Nicole sudah mendengar tentang kabarnya seorang Pemimpin baru Dragnows. Karena bagaimanapun, sebelum Marcel menghilang, dia menyampaikan kepada seluruh Divisi Dragnows, bahwa pemimpin baru mereka—Ace—akan segera hadir. Jadi, saat dia bertemu sosok pria yang menggunakan cincin bertahtakan naga, dia sudah mengetahui dengan jelas. Bahwa Nathan merupakan pemimpin barunya.Karena Nathan sudah tahu sejak awal, jadi dia tidak merasa heran dan hanya tersenyum. “Bangunlah!”Nicole bangkit berdiri dan menunggu instruksi Nathan dengan wajah penuh hormat.“Tidak perlu begitu formal, duduklah!” Nathan melambaikan tangannya pada Nicole.Kemudian, Nicole duduk di hadapan Nathan, dan Nathan sendiri menuangkan segelas anggur untuk Nicole.“Tuan Ace, entah hal apa yang tiba-tiba membawamu datang ke Kota Boulmer, dan bahkan sampai mengunjungi Klan Kaiju?” Nicole bertanya dengan kebingungan.“Kedatanganku ke Kota Boulmer karena ada orang yang memaksaku, dan aku datang mencarimu hanya karena mendengar ten
Melihat Nicole yang memuji dirinya, Nathan lalu tersenyum. “Kalau aku memerlukan bantuan Klan Kaiju, aku pasti akan menghubungimu. Namun, perlu kamu ingat, sekarang, identitasku masih belum boleh diungkapkan, oleh karena itu saat berada diluar cukup panggil aku Tuan Nathan saja!” “Baik!” Nicole mengangguk. Setelah berbincang dengan Nicole, Nathan bersiap pulang, kalau tidak Beverly pasti akan sangat khawatir. Saat Nathan dan Nicole berjalan keluar dari bar, orang-orang disekitar yang sudah dijaga ketat oleh anggota Klan Kaiju langsung berkerumun, saat melihat Nicole keluar, Zeno bergegas menghampiri. “Nona, Anda tidak apa-apa?” “Minggir!” Nicole mendorong Zeno lalu berkata dengan penuh hormat kepada Nathan. “Tuan Nathan, silahkan!” Nathan mengangguk kecil dan berjalan keluar dari bar, melihat Nicole yang bersikap hormat kepada Nathan, semua orang tercengang, terutama Zeno. “Seluruh anggota Klan Kaiju, dengarkan perintah!” Nicole tiba-tiba berteriak. Brak! Brak! Brak!
Mendengar teriakan itu, Nathan terkejut, dan melirik dua pria itu sekilas, dua pria itu juga bertukar pandang. Salah satu di antara mereka tiba-tiba melayangkan tendangan ke arah Nathan. “Hati-hati, mereka utusan Keluarga Zatulini!” Beverly memperingatkan Nathan. Dan saat pria lainnya yang menahan Beverly melihat itu, dia mengulurkan tangannya dan memukuli bagian belakang kepala Beverly dan membuat Beverly pingsan. Seketika, dua orang pria itu menerjang ke arah Nathan bersamaan. Tatapan Nathan menjadi dingin dan langsung menyambut mereka, dia mengulurkan kedua tangannya untuk meraih pergelangan tangan pria itu, dan kedua pria itu seketika terhenti. “A-apa?!” Ekspresi kedua pria itu menunjukkan ketakutan, meskipun mereka berdua tidak termasuk ahli bela diri di Keluarga Zatulini, tapi kalau mereka berdua menggabungkan kekuatan, mereka bahkan bisa bertarung dengan ahli kekuatan batin. Saat menghadapi Nathan, kedua orang itu langsung dikendalikan dan hal ini membuat kedua pria itu
Setelah Barnett keluar, dia bergegas menuju kamar William, saat itu William sedang menunggu kabar dengan gelisah. “Barnett, bagaimana? Kapan Georgy akan membuat pbat itu?” Melihat Barnett sudah kembali, William bergegas bertanya. “Tuan Besar, Tuan Georgy berkata, setelah bahan obat untuk Desa Kastiya disiapkan, dia baru akan membuat obat itu!” Jawab Barnett. “Sialan, orang-orang ini benar-benar waspada!” William tidak bisa menahan diri untuk tidak mengumpat, lalu berkata pada Barnett. “Bagaimana persiapan bahan-bahannya?” “Tuan Besar, yang diinginkan oleh Desa Kastiya adalah bahan obat yang berusia di atas ratusan tahun, harganya sangat mahal, aku sudah berulang kali bernegosiasi dengan Unique Care. Tapi, harganya tidak bisa ditawar lagi. Aku khawatir, seluruh bahan obat ini akan menelan biaya puluhan triliun!” Barnett berkata dengan serba salah. William mengernyitkan keningnya, lalu berpikir sejenak. “Kumpulkan semua dana, lalu jual semua bisnis milik Keluarga Juventus!" di
