Jalan tol, Ryzen terlihat sedang berkonsentrasi mengemudi mobil. Nathan dan Sarah sedang bercanda di barisan belakang, Ryzen yang mengemudi hanya bisa gigit jari sambil melirik matanya dari kaca spion. "Bisakah kalian sedikit menghargaiku?!""Sial!" Dengus Ryzen sedikit kesal."Ah? Apakah kamu merasa iri? Hahaha!" Nathan berkata dengan nada bercandanya.Pada saat inilah, sebuah mobil sedan berwarna hitam tiba-tiba tancap gas dan melewati mobil mereka, sekarang berada di depan mobil mereka. Mobil sedan hitam ini mulai menginjak rem untuk mengurangi kecepatan.Ryzen melihat keadaan sudah hampir menabrak mobil depan, dengan cepat dia menginjak rem. "Brengsek!"Terjadi gesekan yang hebat antara ban mobil dengan jalan raya, bau gosong dari karet yang terbakar samar samar tercium sampai di dalam mobil. Mobil itu akhirnya berhenti, Ryzen tiba tiba mengubah arah, siap-siap melewati mobil di depan dan lanjutkan perjalanan. Saat ini Ryzen telah merasakan mara bahaya mengancam.“Ah!”Karena meng
“Tolong, tolong aku ….”Di antara empat orang yang berada di dalam mobil, hanya tinggal pria paruh baya yang duduk di samping pengemudi yang masih bernafas dan meminta tolong. Kakinya terjepit diantara kursi, pria paruh baya itu sama sekali tidak bisa bergerak, melihat bensin yang terus menetes, dia merasa takut.Nathan menghampiri pria paruh baya itu, lalu menyalahkan sebatang rokok. Melihat ini, pria itu langsung membelalakan matanya, penuh rasa ketakutan, dia tahu maksud Nathan menyalahkan rokok. “A-apa, yang akan kau lakukan?”"Tolong, a-ampuni aku," Pria itu dengan wajah berlumuran darah tidak henti hentinya memohon ampun kepada Nathan.Nathan pelan-pelan berjongkok dengan dingin memandang pria itu. “Siapa yang mengutus kalian?”Pria itu tertegun, dalam pandangannya timbul keraguan, dia tidak berani mengkhianati Santos, karena keluarganya masih berada di Kota Boulmer. Melihat pria itu masih ragu ragu, Nathan sama sekali tidak mengatakan apa apa, tetapi langsung bangkit dan mening
“Tuan Nathan, ada masalah!” Ryzen berkata sambil melirik ke kaca spion.Nathan menoleh ke belakang dari mobilnya lalu bergegas membalikkan kepalanya lagi. “Kemudikan mobil ke tempat yang lebih terpencil, ada terlalu banyak orang di jalan raya!”Ryzen segera mengubah arahnya menuju pinggiran Kota Takari dan mobil BMW itu juga mengikuti mereka.Sarah yang juga menyadari ada mobil yang mengikuti mereka, raut wajahnya seketika menjadi muram dan tubuhnya gemetaran.Nathan melingkarkan tangannya pada bahu Sarah untuk menenangkannya. “Jangan khawatir, ada suamimu disini!”Saat Sarah mendengar kata suami kembali terucap dari mulut Nathan, wajahnya kembali memerah. “Dasar buaya!”Tidak lama kemudian mobil Nathan melaju ke sebuah daerah terpelosok, dan Ryzen memberhentikan mobilnya, dan mobil BMW itu juga segera mengerem dan berhenti di belakangnya.Nathan dan yang lainnya turun dari mobil, karena Sarah takut, Nathan terus melingkarkan tangannya di bahu Sarah, dan memeluknya. Pada saat itu seo
