Share

Bab 697

Penulis: Imgnmln
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-23 19:57:19

“Pedangku ini adalah Pedang Pembasmi, yang dirancang khusus untuk menghadapi kultivator jahat seperti kalian!” Sambil berkata, Fletch memegang pedang di depan dadanya dan memusatkan kekuatan sihirnya, lalu mengayunkannya.

Hwooossshhh!

Udara seolah terbelah dalam sekejap, ada suara angin yang berderu, aura pedang yang tajam ditembakkan dan aura pada pedang itu tampak hidup saat ini, mereka satu per satu mengarah ke arah Nathan dengan ceoat. Semua yang dilewati oleh aura pedang itu terbelah dua, bahkan lantai marmer yang keras, saat ini juga menunjukkan retakan yang dalam. Aura pedang itu langsung menebas tubuh Nathan, setelah terdengar suara nyaring, tubuh Nathan masih utuh tapi ada bekas sayatan pada pakaiannya.

Melihat aura pedang itu tidak melukai Nathan, mantra yang bercampur dengan aura pedang berputar di sekitar tubuh Nathan, dan mantra itu tidak berhenti memancarkan cahaya merah.

Sesaat kemudian, Fletch tidak berhenti melantunkan mantra, urat di dahinya menonjol dan keringat mul
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 698

    “Nathan, hati-hati, ini adalah jurus bara api, jika mengenai tubuhmu maka itu akan membakarmu hidup-hidup, tidak ada cara untuk menghentikannya!” Sienna yang melihat itu segera memperingatkan Nathan.Nathan sudah melihat kejanggalan dari kobaran api ini sejak tadi, tidak disangka Fletch akan menggunakan bara api. Perlu diingat, nyala api seperti ini sangat berbahaya, jika tidak hati-hati, malah akan diserang balik. Tidak disangka, melihat Nathan sulit dihadapi, Fletch memilih menggunakan cara yang begitu sadis.“Kalian semua mundur!” Nathan memperingatkan, lalu tatapan matanya menjadi dingin, tangannya terangkat ke udara lalu sebuah pedang yang mengeluarkan hawa dingin muncul di tangannya.​Klang!Saat pedang itu muncul di tangan Nathan, semua orang tampak membeku, terutama Fletch yang terkejut saat melihat pedang itu muncul begitu saja di tangan Nathan.“Lihat mana yang lebih hebat, pedang milikku atau Pedang milikmu?” Setelah Nathan selesai bicara, nyala api terlihat muncul di tubuh

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-23
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 699

    “Kalau masih punya kemampuan, kerahkan saja semuanya, atau kamu tidak akan punya kesempatan lagi!” Nathan memegang pedang Aruna di tangannya sambil berkata dengan dingin. Fletch mengernyitkan keningnya. “Kamu ingin membunuhku?” “Tentu saja, lantas kamu boleh membunuhku, aku tidak boleh membunuhmu?” Nathan merasa apa yang dikatakan oleh Fletch sedikit lucu. “Kamu tidak bisa membunuhku, aku adalah anggota Klan Qahwa, guruku adalah Hudson Gourlet! Kalau kamu membunuhku, maka guruku pasti akan membalaskan dendamku, walau kamu kabur ke ujung dunia juga tidak ada gunanya!” Raut wajah Fletch menunjukkan kepanikan, sebagai seorang yang jenius, dia tidak ingin mati seperti ini, kekuatannya belum mencapai kesuksesan besar, dia masih memiliki masa depan yang cerah. “Siapapun gurumu, tidak ada urusannya denganku, walau gurumu mau mencariku untuk balas dendam, kamu juga tidak akan bisa menyaksikannya!” Nathan berkata lalu menusukkan pedang Aruna yang ada di tangannya ke dada Fletch. Fletch ya

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-25
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 700

    Saat ini, senyuman manis Sarah terlintas di benak Nathan, senyuman ramah kedua orang tuanya, kerabat selalu menjadi titik kelemahan Nathan. Nathan menyingkirkan pedang Aruna secara perlahan, sedangkan Fletch yang melihat itu bergegas lari ketakutan, dia berbalik dan langsung berlari keluar. “Fletch, bawa aku pergi, bawa aku pergi bersamamu!” River yang melihat Fletch hendak kabur, bergegas maju dan memeluk paha Fletch dengan ketakutan.​ Buk! “Enyahlah sialan!” Fletch menendang River. Dia saja tidak bisa melindungi dirinya, dan akhirnya memiliki kesempatan untuk bertahan hidup, dia mana mungkin peduli lagi dengan River. Saat ini, River sudah pucat karena ketakutan, seluruh tubuhnya gemetar dan hendak menyelinap keluar. Namun saat dia tiba di depan pintu, Ryzen dan Nicole menghalanginya. Saat ini, Jasper dan istrinya sudah tersadar setelah diperiksa oleh Steve, namun penampilan keduanya jelas menjadi jauh lebih tua. “Ayah .... Ibu .... aku bersalah!” River merengek. “Aku salah, k

