Tanpa mata air, penjaga itu menatap Nathan dengan panik. “Bajingan, apa yang ingin kamu lakukan? Pedang ini adalah milikku, aku menyembunyikannya di sini karena jiwaku sudah rusak, mana boleh kamu merebutnya!”“Karena aku sudah melihatnya, itu artinya aku ditakdirkan untuk memiliki pedang ini, pedang pusaka sebagus ini malah disembunyikan di sini, bukankah ini menyia-nyiakan sumber daya?” Nathan tersenyum dingin.Tidak ada mata air di dalam pelindung ini, penjaga itu tidak akan mempunyai kemampuan untuk bangkit kembali.“Kamu berani merebut pedangku?! Aku akan membunuhmu!” penjaga itu mengamuk dan mengayunkan pedangnya ke arah Nathan.Braaak!Kemudian, Nathan menghancurkannya dengan satu pukulan dan semua tetesan air yang tersebar langsung diserap oleh pelindung itu, dan penjaga itu tidak pernah muncul lagi. Nathan yang melihat itu merasa sangat gembira dan bergegas menuju ke pedang itu. Saat Nathan mendekati pedang itu, tiba-tiba mengeluarkan suara dengungan, dan bilah pedangnya sedi
Di dalam kamar Stetsin, saat ini Stetsin sedang menyaksikan energi spiritual di dalam tubuh Sienna tidak berhenti tersedot ke dalam pusaran, dan hatinya merasa sangat gembira. Tidak lama lagi, dia akan menjadi penguasa Ingras paling muda di dunia bela diri. Meskipun Stetsin kehilangan kemampuannya sebagai seorang pria demi meningkatkan kekuatannya dengan cepat, tapi bagi Stetsin, dia lebih mementingkan kekuatan. Di dunia bela diri, hanya kekuatan yang paling dihormati, dan wanita bukanlah apa-apa.Brak!Tapi pada saat ini, pintu kamar Stetsin tiba-tiba dibuka oleh seseorang dengan cukup kencang.Stetsin yang melihat itu segera melambaikan tangannya, dan menarik kembali pusaran itu lalu memelototi orang yang menerobos masuk. “Bajingan, apa kamu tidak tahu cara mengetuk pintu?” Stetsin mendengus dan menatapnya dengan dingin.“Tuan Muda, gawat! Mata air ajaib, ada yang salah dengan mata air ajaib kita di belakang, saat ini tidak ada setetes air pun di sana!” Utusan itu berkat
“Siapa itu? Siapa yang melakukannya? Apa kalian semua hanya tahu makan dan tidak bisa melakukan apapun?” Stetsin berteriak marah, dan memaki para murid Minoan itu.Tanpa mata air ajaib, apa yang akan dilakukan oleh Minoan di masa depan?“Aku yang melakukannya!” Pada saat ini, suara yang samar terdengar.Semua orang melihat sekeliling dan menemukan Nathan yang sedang menatap semua orang dari Minoan dengan tatapan menghina di atas sebuah batu besar. Sedangkan di samping Nathan, Sienna sedang berdiri dan tatapan matanya penuh dengan amarah, dan melekat pada Stetsin. Lalu semua orang dari Lumina yang diselamatkan oleh Nathan juga berdiri di belakang Nathan.Melihat Sienna dan orang-orang dari Lumina berhasil diselamatkan, Stetsin tercengang sejenak lalu berkata pada Nathan. “Bocah, siapa kamu? Kenapa kamu menghancurkan mata air ajaib Minoan, dan menyelamatkan orang-orang dari Lumina?”“Aku bukan siapa-siapa, hanya saja …. aku tidak suka pada orang sepertimu!” Nathan menyeringai.Stetsin t