Nathan tersenyum santai. “Aku bukanlah seorang Tuan Muda, saat ini, aku seorang pengangguran yang dinafkahi oleh kakak sepupumu, bahkan, bajuku pun dibelikan olehnya!” Setelan jas yang dikenakan oleh Nathan memang dibelikan oleh Sarah.“Ah?” Shilpy tercengang. “Kamu brondong?!” dan kata brondong terlontar begitu saja dari mulutnya.“Shilpy, jangan bicara sembarangan!” Sarah segera memelototi Shilpy, dan menatap Nathan dengan tatapan bersalah. “Nathan, adik sepupuku memang memiliki sifat seperti ini, kamu jangan mengambil hati ya!”Nathan tersenyum. “Sifat seperti ini tidak buruk kok, aku suka!”“Tidak ada gunanya menyukaiku, aku adalah sepupu iparmu!” Shilpy kembali berkata dengan nada jahil.Nathan tersenyum tak berdaya, meskipun perkataan Shilpy menyakiti perasaan orang, tapi sifatnya yang lurus, hatinya yang baik sedikit mirip dengan Sarah.Mobil Shilpy melaju kencang hingga di depan sebuah restoran barat, dia menghentikan mobilnya dan membawa Nathan dan Sarah masuk ke dalam. Di me
Gilbert merupakan seorang Tuan Muda keluarga Gottfried, yang juga seorang pewaris dari Gottfried Care. Perlu diketahui bahwa Gottfried Care menempati posisi tiga besar di Kota Takari, mereka memiliki belasan bahkan puluhan toko obat yang khusus memasok dan menjual obat herbal dan cukup berpengaruh di Kota Takari. Mendengar ucapan Gilbert, Nathan merasa kalau kata ‘konglomerat generasi kedua’ tidak hanya istilah yang digunakan untuk menghina, tergantung kepada siapa istilah itu ditujukan. “Saudara Nathan, kedatangan kalian kali ini ke Kota Takari hanya untuk berjalan-jalan?” Gilbert bertanya pada Nathan. “Aku berencana untuk membeli sejumlah bahan obat di sini!” Nathan mengatakan yang sebenarnya. “Bagus kalau begitu, katakan saja, bahan obat apa yang kamu perlukan, katakan saja padaku, kami—Gottfried Care—memiliki berbagai macam bahan obat-obatan! Dan semua kualitasnya juga terjamin, dengan hubungan kita, aku bisa memberikan harga terendah padamu. Ah, sebenarnya, kalau kamu ingin te
“Tuan!” seorang lelaki tua yang kurus dan bungkuk berjalan masuk. Lelaki tua ini adalah pengurus rumahnya Keluarga Juventus, Samuel sudah menjadi pengurus rumah Keluarga Juventus sejak generasinya ayah Santos,m. Sekarang usianya sudah tua, dan tidak menjadi pengurus rumah lagi. Hanya saja, Keluarga Juventus sudah menganggap Samuel seperti keluarga sendiri dan membiarkan dia menetap di kediaman Keluarga Juventus. Saat itu, keluarga Juventus pernah diincar oleh musuh, ratusan orang mengepung kediaman Keluarga Juventus, dan belasan orang dari Keluarga Juventus berada dalam bahaya. Lada akhirnya, mereka hanya mengandalkan Samuel seorang untuk mengalahkan semua musuh itu, dan karena itu, Keluarga Juventus sudah menganggap Samuel seperti keluarga sendiri. “Paman Sam, bawalah beberapa orang untuk pergi ke Kota Takari, kamu harus membawa pulang orang yang sudah membuat Tuan Muda menjadi cacat. Kalau tidak bisa dibawa kemari hidup-hidup, mayatnya juga harus kamu bawa kemari, kalau masalah i
“Tuan Jo, kita bisa berunding dulu, ginseng ini memang merupakan ginseng kelas atas, tapi kalau 10 miliar sepertinya terlalu mahal. Bagaimana kalau kamu turunkan harganya sedikit, aku akan langsung mentransferkan uangnya padamu!” Gilbert berkata sambil tersenyum. “Sepuluh puluh miliar, satu sen pun tidak bisa kurang, karena kalian tidak mau, aku akan pergi sekarang!” Jonathan berkata sambil berdiri, dan bersiap pergi dengan membawa kotak kayunya. “Tan Jo, jangan tergesa-gesa, aku akan membelinya, Gottfried Care akan membelinya, bukan demi hal lain, hanya untuk menjadikan anda seorang teman!” Gilbert bergegas menahan pria paruh baya itu dan mengeluarkan ponselnya. “Sekarang juga aku akan mentransferkan uangnya padamu, lain kali kalau ada barang sebagus ini lagi, kamu harus membawanya ke Gottfried Care. Aku pasti akan membayar dengan harga yang tinggi!” “Hahaha …., baik, bisa diatur, tenang saja!” Setelah mendengar ucapan Gilbert, pria paruh baya itu tiba-tiba tertawa dan wajahnya te
