Share

Bab 246

Author: Imgnmln
last update Last Updated: 2024-06-15 18:56:45

“Sepertinya begitu, di seluruh Kota Takari hanya toko inilah yang berani memanjang bahan obat berusia ratusan tahun di aula utama mereka. Dan hampir 80% bahan obat-obatan berusia ratusan tahun yang ada di Kota Takari, berada di tangan Panax Care.”

Saat berbicara, raut wajah Gilbert tiba-tiba menjadi muram. Karena bagaChickoapun, dia juga berada di bisnis yang sama, jadi dia merasa sedikit malu karena bisnis kompetitornya begitu sukses.

“Oh!” Nathan menganggukkan kepalanya dan dia merasa sangat senang dalam hatinya.

Karena dengan seperti ini, dia tidak perlu berkeliling kemana-mana lagi. Asalkan dia bisa bernegosiasi dengan Panax Care, kedepannya tidak perlu takut tidak bisa menemukan bahan obat berharga.

“Wah, Tuan Gilbert, ada pelanggan langka nih, kenapa kamu punya waktu luang untuk berjalan-jalan di toko kecil kami ini?” Pada saat itu, seorang pria paruh baya datang menghampiri.

Saat Nathan melihatnya, fia sudah tahu kalau dia juga seorang kultivator, kekuatannya juga tid
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 247

    “Hebat, Tuan! Anda sangat hebat! Karena kamu begitu percaya padaku, dan juga saudaranya Tuan Gilbert, maka aku akan membuka harga sebesar lima belas miliar per tanaman, bagaimana?" Seringai picik muncul di senyuman Chicko. "Tuan Gilbert juga tahu, harga pasaran untuk bahan obat berusia ratusan tahun kelas tinggi seperti ini, kami akan menjualnya pada harga lima belas miliar saja!” Chicko memicingkan matanya dan berkata dengan tegas. Nathan tahu Chicko tidak berbohong karena saat di Gottfried Care, Gilbert juga berencana membeli ginseng berusia ratusan tahun yang berkualitas tinggi dengan harga sepuluh puluh miliar, tampaknya ini memang harga pasarannya. “Nathan, lima belas miliar untuk bahan obat berusia ratusan tahun dengan kualitas tinggi tidaklah mahal!” Gilbert berkata pada Nathan. Nathan mengangguk dan tiba-tiba bertanya. “Kak Gilbert, bagaimana harga pasaran untuk bahan obat berusia ratusan tahun yang berkualitas rendah?” “Kalau yang berkualitas rendah harganya jauh lebi

    Last Updated : 2024-06-15
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 248

    Pelelangan diselenggarakan di pinggiran Kota Takari, di sebuah bangunan berbentuk kubah yang bernuansa kuno. Pada saat itu, di luar lokasi pelelangan, mobil-mobil mewah yang biasanya tidak terlihat sedang berlalu-lalang, sepertinya banyak orang yang datang untuk melihat Jamur Ganggang Hijau ini. Setelah berjalan sampai ke pintu, seorang pelayan yang sudah akrab dengan Gilbert mengambilkan sebuah papan nomor dan berkata dengan sopan. “Tuan Gilbert, kali ini, setiap orang harus membayar uang muka 10 miliar dulu sebagai tiket masuk.” “Hah?” Gilbert tercengang. “Biasanya kan hanya 1 miliar? Kenapa tiba-tiba menjadi 10 miliar?!” “Tuan Gilbert, hari ini ada hal istimewa, seharusnya Anda juga sudah tahu, ada sebuah Jamur Ganggang Hijau yang dilelang, jadi setoran lelang juga meningkat untuk mencegah orang berniat jahat ikut dalam pelelangan!” Pelayan itu menjelaskan dengan serius. Wajah Gilbert sedikit muram, karena dia tidak membawa 10 miliar di tangannya. “Biar aku saja yang membarany

    Last Updated : 2024-06-16
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 249

    Perlu diketahui, bahwa Jamur Ganggang Hijau ini merupakan sebuah Jamur yang tumbuh di atas sebuah Ganggang berwarna hijau. Nathan tidak langsung mengangkat papannya untuk menawar harga, dia menunggu sesaat dan mempelajari reaksi dari orang-orang di sekitarnya. Dan ketika melihat tidak ada orang yang mengangkat papannya, dia merasa sangat senang. Namun pada saat Nathan hendak mengangkat papannya, tiba-tiba Chicko yang ada di barisan depan mengangkat papannya. “50 miliar!” Melihat Chicko mengangkat papannya, orang-orang yang ada disekitarnya mulai berdiskusi. ​ “Tuan Chicko saja menawar, apa jangan-jangan kita salah menilai barang ya?” “Panax Care benar-benar kaya, seratus miliar dibelanjakan barang seperti ini!” “Coba tunggu dulu, Chicko itu pria yang sangat perhitungan, dia tidak mungkin menawar dengan asal.” Tatapan semua orang melekat pada Chicko, dan setelah Chicko meneriakkan penawarannya, dia bangkit berdiri dan menyapu sekelilingnya dengan matanya. “Hadirin, kualitas dar