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-25
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 701

    Nathan tersenyum tidak berdaya. “Duduk dulu saja,” Nathan mempersilahkan Justin duduk lalu meneruskan berbicara. “Sekarang aku masih tidak memiliki banyak pengalaman, bagaimana bisa memenuhi syarat untuk menjadi Ketua? Apalagi, saat ini aku tidak punya waktu, masih banyak hal yang harus aku tangani.” “Tuan Nathan, di seluruh Agelta dan Northern mana ada orang yang jauh lebih kuat daripada kamu? Meskipun kamu tidak memiliki banyak pengalaman, tapi di dunia bela diri hanya kekuatan yang dihormati. Keluarga Alvaro juga akan memberi dukungan penuh kepada Tuan Nathan untuk menjadi ketua!” Kedatangan Justin kali ini untuk memberi dukungan pada Nathan, karena dengan pengaruh Keluarga Alvaro, dia masih memiliki hak untuk berbicara di Agelta dan Northern. ​“Aku memang masih memiliki banyak hal yang harus ditangani, dan aku tidak berencana menjadi ketua atau apapun itu, aku berharap bisa mencurahkan lebih banyak energi untuk berkultivasi,” Nathan berkata dengan ringan. Mendengar hal itu, Jus

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-25
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 702

    Sama seperti Keluarga Alvaro dari Moniyan, kalau Nathan menjadi ketua, maka Keluarga Alvaro pasti akan mendukung Martial Shrine kedua provinsi itu. “Hadirin sekalian, aku benar-benar tidak punya waktu untuk menjadi ketua, aku berharap kalian menemukan orang bijak lainnya. Namun, sebagai orang dari Kota Vale, aku akan melakukan yang terbaik untuk membantu jika terjadi sesuatu pada Martial Shrine di Agelta dan Northern,” Nathan tetap menolak, apapun yang terjadi dia tidak akan menjabat sebagai ketua, itu akan terlalu membuang waktu dan tenaganya. Selain itu, Nathan adalah seorang kultivator, dia berada di jalan yang berbeda dengan orang-orang dari dunia seni bela diri ini, arah kultivasi mereka juga berbeda. Saat Nathan selesai bicara, tiba-tiba ada suara teriakan yang terdengar marah datang dari luar. “Siapa yang bernama Nathan?!” Teriakan marah itu terdengar seperti petir yang menyambar tanah, mengguncang seluruh rumah dan berdengung, membuat gendang telinga semua orang hampir pe

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-25
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 703

    Ryzen dan Nicole mengikuti dari dua sisi, Sienna serta Justin dan Reus juga mengikuti, dan raut wajah mereka terlihat sangat serius. Setelah mendengar perkataan Nathan, ekspresi semua orang berubah, ternyata pihak lawan mereka adalah seorang penguasa Ingras, pantas saja kekuatannya begitu mengerikan. Tapi Nathan adalah orang yang pernah membunuh penguasa Ingras, Donovan itu juga merupakan seorang penguasa Ingras, dan bukankah dia juga berakhir dibunuh oleh Nathan? Jadi, setelah Nathan keluar, mereka tidak terlalu takut lagi. “Tyan Vito, orang itu adalah Nathan, dia adalah orang yang membunuh putramu Stetsin, wanita di sampingnya adalah Sienna dari Lumina!” Pemuda di samping Vito menunjuk dengan amarah di matanya saat dia melihat Nathan berjalan keluar. Orang ini tidak lain tidak bukan adalah Fletch yang baru saja dikalahkan oleh Nathan. Nathan dihadang oleh Sienna, dan melepaskannya. Tapi orang itu bukannya kabur malah diam-diam pergi memberitahu Vito, dan datang bersama untuk memb

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-25
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 704