“Ini …. apa yang sebenarnya terjadi?” Melihat pria paruh baya itu kabur, Gilbert menjadi bingung dan tidak mengerti apa yang sedang terjadi. “Kak Gilbert, coba kamu lihat ginseng ini palsu atau tidak?” Nathan menyerahkan ginseng yang dia belah pada Gilbert. Gilbert meraih ginseng itu dan melihat ginseng liar yang sudah patah itu, dia tertegun sejenak lalu tiba-tiba mengamuk. “Sialan, beraninya menipu Gottfried Care, kamu cari mati!” Bugh! Gilbert melangkah maju dan menendang dada pria paruh baya itu dengan keras lalu berteriak. “Penjaga, bawa dia ke bawah dan beri dia pelajaran!” "Tidak! Ampun! Ampuni aku!" Segera, pria paruh baya itu dibawa pergi dan menyusul suara teriakan yang terdengar. “Nathan, hari ini untung ada kamu, kalau tidak m, aku pasti akan rugi besar, uang yang hilang bisa dicari lagi, itu tidak masalah. Tetapi, di kemudian hari, aku mana punya muka untuk berbisnis di Kota Takari lagi, memalukan sekali!” Gilbert berkata pada Nathan dengan ekspresi malu. “Semua o
“Bagaimana kalau kita undang Kelompok bayangan?” tanya Rogue cepat-cepat.“Tak berguna!” dengus Sentinel. “Mereka bukan tandingan para puncak penguasa Ingras!”Rogue mulai panik. “Kalau begitu, apa yang harus kita lakukan? Banyak orang mulai melarikan diri! Mereka takut, Tuan Besar!”Namun tiba-tiba, wajah Sentinel berubah. Alisnya mengendur, seolah teringat sesuatu. “Benar juga… Bukankah ada sepasang pria dan wanita yang pernah datang bersama Tuan Zayn? Aku ingat, mereka sangat kuat. Mereka bawahan Tuan Nathan, dan aku rasa mereka juga seorang puncak penguasa Ingras!”Maksud Sentinel tentu saja adalah Ryzen dan Nicole, yang pernah beberapa kali datang bersama barang antik dari Kota Vale. “Tapi, mereka hanya berdua, Tuan,” kata Rogue ragu. “Apa mereka cukup kuat melawan tiga puncak penguasa Ingras sekaligus?”“Masalah nanti urusan nanti!” tegas Sentinel. “Kita undang mereka dulu. Kalau perlu, panggil juga Tuan Nathan!”Sentinel segera mengeluarkan ponselnya untuk menelepon.Namun tepa
Nathan berdiri membeku sejenak, memandang kerumunan di sekelilingnya. Mereka mengira dia pulang sebagai pahlawan, padahal dia datang untuk bersembunyi.Wajahnya mengeras. “Ryzen, bubarkan semuanya sekarang juga!”Tanpa menunggu reaksi, Nathan melangkah cepat ke arah mobil. Ryzen langsung memberi aba-aba pada anak buahnya, dan kerumunan pun mulai mundur.Zayn dan Kevin ikut masuk ke dalam mobil. Di dalam keheningan itu, mereka hanya menatap Nathan, tak mengucapkan sepatah kata pun, namun sorot mata mereka berkata banyak.Nathan mendesah pelan. "Aku tahu kalian ingin tahu tentang Sarah dan Beverly."Maka Nathan pun menjelaskan semuanya tentang pengejaran, tentang Sarah yang ditahan Martial Shrine, dan tentang betapa rumit situasinya kini.Raut wajah Kevin berubah drastis. “Nathan, kenapa semua ini bisa terjadi?”Nathan menunduk. “Paman Kevin, ada hal-hal yang memang harus aku lakukan, walau risikonya besar.”Dia tidak ingin semuanya menjadi seperti ini. Tapi ibu kandungnya masih berada
