Share

Bab 24

Penulis: Imgnmln
last update Terakhir Diperbarui: 2024-02-17 11:36:44

“Nona Sarah?” Nathan terkejut saat mendengar suara itu.

“Ah ….” Sarah memutar bola matanya. “Jangan terus menerus memanggilku dengan sebutan Nona, cukup panggil namaku, Sarah.”

“Baru saja, petugas keamanan disini menelponku, katanya datang seorang pria dengan keluarganya membawa barang-barang dan menunjukan sebuah kunci,” ujarnya tersenyum menatap Nathan. “Aku takut dia mempersulitmu, sehingga aku segera datang kemari.”

Nathan yang melihat Sarah menyempatkan diri untuk segera kemari merasa terharu . “Tidak apa-apa, hanya kesalah pahaman, sudah dijelaskan juga, tapi sebenarnya …. Aku perlu bantuanmu.”

“Bantuanku? Tentu, selama aku bisa membantumu,” Sarah mengangguk.

“Aku memberitahu orang tua ku kalau rumah ini dipinjamkan kepadaku. Dan kebetulan sekali kamu datang, bantu aku meyakinkan orang tuaku! Kalau rumah ini kamu pinjamkan kepadaku, aku harus menyimpan banyak rahasia disini ….” Nathan berbisik.

“Ahh …, itu mudah sekali,” Sarah tersenyum dan melangkahkan kakinya ke dalam villa se
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 25

    “Nathan, Sarah lumayan juga, dari suaranya saja, dia terdengar seperti Nona Muda dari keluarga kaya. Hebatnya lagi, dia sama sekali tidak sombong dan arogan, kamu harus berusaha keras!” Setelah Sarah pulang, Maria berkata pada Nathan.“Hah? Ma, jangan berbicara omong kosong, kami hanya teman biasa!” Nathan berkata dengan pasrah.“Nathan, Papa setuju dengan Mamamu, berusahalah lebih keras, aku ini tidak pernah salah menilai orang!” Saat itu, David juga ikut menimpali.Perlu diketahui kalau David tidak pernah membahas masalah seperti ini dengan Nathan, sepertinya kali ini dia benar-benar menyukai Sarah, dan merasa kalau Sarah tidaklah buruk dan akhirnya dia membujuk Nathan.“Sudah, kalian ga perlu memikirkan itu, istirahat saja dulu, ya,” ujar Nathan dengan pasrah dan berjalan menuju kamar tidur.Setelah masuk ke dalam kamar, Nathan tidak langsung tidur, dia duduk bersila sambil memejamkan kedua matanya, telunjuk dan ibu jarinya membentuk huruf O dan memfokuskan konsentrasinya. Energi s

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-17
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 26

    Melihat Nathan yang berpakaian rapi keluar dari dalam kamar, David pun bertanya. “Nak, kamu mau kemana?”Terlihat tatapan mata yang khawatir dari David, dia takut anaknya bertemu lagi dengan Sherly dan teman-temannya itu. “Pa, aku ingin berkeliling sebentar,” jawab Nathan dengan tatapan yang datar.Melihat tatapan ayahnya yang curiga, Nathan tersenyum dengan tenang. “Aku ingin berkeliling di daerah Villa ini, siapa tahu aku menemukan sebuah toko obat yang bisa menyembuhkan mata ibu dengan cepat.”“Aku pergi dulu,” ujarnya seraya melangkahkan kakinya meninggalkan Villa itu.Di saat Nathan sedang berjalan menuju gerbang, Nathan melihat sosok pria yang familiar sedang berdiri bersama dengan lima anak buahnya. Terlihat dari tatapan mata pria itu, mereka sedang menunggunya dan tentu saja ingin mencari masalah.‘Kenapa hidupku selalu saja penuh masalah?’ gerutu Nathan dalam hati. ‘Menyebalkan.’Melihat pandangan Nathan yang menjengkelkan, Fadlan langsung berseru. “Akhirnya …. Aku sudah men

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-18
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 27