    “Tuan Nathan, kami tidak akan pergi, aku akan mengorbankan tulang tuaku ini!” Justin juga berkata dengan tegas. Melihat beberapa orang ini tidak mungkin kabur duluan, Nathan hanya bisa tersenyum pasrah, tapi dalam hati dia merasa tersentuh. “Kalian jangan harap bisa kabur, tidak satupun dari kalian bisa kabur!” Vito sepertinya sudah melihat strategi Nathan, dan mencibir. “Tuan Vito, aku adalah Kepala Keluarga Alvaro dari Moniyan, Justin Alvaro, apakah aku bisa—” Justin belum sempat menyelesaikan perkataannya, tapi Vito sudah mengibaskan tangannya. “Melihat status Keluarga Alvaro, kamu boleh pergi, tapi kalau ingin memohon belas kasihan untuk anak ini? Itu sama sekali tidak mungkin! Walaupun dewa datang, tidak akan bisa menyelamatkannya!” Justin yang mendengarnya seketika wajahnya memerah lalu memucat, pihak lawan sama sekali tidak memberi muka padanya. “Tuan Justin, hidup dan mati belum dipastikan, tidak perlu memohon padanya,” Setelah selesai bicara, pedang Aruna muncul tiba-ti

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-25
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 705

    Pada saat ini, Nathan menunjukkan tanda-tanda kegagalan, kalau mereka tetap tinggal maka mereka akan mati. Dihadapkan dengan kematian, semua orang itu kabur, sejak awal mereka tidak memiliki hubungan dengan Nathan. Alasan mengapa mereka merekomendasikan Nathan menjadi Ketua Martial Shrine, adalah agar mereka bisa mendapatkan manfaat. Sekarang Nathan diburu, mereka saja sudah sulit untuk melindungi diri mereka sendiri, jadi mereka juga tidak perlu memuji Nathan lagi. Orsng-orang itu bergegas melarikan diri, pada akhirnya hanya tersisa Daran dan Wenford, John dari Spiritual Roots dan dua muridnya yang tetap di tempat. Mereka tidak kabur, tapi juga tidak memiliki keberanian untuk menyerang. Karena kekuatan mereka sama sekali tidak cukup untuk bertempur dalam pertempuran seperti ini. Saat ini, Ryzen, Nicole dan Sienna berhadapan dengan Fletch. Meskipun tiga lawan satu, tapi ketiga orang itu sama sekali bukan lawan Fletch. Baru bertemu saja, ketiganya sudah dihempaskan oleh serangan Fle

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-26

Bab terbaru

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 940

    "Kak Nathan!" Abel segera berlari dan memapah Nathan agar berdiri.Nathan menatap Ging dengan sorot mata penuh kemarahan. "Dasar pengecut! Menyerang dari belakang?!" geramnya dam napasnya tersengal, darah mengalir dari sudut bibirnya.Ryuki melangkah cepat ke sisi Ging, menyerahkan gulungan itu kepadanya. Ging perlahan membuka gulungan lukisan itu dengan penuh rasa penasaran. Begitu terbuka, energi spiritual yang begitu murni mengalir keluar, menyelimuti tubuhnya. Sensasi segar menjalar di setiap pori-porinya, membuatnya seolah menyatu dengan kekuatan yang tak terbayangkan.Di dalam lukisan, pemandangan telah berubah. Sebuah kolam teratai terbentang luas, bunga-bunga teratai mekar dengan keanggunan surgawi. Setetes embun jernih menggantung di kelopaknya, memantulkan cahaya yang begitu nyata seakan dia adalah bagian dari dunia ini.Ging terkekeh, matanya berbinar penuh kesenangan. "Lukisan yang indah, luar biasa!"Namun, suara Nathan yang penuh amarah kembali memecah kesunyian. "Kau ma

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 939

    “Hahaha!” Mendengar makian Nathan, semua orang terkejut. Hanya Bachira yang tertawa terbahak-bahak. “Nathan, kau cukup berani! Tidak perlu mendengarkan orang-orang yang sok suci ini.”Raut wajah Ging menjadi sangat jelek, tinjunya mengepal, dan matanya berkedip. “Tuan Muda Ryuki, rebut gulungan itu, dan itu akan menjadi milik Keluarga Zellon.”Ryuki merasakan gelombang kesalahan yang menyelimutinya. “Tuan Ging, Bachira ….”“Tenang saja,” Ging menjawab dengan suara dingin. “Siapa pun yang berani membantu Nathan hari ini, aku akan pastikan dia hancur berkeping-keping!”Begitu kata-kata itu terucap, aura menakutkan mengalir dari tubuh Ging, menyelimuti semua yang ada di sana dengan kegelapan yang mencekam. Raut wajah Bachira berubah, ketakutan menyergapnya. Ledakan aura Ging membuatnya merasa tak berdaya. Dengan kekuatannya saat ini, bahkan ditambah dengan dua puncak penguasa Ingras yang dia bawa, dia tahu bahwa melawan Ging adalah sebuah bunuh diri.Mendengar ancaman Ging, Ryuki merasak

