“Ryzen, aku memanggilmu kemari bukan untuk menyuruhmu membayar, duduk dan mengobrol lah!” Martin melambaikan tangannya pada Ryzen. Ryzen segera duduk di samping Martin dan membuat beberapa orang lainnya tercengang. Mereka tidak mengerti apa yang terjadi pada Martin hari ini. “Walikota, ada apa? Katakan saja!” Setelah Ryzen duduk, dia segera berkata dengan penuh hormat pada Martin. “Hari ini aku datang untuk makan di restoranmu, dan mengutus seseorang untuk memanggilmu, karena aku ingin memintamu membuatkan janji temu dengan Tuan Nathan. Aku ingin berterima kasih langsung kepada Tuan Nathan!” Martin berkata dengan sangat segan. Ryzen yang mendengarnya segera mengerti apa yang terjadi pada Martin, ternyata ada hubungannya dengan masalah kemarin. “Walikota, kebetulan sekali, hari ini Tuan Nathan juga sedang menjamu tamu di lantai bawah!” Kata Ryzen. “Benarkah?” Martin terkejut dan merasa gembira. “Kalau begitu aku mau pergi bersulang dengannya!” Martin berkata sambil mengangkat gel
“Brandon, apa yang sedang kamu lakukan? Mengapa Pak Walikota tidak tahu kita datang untuk bersulang?” Setelah keluar dari sana, Alice melotot marah pada Brandon sambil bertanya. “Kamu masih berani bertanya, semua ini salah kalian, memaksa untuk ikut datang, sebenarnya Pak Walikota merahasiakan kedatangannya, lalu sekarang begitu banyak orang yang datang sekaligus bersulang dengannya, dia bisa tidak marah? Untuk apa kalian wanita-wanita ikut datang!” Hatinya masih jengkel karena kejadian tadi, sehingga tidak dapat menahan diri saat Alice berteriak padanya. Ucapan Brandon secara tidak langsung juga tertuju pada Elisa, membuat ekspresinya terlihat canggung dan panik. “Sudah, sudah, jangan ribut lagi, apakah kejadian tadi masih kurang memalukan?!” Tiago melotot tidak sabar pada kedua orang itu. “Ayo pergi, kembali dan kita tunggu saja, mungkin bujukan Louis pada Pak Walikota, akan membuka peluang buat kita!” “Betul, ayahku pasti akan mencari cara, kita kembali saja dulu!” Brandon meng
“Ayah, jika Nathan si keparat tidak melunasi tagihan, apakah Tuan Ryzen akan membiarkan kita pergi?” Harvey bertanya gelisah pada Tiago. “Jangan khawatir, kakak iparmu memiliki hubungan baik dengan Tuan Ryzen, bahkan Tuan Ryzen pernah menghadiahkan dua botol bir premium pada kakak iparmu ini. Bagaimana mungkin dia marah karena hal kecil ini!” Tiago berkata sambil menatap Brandon. “Brandon, jika nanti Nathan tidak mau membayar, kamu yang beritahu Tuan Ryzen, supaya Tuan Ryzen menguliti Nathan hidup-hidup, tapi jangan cari masalah dengan kita!” “Hah?!” Brandon terlihat serba salah, hanya bisa berseru kaget. Dia sama sekali tidak kenal Ryzen, bagaimana mungkin Ryzen akan memberinya muka? Tapi, Brandon tidak mungkin mengakuinya, dia terpaksa berpura-pura. “Oh iya betul juga, aku hampir lupa!” Harvey langsung menjadi tenang, mengelus wajahnya yang sakit, menatap galak pada Nathan. “Nathan, kamu dengar itu, tunggu saja siapa yang akan dikuliti!” Nathan tidak menghiraukannya, malah m
