Share

Bab 257

Author: Imgnmln
last update Last Updated: 2024-06-18 19:34:10

Pada saat itu, di benak Nathan sudah terpikirkan satu orang, namun karena belum memiliki bukti, Nathan juga tidak berani memberi komentar.

“Tuan Zayn tenang saja, aku sudah meminta Departemen Investigasi untuk memeriksa, tidak lama lagi kita akan tahu siapa pembunuhnya!” Martin juga berkata dengan wajah sedih.

“Tuan Martin, minta semua orang untuk berhenti menyelidiki masalah ini, ada beberapa masalah yang tidak akan bisa diselidiki oleh orang biasa, masalah ini serahkan saja kepadaku!” Nathan tahu kalau ini bukan perbuatan yang dilakukan oleh orang biasa.

Martin seketika tercengang dan setelah menatap Nathan dia menganggukkan kepalanya. “Baik, kalau begitu aku akan menyuruh mereka untuk bubar!”

Tepat ketika Martin selesai berbicara, ada suara keras di luar. Nathan dan yang lainnya bergegas keluar, dan saat tiba di depan pintu Klan Noxious, mereka melihat Erickson yang basah kuyup sedang berunding dengan para polisi.

“Biarkan dia masuk!" Bentak Nathan.

Beberapa polisi itu tercen
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 258

    Saat ini, di dalam Klan Prodigy, beberapa murid yang berwajah sangar sedang menyapu seluruh kuil dengan malas, murid-murid yang ada disini adalah pembunuh yang kejam, mereka diburu dan berakhir bersembunyi disini dan menjadi murid dari Klan Prodigy. ​ Sedangkan di aula utama, ada seseorang yang mengenakan jubah dengan tulisan Prodigy. Orang ini adalah Howard, penguasa Klan Prodigy saat ini, dia juga merupakan orang yang dikatakan oleh Erickson sebagai adik seperguruan yang berkhianat, dan guru dari Edrick. Ini seharusnya waktu untuk ibadah pagi, tapi Howard malah tidak fokus, dia menajamkan telinganya dan diam-diam mendengarkan gerakan dari belakang aula. Di ruangan belakang aula utama, Jansen yang sudah tua dan berjanggut menatap Prisly yang berada di ranjang dengan tatapan garang. Dia merupakan Ketua dari Klan Prodigy sesungguhnya. Prisly menyusutkan tubuhnya dan matanya menatap monster buas yang ada di hadapannya dengan ketakutan. Semalam, dia yang baru selesai makan dan hendak

    Last Updated : 2024-06-18
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 259

    “Halangi dia!” raung Howard dan bergrgas ingin menghalangi Nathan. “Pengkhianat, hari ini aku akan menghabisi kalian semua!” Erickson melambaikan tangannya, seketika sebuah tongkat munvul di tangannya, dia mengarahkan Tongkat itu ke arah Howard. "Thorn table!" Tiba-tiba, sebuah lingkaran mengelilingi Howard dan murid-muridnya. Howard dan Erickson bertarung dengan hebat, Tongkat yang digunakan oleh Erickson memiliki sisi-sisi yang berduri dan ujung yang runcing, dia menyebutnya Tongkat Thorn. Brak! Nathan bergegas menerjang ke aula utama dan menendang pintu kayu ruangan yang ada di belakang aula utama. Pintu kayu itu hancur, dan Nathan melihat seorang pria tua yang berjanggut sedang menekan tubuh Prisly di atas dan tubuh Prisly hanya terbalut oleh pakaian dalam. Jansen yang mendengar ada suara segera membalikkan tubuhnya dan saat dia melihat ada seorang pemuda asing, dia sedikit bingung. “Kak Nathan, tolong, tolong aku ….” Saat ini Prisly juga melihat Nathan dan berusaha berteria

    Last Updated : 2024-06-19
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 260

    “Paman!” Melihat Erickson, Prisly seketika berteriak dan air mata tidak berhenti mengalir dari matanya. Ayah kandungnya sudah meninggal, sekarang hanya Erickson lah satu-satunya keluarganya. Mendengar teriakan Prisly, Erickson menoleh dan melihat bahwa Prisly baik-baik saja, dia merasa senang. ​ Sedangkan Howard yang melihat Nathan serta Prisly berdiri bersama merasakan perasaan tidak enak dalam hatinya. Jleb! Dan saat dia melihat Erickson sedang tidak fokus, Howard menikam Erickson dengan pedangnya dan bersiap kabur. Erickson sudah mengayunkan Tongkat Thornnya ke arah Howard, tapi dia selangkah terlambat. Pedang itu menembus perutnya, darah mengalir dengan deras membasahi baju dan pedang itu. “Tidak!” Prisly berteriak kaget saat melihat Howard menikam Erickson dengan pedangnya. Mata Nathan menyipit, dengan jentikan jarinya, kilatan cahaya putih melesat dengan keras dan mengenai lengan Howard. Sebuah lubang darah muncul, dan pedang di tangan Howard jatuh ke tanah. Bugh! "Uhuk