    Nathan menghela napas, tahu bahwa sulit bagi Fadlan untuk percaya. Di mata pria tersebut, dirinya hanyalah seorang napi, sedangkan Sherly adalah wanita yang dicintai Fadlan.Kalau Fadlan tidak percaya, Nathan juga tidak rugi, melainkan Fadlan sendiri. Yang jelas, Nathan tidak memiliki dendam dengan Fadlan dan tidak ingin memperpanjang masalah di antara mereka. Lagi pula, mereka sama-sama korban manipulasi Sherly. "Percaya atau tidak, itu urusanmu. Aku tidak peduli,” ucap Nathan pada akhirnya seiring dia berjalan melewati sosok Fadlan yang masih membeku di tempat. Dia menepuk pundak Fadlan pelan. “Namun, satu saranku … berhati-hatilah agar kamu tidak menjadi korban selanjutnya.”***Pasar antik Kota Vale.Nathan meregangkan tubuhnya, pria itu merasa sangat lelah setelah bertemu dengan berbagai masalah kemarin. Pasar antik ini adalah pasar barang antik terbesar yang ada di kota Vale, banyak pecinta barang antik akan datang kemari untuk berbelanja. Kios-kios memenuhi kedua sisi jalan,

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-18
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 28

    “A-Apa itu?”Keterkejutan menyelimuti orang-orang yang berada di dalam toko itu. Mereka melihat Nathan yang mengambil sebuah cincin dengan ukiran naga yang bersinar dari dalam kotak itu.“Sebuah cincin?”“Aku merasakan sebuah aura yang menakjubkan mengelilingi pria itu!” seru seorang ahli bela diri yang tiba-tiba bersuara dari belakang kerumunan orang-orang.Orang-orang yang mendengar itu terkejut, Nathan yang mendengar kehebohan para penonton, membuang kotak besi itu. Lalu menelitik cincin itu dengan seksama. ‘Bagus! Dengan energi spiritual ini, akan mampu mempercepat penyembuhan Mama,” gumamnya dengan semangat.“Jangan-jangan, dia memang sudah tahu bahwa di dalamnya terdapat benda yang bersejarah!”“Benar, dia sepertinya tidak sembarangan membeli barang, melainkan mengetahui isinya!”Mendengar orang-orang terus membicarakannya, Nathan segera memasukkan cincin itu ke dalam sakunya. Dan disaat Nathan memasukkan batu giok itu kedalam saku, dan berniat pergi, pemilik toko itu tiba-tiba

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-19
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 29

    “Baik!”Melihat para pria bertubuh besar itu melesat ke arahnya, Nayhan menghela napas dengan frustrasi. ‘Tidak bisakah orang-orang di kota ini berhenti melakukan hal konyol seperti ini berulang kali. Aku mulai bosan menghadapinya ….’ Kemudian, Nathan mengangkat tangannya.BUGH! PLAK! BRAK!“Ahh!”Seketika, lima pria besar itu tersungkur di lantai dengan wajah dan tubuh penuh dengan memar. Nathan yang berada di hadapan mereka hanya berdiri dengan wajah bosan.Dengan manik hitamnya, Nathan menatap sang pemilik toko. “Kalau tidak ada hal lain, aku pergl dulu.”“Bocah, kamu cari mati!” Selesai berkata, pemilik toko itu langsung melayangkan tinjunya pada Nathan.Hwooosssh!Suara angin menderu, pemilik toko itu terlihat jelas berlatih bela diri, kalau tidak kekuatan dan kecepatannya tidak akan seperti ini. Tapi setelah dipikir, masuk akal juga, kalau tidak mempunyai kemampuan mana bisa membuka toko untuk menipu orang. Nathan mendengus, dia membalikkan badannya dan mengulurkan tangannya le

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-19
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 30

    “Mencuri?” Nathan terkejut saat mendengar ucapan pemilik toko itu. “Jelas-jelas aku sudah membelinya darimu.”"Omong kosong! Sedari awal aku ingin memberikan cincin itu untuk Tuan Ryzen, tapi kamu mencurinya dariku!" elak pemilik toko itu seraya menatap wajah pria di hadapannya yang terkejut.Mendengar pemilik toko itu membicarakan sebuah cincin bertahtakan ukiran naga, Hengky Permana—anggota Nocturnal sekaligus bawahan Ryzen Amadeus—terdiam di tempat dengan ekspresi wajah yang terkejut.“Cincin dengan ukiran naga?!” mata Hengky bersinar. “Bocah, dimana cincin itu? Aku ingin melihatnya“Kamu, bawahannya Ryzen?” Nathan bertanya pada Hengky.“Bajingan, kamu kira nama Tuan Ryzen boleh kamu panggil sesuka hatimu?” pemilik toko itu berusaha bangkit dan menunjuk Nathan. “Tuan Hengky adalah murid terbaik Tuan Ryzen, dia yang mengatur keamanan di sini.”Nathan tidak memperdulikan pemilik toko itu, dan menatap Hengky lalu menunjukkan cincin yang diberikan oleh Marcel. “Apa kamu tahu cincin ini

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-20
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 31