“Bir Heineken edisi khusus yang kuhadiahkan pada Tuan Nathan, aku lihat sudah habis semua!” Ryzen menunjuk pada botol kosong.“Aku tidak meminum satu teguk pun, seseorang berkata bahwa Ryzen menghadiahkan bir itu padanya dan tidak mengizinkan aku meminumnya!” Nathan menatap Brandon yang ketakutan sambil tersenyum dingin.“Keparat, siapa yang meminum bir yang kuberikan pada Tuan Nathan? Cepat mengaku!” Ryzen menyapu pandangannya pada Tiago sekeluarga dengan marah.Kali ini, tatapan mereka semua beralih pada Brandon dengan wajah pucat ketakutan.“A-apa?” Kedua kaki Brandon gemetar, ketakutan setengah mati. “A-aku tidak mengatakannya, kalian yang mengira begitu, tidak ada hubungannya dengan aku!”Pamor Ryzen bagaikan guntur, sekarang dia menyinggung Ryzen, bukankah namanya cari mati.“Ternyata kamu?! Siapakamu, kamu berhak menerima hadiahku?” Ryzen maju dua langkah ke hadapan Brandon, dan langsung mencengkeram kerah baju Brandon/ “Muntahkan keluar bir itu!”BUGH!Pukulan Ryzen menghantam
“Tuan Nathan, terima kasih telah menolongku saat itu,” ujar Martin membahas kejadian investor itu. “Selain itu, saya ingin Anda memaafkan Frans si bocah brengsek itu!”Mendengar permintaan yang tulus dari Martin, Nathan hanya tersenyum mengangguk. “Tuan Martin, Anda tidak perlu sungkan seperti itu, masalah Frans, asalkan dia tidak mencari masalah denganku lagi, semuanya akan baik-baik saja.”Setelah mereka berbincang cukup lama, Nathan memutuskan untuk meninggalkan kafe tersebut.***Ketika Nathan meninggalkan restoran, melihat orangtuanya sedang bergegas kemari.“Nathan, kamu baik-baik saja?” Maria bertanya, keringatan.“Ma, aku baik-baik saja, mengapa kalian kembali kesini?” Nathan bertanya dengan ekspresi tak mengerti.“Kami takut terjadi sesuatu padamu, aku dan ayahmu mengumpulkan sedikit uang, entah cukup atau tidak untuk membayar makanan itu ….”Maria membuka tas tangannya, di dalamnya terdapat uang tunai yang sepertinya sudah lama tersimpan. Dan, mereka juga meminjam sejumlah u
Di dalam kamarnya, detak jantung Nathan hampir terhenti, dia bisa menebak apa yang ingin dibicarakan orang tuanya. Benak Nathan berkecamuk, dia tidak ingin mengakui dirinya adalah anak pungut, tapi hatinya juga ingin mengetahui siapa orangtua kandungnya. Setelah ragu sejenak, Nathan berjalan keluar.Saat ini Maria dan David sudah duduk di sofa, mereka tidak bersuara, suasana sedikit menegang, di hadapan Maria terdapat sebuah kotak kayu kecil yang indah.“Ma, Pa .…” Nathan memanggil kedua orang tuanya itu.“Duduklah!” David mempersilakan Nathan untuk duduk, lalu menghisap rokok dengan kuat, sambil berkata. “Nathan, kamu sudah dewasa, sehingga ada beberapa hal yang harus kita beritahu padamu.”Sampai disini, David tidak lagi bersuara, dan mengalihkan pandangannya pada Maria yang duduk di sampingnya, dan tatapan Maria malah menghindarinya, dia juga tidak ingin dirinya yang memberitahu Nathan. Tidak ada yang ingin membuka suara, sehingga saling berdiam diri.“Ma, Pa, tidak peduli apapun i
Di saat Nathan tidak tahu harus berbuat apa, mendadak sebuah ide terpikirkan olehnya. Jika kalung giok ini adalah peninggalan orangtua kandungnya, bisakah membuka segel ini dengan darahnya? Berpikir sampai disini, Nathan menggigit kulit di jari tangannya, lalu meneteskan setetes ke permukaan batu giok itu. Darahnya langsung terserap ke batu giok, mendadak batu tersebut memancarkan sinar merah, seluruh kamar tidurnya bersinar merah, kemudian terdengar suara teredam, batu giok di tangan langsung hancur menjadi bubuk.Saat ini, di tengah sinar merah tersebut, terpantul sosok bayangan seorang wanita, yang mengenakan kostum kuno berwarna putih, wajahnya sangat rupawan, bagaikan dewi dalam lukisan. Nathan menatap wanita tersebut, merasakan sesuatu yang akrab, sangat intim, seperti pernah mengenalnya.“Anakku …. tidak kusangka kamu masih hidup, syukurlah!” Tatapan mata wanita itu terlihat antusias.“S-siapa kamu?” Nathan bertanya dengan suara kecil.“Ketika kamu berjumpa denganku, pasti mera