Nathan menyetir meninggalkan Keluarga Zatulini, dan bersiap kembali ke rumah Beverly. Namun, saat belum bergerak jauh, dia menyadari sudah ada dua mobil yang mengikutinya dari belakang. “Pergerakan Keluarga Zatulini cepat juga!” Nathan menyeringai dan langsung menghentikan mobilnya di pinggir jalan. Dia tidak mau kabur, dan tidak perlu kabur, pertarungan dengan Keluarga Zatulini tidak bisa dihindari. Saat mobil Nathan baru berhenti, dua mobil itu langsung berhenti di depannya, dan empat orang yang berbadan kekar turun dari mobil yang ada di belakang dan bergegas menuju mobil yang ada di depan dan membukakan pintu dengan penuh hormat. Saat pintu terbuka, seorang pria paruh baya berjanggut berusia lima puluh tahunan yang memakai setelan bela diri berjalan turun. Nathan mengernyitkan keningnya saat melihat orang-orang ini, dan mereka tidak tampak seperti orang dari Keluarga Zatulini. “Master, kakak seperguruan Fiel dibunuh olehnya!” Saat itu, seorang pria kekar menunjuk Nat
"Hari ini …. aku akan membiarkanmu merasakan rasanya—” Nathan berbalik dan menatap Mathew dengan dingin. “Hentikan!” Dan pada saat yang bersamaan, beberapa mobil melaju dengan kencang, dan saat mobil berhenti, Beverly berlari turun dari mobil dan berteriak. Di belakangnya Raj beserta belasan detektif dari kepolisian bergegas keluar dari mobil. Melihat Beverly tiba, Nathan menghentikan kekuatan intimidasinya, Mathew merasakan tekanannya berkurang dan dia melangkah mundur beberapa langkah. “Nathan, kamu tidak apa-apa kan?” Beverly bertanya pada Nathan dengan panik. “Aku? Tentu saja, aku tidak apa-apa!” Nathan menggelengkan kepalanya dan bertanya kembali dengan penasaran. “Kenapa kamu kemari?” Beverly melirik Nathan dan mengeluh. “Setelah aku sadar, aku tidak menemukanmu serta kedua orang dari Keluarga Zatulini. Aku, aku takut kamu akan pergi ke Keluarga Zatulini untuk membuat onar. Jadi, aku bergegas menghubungi Tuan Raj dan bersiap pergi menyelamatkanmu!” Nathan mel
“Tuan Raj, hari ini, aku sangat berterima kasih kepadamu!” Nathan berkata pada Raj. Tidak peduli bagaimana pun, Raj sudah membelanya hari ini. “Tidak perlu sungkan, aku tidak melakukan apapun, karena sudah tidak ada masalah, kalau begitu aku pergi dulu!” Raj tersenyum canggung dan membawa orang-orangnya pergi. Pada saat itu, dalam hati Raj hanya dipenuhi oleh ketidakberdayaan, dia tiba-tiba menyadari kalau dirinya sebaiknya tidak ikut campur dalam masalah Nathan. Awalnya, dia mengira Nathan tidak berdaya, dan tadi dia masih berniat menyuruh Nathan meminta maaf kepada Mathew. Tapi melihat situasi saat ini, entah semenakutkan apa kekuatan yang ada di belakang Nathan? Bahkan, Nicole yang merupakan pemimpin Klan Kaiju saja begitu sungkan terhadapnya. Saat itujuga, Raj tiba-tiba menyadari kalau dalam seluruh permasalahan ini, dirinya adalah orang yang paling tidak memiliki kekuatan. Setelah kejadian itu berkahir, Nicole membawa kembali anak buahnya. Dan Nathan kembal ke kediama