    “Kita akan pergi ke istana awan, Tuan,” Di dalam mobil, Ryzen memperkenalkan sedikit kepada Nathan.“Istana awan?” Nathan mengerutkan keningnya saat mendengar itu, “Memangnya ada? Siapa yang tinggal di sana?”“Tuan Zayn Floyd, dia pernah menjadi pejabat pemerintah provinsi yang sekarang sudah pensiun,” jawab Ryzen yang kemudian berkata. “Setelah pensiun, Tuan Zayn membangun sebuah Villa di pegunungan yang indah di kota Vale,dan kemudian menikmati hari-hari pensiunnya disana. Dan dia mempunyai hobi untuk mengoleksi barang antik.”Tak lama kemudian, mobil itu berhenti di depan sebuah Villa di atas gunung dengan pemandangan awan mengelilinginya. Melihat mobil datang, seorang pelayan bergegas menghampiri, dan berbisik beberapa kata dengan Ryzen, dan bergegas lari kembali ke dalam rumah.‘Tempat ini … aura barang antik berharga sangat kental di sini,’ batin Nathan dengan mata menelisik. Dari luar saja, sudah terlihat banyak sekali patung-patung dan guci yang berumur ribuan tahun. Bahkan

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-22
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 32

    “Ada apa? Apakah kamu melihat kursi naga itu bukan seperti kursi biasa?” terlihat rasa bangga di wajah Zayn dan berkata. “Kursi ini dikirim dari luar negri dengan harga yang cukup mahal, konon katanya, kursi ini pernah diduduki oleh kaisar Qing.”Zayn meraba tangan kursi naga itu dengan lembut, terlihat bahwa dia sangat menyukainya.Kursi naga itu adalah simbol status. Jika duduk di atas itu maka tubuh kita akan terasa sangat berwibawa. Meskipun barang antik Zayn sangat banyak, tetapi kursi naga ini adalah barang favoritnya. Hampir setiap hari dia duduk di atas kursi itu, dan merasakan martabat bak dewa.“Tuan Zayn, aku menyarankan kamu sebaiknya untuk membakar kursi naga itu, bisa saja kamu akan hidup lebih lama!” Nathan berkata kepada Zayn.“Apa maksud kamu?” Zayn mengerutkan alisnya. “Bocah sepertimu, apakah kamu sedang mengutukku untuk mati?” dengus Zayn marah.Jika bukan karena melihat adanya Ryzen, Nathan bahkan tidak pantas untuk masuk ke dalam kediaman Zayn. Bagaimana mungkin

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-23

Bab terbaru

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 985

    Di lantai depan hotel, ketika Beverly tengah mengurus administrasi check-in, terdengar panggilan lembut dari balik keramaian. Beverly menoleh dan mendapati Zayn—sang kakek—menghampirinya dengan senyum hangat.“Kakek? Kenapa kamu di sini?” seru Beverly, mendekat dan memeluknya dengan erat.“Aku dengar tentang tempat wisata baru di Kota Mantik—Pulau Draken. Empat musim yang seakan musim semi abadi dan pemandangan yang menakjubkan membuatku tak tahan tinggal di Kota Vale. Aku pun mengajak Kevin untuk berjalan-jalan,” jelas Zayn sambil terkekeh ringan.Tak lama kemudian, suara Kevin bergabung dalam percakapan, diikuti oleh Ryzen dan Nichole yang tampak pulih dari cederanya.“Nona Beverly, bagaimana kabarmu?” sapa mereka dengan penuh kehangatan.Beverly tersenyum, meski dalam hatinya ada kekhawatiran. “Aku hanya ingin melihat-lihat, karena aku dengar Nathan dan yang lainnya tidak ikut serta kali ini.”Rasa heran menggelayuti Zayn. “Apa maksudmu? Apakah ada perselisihan antara kamu dan Nat

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 984

    Di luar, di gang sempit di samping Martial Shrine, suasana berubah menjadi tegang. Kaidar menatap Nathan dengan tatapan campur aduk antara kekhawatiran dan ejekan ringan. “Ingat, besok kau harus menepati janjimu padaku!” ucapnya sebelum menghilang dalam bayang-bayang malam.Nathan pun terdiam, berdiri terpaku selama setengah jam sebelum melangkahkan kakinya untuk kemabli ke kepolisian. Setiap langkah kakinya seakan terbebani oleh keraguan dan beban rasa bersalah atas Sarah yang kini terkurung di balik jeruji besi Martial Shrine. Kepulangannya ke markas kepolisian disambut oleh tanya cemas Milan. “Tuan Nathan, apakah Nona Sarah sudah aman?”Dengan suara serak, Nathan mengangguk. “Ya!” meski hatinya hancur melihat kekangan yang menimpa wanita yang dicintainya.Tak lama kemudian, Beverly muncul dengan langkah cepat. “Nathan, apakah Sarah dalam keadaan baik?” tanyanya, matanya memancarkan keprihatinan mendalam.Nathan, yang masih tersisa bara amarah atas kekejaman Martial Shrine, hanya b