Merasakan tatapan orang-orang sekeliling, ekspresi Rendy langsung marah. “Omong kosong, apa yang aku takutkan? Aku, sedikitpun tidak takut, aku tidak takut pada siapapun!” Rendy yang terlalu banyak minum, saat ini sudah tidak tahu akan rasa ‘takut’. “Kak Rendy, kalau kamu tidak takut, bisakah kita rujuk kembali? Undangan pernikahan sudah dibagikan, jika pesta pernikahan dibatalkan, kamu tidak takut jadi bahan tertawaan?” Sherly maju memeluk leher Rendy dengan manja. Sherly tidak tahu, saat ini Rendy sudah menjadi bahan tertawaan di kalangan atas, kalau tidak, dia tidak akan sendirian minum-minum di sini. BRAK! “Tertawa? Siapa yang berani menertawakanku? Bahkan, jika keluarga Orton menyerahkan dua perusahaan, tetap saja kami termasuk keluarga kelas atas, siapa yang berani menertawakanku?!” Rendy menggebrak meja dengan keras, dia berteriak marah. Orang-orang di sekeliling menatapnya dengan tatapan menghina, tapi tidak seorangpun yang menghiraukannya. Prok! Prok! Prok! Saat ini,
“Bagaimana kalau kita undang Kelompok bayangan?” tanya Rogue cepat-cepat.“Tak berguna!” dengus Sentinel. “Mereka bukan tandingan para puncak penguasa Ingras!”Rogue mulai panik. “Kalau begitu, apa yang harus kita lakukan? Banyak orang mulai melarikan diri! Mereka takut, Tuan Besar!”Namun tiba-tiba, wajah Sentinel berubah. Alisnya mengendur, seolah teringat sesuatu. “Benar juga… Bukankah ada sepasang pria dan wanita yang pernah datang bersama Tuan Zayn? Aku ingat, mereka sangat kuat. Mereka bawahan Tuan Nathan, dan aku rasa mereka juga seorang puncak penguasa Ingras!”Maksud Sentinel tentu saja adalah Ryzen dan Nicole, yang pernah beberapa kali datang bersama barang antik dari Kota Vale. “Tapi, mereka hanya berdua, Tuan,” kata Rogue ragu. “Apa mereka cukup kuat melawan tiga puncak penguasa Ingras sekaligus?”“Masalah nanti urusan nanti!” tegas Sentinel. “Kita undang mereka dulu. Kalau perlu, panggil juga Tuan Nathan!”Sentinel segera mengeluarkan ponselnya untuk menelepon.Namun tepa
Nathan berdiri membeku sejenak, memandang kerumunan di sekelilingnya. Mereka mengira dia pulang sebagai pahlawan, padahal dia datang untuk bersembunyi.Wajahnya mengeras. “Ryzen, bubarkan semuanya sekarang juga!”Tanpa menunggu reaksi, Nathan melangkah cepat ke arah mobil. Ryzen langsung memberi aba-aba pada anak buahnya, dan kerumunan pun mulai mundur.Zayn dan Kevin ikut masuk ke dalam mobil. Di dalam keheningan itu, mereka hanya menatap Nathan, tak mengucapkan sepatah kata pun, namun sorot mata mereka berkata banyak.Nathan mendesah pelan. "Aku tahu kalian ingin tahu tentang Sarah dan Beverly."Maka Nathan pun menjelaskan semuanya tentang pengejaran, tentang Sarah yang ditahan Martial Shrine, dan tentang betapa rumit situasinya kini.Raut wajah Kevin berubah drastis. “Nathan, kenapa semua ini bisa terjadi?”Nathan menunduk. “Paman Kevin, ada hal-hal yang memang harus aku lakukan, walau risikonya besar.”Dia tidak ingin semuanya menjadi seperti ini. Tapi ibu kandungnya masih berada