“Bajingan, kurangi omong kosongmu! Aku saja rela terpesona, kamu mau menyerang atau tidak? Aku sudah menghancurkan lubang mata air milik Minoan, kamu bahkan tidak berani menyerang?! Berlutut dan bersujudlah padaku, maka aku akan melepaskanmu!” Nathan berkata dengan tidak sabar.Raut wajah Stetsin menjadi dingin, dan dia berkata dengan murung. “Bocah, aku akan membunuhmu!”“Haaaa!”Setelah berkata, Stetsin bergerak ke arah Nathan dalam sekejap dan mengarahkan pukulannya ke arah dada Nathan. Di telapak tangan Stetsin terlihat sebuah cahaya merah yang redup, itu merupakan penggunaan ilmu sihir.Sudut bibir Nathan terangkat, dia tidak bersembunyi atau mengelak, dengan kekuatan Stetsin yang hanya mencapai tahap awal penguasa Ingras, dia tidak akan bisa menghancurkan tubuh Nathan yang kuat.BUGH!Suara hantaman terdengar, telapak tangan Stetsin memukul dada Nathan dengan keras, tapi yang mengejutkan Stetsin adalah pukulannya sama sekali tidak melukai Nathan, bahkan tubuh Nathan tidak berger
PLAK!Di saat bersamaan, Stetsin juga muncul di hadapan Nathan, dan menampar Nathan dengan telapak tangannya.“Teknik pemakan jiwa milikku, kamu tidak akan bisa bertahan!” Mata Stetsin dipenuhi dengan rasa puas, telapak tangannya yang menampar Nathan juga menjadi sangat sembrono.Di matanya, Nathan harus mati, tidak ada orang yang bisa lepas dari serangan teknik pemakan jiwa milikinya.“Hanya mengandalkan ini, kamu juga berani menyebutnya dengan sebutan pemakan jiwa?” Nathan mendengus dingin lalu mengangkat kakinya dan melayangkan tendangan ke arah Stetsin.Bugh!Stetsin sama sekali tidak punya waktu untuk bereaksi, dan ditendang hingga terpental oleh Nathan, tubuhnya yang besar terhempas puluhan meter dan mendarat dengan keras di tanah.“Uhuk!”Stetsin bangkit dari tanah dan menyemburkan seteguk darah, lalu menatap Nathan dengan raut wajah muram.“Sudah terkena serangan teknik pemakan jiwaku, kamu masih bisa menggunakan kekuatan spiritualmu? Ternyata aku memang meremehkanmu, hanya sa
“Apa aku bilang aku akan pergi?” Nathan menatap Stetsin dengan dingin. “Energi spiritual yang ada di tubuhmu juga merupakan sumber daya yang langka bagiku!”“Apa?! Kamu .... juga mempraktikkan—” Stetsin hanya mengucapkan setengah kalimatnya dan menyadari dia hampir saja keceplosan, lalu segera menutup mulutnya dan mengubah kalimatnya. “Kamu juga melakukannya?!”“Cuih! Siapa yang melakukan cara sampah seperti itu?! Aku adalah pria yang normal, hanya saja, teknik yang aku latih juga membutuhkan itu!” Nathan meludah dengan keras.Stetsin menatap Nathan, dia tentu saja tidak akan memberikan energi spiritual di tubuhnya pada Nathan, dia sudah mengumpulkan energi itu selama bertahun-tahun. Jika dia memberikan energi spiritual yang dia serap pada Nathan, maka Stetsin akan menjadi orang tak berguna.“Para murid Minoan, dengarkan perintah, hentikan dia dengan segala cara!” Stetsin tiba-tiba memberi perintah dan dia bangkit berdiri lalu berlari ke arah luar pintu keluar dalam sekejap.Asalkan d
Meskipun saat ini dia sudah tidak memiliki energi spiritual dan tulangnya patah, tapi semangat untuk membalas dendam yang ada di dalam hati Stetsin belum padam, dia akan membalaskan dendam ini cepat atau lambat.“Pergi?” Nathan mencibir. “Apakah aku mengatakan aku akan pergi? Kalau tidak membunuhmu, maka mana sepadan untuk ratusan gadis itu, apakah kamu tahu rasa sakit seperti apa yang akan mereka rasakan jika kamu menyerap energi spiritual mereka?”Nathan berkata lalu mengulurkan tangan kanannya, dan sebuah pedang yang bersinar perlahan muncul di tangan Nathan, bilah pedangnya yang bersinar perlahan berubah menjadi berwarna merah dan darah terlihat mengalir di pedang itu.“Sebuah pedang yang baru aku dapatkan hari ini kebetulan bisa menggunakan darahmu sebagai pengorbanan pedang!” Setelah Nathan selesai bicara, dia mengayunkan Pedang di tangannya, dan sebuah cahaya merah menerjang langit. “Hahahaha!”“Tidak!” Stetsin membelalak dan berteriak dengan keras.Segera, terdengar suara gemu