    Last Updated : 2024-06-16
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 250

    “Nathan, bahkan jika Jamur Ganggang Hijau itu benar-benar berusia ribuan tahun, ini sudah tidak sepadan dengan harganya, jangan ditawar lagi!” Gilbert membujuk Nathan. Harga pada saat ini sudah terlalu tinggi dan tidak lagi cocok untuk membelinya, kalaupun berhasil didapatkan akan menimbulkan kerugian. “Kak Gilbert, aku sangat memerlukan Jamur Ganggang Hijau ini!” Nathan berkata dan kembali mengangkat papan nomornya. “Empat ratus miliar!” "Gila!" "Ini benar-benar sudah gila!" "Apa yang mereka pikirkan?!" Saat ini keributan terjadi di tempat pelelangan. Mereka semua menatap Nathan dengan tatapan penasaran. Mereka ingin tahu untuk apa Nathan menghabiskan uang sebanyak itu untuk membeli Jamur Ganggang Hijau itu. Meskipun orang-orang itu tidak terlalu paham dengan bahan-bahan obat, tapi mereka tahu kalau harga saat ini sudah melebihi harga sewajarnya dan sudah terlalu mahal untuk membeli Jamur Ganggang Hijau itu. Apalagi, Jamur Ganggang Hijau berusia ribuan tahun itu sudah direndam

    Last Updated : 2024-06-16
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 251

    “Bocah sialan! Kamu masih berani bertanya seperti itu padaku?" Dengus Chicko dengan penuh amarah. "Jujur saja, aku menyukai orang sepertimu, tinggalkan Jamur Ganggang Hijau itu dan aku akan memberimu tiga ratus miliar," timpalnya menunjukkan tiga jari. "Dengan begitu, kerugianmu juga tidak terlalu besar, bagaimana?” Melihat Nathan yang tidak takut, dan terlihat tenang, Chicko Lamiri merasa ada yang janggal, dia takut ada kekuatan di belakang Nathan. Karena, seorang pemuda yang bisa mengeluarkan uang ratusan miliar begitu saja pasti bukan orang biasa. Oleh karena itu, Chicko Lamiri berencana mundur selangkah, dia berencana membeli Jamur Ganggang Hijau itu dengan uangnya, dan ini juga termasuk menyediakan langkah mundur bagi Nathan. “Kalau berbisnis sepertimu, apa bedanya kalian dengan para bandit? Dalam sekejap mata, aku akan rugi seratus miliar, uang itu terlalu gampang didapatkan!” Nathan berkata dengan sinis. Raut wajah Chicko Lamiri juga menjadi dingin. “Kalau begitu katakan, be

    Last Updated : 2024-06-17
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 252

    “Tuan, ampuni aku, mohon ampuni aku, aku bersedia menyerahkan semua bahan obat berusia ratusan tahun yang ada di toko ini padamu!” Chicko Lamiri tidak berhenti bersujud, dia berharap dia bisa menampar dirinya dengan keras. Sejak awal, dia sudah menyadari kalau Nathan bukanlah orang biasa, seharusnya ada kekuatan besar yang mendukungnya di belakang. Tapi, tidak disangka, kekuatannya begitu besar hingga Ryzen pun merupakan pengikutnya. Di Negara Northen ini, juga belum tentu banyak orang yang memiliki kekuatan seperti ini. “Aku tidak akan mengambil bahan obatmu begitu saja. Sekarang, uang yang aku miliki tidak cukup, aku bisa menggantinya dengan beberapa obat kesehatan. Aku ingin kamu membeli seluruh bahan obat berusia ratusan tahun yang ada di Kota Takari, beli sebanyak yang kamu bisa dan berapa uang yang kamu butuhkan kamu bisa mencari Kak Gilbert, dan menggantinya dengan beberapa obat kesehatan!” Nathan tidak berniat merampoknya, dia juga tidak mau membuat transaksi sekali saja, d

    Last Updated : 2024-06-17
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 253