“Aku tidak hanya menginginkan menara itu,” suara Gill menukik tajam, tatapannya menyala penuh keserakahan. “Aku tahu kau menyimpan banyak harta karun. Serahkan semuanya, mungkin aku akan mempertimbangkan untuk membiarkanmu hidup.”Nathan menyipitkan mata. “Begitu rupanya .…”Gill tak sekadar mengincar kekuatan, dia menginginkan segalanya.Matanya menyapu sekeliling. Jalan keluar tak mungkin dia tempuh secara frontal. Tapi, dia menoleh ke belakang, menara itu kini hanya bangunan kosong. Segel telah hilang dan itu bisa jadi jalan keluar. Tanpa berkata sepatah kata pun, Nathan membalikkan badan dan melesat masuk ke dalam menara.“Jangan biarkan dia kabur!” teriak Gill.BRAK! BRAK! BRAK!Nathan tak peduli. Dengan kekuatan penuh, dia menghantam dinding sisi timur menara.Batu-batu beterbangan. Dinding hancur, menciptakan celah besar. Dalam sekejap, Nathan menerobos keluar dan meledak ke udara, memusatkan kekuatan spiritual di kakinya dan melarikan diri dengan kecepatan penuh.Gill memaki k
Kata-kata itu menusuk benak Nathan seperti panah yang melesat dari masa lalu. Dia memandangi naga emas yang mengelilinginya, meliuk seperti nyala api dari langit, namun tak satu pun gerakannya bisa dia kendalikan. Dia bahkan tak tahu kapan naga itu muncul.‘Apakah .... ayahku seekor naga?’ pikirnya, setengah cemas, setengah terpukau.Ingatannya terlempar ke Pulau Draken, saat naga Yin yang terkenal ganas justru menyerah tanpa perlawanan, memberikan batu mata naganya seolah tunduk. Saat itu, Nathan mengira dia hanya beruntung. Tapi sekarang ….“Mungkinkah darah mereka mengalir dalam tubuhku?” dia memandang pria tua itu, matanya dipenuhi gejolak. “Senior, apa maksudmu dengan Putra Naga? Siapa aku sebenarnya? Apakah aku anak dari seekor naga?”Untuk sesaat, kesunyian menggantung di antara mereka seperti kabut tebal.Pria tua itu menatapnya dan hanya tersenyum tipis, seakan tahu betapa hancurnya fondasi hidup Nathan saat ini diguncang oleh satu pertanyaan. “Kamu akan tahu,” katanya lembut
Tinju dilayangkan, dentuman maha dahsyat mengguncang dinding batu. Retakan halus menjalar seperti jaring laba-laba di sekeliling pintu. Ledakan suara menampar lorong, bergema seperti auman raksasa purba yang terbangun.Di luar menara, Gill berdiri di antara reruntuhan dan kabut gelap dengan wajah terperangah."Apa yang dia lakukan di dalam?! Seperti sedang merobohkan seluruh fondasi!""Tuanku," Hago menimpali, wajahnya pucat diterpa kilatan petir dari langit kelam. "Sepertinya Nathan ingin menghancurkan menara ini. Dia tidak bisa memilikinya, jadi takkan membiarkan kita menyentuhnya."Gill mengepalkan pedangnya, aura hitam mulai berputar di sekeliling tubuhnya. "Kalau begitu, kita masuk sekarang sebelum dia menghancurkan semuanya!"Di dalam menara, Nathan sudah melayangkan pukulan kedelapan. Nafasnya berat, telapak tangannya mulai berdarah. Namun pintu perunggu tetap berdiri abadi dan dingin seperti batu nisan zaman kuno."Apa ini semacam kunci jiwa?" gumamnya sambil menatap tinjunya
Sementara itu, di dalam.Klik~Bunyi halus terdengar dari dalam pintu perunggu. Simbol-simbol di permukaannya mulai menyala, satu per satu, seperti barisan bintang yang diaktifkan.Nathan membuka mata, apasnya tercekat. “Pintu itu .… merespon!”Bzzzzhh!Perlahan, pintu perunggu terbuka, bukan ke dalam atau ke luar, melainkan menghilang ke dalam cahaya seperti menguap ke dimensi lain. Di balik pintu itu, terdapat tangga spiral yang turun jauh ke dalam perut menara. Udara dari bawah terasa dingin, seperti embusan napas dari dunia lain.Nathan menggigit bibirnya, dia tahu ini satu-satunya harapannya untuk menyelamatkan menara atau memperoleh kekuatan baru untuk menghadapi Gill dan orang-orang keluarga Wilford. Tanpa ragu, Nathan melangkah masuk dan mulai menuruni tangga. Pandangan Nathan menyapu sekeliling ruang menara.“Menara ini bukan tempat biasa.”Bentuk dan ukurannya, pancaran energi spiritual yang terus mengalir terlalu misterius.“Mungkinkah ini sebenarnya senjata sihir? Atau, wa