    Last Updated : 2024-06-19
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 261

    Hotel Ikari, Kota Takari. Sarah menatap Ryzen dengan aneh dan bertanya. “Ryzen, katakan dengan jujur, kemana Nathan, dan apa yang dia lakukan?” “Nona Sarah, aku benar-benar tidak tahu, Tuan Nathan mengatakan ada urusan mendesak dan langsung pergi!” Ryzen berkata dengan tidak berdaya. “Dia sudah pergi semalam, dan belum kembali sampai sekarang, di telepon juga tidak diangkat, apakah terjadi sesuatu?” raut wajah Sarah terlihat cemas. “Aku rasa, dia tidak mungkin pergi mencari gadis lain, kan? Pria kaya dan tampan sepertinya tidak mungkin hanya memiliki seorang wanita!” Shilpy yang berada di samping tersenyum jahil. “Shilpy, jangan bicara sembarangan, aku rasa Nathan bukan pria seperti itu!” Saat itu, Sherly menepuk Shilpy pelan agar dia tidak berbicara sembarangan. Saat ini sikap Sherly terhadap Nathan sudah berubah 180 derajat, seorang pria yang memiliki kekuatan sehebat itu, tapi terus menyembunyikannya, tidak mungkin akan jatuh pada godaan wanita lain dengan mudah. “Aku juga m

    Last Updated : 2024-06-20
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 262

    “A-aku tidak tahu, k-kudengar, dia sudah pergi dari Kota Takari!” Gilbert gemetar hebat dan berkata dengan terbata-bata. “Sudah pergi?” Henry mengernyitkan keningnya lalu melihat ke arah Sarah dan dua wanita lainnya lalu bertanya dengan dingin. “Di antara kalian bertiga, siapa yang namanya Sarah?” Tiga wanita itu seketika ketakutan dan tidak ada yang berani berbicara. Mereka tahu jelas apa alasan Henry mencari Sarah. “Tidak mau bicara, ya? Kalau tidak mau bicara, aku akan menelanjangi kalian bertiga,” Mata Henry melebar, tubuhnya dipenuhi hawa nafsu. Ketiga wanita itu berpelukan erat, ingin mengandalkan satu sama lain untuk memberi rasa aman kepada diri mereka sendiri. Tapi saat ini mereka bertiga tidak lagi bisa memberi rasa aman kepada satu sama lain. “Dasar sampah! Beraninya menggertak wanita?” Ryzen yang tersungkur di lantai melihat Sarah dan yang lainnya ketakutan, dua berteriak marah. "Lawanmu adalah aku!" Henry tidak memperdulikan Ryzen, dia memberi isyarat kepada beberap

    Last Updated : 2024-06-20
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 263

    Pada saat itu, Sarah dan yang lainnya menatap Ryzen yang sekarat dan bersimbah darah tak berdaya. “Ambulas! Panggil ambulans!” Shilpy melihat Ryzen yang terluka parah berkata dengan kaget. “B-baik!" Gilbert mengangguk dan bergegas mengeluarkan ponselnya.. “Tidak perlu,” Ryzen mengangkat tangannya dengan lemah untuk menghentikan Gilbert, dia berkata dengan susah payah. “Tuan Nathan akan segera kemari, biar dia saja yang menyembuhkanku!” Meskipun Ryzen terluka parah tapi pikirannya masih jernih. Dia tahu kalau dirinya dibawa ke rumah sakit, dia pasti akan dioperasi, lalu tulang-tulangnya akan disambung dan darahnya akan diambil, itu akan melukai vitalitasnya. Seseorang yang berlatih bela diri paling tabu kalau tubuh mereka disentuh oleh pisau, kalau Nathan datang dia pasti akan memikirkan cara untuk menyembuhkannya dan tidak perlu dioperasi “Dia? Apa Kak Nathan memiliki keterampilan medis?” Shilpy berkata dengan kaget. “Dia bisa, saat kesehatan ayahku dalam bahaya, Nathan-lah yan

    Last Updated : 2024-06-20
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 264