    Sore harinya, Nathan kembali ke hotel dan tidak keluar lagi, dia fokus menggabungkan Jamur Ganggang Hijau berusia ribuan tahun serta bahan obat berusia ratusan tahun yang dia dapatkan dari Panax Care dan bersiap membuat Pil esensi mana. Melihat bahan-bahan obat berharga ratusan miliar ini, Nathan tidak merasa goyah sedikitpun. Setelah menarik tirai jendela, Nathan perlahan-lahan membangkitkan energi spiritual dan segera energi spiritual itu berpusat pada jari Nathan, dan sebuah api berwarna biru muda muncul dari jarinya. Kemudian Nathan melambaikan tangannya dan api biru itu segera melahap bahan obat yang ada di atas lantai. Nathan menggumamkan sesuatu sambil memejamkan matanya dengan ringan, sedangkan api biru itu berkedip-kedip dan perlahan bahan obat bernilai ratusan miliar itu berubah menjadi asap tebal. Baaam! Mata Nathan tiba-tiba melebar, dan setelah suara ledakan, kumpulan asap itu seolah memiliki kehidupan dan berusaha berkumpul hingga membentuk sebuah gumpalan bola. Dan

    Last Updated : 2024-06-17
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 254

    “Tuan Sam, apa kita ikut masuk juga?” Seorang ahli dari keluarga Juventus bertanya. “Iya, ikut masuk, sepertinya mereka sudah menyadari keberadaan kita dan sengaja membawa kita kemari!” Samuel dipenuhi dengan niat membunuh. “Aku ingin melihat kemampuan apa yang dimiliki orang-orang ini, sampai-sampai, harus memaksaku datang sendiri!” Setelah berbicara, Samuel membawa empat ahli dari Keluarga Juventus memasuki gang gelap itu . Baru melangkah masuk ke dalam gang, dia sudah melihat Nathan, Ryzen dan Gilbert yang sedang berdiri dan melihat mereka masuk ke dalam gang. “Kalian dari Keluarga Juventus?” Nathan melihat Samuel dan yang lainnya berjalan masuk, dan bertanya dengan santai. “Bocah, sudah tahu kami orang dari keluarga Juventus, malah tidak kabur, sepertinya nyalimu besar juga!” Samuel tersenyum sinis. “Namun, kamu sudah membuat kaki Tuan Muda kami cacat, jadi kali ini meskipun kamu bernyali besar juga tidak akan bisa menyelamatkan nyawamu!” “Keluarga Juventus?Apakah kalian dari

    Last Updated : 2024-06-17

Latest chapter

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1087

    “Bagaimana kalau kita undang Kelompok bayangan?” tanya Rogue cepat-cepat.“Tak berguna!” dengus Sentinel. “Mereka bukan tandingan para puncak penguasa Ingras!”Rogue mulai panik. “Kalau begitu, apa yang harus kita lakukan? Banyak orang mulai melarikan diri! Mereka takut, Tuan Besar!”Namun tiba-tiba, wajah Sentinel berubah. Alisnya mengendur, seolah teringat sesuatu. “Benar juga… Bukankah ada sepasang pria dan wanita yang pernah datang bersama Tuan Zayn? Aku ingat, mereka sangat kuat. Mereka bawahan Tuan Nathan, dan aku rasa mereka juga seorang puncak penguasa Ingras!”Maksud Sentinel tentu saja adalah Ryzen dan Nicole, yang pernah beberapa kali datang bersama barang antik dari Kota Vale. “Tapi, mereka hanya berdua, Tuan,” kata Rogue ragu. “Apa mereka cukup kuat melawan tiga puncak penguasa Ingras sekaligus?”“Masalah nanti urusan nanti!” tegas Sentinel. “Kita undang mereka dulu. Kalau perlu, panggil juga Tuan Nathan!”Sentinel segera mengeluarkan ponselnya untuk menelepon.Namun tepa

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1086

    Nathan berdiri membeku sejenak, memandang kerumunan di sekelilingnya. Mereka mengira dia pulang sebagai pahlawan, padahal dia datang untuk bersembunyi.Wajahnya mengeras. “Ryzen, bubarkan semuanya sekarang juga!”Tanpa menunggu reaksi, Nathan melangkah cepat ke arah mobil. Ryzen langsung memberi aba-aba pada anak buahnya, dan kerumunan pun mulai mundur.Zayn dan Kevin ikut masuk ke dalam mobil. Di dalam keheningan itu, mereka hanya menatap Nathan, tak mengucapkan sepatah kata pun, namun sorot mata mereka berkata banyak.Nathan mendesah pelan. "Aku tahu kalian ingin tahu tentang Sarah dan Beverly."Maka Nathan pun menjelaskan semuanya tentang pengejaran, tentang Sarah yang ditahan Martial Shrine, dan tentang betapa rumit situasinya kini.Raut wajah Kevin berubah drastis. “Nathan, kenapa semua ini bisa terjadi?”Nathan menunduk. “Paman Kevin, ada hal-hal yang memang harus aku lakukan, walau risikonya besar.”Dia tidak ingin semuanya menjadi seperti ini. Tapi ibu kandungnya masih berada

