti dengan banyak orang berseragam di belakangnya. Pada sisi kiri pakaian orang-orang ini terdapat sebuah gambar seekor naga, dan banyak yang langsung tahu kalau mereka adalah orang-orang dari keluarga Zellon. “Berani membuat onar di kapal ini? Apakah kalian tidak menghargai keluarga Zellon?” Kieron melirik ke arah Abel dan pria yang mengenakan jas itu, dia melepaskan aura mengerikan dari tubuhnya. Abel yang melihat Kieron segera menarik kembali arogan
“Sialan! Aku tidak pernah mendapat perlakuan seperti ini, bunuh orang ini hari ini lalu lemparkan dia ke lautan!” Abel berteriak dengan sangat marah.Orang-orang dari Keluarga Calderon menerima perintah dari Abel dan bergegas mengambil posisi, aura di tubuh mereka juga mulai bangkit. Melihat hal ini, pria berjas itu berusaha mati-matian menekan hawa jahat dalam dirinya, jika tidak pasti akan mudah disadari oleh orang lain. Mereka terlihat akan segera berkelahi, dan seorang pemuda yang mengenakan setelan berjalan menghampiri, diikuti dengan banyak orang berseragam di belakangnya.Pada sisi kiri pakaian orang-orang ini terdapat sebuah gambar seekor naga, dan banyak yang langsung tahu kalau mereka adalah orang-orang dari keluarga Zellon.“Berani membuat onar di kapal ini? Apakah kalian tidak menghargai keluarga Zellon?” Kieron melirik ke arah Abel dan pria yang mengenakan jas itu, dia melepaskan aura mengerikan dari tubuhnya.Abel yang melihat Kieron segera menarik kembali arogansinya ya
“Tuan Muda Kieron!”Remy dan Jordan berjalan mendekat, Kieron menganggukkan kepalanya sebagai salam. Kedua orang itu bersikap sangat rendah hati dihadapan Kieron. Karena mereka juga tidak bisa tidak merendah di hadapan keluarga Zellon yang begitu hebat.Kieron juga mengangguk lalu melambaikan tangannya sebagai isyarat agar kerumunan itu membubarkan ddiri Kieron tidak ingin terjadi masalah apapun selama beberapa jam di atas kapal.“Tidak, disangka kalian ini ternyata cukup populer juga!” Setelah membawa Sarah dan yang lainnya pergi, Nathan berkata dengan nada masam.Melihat sikap Nathan yang seperti itu, Sarah terkekeh. “Kenapa? Kamu cemburu, ya?”“Tidak! Aku tidak cemburu,” Nathan menggelengkan kepalanya.“Di atas kapal ini hanya ada kami bertiga yang masih gadis, sisanya merupakan ibu-ibu yang sudah berumur, tentu saja kami menjadi populer!” Beverly berkata sambil tersenyum.Ada lebih dari ratusan orang di kapal ini, selain mereka bertiga yang masih gadis, benar-benar tidak terlihat
“Kamu sudah lupa apa kata keluarga Zellon tadi? Berani membuat onar di kapal ini artinya memprovokasi keluarga Zellon, namun setelah turun dari kapal keluarga Zellon sudah tidak bisa mengaturnya. Saat itu, mungkin tidak perlu kita yang turun tangan, keluarga Zellon juga tidak akan membiarkannya, bukan? Datang ke tempat seperti ini masih membawa beberapa gadis cantik, itu sama saja dengan cari mati!” Herry menatap Nathan dan menyeringai.Nathan tidak memberi wajah kepada Kieron barusan, dengan sifat keluarga Zellon yang begitu arogan mana mungkin akan membiarkan Nathan.Mendengar perkataan Herry, Harris hanya bisa menahan kekesalannya, lalu menatap Nathan dan mencibir. “Aku akan membiarkanmu hidup sebentar lagi, setelah tiba di pulau Draken, aku pasti akan membuatmu bersujud memohon ampun!”“Lebih baik kau simpan omong kosongmu itu untuk nanti,” Nathan berkata dengan acuh tak acuh lalu mendorong Harris, lalu membawa Sarah dan yang lainnya masuk ke dalam kamar!Harris menatap punggung N
Nathan kini mulai mengagumi pemilik kapal pesiar mewah itu dengan tatapan kagum. Rombongan mereka dipandu oleh pelayan, hingga tiba di lokasi pelelangan yang sudah dipadati oleh para kolektor kaya. Suasana penuh kemewahan dan eksklusivitas jelas terpancar, di mana yang memiliki uang banyak berarti juga kemampuan untuk berinvestasi pada barang antik yang bernilai tinggi.Karena aturan pelelangan, setiap peserta harus menyetor uang jaminan terlebih dahulu. Tanpa ragu, Zayn pun menyetor lima ratus juta rupiah, lalu kerumunan itu pun melangkah masuk ke ruang pelelangan. Setelah menemukan area yang relatif terpencil, semua peserta duduk menanti dimulainya lelang.Nathan memperhatikan dengan seksama, Kaidar dan Ramos pun telah hadir, meski mereka memilih duduk agak jauh darinya.Sementara itu, Zayn tampak sangat gembira, terus menggosok telapak tangannya sambil berbisik kepada Kevin. “Kalau nanti ada barang bagus dan uangku belum mencukupi, dukunglah aku, ya!”Kevin pun menanggapi dengan se