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 938

    Nathan menarik Bachira. “Tuan Bachira, sebaiknya kita berhati-hati. Aku merasa ada sesuatu yang tidak beres di dalam gua ini!”“Nathan, apakah kamu terlalu waspada? Di dalam gua ini tidak ada apa-apa selain peti mati perunggu itu!” Bachira mengamati sekeliling, tidak melihat apapun yang mencurigakan.Namun, saat Nathan ingin menjawab, tiba-tiba muncul beberapa orang dari belakang ruang makam. Mereka adalah Ryuki dan bawahannya yang sudah pergi sebelumnya.Melihat peti mati perunggu di atas, raut wajah Ryuki menunjukkan kegembiraan. “Ternyata di balik ruangan makam ini memang ada sesuatu. Untung saja kita tidak pergi!”Melihat Ryuki kembali, raut wajah Bachira penuh penghinaan. “Kalau bukan karena Nathan, apakah kalian bisa menemukan tempat ini? Dasar tidak berguna!”Kata-kata Bachira membuat raut wajah Ryuki berubah, tetapi dia tidak membalas. Tatapannya langsung melekat pada peti mati perunggu itu. Karena Nathan dan Bachira ada di sini, Ryuki tidak berani mendekati peti mati.Trak! T

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 937

    "Aku baik-baik saja," Nathan tersenyum ringan."Syukurlah! Bocah itu memanfaatkan kondisimu yang terluka untuk mencuri lukisan. Kau telah menerobos ruangan ini dengan susah payah, mana bisa dibiarkan direbut begitu saja!" Bachira menatap Ryuki dengan sinis.Ryuki meradang. "Bachira, jaga ucapanmu! Ini adalah ujian Martial Shrine kami, kau tidak ada hak untuk ikut campur!"Nathan menatap Ryuki dengan dingin. "Baiklah, jika itu aturan kalian, maka sekarang aku akan membawa lukisan ini."Tanpa ragu, Nathan maju dan melepaskan Lukisan Aliran sunyi di hamparan yang Abadi itu.Melihatnya, wajah Ryuki semakin buruk. Namun, dengan kondisi mereka saat ini, tidak ada cara untuk mengalahkan Nathan. Dia tidak menyangka Bachira akan membantu Nathan dan melanggar aturan."Nathan, lebih baik kau serahkan lukisan itu padaku. Jika tidak, kau tidak akan bisa keluar dari makam ini dengan selamat!" Ryuki menatap Nathan dengan penuh kebencian.Nathan tersenyum tipis dan mengulurkan lukisan itu. "Silakan a

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 936

    "Hari ini, aku akan membalaskan dendamku atas tangan yang kau potong!" Jordan mengangkat telapak tangannya yang diselimuti energi pekat. Aura membunuh membara di sekelilingnya.Nathan, tanpa gentar, memapah Abel dengan satu tangan, lalu menyalurkan energi spiritual untuk meredakan sakitnya. Pandangannya kembali ke arah Jordan, matanya kini dingin bak es. "Kau pikir dengan kemampuan selevel itu, kau pantas membalas dendam padaku?" ucap Nathan tenang, tapi penuh ancaman.Jordan mendengus. "Berhenti berpura-pura kuat! Kau sudah sekarat! Satu seranganku akan mengakhirimu!"Tiba-tiba, aura Jordan meledak. Tangannya diselimuti energi mengerikan, dan dengan kecepatan luar biasa, dia kembali melayangkan tinjunya. Kali ini, dia yakin serangannya akan mengakhiri hidup Nathan.Namun ....Nathan menyeringai. Di detik terakhir, telapak tangannya mulai memancarkan cahaya keemasan. "Kau tidak tahu batas kekuatanmu sendiri!" Saat Jordan mendekat, Nathan melayangkan pukulan balasan.BRAKK!Benturan da