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1085

    “Aku tidak hanya menginginkan menara itu,” suara Gill menukik tajam, tatapannya menyala penuh keserakahan. “Aku tahu kau menyimpan banyak harta karun. Serahkan semuanya, mungkin aku akan mempertimbangkan untuk membiarkanmu hidup.”Nathan menyipitkan mata. “Begitu rupanya .…”Gill tak sekadar mengincar kekuatan, dia menginginkan segalanya.Matanya menyapu sekeliling. Jalan keluar tak mungkin dia tempuh secara frontal. Tapi, dia menoleh ke belakang, menara itu kini hanya bangunan kosong. Segel telah hilang dan itu bisa jadi jalan keluar. Tanpa berkata sepatah kata pun, Nathan membalikkan badan dan melesat masuk ke dalam menara.“Jangan biarkan dia kabur!” teriak Gill.BRAK! BRAK! BRAK!Nathan tak peduli. Dengan kekuatan penuh, dia menghantam dinding sisi timur menara.Batu-batu beterbangan. Dinding hancur, menciptakan celah besar. Dalam sekejap, Nathan menerobos keluar dan meledak ke udara, memusatkan kekuatan spiritual di kakinya dan melarikan diri dengan kecepatan penuh.Gill memaki k

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1084

    Kata-kata itu menusuk benak Nathan seperti panah yang melesat dari masa lalu. Dia memandangi naga emas yang mengelilinginya, meliuk seperti nyala api dari langit, namun tak satu pun gerakannya bisa dia kendalikan. Dia bahkan tak tahu kapan naga itu muncul.‘Apakah .... ayahku seekor naga?’ pikirnya, setengah cemas, setengah terpukau.Ingatannya terlempar ke Pulau Draken, saat naga Yin yang terkenal ganas justru menyerah tanpa perlawanan, memberikan batu mata naganya seolah tunduk. Saat itu, Nathan mengira dia hanya beruntung. Tapi sekarang ….“Mungkinkah darah mereka mengalir dalam tubuhku?” dia memandang pria tua itu, matanya dipenuhi gejolak. “Senior, apa maksudmu dengan Putra Naga? Siapa aku sebenarnya? Apakah aku anak dari seekor naga?”Untuk sesaat, kesunyian menggantung di antara mereka seperti kabut tebal.Pria tua itu menatapnya dan hanya tersenyum tipis, seakan tahu betapa hancurnya fondasi hidup Nathan saat ini diguncang oleh satu pertanyaan. “Kamu akan tahu,” katanya lembut

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1083

    Tinju dilayangkan, dentuman maha dahsyat mengguncang dinding batu. Retakan halus menjalar seperti jaring laba-laba di sekeliling pintu. Ledakan suara menampar lorong, bergema seperti auman raksasa purba yang terbangun.Di luar menara, Gill berdiri di antara reruntuhan dan kabut gelap dengan wajah terperangah."Apa yang dia lakukan di dalam?! Seperti sedang merobohkan seluruh fondasi!""Tuanku," Hago menimpali, wajahnya pucat diterpa kilatan petir dari langit kelam. "Sepertinya Nathan ingin menghancurkan menara ini. Dia tidak bisa memilikinya, jadi takkan membiarkan kita menyentuhnya."Gill mengepalkan pedangnya, aura hitam mulai berputar di sekeliling tubuhnya. "Kalau begitu, kita masuk sekarang sebelum dia menghancurkan semuanya!"Di dalam menara, Nathan sudah melayangkan pukulan kedelapan. Nafasnya berat, telapak tangannya mulai berdarah. Namun pintu perunggu tetap berdiri abadi dan dingin seperti batu nisan zaman kuno."Apa ini semacam kunci jiwa?" gumamnya sambil menatap tinjunya