“Tuan Muda Kaidar, jangan khawatir. Begitu Nathan tiba di Pulau Draken, naga Yin pasti akan muncul. Tubuh Nathan menyimpan Batu Mata Naga dari naga Yang, sementara naga Yin kini berada dalam kondisi terlemah. Asal kita kalahkan naga Yin dan ambil Batu Mata Naga miliknya, lalu singkirkan Nathan untuk merebut Batu Mata Naga dari naga Yang, menyatukan kedua batu itu, maka kekuatan tak terkalahkan akan terlahir!”Ramos menambahkan dengan nada penuh keyakinan. “Banyak keluarga menganggap batu itu tak berguna, tanpa tahu bahwa penyatuannya adalah kunci segalanya. Tuan Muda Kaidar, bayangkan jika kau menterap kedua batu itu, kekuatannmu akan melesat ke tahap Villain yang tak tertandingi!” Tatapan Ramos menyala, menyampaikan ambisi yang membara.Mendengar itu, Kaidar tertawa terbahak. “Hahaha …. begitu aku menguasai Batu Mata Naga dan mencapai tahap Villain, aku akan pastikan Keluarga Herton mendapat tempat layak di Kota Moniyan!”“Terima kasih, Tuan Muda Kaidar!” balas Ramos dengan hormat, m
Nathan, meskipun terlihat kaku, menyapa mereka dengan suara berat. “Tak kusangka bertemu di sini. Semalam, kami kebetulan bertemu dengan Beverly, dan kini, tampaknya takdir mempertemukan kita lagi,” ucap Zayn dengan nada terkejut namun hangat.Di antara percakapan yang canggung namun penuh makna, jelas bahwa perjalanan hari itu tidak hanya tentang perjalanan ke dermaga atau kapal pesiar mewah, melainkan tentang pertemuan kembali, janji yang tak terucapkan, dan benih-benih konflik yang perlahan mulai tumbuh.“Tuan Nathan, mengapa kamu dan Nona Beverly bisa berada di Pulau Draken tanpa didampingi?” tanya Ryzen dengan nada bingung.Nathan terdiam sejenak, terpana menghadapi pertanyaan itu. “Sebenarnya, aku datang sendiri, tanpa sepengetahuanku bahwa Beverly juga ikut,” jawabnya dengan nada ragu.Beverly kemudian menyahut. “Aku tiba diam-diam, tanpa sepengetahuan Nathan!” Mendengar itu, wajah Nathan semakin memucat, sementara matanya menyiratkan kebingungan yang mendalam.Tak lama kemudi
Di lantai depan hotel, ketika Beverly tengah mengurus administrasi check-in, terdengar panggilan lembut dari balik keramaian. Beverly menoleh dan mendapati Zayn—sang kakek—menghampirinya dengan senyum hangat.“Kakek? Kenapa kamu di sini?” seru Beverly, mendekat dan memeluknya dengan erat.“Aku dengar tentang tempat wisata baru di Kota Mantik—Pulau Draken. Empat musim yang seakan musim semi abadi dan pemandangan yang menakjubkan membuatku tak tahan tinggal di Kota Vale. Aku pun mengajak Kevin untuk berjalan-jalan,” jelas Zayn sambil terkekeh ringan.Tak lama kemudian, suara Kevin bergabung dalam percakapan, diikuti oleh Ryzen dan Nichole yang tampak pulih dari cederanya.“Nona Beverly, bagaimana kabarmu?” sapa mereka dengan penuh kehangatan.Beverly tersenyum, meski dalam hatinya ada kekhawatiran. “Aku hanya ingin melihat-lihat, karena aku dengar Nathan dan yang lainnya tidak ikut serta kali ini.”Rasa heran menggelayuti Zayn. “Apa maksudmu? Apakah ada perselisihan antara kamu dan Nat
Di luar, di gang sempit di samping Martial Shrine, suasana berubah menjadi tegang. Kaidar menatap Nathan dengan tatapan campur aduk antara kekhawatiran dan ejekan ringan. “Ingat, besok kau harus menepati janjimu padaku!” ucapnya sebelum menghilang dalam bayang-bayang malam.Nathan pun terdiam, berdiri terpaku selama setengah jam sebelum melangkahkan kakinya untuk kemabli ke kepolisian. Setiap langkah kakinya seakan terbebani oleh keraguan dan beban rasa bersalah atas Sarah yang kini terkurung di balik jeruji besi Martial Shrine. Kepulangannya ke markas kepolisian disambut oleh tanya cemas Milan. “Tuan Nathan, apakah Nona Sarah sudah aman?”Dengan suara serak, Nathan mengangguk. “Ya!” meski hatinya hancur melihat kekangan yang menimpa wanita yang dicintainya.Tak lama kemudian, Beverly muncul dengan langkah cepat. “Nathan, apakah Sarah dalam keadaan baik?” tanyanya, matanya memancarkan keprihatinan mendalam.Nathan, yang masih tersisa bara amarah atas kekejaman Martial Shrine, hanya b