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 935

    Bachira menatap Ryuki dengan jijik. “Ryuki, jangan tidak tahu malu. Kalau bukan karena Nathan yang bersikeras menerobos formasi sihir, kalian tidak akan bisa masuk ke sini. Sekarang kamu malah mengambil keuntungan dari bahaya orang lain. Nathan sudah terluka, tapi kamu tetap ingin merebut lukisan ini?”Ryuki menyeringai, matanya menyipit seperti ular siap menerkam. “Bachira, ini adalah pelatihan yang diselenggarakan oleh Martial Shrine. Ini tidak ada hubungannya denganmu, kamu tidak berhak ikut campur. Apa kamu lupa janjimu kepada Tuan Ging saat hendak masuk ke sini?”“Persetan dengan janji itu!” Bachira membentak, suaranya penuh penghinaan. “Aku tidak tahan melihat kelakuanmu. Apa yang bisa kau lakukan?”Mendengar kata-kata Bachira, wajah Ryuki memerah karena marah. “Kamu!” ucapnya dengan suara gemetar, sebelum tiba-tiba melayangkan tamparan penuh energi ke arah Bachira. “Kau …. cari mati! Kalau begitu, aku akan mengabulkan keinginanmu!”Tamparan Ryuki dipenuhi energi dahsyat, mencip

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 934

    Tiba-tiba, teriakan keras memecah keheningan. “Cepat lihat! Lukisannya berubah!”Semua orang bergegas menatap lukisan itu. Pemandangan di dalamnya telah berubah total. Dataran salju dan sungai itu menghilang, digantikan oleh hutan lebat yang dipenuhi hewan-hewan liar. Di mata Nathan, hewan-hewan itu hidup dan berlarian dengan liar, seolah-olah mereka bisa melompat keluar dari lukisan kapan saja.Nathan mengeluarkan kesadaran spiritualnya dan seketika merasa terlempar ke dalam hutan. Binatang-binatang menatapnya dengan waspada, mata mereka menyala seperti bara api, seolah tahu dia bukan bagian dari dunia mereka. Dengan langkah pelan, Nathan menginjak tanah lembut, matanya memindai sekeliling, mencari tempat untuk duduk dan memulihkan diri.Tanpa ragu, Nathan segera mengaktifkan teknik kijutsunya. Energi spiritual mengalir deras ke dalam tubuhnya, bagaikan air bah yang membanjiri sungai kering. Tubuhnya yang kosong kini terisi penuh oleh kekuatan spiritual yang murni dan dahsyat. Aliran

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 933

    Nathan, yang dipapah oleh Abel, melangkah masuk ke dalam ruangan makam itu. Begitu melihat lukisan Aliran sunyi di hamparan yang Abadi untuk pertama kalinya, sekujur tubuhnya langsung membeku, seolah terhipnotis oleh keindahan dan misteri yang terpancar dari kanvas itu.Nathan menatap lukisan itu dengan mata yang tajam, seakan warna pada aliran sungai di dalamnya tampak hidup dan bergerak. Air sungai di dalam lukisan itu seakan mengalir dengan tenang namun mematikan, seakan dunia dalam lukisan itu adalah dunia nyata yang menunggu untuk dijelajahi. Aura yang memancar dari lukisan itu sama dengan yang dirasakan Nathan sebelumnya—sebuah daya tarik misterius yang tak bisa diabaikan, ada sesuatu yang lebih dalam menunggu untuk terungkap.“Sialan!” Abel mengumpat keras, wajahnya dipenuhi kekecewaan dan frustrasi. “Kita sudah menghabiskan begitu banyak tenaga, tapi yang ada cuma sebuah lukisan?”Nathan mengabaikan umpatan Abel, matanya tetap tertancap pada lukisan itu, seolah terikat oleh ke

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 932

    KREEK!Suara retakan itu menggema di udara, dan satu sisik di tubuh Nathan hancur, darah merah mengalir menodai kulitnya yang berkilau. Perlahan, sisik-sisik berwarna emas yang melindungi tubuhnya mulai retak, mengalirkan darah dari luka-luka yang menganga, seolah mengisyaratkan bahwa kekuatan magisnya sedang berada di ambang kehancuran.Mata Nathan menyala merah, seolah terisi oleh lahar kemarahan yang membara. Tekanan yang begitu kuat seakan siap menghancurkannya dalam sekejap. Namun, meski terjepit dalam kegelapan, Nathan terus melangkah maju, meski setiap langkahnya terasa seperti merangkak di atas pecahan kaca. Tak ada jalan kembali; meski harus merangkak, dia akan menembus batas ruangan itu dengan segenap jiwa!BAAM!Tubuh Nathan terhempas ke tanah, marmer keras di bawahnya hancur berkeping-keping. Meskipun terjepit, semangatnya tak pernah padam. Dengan tangan dan kaki yang penuh luka, dia merangkak perlahan, menggertakkan giginya, seolah ingin menghancurkan rasa sakit yang meng

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status