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1082

    Sementara itu, di dalam.Klik~Bunyi halus terdengar dari dalam pintu perunggu. Simbol-simbol di permukaannya mulai menyala, satu per satu, seperti barisan bintang yang diaktifkan.Nathan membuka mata, apasnya tercekat. “Pintu itu .… merespon!”Bzzzzhh!Perlahan, pintu perunggu terbuka, bukan ke dalam atau ke luar, melainkan menghilang ke dalam cahaya seperti menguap ke dimensi lain. Di balik pintu itu, terdapat tangga spiral yang turun jauh ke dalam perut menara. Udara dari bawah terasa dingin, seperti embusan napas dari dunia lain.Nathan menggigit bibirnya, dia tahu ini satu-satunya harapannya untuk menyelamatkan menara atau memperoleh kekuatan baru untuk menghadapi Gill dan orang-orang keluarga Wilford. Tanpa ragu, Nathan melangkah masuk dan mulai menuruni tangga. Pandangan Nathan menyapu sekeliling ruang menara.“Menara ini bukan tempat biasa.”Bentuk dan ukurannya, pancaran energi spiritual yang terus mengalir terlalu misterius.“Mungkinkah ini sebenarnya senjata sihir? Atau, wa

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1081

    Nathan tersenyum tipis. Tapi senyuman itu tidak membawa kehangatan, itu adalah senyuman milik seseorang yang telah membuat keputusan. “Bukan gertakan,” bisiknya dingin. “Itu adalah nisan yang baru saja kau gali sendiri.”Gill menatap Nathan dengan pandangan tajam, senyum sinis masih menempel di wajahnya. “Kau terlalu percaya diri.”Swosshh~Dalam sekejap, tubuh Gill menghilang dari tempatnya, melesat seperti bayangan! Nathan tak bergerak, matanya hanya menyipit sepersekian detik sebelum serangan.Slashh!Sebuah pukulan meluncur dari arah kiri, cepat dan berat seperti meteor. Tapi Nathan memiringkan tubuhnya hanya setipis helai rambut, menghindari serangan itu tanpa panik. Bugh!Siku Nathan melesat balas ke arah dada Gill dengan kecepatan tak kasat mata. Gill mengebloknya dengan lengan kiri, suara benturan tulang beradu terdengar nyaring di udara malam.Bugh! Bugh! Bugh!Serangan demi serangan saling beradu, tinju, siku, tendangan, sapuan kaki. Setiap benturan menghasilkan gelombang u

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1080

    Nathan berdiri di depan menara kegelapan, jubahnya berkibar pelan tertiup angin malam. Matanya menatap lurus ke arah pria yang telah meretakkan formasi pembunuhnya.Di bawah sinar bulan yang dingin, aura mereka saling berbenturan meski belum ada yang bergerak.Gill berhenti menghantam, tangannya yang terluka mengepal pelan, namun ekspresinya tetap tenang. Matanya menyapu Nathan dari atas ke bawah. “Jadi, kau Nathan?” ujarnya, suaranya rendah tapi menggema seperti bergema dari dasar lembah.Nathan menatapnya datar. “Dan kau pasti Gill, Tuan Muda yang disembunyikan di balik bayangan nama Wilford.”Gill menyeringai tipis. “Kau lebih pintar dari yang kuduga.”Nathan menatap luka di tangan Gill. “Formasi pembunuhku membuatmu berdarah. Tidak buruk untuk seorang ‘tuan muda’, bukan?”Gill tertawa pelan, tatapan matanya sinis. “Kalau formasi sekelas itu saja sudah membuatku mundur, aku tidak pantas menyandang nama Wilford.”“Sayangnya,” Nathan menimpali, suaranya seperti mata pisau menggores b

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1079

    Formasi terpasang sempurna. Nathan menarik diri ke dalam bayang menara, menatap ke dalam kegelapan sambil menghela napas berat.Di luar, Hago memandang menara yang bergetar pelan, detak hatinya berpacu.“Sehebat ini?” satu prajurit bisik, suaranya hampir tak terdengar.Hago memutar wajah, mata redup menyala. "Nathan menghancurkan Ging dan melukai Kaidar, mereka seorang dengan kekuatan puncak penguasa Ingras tingkat akhir! Apa kita lebih hebat?"Gemuruh aktivitas di menara menggetarkan tanah. Kilatan cahaya ungu menelusup silang di balik jendela tinggi menara, seolah detak jantung yang siap meledak.Prajurit terhuyung, Hago mencibir pelan, sipi matanya menerawang ke cakrawala. "Tunggu Tuan Gill datang, aku akan melihat ke mana larinya Nathan kemudian."Dalam senyap menara, Nathan tenggelam kembali dalam kultivasi. teknik kijutsu berputar liar, menara bergetar hebat, merintih menahan badai energi yang menyedot setiap partikel energi spiritual di sekitarnya.“Apa?! Menara itu bergetar? P

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status