Hanya saja dia teringat saat dia pergi, Zephir bersama dengan Sarah dan yang lainnya. Secara logika, tidak akan ada masalah, karena dengan kekuatan Zephir, hanya ada beberapa orang di dunia bela diri yang bisa melawannya. Setelah mencari sepanjang hari dan tidak menemukan mereka, Nathan juga tidak bisa menghubungi Zephir, dia berhenti mencari, mungkin saja beberapa orang itu sedang bersama dan tidak akan ada masalah. Tanggal enam akan segera tiba, Nathan harus menenangkan diri untuk berkultivasi, dan kebetulan Jane juga secara pribadi mengantarkan satu mobil batu-batu spiritual.Saat Jane melihat Sienna dan Nathan di villa, dia sedikit heran, karena dia pernah bertemu Sarah dan Beverly, tapi disisi Nathan kembali muncul seorang wanita cantik, dan tatapan mata Jane sedikit berubah. “Wah …. tidak disangka, Tuan Nathan, kamu adalah seorang pria yang penuh gairah, banyak sekali wanita cantik di sisimu, ya?” Jane berkata pada Nathan dengan penuh kecemburuan.“Nona Jane, kamu salah paham, d
"Aku datang untuk membicarakan bisnis," suara yang dingin dan tajam itu mengalun, mengiris ketegangan yang ada. Sosok itu muncul perlahan di balik kabut yang mengalir, seolah-olah ia adalah bayangan yang datang dari masa depan."Tuan .… Nathan?" Sentinel berbisik, matanya terbelalak. Wajahnya yang penuh kekesalan berubah menjadi penuh harapan. "Kamu .... datang pada waktu yang tepat," katanya terbata-bata. Seolah-olah nyawanya baru saja digenggam oleh malaikat maut, dan sekarang ada yang datang untuk menyelamatkannya.Nathan melangkah maju, langkahnya penuh ketenangan yang aneh di tengah huru-hara. "Aku hanya datang untuk urusan yang sedikit lebih mendesak," dia menatap Vinsen dan pengikutnya tanpa rasa takut. "Kalian harus menunda niat buruk kalian untuk sementara.""Siapa kau?" tanya Vinsen, nada suaranya bergetar sedikit, meskipun ia berusaha keras menahan ketegangan.Nathan mengangkat bahu sedikit, senyum tipis menghiasi wajahnya. "Aku hanya orang yang kebetulan datang di saat yan
“Adik kedua?” Sentinel tercengang. “Rivaldo?! Kenapa kau kembali?”Tapi Rivaldo tak menjawab, dia langsung berdiri di depan Vinsen dan membungkuk hormat. “Tuan Muda Vinsen.”Vinsen meliriknya. “Kalau aku serahkan posisi kepala keluarga padamu, apa yang akan kau lakukan?”“Dengan senang hati,” kata Rivaldo sambil tersenyum licik. “Aku akan serahkan seluruh kekayaan Keluarga Hufai kepada Keluarga Montrogami. Bahkan kami bersedia menjadi keluarga afiliasi.”Sentinel terpaku, dunia seakan runtuh di sekelilingnya. “Rivaldo …. kau—”Rivaldo menatapnya dengan dendam yang dipendam lama. “Kau sudah hidup bergelimang kekayaan selama bertahun-tahun! Aku? Aku hanya manajer biasa, hidup pas-pasan!” teriaknya. “Aku juga ingin jadi kepala keluarga! Aku juga ingin punya istri banyak, pesta tiap malam!”"Dasar bajingan!" teriak Sentinel, suaranya penuh amarah. "Aku bangun semuanya dari kegelapan ini, takkan pernah aku menyerahkannya padamu!"Setelah berkata demikian, amarah yang sudah lama dipendam ol