    “Tenang saja, orang yang bisa membunuhku masih belum lahir!” Nathan tersenyum pada Sarah lalu berkata pada Ryzen. “Kumpulkan semua orang dari Nocturnal, dan jangan buat kesalahan!”“Baik, mengerti!” Ryzen mengangguk dan pergi ke belakang untuk menelpon!”Setelah Nathan menghibur Sarah, dia pergi meninggalkan hotel dan bersiap pergi ke Kota Boulmer untuk menyelamatkan Sherly.Setelah berjalan keluar dari hotel, senyuman di wajah Nathan menghilang, dan digantikan dengan raut wajah dingin dan penuh aura membunuh. Orang-orang yang berjalan di tepi jalan semua dapat merasakan suhu udara seolah turun.***Kota Boulmer, kediaman Juventus.Santos melihat Henry membawa pulang seorang wanita dan seketika tidak tahu harus sedih atau senang.“Paman, kamu menangkap orang yang salah, aku tidak kenal wanita ini, dia bukan Sarah!” Santos berkata dengan pasrah.“Salah menangkap orang?” Henry tercengang dan agak bingung. “Dia mengatakan dia adalah Sarah, bagaimana bisa salah?”Henry berkata sambil meli

    Last Updated : 2024-06-21
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 265

    Saat itu, Santos sedang berada di dalam kamar, Sherly sedang berbaring di atas ranjang tanpa mengucapkan sepatah katapun, air matanya sudah membasahi selimut di atas ranjang namun dia tidak berani berkata-kata. Santos menatap Sherly dengan bersemangat, dan kedua tangannya perlahan-lahan membuka kancing baju Sherly.Mata Santos memerah saat kulit putih Sherly terekspos. “Sesuai ekspektasiku!” Santos menjilat bibirnya dan air liurnya yang hampir mengalir keluar.Santos yang sudah tidak sabar langsung melemparkan dirinya ke tubuh Sherly. Sherly mengigit bibirnya dan memalingkan kepalanya ke samping, air matanya bagaikan sungai yang tidak berhenti mengalir.Brak!Pada saat itu pintu kamar Santos dibuka dengan keras oleh seseorang.Santos terkejut dan raut wajahnya menjadi dingin. “Sialan, siapa yang tidak tahu cara mengetuk pintu, cari mati ya?!”Santos baru saja selesai mengumpat dan saat berbalik dia melihat ibunya sendiri sedang berjalan masuk, dia seketika kaget dan segera bangkit dar

    Last Updated : 2024-06-21

Latest chapter

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 992

    "Sialan!" Kaidar mengumpat, tangan yang menggenggam pedang mulai berkeringat.Di atas sana, tubuh Naga Yang bergetar sejenak, dan dalam satu hentakan, pedang Kaidar terlempar begitu saja dari tubuhnya. Seiring dengan itu, tekanan yang tak terbayangkan menyapu tempat itu, menekan semua yang ada di bawahnya.Langit dan bumi seolah melebur menjadi satu di bawah kekuatan Naga Yang.BAM! BAAM!Seperti boneka rapuh, Kaidar dan Ramos jatuh tersungkur ke tanah, tak mampu bergerak. Otot-otot mereka berteriak dalam penderitaan, seakan gravitasi dunia berlipat ganda menekan tubuh mereka hingga nyaris remuk.Di tengah kepanikan itu, Nathan mencoba bertahan. Aura emas melingkupi tubuhnya, berkedip-kedip seperti api kecil di tengah badai. Namun meski dia berjuang, perlahan-lahan cahaya itu meredup, lalu menghilang. Nathan tersungkur, lututnya menghantam tanah, dadanya naik turun dengan napas yang terengah-engah.Di dalam tubuhnya, batu mata naga dari Naga Yin bergetar hebat, seperti beresonansi den

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 991

    Tak lama kemudian, Ramos berteriak. “Tuan Muda Kaidar, anak itu akan kabur!”Namun, Kaidar sudah selangkah lebih maju. Dengan cekatan, dia mengeluarkan sebuah jaring perak yang berkilauan. “Formasi sutra!” gumamnya, melemparkan senjata mistis itu ke udara. Dalam sekejap, jaring tersebut melebar, menyelimuti Nathan dengan keanggunan mematikan.Nathan terdiam, tak menyangka akan terjebak begitu saja. Di ujung kesadarannya, dia memunculkan pedang Aruna yang kini menyala dengan api biru membara. Dengan tekad yang tersisa, dia menebas jaring itu, tapi suara benturan keras, kilatan api, dan dentingan logam membuktikan keajaiban senjata Kaidar tak mudah ditaklukkan.Dalam beberapa detik yang mencekam, tubuh Nathan hampir sepenuhnya terbungkus. Setiap upayanya melawan keajaiban formasi sutra itu tampak sia-sia, meski dia meronta sekuat tenaga.“Tak perlu lagi berjuang, Nathan!” kata Kaidar dengan senyum puas. “Formasi sutra ini adalah senjata ajaib yang bahkan seorang Sovereign takkan mampu b