Nathan tersenyum tipis. Tapi senyuman itu tidak membawa kehangatan, itu adalah senyuman milik seseorang yang telah membuat keputusan. “Bukan gertakan,” bisiknya dingin. “Itu adalah nisan yang baru saja kau gali sendiri.”Gill menatap Nathan dengan pandangan tajam, senyum sinis masih menempel di wajahnya. “Kau terlalu percaya diri.”Swosshh~Dalam sekejap, tubuh Gill menghilang dari tempatnya, melesat seperti bayangan! Nathan tak bergerak, matanya hanya menyipit sepersekian detik sebelum serangan.Slashh!Sebuah pukulan meluncur dari arah kiri, cepat dan berat seperti meteor. Tapi Nathan memiringkan tubuhnya hanya setipis helai rambut, menghindari serangan itu tanpa panik. Bugh!Siku Nathan melesat balas ke arah dada Gill dengan kecepatan tak kasat mata. Gill mengebloknya dengan lengan kiri, suara benturan tulang beradu terdengar nyaring di udara malam.Bugh! Bugh! Bugh!Serangan demi serangan saling beradu, tinju, siku, tendangan, sapuan kaki. Setiap benturan menghasilkan gelombang u
Nathan berdiri di depan menara kegelapan, jubahnya berkibar pelan tertiup angin malam. Matanya menatap lurus ke arah pria yang telah meretakkan formasi pembunuhnya.Di bawah sinar bulan yang dingin, aura mereka saling berbenturan meski belum ada yang bergerak.Gill berhenti menghantam, tangannya yang terluka mengepal pelan, namun ekspresinya tetap tenang. Matanya menyapu Nathan dari atas ke bawah. “Jadi, kau Nathan?” ujarnya, suaranya rendah tapi menggema seperti bergema dari dasar lembah.Nathan menatapnya datar. “Dan kau pasti Gill, Tuan Muda yang disembunyikan di balik bayangan nama Wilford.”Gill menyeringai tipis. “Kau lebih pintar dari yang kuduga.”Nathan menatap luka di tangan Gill. “Formasi pembunuhku membuatmu berdarah. Tidak buruk untuk seorang ‘tuan muda’, bukan?”Gill tertawa pelan, tatapan matanya sinis. “Kalau formasi sekelas itu saja sudah membuatku mundur, aku tidak pantas menyandang nama Wilford.”“Sayangnya,” Nathan menimpali, suaranya seperti mata pisau menggores b
Formasi terpasang sempurna. Nathan menarik diri ke dalam bayang menara, menatap ke dalam kegelapan sambil menghela napas berat.Di luar, Hago memandang menara yang bergetar pelan, detak hatinya berpacu.“Sehebat ini?” satu prajurit bisik, suaranya hampir tak terdengar.Hago memutar wajah, mata redup menyala. "Nathan menghancurkan Ging dan melukai Kaidar, mereka seorang dengan kekuatan puncak penguasa Ingras tingkat akhir! Apa kita lebih hebat?"Gemuruh aktivitas di menara menggetarkan tanah. Kilatan cahaya ungu menelusup silang di balik jendela tinggi menara, seolah detak jantung yang siap meledak.Prajurit terhuyung, Hago mencibir pelan, sipi matanya menerawang ke cakrawala. "Tunggu Tuan Gill datang, aku akan melihat ke mana larinya Nathan kemudian."Dalam senyap menara, Nathan tenggelam kembali dalam kultivasi. teknik kijutsu berputar liar, menara bergetar hebat, merintih menahan badai energi yang menyedot setiap partikel energi spiritual di sekitarnya.“Apa?! Menara itu bergetar? P