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 983

    “Kita hanya punya waktu tiga menit. Cepat, ruangannya ada di ujung sana!” peringatan Kaidar menggema, menyatu dengan desiran napas Nathan yang semakin cepat.Dengan langkah tergesa, Nathan berlari menuju sel paling ujung. Di balik pintu jeruji, pandangannya bertemu dengan sosok yang membuat seluruh tubuhnya tersentak: Sarah, terbaring di ranjang dengan fasilitas mewah yang tak seharusnya ada di penjara bawah tanah.“Sarah!” teriak Nathan, suaranya penuh kelegaan dan harapan.Mendengar panggilannya, Sarah melompat dari ranjang dan segera meraih tangan Nathan dengan erat, senyuman cemas tersamar di wajahnya. “Bagaimana bisa kamu masuk ke sini?” tanyanya dengan penuh kekaguman dan kekhawatiran, meski rasa lega karena melihatnya selamat mulai muncul.“Aku dibawa oleh seseorang,” jawab Nathan singkat, menahan diri dari mengungkapkan terlalu banyak agar tidak membuat Sarah khawatir. Namun, mata Nathan berkilau dengan aura membunuh yang hampir tak terselubungi, seolah mengancam.“Sial, auram

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 982

    “Bayarannya, kamu harus menemani kami ke pulau Draken!” ujar Kaidar, suaranya berubah datar namun penuh misteri.Nathan tercengang, dia tak pernah menyangka bayaran yang diminta setinggi itu. “Pergi ke pulau Draken?” tanya Nathan, nada suaranya mengandung keheranan. “Naga Yang dan naga Yin di sana telah melewati masa kemunculan, dan aku telah menaklukkan naga Yang. Batu mata naganya kini milikku. Lantas, untuk apa kita kembali ke sana?”Kaidar menatap tajam, tak mau menunda lagi. “Kamu tak perlu tahu seluk-beluknya. Cukup jawab, bersedia atau tidak! Ingat, kekuatan kalian di sini masih jauh dari puncak. Kalau kalian menyerangku, aku tidak akan menahan diri.”Dalam sekejap, bayangan kekuatan beberapa sosok seorang puncak penguasa Ingras tingkat akhir, dan Ramos yang setidaknya berada pada tahap puncak penguasa Ingras tingkat akhir, menyeruak dalam pikiran Nathan. Dia sadar betul bahwa melawan mereka bukanlah pilihan.“Tenanglah, hanya aku dan Tuan Ramos yang akan ikut. Jika kelak kami

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 981

    “Kedatanganku kali ini bukan untuk mengganggumu, melainkan untuk membantumu,” jawab Kaidar sambil tersenyum samar, seakan mencoba menenangkan ketegangan yang mulai terasa.“Membantuku? Bagaimana caramu?” Nathan mengernyit, waspada.Baru saja Bachira datang dengan peringatan, dan kehadiran Kaidar terasa terlalu kebetulan.“Saudara Nathan, aku sudah berjalan jauh. Bukankah lebih baik berbicara di tempat yang nyaman daripada di halaman terbuka?” ujar Kaidar, seraya melangkah masuk bersama rombongannya ke dalam kamar Nathan.Begitu memasuki ruangan, mata Kaidar langsung tertuju pada lukisan aliran sunyi di hamparan yang abadi. Tatapan yang tadinya ramah berubah menjadi penuh keserakahan. Merasakan bahaya, Nathan segera menyembunyikan lukisan itu ke dalam cincin ruang yang dikenakannya.Kaidar menatap cincin ruang tersebut dengan mata yang semakin menyala."Tuan Muda Kaidar, apakah kamu tidak ingin memperkenalkan rombonganmu?" tanya seorang pria pendek di sampingnya.Kaidar pun segera memp