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 990

    Kaidar menyipitkan mata, lalu menjawab dengan datar. “Kami sedang mencari keberadaan naga Yin. Setelah kamu menyerap esensi Batu Mata Naga dari naga Yang, seluruh pulau pun berubah. Naga Yin pun menghilang. Sekarang, kami ingin menemukannya dan merebut Batu Mata Naganya!”Nathan terdiam sejenak sebelum berkata. “Jadi, kamu memintaku datang ke sini untuk membantu menghadapi naga Yin? Padahal, Keluarga Winaya punya banyak ahli, kekuatan mereka jauh melampauiku.”Secara logika, untuk menghadapi naga Yin, tidak perlu melibatkan Nathan. Bahkan lelaki tua bungkuk yang selalu mengikut Kaidar saja sudah mencapai tahap Villain, jauh lebih kuat daripada Nathan. Nathan pun menyadari bahwa sebenarnya dia dijadikan umpan.“Kalian kira hanya mengandalkan kalian berdua sudah cukup untuk menghentikanku?” kata Nathan, suaranya mulai berubah saat aura kekuatannya meningkat.Kaidar tertawa terbahak-bahak dan menatap Ramos. “Lakukanlah!”Ramos mengangguk, lalu mulai melafalkan mantra dengan nada serius.

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 989

    Tak lama setelah sambutan itu, sebuah vas kaca setinggi lebih dari seorang manusia dengan pola berbunga yang anggun dibawa ke panggung. Saat itu, mata Zayn langsung menyala. Dalam satu ronde pertarungan sengit di antara penawaran, Zayn berhasil memenangkan vas itu dengan harga mencapai 200 juta. Ronde demi ronde berlangsung, barang kedua, ketiga, dan seterusnya sampai Zayn tak mampu menahan kegembiraannya dan mulai menawar dengan semangat seperti orang gila.Penawarannya yang agresif membuat mata Zayn bahkan mulai merah, dan suasana ruangan pun dipenuhi sorak-sorai kekaguman. Bahkan para hadirin kaya yang hadir pun terlihat terpesona, begitu pula Kaidar yang tampak terkejut.Sentinel yang duduk di baris depan tak bisa menyembunyikan tatapan tajam penuh perhitungan kepada Zayn.“Sungguh, kakek, sudah cukup! Berapa banyak yang telah kau habiskan? Uang yang Nathan berikan sudah lenyap semua,” ujar Beverly dengan segera sambil menarik sudut baju Zayn.Terpana oleh teguran Beverly, Zayn ter

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 988

    Nathan kini mulai mengagumi pemilik kapal pesiar mewah itu dengan tatapan kagum. Rombongan mereka dipandu oleh pelayan, hingga tiba di lokasi pelelangan yang sudah dipadati oleh para kolektor kaya. Suasana penuh kemewahan dan eksklusivitas jelas terpancar, di mana yang memiliki uang banyak berarti juga kemampuan untuk berinvestasi pada barang antik yang bernilai tinggi.Karena aturan pelelangan, setiap peserta harus menyetor uang jaminan terlebih dahulu. Tanpa ragu, Zayn pun menyetor lima ratus juta rupiah, lalu kerumunan itu pun melangkah masuk ke ruang pelelangan. Setelah menemukan area yang relatif terpencil, semua peserta duduk menanti dimulainya lelang.Nathan memperhatikan dengan seksama, Kaidar dan Ramos pun telah hadir, meski mereka memilih duduk agak jauh darinya.Sementara itu, Zayn tampak sangat gembira, terus menggosok telapak tangannya sambil berbisik kepada Kevin. “Kalau nanti ada barang bagus dan uangku belum mencukupi, dukunglah aku, ya!”Kevin pun menanggapi dengan se