“Kita hanya punya waktu tiga menit. Cepat, ruangannya ada di ujung sana!” peringatan Kaidar menggema, menyatu dengan desiran napas Nathan yang semakin cepat.Dengan langkah tergesa, Nathan berlari menuju sel paling ujung. Di balik pintu jeruji, pandangannya bertemu dengan sosok yang membuat seluruh tubuhnya tersentak: Sarah, terbaring di ranjang dengan fasilitas mewah yang tak seharusnya ada di penjara bawah tanah.“Sarah!” teriak Nathan, suaranya penuh kelegaan dan harapan.Mendengar panggilannya, Sarah melompat dari ranjang dan segera meraih tangan Nathan dengan erat, senyuman cemas tersamar di wajahnya. “Bagaimana bisa kamu masuk ke sini?” tanyanya dengan penuh kekaguman dan kekhawatiran, meski rasa lega karena melihatnya selamat mulai muncul.“Aku dibawa oleh seseorang,” jawab Nathan singkat, menahan diri dari mengungkapkan terlalu banyak agar tidak membuat Sarah khawatir. Namun, mata Nathan berkilau dengan aura membunuh yang hampir tak terselubungi, seolah mengancam.“Sial, auram
“Bayarannya, kamu harus menemani kami ke pulau Draken!” ujar Kaidar, suaranya berubah datar namun penuh misteri.Nathan tercengang, dia tak pernah menyangka bayaran yang diminta setinggi itu. “Pergi ke pulau Draken?” tanya Nathan, nada suaranya mengandung keheranan. “Naga Yang dan naga Yin di sana telah melewati masa kemunculan, dan aku telah menaklukkan naga Yang. Batu mata naganya kini milikku. Lantas, untuk apa kita kembali ke sana?”Kaidar menatap tajam, tak mau menunda lagi. “Kamu tak perlu tahu seluk-beluknya. Cukup jawab, bersedia atau tidak! Ingat, kekuatan kalian di sini masih jauh dari puncak. Kalau kalian menyerangku, aku tidak akan menahan diri.”Dalam sekejap, bayangan kekuatan beberapa sosok seorang puncak penguasa Ingras tingkat akhir, dan Ramos yang setidaknya berada pada tahap puncak penguasa Ingras tingkat akhir, menyeruak dalam pikiran Nathan. Dia sadar betul bahwa melawan mereka bukanlah pilihan.“Tenanglah, hanya aku dan Tuan Ramos yang akan ikut. Jika kelak kami
“Kedatanganku kali ini bukan untuk mengganggumu, melainkan untuk membantumu,” jawab Kaidar sambil tersenyum samar, seakan mencoba menenangkan ketegangan yang mulai terasa.“Membantuku? Bagaimana caramu?” Nathan mengernyit, waspada.Baru saja Bachira datang dengan peringatan, dan kehadiran Kaidar terasa terlalu kebetulan.“Saudara Nathan, aku sudah berjalan jauh. Bukankah lebih baik berbicara di tempat yang nyaman daripada di halaman terbuka?” ujar Kaidar, seraya melangkah masuk bersama rombongannya ke dalam kamar Nathan.Begitu memasuki ruangan, mata Kaidar langsung tertuju pada lukisan aliran sunyi di hamparan yang abadi. Tatapan yang tadinya ramah berubah menjadi penuh keserakahan. Merasakan bahaya, Nathan segera menyembunyikan lukisan itu ke dalam cincin ruang yang dikenakannya.Kaidar menatap cincin ruang tersebut dengan mata yang semakin menyala."Tuan Muda Kaidar, apakah kamu tidak ingin memperkenalkan rombonganmu?" tanya seorang pria pendek di sampingnya.Kaidar pun segera memp
Percaya diri yang semula menyelimuti Nathan perlahan berubah. Bagi Nathan, selama tidak ada kejutan yang tak terduga, Ryuki bukanlah tandingannya dalam pertarungan kali ini.Namun, perdebatan semakin memanas. Milan bertanya dengan nada tajam. “Tuan Nathan, apa rencanamu? Di atas arena, aturan seolah tak berlaku. Apakah aku harus menemui Tuan Ryujin dan memintanya untuk memberi peringatan? Kau hanya akan memukul Ryuki, dan jika Tuan Ryujin angkat bicara, Keluarga Zellon tidak akan tinggal diam.”Milan jelas ingin menghindari pertarungan yang brutal, dan sepertinya strategi pihak lawan sudah diperhitungkan matang-matang.“Tak perlu dipikirkan, jika mereka ingin bertarung, biarkan saja terjadi!” ujar Nathan dengan nada tegas, sambil mengibaskan tangannya seolah mengusir keraguan.“Aku akan mengasingkan diri beberapa hari. Bila tidak ada urusan penting, jangan cari aku!” lanjutnya.Milan mengangguk singkat sebagai tanda setuju.Tak lama kemudian, seorang anggota polisi bergegas mendekat.