Keesokan harinya, William mengajukan saran untuk mengadakan pertemuan Martial Shrine. Hanya salah satu dari empat ketua yang bisa mengajukan pertemuan Martial Shrine dan itu juga membutuhkan persetujuan dari tiga ketua lainnya. Dengan begini, pertemuan Martial Shrine baru bisa diadakan. Setelah William mengajukannya, ketiga ketua lainnya tidak keberatan dan pertemuan Martial Shrine akan dilaksanakan di pinggiran Kota Boulmer. Dan di tempat diadakannya pertemuan, empat buah kursi yang diukir dari kayu berlapis emas ditempatkan dan itu adalah tempat dimana empat ketua Martial Shrine akan duduk. Pada saat siang hari, lebih dari lima puluh keluarga dengan kekuatan bela diri dan sekolah seni bela diri juga turut serta menghadiri pertemuan Martial Shrine. Para keluarga serta sekolah seni bela diri ini merupakan anggota Martial Shrine. Dan setelah orang-orang itu menunggu lebih dari setengah jam, empat ketua akhirnya tiba. Dari kiri ke kanan, ada William dari Keluarga Zatulini, Alfred da
"Sialan!" Kaidar mengumpat, tangan yang menggenggam pedang mulai berkeringat.Di atas sana, tubuh Naga Yang bergetar sejenak, dan dalam satu hentakan, pedang Kaidar terlempar begitu saja dari tubuhnya. Seiring dengan itu, tekanan yang tak terbayangkan menyapu tempat itu, menekan semua yang ada di bawahnya.Langit dan bumi seolah melebur menjadi satu di bawah kekuatan Naga Yang.BAM! BAAM!Seperti boneka rapuh, Kaidar dan Ramos jatuh tersungkur ke tanah, tak mampu bergerak. Otot-otot mereka berteriak dalam penderitaan, seakan gravitasi dunia berlipat ganda menekan tubuh mereka hingga nyaris remuk.Di tengah kepanikan itu, Nathan mencoba bertahan. Aura emas melingkupi tubuhnya, berkedip-kedip seperti api kecil di tengah badai. Namun meski dia berjuang, perlahan-lahan cahaya itu meredup, lalu menghilang. Nathan tersungkur, lututnya menghantam tanah, dadanya naik turun dengan napas yang terengah-engah.Di dalam tubuhnya, batu mata naga dari Naga Yin bergetar hebat, seperti beresonansi den
Tak lama kemudian, Ramos berteriak. “Tuan Muda Kaidar, anak itu akan kabur!”Namun, Kaidar sudah selangkah lebih maju. Dengan cekatan, dia mengeluarkan sebuah jaring perak yang berkilauan. “Formasi sutra!” gumamnya, melemparkan senjata mistis itu ke udara. Dalam sekejap, jaring tersebut melebar, menyelimuti Nathan dengan keanggunan mematikan.Nathan terdiam, tak menyangka akan terjebak begitu saja. Di ujung kesadarannya, dia memunculkan pedang Aruna yang kini menyala dengan api biru membara. Dengan tekad yang tersisa, dia menebas jaring itu, tapi suara benturan keras, kilatan api, dan dentingan logam membuktikan keajaiban senjata Kaidar tak mudah ditaklukkan.Dalam beberapa detik yang mencekam, tubuh Nathan hampir sepenuhnya terbungkus. Setiap upayanya melawan keajaiban formasi sutra itu tampak sia-sia, meski dia meronta sekuat tenaga.“Tak perlu lagi berjuang, Nathan!” kata Kaidar dengan senyum puas. “Formasi sutra ini adalah senjata ajaib yang bahkan seorang Sovereign takkan mampu b
Kaidar menyipitkan mata, lalu menjawab dengan datar. “Kami sedang mencari keberadaan naga Yin. Setelah kamu menyerap esensi Batu Mata Naga dari naga Yang, seluruh pulau pun berubah. Naga Yin pun menghilang. Sekarang, kami ingin menemukannya dan merebut Batu Mata Naganya!”Nathan terdiam sejenak sebelum berkata. “Jadi, kamu memintaku datang ke sini untuk membantu menghadapi naga Yin? Padahal, Keluarga Winaya punya banyak ahli, kekuatan mereka jauh melampauiku.”Secara logika, untuk menghadapi naga Yin, tidak perlu melibatkan Nathan. Bahkan lelaki tua bungkuk yang selalu mengikut Kaidar saja sudah mencapai tahap Villain, jauh lebih kuat daripada Nathan. Nathan pun menyadari bahwa sebenarnya dia dijadikan umpan.“Kalian kira hanya mengandalkan kalian berdua sudah cukup untuk menghentikanku?” kata Nathan, suaranya mulai berubah saat aura kekuatannya meningkat.Kaidar tertawa terbahak-bahak dan menatap Ramos. “Lakukanlah!”Ramos mengangguk, lalu mulai melafalkan mantra dengan nada serius.