“Bagaimana kalau kita undang Kelompok bayangan?” tanya Rogue cepat-cepat.“Tak berguna!” dengus Sentinel. “Mereka bukan tandingan para puncak penguasa Ingras!”Rogue mulai panik. “Kalau begitu, apa yang harus kita lakukan? Banyak orang mulai melarikan diri! Mereka takut, Tuan Besar!”Namun tiba-tiba, wajah Sentinel berubah. Alisnya mengendur, seolah teringat sesuatu. “Benar juga… Bukankah ada sepasang pria dan wanita yang pernah datang bersama Tuan Zayn? Aku ingat, mereka sangat kuat. Mereka bawahan Tuan Nathan, dan aku rasa mereka juga seorang puncak penguasa Ingras!”Maksud Sentinel tentu saja adalah Ryzen dan Nicole, yang pernah beberapa kali datang bersama barang antik dari Kota Vale. “Tapi, mereka hanya berdua, Tuan,” kata Rogue ragu. “Apa mereka cukup kuat melawan tiga puncak penguasa Ingras sekaligus?”“Masalah nanti urusan nanti!” tegas Sentinel. “Kita undang mereka dulu. Kalau perlu, panggil juga Tuan Nathan!”Sentinel segera mengeluarkan ponselnya untuk menelepon.Namun tepa
Nathan berdiri membeku sejenak, memandang kerumunan di sekelilingnya. Mereka mengira dia pulang sebagai pahlawan, padahal dia datang untuk bersembunyi.Wajahnya mengeras. “Ryzen, bubarkan semuanya sekarang juga!”Tanpa menunggu reaksi, Nathan melangkah cepat ke arah mobil. Ryzen langsung memberi aba-aba pada anak buahnya, dan kerumunan pun mulai mundur.Zayn dan Kevin ikut masuk ke dalam mobil. Di dalam keheningan itu, mereka hanya menatap Nathan, tak mengucapkan sepatah kata pun, namun sorot mata mereka berkata banyak.Nathan mendesah pelan. "Aku tahu kalian ingin tahu tentang Sarah dan Beverly."Maka Nathan pun menjelaskan semuanya tentang pengejaran, tentang Sarah yang ditahan Martial Shrine, dan tentang betapa rumit situasinya kini.Raut wajah Kevin berubah drastis. “Nathan, kenapa semua ini bisa terjadi?”Nathan menunduk. “Paman Kevin, ada hal-hal yang memang harus aku lakukan, walau risikonya besar.”Dia tidak ingin semuanya menjadi seperti ini. Tapi ibu kandungnya masih berada
“Aku tidak hanya menginginkan menara itu,” suara Gill menukik tajam, tatapannya menyala penuh keserakahan. “Aku tahu kau menyimpan banyak harta karun. Serahkan semuanya, mungkin aku akan mempertimbangkan untuk membiarkanmu hidup.”Nathan menyipitkan mata. “Begitu rupanya .…”Gill tak sekadar mengincar kekuatan, dia menginginkan segalanya.Matanya menyapu sekeliling. Jalan keluar tak mungkin dia tempuh secara frontal. Tapi, dia menoleh ke belakang, menara itu kini hanya bangunan kosong. Segel telah hilang dan itu bisa jadi jalan keluar. Tanpa berkata sepatah kata pun, Nathan membalikkan badan dan melesat masuk ke dalam menara.“Jangan biarkan dia kabur!” teriak Gill.BRAK! BRAK! BRAK!Nathan tak peduli. Dengan kekuatan penuh, dia menghantam dinding sisi timur menara.Batu-batu beterbangan. Dinding hancur, menciptakan celah besar. Dalam sekejap, Nathan menerobos keluar dan meledak ke udara, memusatkan kekuatan spiritual di kakinya dan melarikan diri dengan kecepatan penuh.Gill memaki k
Kata-kata itu menusuk benak Nathan seperti panah yang melesat dari masa lalu. Dia memandangi naga emas yang mengelilinginya, meliuk seperti nyala api dari langit, namun tak satu pun gerakannya bisa dia kendalikan. Dia bahkan tak tahu kapan naga itu muncul.‘Apakah .... ayahku seekor naga?’ pikirnya, setengah cemas, setengah terpukau.Ingatannya terlempar ke Pulau Draken, saat naga Yin yang terkenal ganas justru menyerah tanpa perlawanan, memberikan batu mata naganya seolah tunduk. Saat itu, Nathan mengira dia hanya beruntung. Tapi sekarang ….“Mungkinkah darah mereka mengalir dalam tubuhku?” dia memandang pria tua itu, matanya dipenuhi gejolak. “Senior, apa maksudmu dengan Putra Naga? Siapa aku sebenarnya? Apakah aku anak dari seekor naga?”Untuk sesaat, kesunyian menggantung di antara mereka seperti kabut tebal.Pria tua itu menatapnya dan hanya tersenyum tipis, seakan tahu betapa hancurnya fondasi hidup Nathan saat ini diguncang oleh satu pertanyaan. “Kamu akan tahu,” katanya lembut