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 987

    “Tuan Muda Kaidar, jangan khawatir. Begitu Nathan tiba di Pulau Draken, naga Yin pasti akan muncul. Tubuh Nathan menyimpan Batu Mata Naga dari naga Yang, sementara naga Yin kini berada dalam kondisi terlemah. Asal kita kalahkan naga Yin dan ambil Batu Mata Naga miliknya, lalu singkirkan Nathan untuk merebut Batu Mata Naga dari naga Yang, menyatukan kedua batu itu, maka kekuatan tak terkalahkan akan terlahir!”Ramos menambahkan dengan nada penuh keyakinan. “Banyak keluarga menganggap batu itu tak berguna, tanpa tahu bahwa penyatuannya adalah kunci segalanya. Tuan Muda Kaidar, bayangkan jika kau menterap kedua batu itu, kekuatannmu akan melesat ke tahap Villain yang tak tertandingi!” Tatapan Ramos menyala, menyampaikan ambisi yang membara.Mendengar itu, Kaidar tertawa terbahak. “Hahaha …. begitu aku menguasai Batu Mata Naga dan mencapai tahap Villain, aku akan pastikan Keluarga Herton mendapat tempat layak di Kota Moniyan!”“Terima kasih, Tuan Muda Kaidar!” balas Ramos dengan hormat, m

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 986

    Nathan, meskipun terlihat kaku, menyapa mereka dengan suara berat. “Tak kusangka bertemu di sini. Semalam, kami kebetulan bertemu dengan Beverly, dan kini, tampaknya takdir mempertemukan kita lagi,” ucap Zayn dengan nada terkejut namun hangat.Di antara percakapan yang canggung namun penuh makna, jelas bahwa perjalanan hari itu tidak hanya tentang perjalanan ke dermaga atau kapal pesiar mewah, melainkan tentang pertemuan kembali, janji yang tak terucapkan, dan benih-benih konflik yang perlahan mulai tumbuh.“Tuan Nathan, mengapa kamu dan Nona Beverly bisa berada di Pulau Draken tanpa didampingi?” tanya Ryzen dengan nada bingung.Nathan terdiam sejenak, terpana menghadapi pertanyaan itu. “Sebenarnya, aku datang sendiri, tanpa sepengetahuanku bahwa Beverly juga ikut,” jawabnya dengan nada ragu.Beverly kemudian menyahut. “Aku tiba diam-diam, tanpa sepengetahuan Nathan!” Mendengar itu, wajah Nathan semakin memucat, sementara matanya menyiratkan kebingungan yang mendalam.Tak lama kemudi

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 985

    Di lantai depan hotel, ketika Beverly tengah mengurus administrasi check-in, terdengar panggilan lembut dari balik keramaian. Beverly menoleh dan mendapati Zayn—sang kakek—menghampirinya dengan senyum hangat.“Kakek? Kenapa kamu di sini?” seru Beverly, mendekat dan memeluknya dengan erat.“Aku dengar tentang tempat wisata baru di Kota Mantik—Pulau Draken. Empat musim yang seakan musim semi abadi dan pemandangan yang menakjubkan membuatku tak tahan tinggal di Kota Vale. Aku pun mengajak Kevin untuk berjalan-jalan,” jelas Zayn sambil terkekeh ringan.Tak lama kemudian, suara Kevin bergabung dalam percakapan, diikuti oleh Ryzen dan Nichole yang tampak pulih dari cederanya.“Nona Beverly, bagaimana kabarmu?” sapa mereka dengan penuh kehangatan.Beverly tersenyum, meski dalam hatinya ada kekhawatiran. “Aku hanya ingin melihat-lihat, karena aku dengar Nathan dan yang lainnya tidak ikut serta kali ini.”Rasa heran menggelayuti Zayn. “Apa maksudmu? Apakah ada perselisihan antara kamu dan Nat

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 984

    Di luar, di gang sempit di samping Martial Shrine, suasana berubah menjadi tegang. Kaidar menatap Nathan dengan tatapan campur aduk antara kekhawatiran dan ejekan ringan. “Ingat, besok kau harus menepati janjimu padaku!” ucapnya sebelum menghilang dalam bayang-bayang malam.Nathan pun terdiam, berdiri terpaku selama setengah jam sebelum melangkahkan kakinya untuk kemabli ke kepolisian. Setiap langkah kakinya seakan terbebani oleh keraguan dan beban rasa bersalah atas Sarah yang kini terkurung di balik jeruji besi Martial Shrine. Kepulangannya ke markas kepolisian disambut oleh tanya cemas Milan. “Tuan Nathan, apakah Nona Sarah sudah aman?”Dengan suara serak, Nathan mengangguk. “Ya!” meski hatinya hancur melihat kekangan yang menimpa wanita yang dicintainya.Tak lama kemudian, Beverly muncul dengan langkah cepat. “Nathan, apakah Sarah dalam keadaan baik?” tanyanya, matanya memancarkan keprihatinan mendalam.Nathan, yang masih tersisa bara amarah atas kekejaman Martial Shrine, hanya b

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status