Tak lama setelah sambutan itu, sebuah vas kaca setinggi lebih dari seorang manusia dengan pola berbunga yang anggun dibawa ke panggung. Saat itu, mata Zayn langsung menyala. Dalam satu ronde pertarungan sengit di antara penawaran, Zayn berhasil memenangkan vas itu dengan harga mencapai 200 juta. Ronde demi ronde berlangsung, barang kedua, ketiga, dan seterusnya sampai Zayn tak mampu menahan kegembiraannya dan mulai menawar dengan semangat seperti orang gila.Penawarannya yang agresif membuat mata Zayn bahkan mulai merah, dan suasana ruangan pun dipenuhi sorak-sorai kekaguman. Bahkan para hadirin kaya yang hadir pun terlihat terpesona, begitu pula Kaidar yang tampak terkejut.Sentinel yang duduk di baris depan tak bisa menyembunyikan tatapan tajam penuh perhitungan kepada Zayn.“Sungguh, kakek, sudah cukup! Berapa banyak yang telah kau habiskan? Uang yang Nathan berikan sudah lenyap semua,” ujar Beverly dengan segera sambil menarik sudut baju Zayn.Terpana oleh teguran Beverly, Zayn te
Nathan kini mulai mengagumi pemilik kapal pesiar mewah itu dengan tatapan kagum. Rombongan mereka dipandu oleh pelayan, hingga tiba di lokasi pelelangan yang sudah dipadati oleh para kolektor kaya. Suasana penuh kemewahan dan eksklusivitas jelas terpancar, di mana yang memiliki uang banyak berarti juga kemampuan untuk berinvestasi pada barang antik yang bernilai tinggi.Karena aturan pelelangan, setiap peserta harus menyetor uang jaminan terlebih dahulu. Tanpa ragu, Zayn pun menyetor lima ratus juta rupiah, lalu kerumunan itu pun melangkah masuk ke ruang pelelangan. Setelah menemukan area yang relatif terpencil, semua peserta duduk menanti dimulainya lelang.Nathan memperhatikan dengan seksama, Kaidar dan Ramos pun telah hadir, meski mereka memilih duduk agak jauh darinya.Sementara itu, Zayn tampak sangat gembira, terus menggosok telapak tangannya sambil berbisik kepada Kevin. “Kalau nanti ada barang bagus dan uangku belum mencukupi, dukunglah aku, ya!”Kevin pun menanggapi dengan se
“Tuan Muda Kaidar, jangan khawatir. Begitu Nathan tiba di Pulau Draken, naga Yin pasti akan muncul. Tubuh Nathan menyimpan Batu Mata Naga dari naga Yang, sementara naga Yin kini berada dalam kondisi terlemah. Asal kita kalahkan naga Yin dan ambil Batu Mata Naga miliknya, lalu singkirkan Nathan untuk merebut Batu Mata Naga dari naga Yang, menyatukan kedua batu itu, maka kekuatan tak terkalahkan akan terlahir!”Ramos menambahkan dengan nada penuh keyakinan. “Banyak keluarga menganggap batu itu tak berguna, tanpa tahu bahwa penyatuannya adalah kunci segalanya. Tuan Muda Kaidar, bayangkan jika kau menterap kedua batu itu, kekuatannmu akan melesat ke tahap Villain yang tak tertandingi!” Tatapan Ramos menyala, menyampaikan ambisi yang membara.Mendengar itu, Kaidar tertawa terbahak. “Hahaha …. begitu aku menguasai Batu Mata Naga dan mencapai tahap Villain, aku akan pastikan Keluarga Herton mendapat tempat layak di Kota Moniyan!”“Terima kasih, Tuan Muda Kaidar!” balas Ramos dengan hormat, m