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 980

    Percaya diri yang semula menyelimuti Nathan perlahan berubah. Bagi Nathan, selama tidak ada kejutan yang tak terduga, Ryuki bukanlah tandingannya dalam pertarungan kali ini.Namun, perdebatan semakin memanas. Milan bertanya dengan nada tajam. “Tuan Nathan, apa rencanamu? Di atas arena, aturan seolah tak berlaku. Apakah aku harus menemui Tuan Ryujin dan memintanya untuk memberi peringatan? Kau hanya akan memukul Ryuki, dan jika Tuan Ryujin angkat bicara, Keluarga Zellon tidak akan tinggal diam.”Milan jelas ingin menghindari pertarungan yang brutal, dan sepertinya strategi pihak lawan sudah diperhitungkan matang-matang.“Tak perlu dipikirkan, jika mereka ingin bertarung, biarkan saja terjadi!” ujar Nathan dengan nada tegas, sambil mengibaskan tangannya seolah mengusir keraguan.“Aku akan mengasingkan diri beberapa hari. Bila tidak ada urusan penting, jangan cari aku!” lanjutnya.Milan mengangguk singkat sebagai tanda setuju.Tak lama kemudian, seorang anggota polisi bergegas mendekat.

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 979

    Jazer pun mengangguk setuju, menambahkan. “Aku pernah mendengar bahwa menghisap darah manusia memang bisa meningkatkan kekuatan, namun itu bukan jalan yang layak untuk kita tempuh.”Suasana semakin tegang ketika Sancho mengeluarkan ultimatum dingin. “Jika kalian menolak niat baikku, maka darah ini akan segera kutarik kembali!”Namun, Jazer dengan berani mengambil botol tersebut dan dia menegaskan. “Kami tak akan pernah menolak niat baik Ketua Sancho!”Saat itu, tatapan Sancho kembali melembut, lalu dia menantang. “Jadi, kapan pertarungan ini akan berlangsung?”“Bagaimana kalau tiga hari dari sekarang?” usul Jazer, dengan senyum tipis yang menyiratkan strategi tersembunyi. “Tiga hari akan membuat Nathan semakin frustrasi,” lanjutnya.“Tidak,” namun, suara dari halaman mengganggu perdebatan itu. Seorang pria tua bungkuk melangkah masuk,“Guru!”Saat mendengar panggilan itu, Ryuki segera menyambut dengan hormat, sementara Jazer pun bergegas menyapa. “Tuan Andez!”Andez mengangguk pelan,

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 978

    Tak lama kemudian, konferensi pers pun digelar. Di tengah kerumunan wartawan yang haus akan kebenaran, seorang reporter mengajukan pertanyaan.“Tuan Nathan, apakah konferensi pers ini sebagai tanggapan terhadap surat tantangan Ryuki dari Keluarga Zellon?”Dengan senyum sinis, Nathan menggelengkan kepala. “Surat tantangan itu? Tidak pernah kuanggap serius. Kapan pun Ryuki menginginkannya, aku siap bertarung, dan hasilnya pasti jelas, dia akan kalah.”Kemudian, Nathan melanjutkan dengan suara penuh amarah dan keyakinan. “Aku mengadakan konferensi pers ini untuk mengungkap sisi gelap Martial Shrine. Aliansi yang didirikan oleh komunitas bela diri Kota Moniyan ini seharusnya menjadi garda terdepan keadilan, bukan kolaborator dengan kultivator hitam. Mereka seperti sekelompok orang tak bermoral yang menyamar sebagai pahlawan. Mereka bahkan tidak segan-segan merampas harta karun yang kudapatkan saat pelatihan, dan Ketua Martial Shrine sendiri pernah mendekatiku dengan nada ancaman. Mereka j

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 977

    Melihat Nathan melarikan diri dengan gaya yang merajalela, Ging berkeinginan mengejarnya dan menghabisi dia, namun Sancho segera menghentikannya. “Tuan Sancho, anak ini terlalu arogan! Mengapa kau tak ambil kesempatan untuk langsung membunuhnya? Walaupun Tuan Ryujin mungkin menyalahkan, kita masih bisa beralasan!” tanya Ging dengan bingung.Sancho hanya menyeringai. “Jangan khawatir, akan ada orang yang menghabisinya.”Tak lama kemudian, Nathan, dengan tubuhnya yang terluka, menyeret diri kembali ke Keluarga Calderon.“Nathan, apa yang terjadi padamu?” tanya Beverly dengan penuh kekhawatiran saat melihat kondisi Nathan.“Aku tidak apa-apa!” jawab Nathan sambil menggeleng, meskipun raut wajahnya jelas dipenuhi kekhawatiran.“Apakah kamu menemukan Sarah?” tanya Beverly lagi dengan suara gemetar.“Tidak, tapi aku bisa memastikan bahwa Martial Shrine yang menangkapnya!” kata Nathan tegas.Meskipun Ging tidak mengaku, keyakinan Nathan bahwa Sarah ditangkap oleh mereka tak tergoyahkan.“Lal

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status