Tinju dilayangkan, dentuman maha dahsyat mengguncang dinding batu. Retakan halus menjalar seperti jaring laba-laba di sekeliling pintu. Ledakan suara menampar lorong, bergema seperti auman raksasa purba yang terbangun.Di luar menara, Gill berdiri di antara reruntuhan dan kabut gelap dengan wajah terperangah."Apa yang dia lakukan di dalam?! Seperti sedang merobohkan seluruh fondasi!""Tuanku," Hago menimpali, wajahnya pucat diterpa kilatan petir dari langit kelam. "Sepertinya Nathan ingin menghancurkan menara ini. Dia tidak bisa memilikinya, jadi takkan membiarkan kita menyentuhnya."Gill mengepalkan pedangnya, aura hitam mulai berputar di sekeliling tubuhnya. "Kalau begitu, kita masuk sekarang sebelum dia menghancurkan semuanya!"Di dalam menara, Nathan sudah melayangkan pukulan kedelapan. Nafasnya berat, telapak tangannya mulai berdarah. Namun pintu perunggu tetap berdiri abadi dan dingin seperti batu nisan zaman kuno."Apa ini semacam kunci jiwa?" gumamnya sambil menatap tinjunya
Sementara itu, di dalam.Klik~Bunyi halus terdengar dari dalam pintu perunggu. Simbol-simbol di permukaannya mulai menyala, satu per satu, seperti barisan bintang yang diaktifkan.Nathan membuka mata, apasnya tercekat. “Pintu itu .… merespon!”Bzzzzhh!Perlahan, pintu perunggu terbuka, bukan ke dalam atau ke luar, melainkan menghilang ke dalam cahaya seperti menguap ke dimensi lain. Di balik pintu itu, terdapat tangga spiral yang turun jauh ke dalam perut menara. Udara dari bawah terasa dingin, seperti embusan napas dari dunia lain.Nathan menggigit bibirnya, dia tahu ini satu-satunya harapannya untuk menyelamatkan menara atau memperoleh kekuatan baru untuk menghadapi Gill dan orang-orang keluarga Wilford. Tanpa ragu, Nathan melangkah masuk dan mulai menuruni tangga. Pandangan Nathan menyapu sekeliling ruang menara.“Menara ini bukan tempat biasa.”Bentuk dan ukurannya, pancaran energi spiritual yang terus mengalir terlalu misterius.“Mungkinkah ini sebenarnya senjata sihir? Atau, wa
Nathan tersenyum tipis. Tapi senyuman itu tidak membawa kehangatan, itu adalah senyuman milik seseorang yang telah membuat keputusan. “Bukan gertakan,” bisiknya dingin. “Itu adalah nisan yang baru saja kau gali sendiri.”Gill menatap Nathan dengan pandangan tajam, senyum sinis masih menempel di wajahnya. “Kau terlalu percaya diri.”Swosshh~Dalam sekejap, tubuh Gill menghilang dari tempatnya, melesat seperti bayangan! Nathan tak bergerak, matanya hanya menyipit sepersekian detik sebelum serangan.Slashh!Sebuah pukulan meluncur dari arah kiri, cepat dan berat seperti meteor. Tapi Nathan memiringkan tubuhnya hanya setipis helai rambut, menghindari serangan itu tanpa panik. Bugh!Siku Nathan melesat balas ke arah dada Gill dengan kecepatan tak kasat mata. Gill mengebloknya dengan lengan kiri, suara benturan tulang beradu terdengar nyaring di udara malam.Bugh! Bugh! Bugh!Serangan demi serangan saling beradu, tinju, siku, tendangan, sapuan kaki. Setiap benturan menghasilkan gelombang u