Nathan, meskipun terlihat kaku, menyapa mereka dengan suara berat. “Tak kusangka bertemu di sini. Semalam, kami kebetulan bertemu dengan Beverly, dan kini, tampaknya takdir mempertemukan kita lagi,” ucap Zayn dengan nada terkejut namun hangat.Di antara percakapan yang canggung namun penuh makna, jelas bahwa perjalanan hari itu tidak hanya tentang perjalanan ke dermaga atau kapal pesiar mewah, melainkan tentang pertemuan kembali, janji yang tak terucapkan, dan benih-benih konflik yang perlahan mulai tumbuh.“Tuan Nathan, mengapa kamu dan Nona Beverly bisa berada di Pulau Draken tanpa didampingi?” tanya Ryzen dengan nada bingung.Nathan terdiam sejenak, terpana menghadapi pertanyaan itu. “Sebenarnya, aku datang sendiri, tanpa sepengetahuanku bahwa Beverly juga ikut,” jawabnya dengan nada ragu.Beverly kemudian menyahut. “Aku tiba diam-diam, tanpa sepengetahuan Nathan!” Mendengar itu, wajah Nathan semakin memucat, sementara matanya menyiratkan kebingungan yang mendalam.Tak lama kemudi
Di lantai depan hotel, ketika Beverly tengah mengurus administrasi check-in, terdengar panggilan lembut dari balik keramaian. Beverly menoleh dan mendapati Zayn—sang kakek—menghampirinya dengan senyum hangat.“Kakek? Kenapa kamu di sini?” seru Beverly, mendekat dan memeluknya dengan erat.“Aku dengar tentang tempat wisata baru di Kota Mantik—Pulau Draken. Empat musim yang seakan musim semi abadi dan pemandangan yang menakjubkan membuatku tak tahan tinggal di Kota Vale. Aku pun mengajak Kevin untuk berjalan-jalan,” jelas Zayn sambil terkekeh ringan.Tak lama kemudian, suara Kevin bergabung dalam percakapan, diikuti oleh Ryzen dan Nichole yang tampak pulih dari cederanya.“Nona Beverly, bagaimana kabarmu?” sapa mereka dengan penuh kehangatan.Beverly tersenyum, meski dalam hatinya ada kekhawatiran. “Aku hanya ingin melihat-lihat, karena aku dengar Nathan dan yang lainnya tidak ikut serta kali ini.”Rasa heran menggelayuti Zayn. “Apa maksudmu? Apakah ada perselisihan antara kamu dan Nat
Di luar, di gang sempit di samping Martial Shrine, suasana berubah menjadi tegang. Kaidar menatap Nathan dengan tatapan campur aduk antara kekhawatiran dan ejekan ringan. “Ingat, besok kau harus menepati janjimu padaku!” ucapnya sebelum menghilang dalam bayang-bayang malam.Nathan pun terdiam, berdiri terpaku selama setengah jam sebelum melangkahkan kakinya untuk kemabli ke kepolisian. Setiap langkah kakinya seakan terbebani oleh keraguan dan beban rasa bersalah atas Sarah yang kini terkurung di balik jeruji besi Martial Shrine. Kepulangannya ke markas kepolisian disambut oleh tanya cemas Milan. “Tuan Nathan, apakah Nona Sarah sudah aman?”Dengan suara serak, Nathan mengangguk. “Ya!” meski hatinya hancur melihat kekangan yang menimpa wanita yang dicintainya.Tak lama kemudian, Beverly muncul dengan langkah cepat. “Nathan, apakah Sarah dalam keadaan baik?” tanyanya, matanya memancarkan keprihatinan mendalam.Nathan, yang masih tersisa bara amarah atas kekejaman Martial Shrine, hanya b