“Aku tidak hanya menginginkan menara itu,” suara Gill menukik tajam, tatapannya menyala penuh keserakahan. “Aku tahu kau menyimpan banyak harta karun. Serahkan semuanya, mungkin aku akan mempertimbangkan untuk membiarkanmu hidup.”Nathan menyipitkan mata. “Begitu rupanya .…”Gill tak sekadar mengincar kekuatan, dia menginginkan segalanya.Matanya menyapu sekeliling. Jalan keluar tak mungkin dia tempuh secara frontal. Tapi, dia menoleh ke belakang, menara itu kini hanya bangunan kosong. Segel telah hilang dan itu bisa jadi jalan keluar. Tanpa berkata sepatah kata pun, Nathan membalikkan badan dan melesat masuk ke dalam menara.“Jangan biarkan dia kabur!” teriak Gill.BRAK! BRAK! BRAK!Nathan tak peduli. Dengan kekuatan penuh, dia menghantam dinding sisi timur menara.Batu-batu beterbangan. Dinding hancur, menciptakan celah besar. Dalam sekejap, Nathan menerobos keluar dan meledak ke udara, memusatkan kekuatan spiritual di kakinya dan melarikan diri dengan kecepatan penuh.Gill memaki k
Kata-kata itu menusuk benak Nathan seperti panah yang melesat dari masa lalu. Dia memandangi naga emas yang mengelilinginya, meliuk seperti nyala api dari langit, namun tak satu pun gerakannya bisa dia kendalikan. Dia bahkan tak tahu kapan naga itu muncul.‘Apakah .... ayahku seekor naga?’ pikirnya, setengah cemas, setengah terpukau.Ingatannya terlempar ke Pulau Draken, saat naga Yin yang terkenal ganas justru menyerah tanpa perlawanan, memberikan batu mata naganya seolah tunduk. Saat itu, Nathan mengira dia hanya beruntung. Tapi sekarang ….“Mungkinkah darah mereka mengalir dalam tubuhku?” dia memandang pria tua itu, matanya dipenuhi gejolak. “Senior, apa maksudmu dengan Putra Naga? Siapa aku sebenarnya? Apakah aku anak dari seekor naga?”Untuk sesaat, kesunyian menggantung di antara mereka seperti kabut tebal.Pria tua itu menatapnya dan hanya tersenyum tipis, seakan tahu betapa hancurnya fondasi hidup Nathan saat ini diguncang oleh satu pertanyaan. “Kamu akan tahu,” katanya lembut
Tinju dilayangkan, dentuman maha dahsyat mengguncang dinding batu. Retakan halus menjalar seperti jaring laba-laba di sekeliling pintu. Ledakan suara menampar lorong, bergema seperti auman raksasa purba yang terbangun.Di luar menara, Gill berdiri di antara reruntuhan dan kabut gelap dengan wajah terperangah."Apa yang dia lakukan di dalam?! Seperti sedang merobohkan seluruh fondasi!""Tuanku," Hago menimpali, wajahnya pucat diterpa kilatan petir dari langit kelam. "Sepertinya Nathan ingin menghancurkan menara ini. Dia tidak bisa memilikinya, jadi takkan membiarkan kita menyentuhnya."Gill mengepalkan pedangnya, aura hitam mulai berputar di sekeliling tubuhnya. "Kalau begitu, kita masuk sekarang sebelum dia menghancurkan semuanya!"Di dalam menara, Nathan sudah melayangkan pukulan kedelapan. Nafasnya berat, telapak tangannya mulai berdarah. Namun pintu perunggu tetap berdiri abadi dan dingin seperti batu nisan zaman kuno."Apa ini semacam kunci jiwa?" gumamnya sambil menatap tinjunya
Sementara itu, di dalam.Klik~Bunyi halus terdengar dari dalam pintu perunggu. Simbol-simbol di permukaannya mulai menyala, satu per satu, seperti barisan bintang yang diaktifkan.Nathan membuka mata, apasnya tercekat. “Pintu itu .… merespon!”Bzzzzhh!Perlahan, pintu perunggu terbuka, bukan ke dalam atau ke luar, melainkan menghilang ke dalam cahaya seperti menguap ke dimensi lain. Di balik pintu itu, terdapat tangga spiral yang turun jauh ke dalam perut menara. Udara dari bawah terasa dingin, seperti embusan napas dari dunia lain.Nathan menggigit bibirnya, dia tahu ini satu-satunya harapannya untuk menyelamatkan menara atau memperoleh kekuatan baru untuk menghadapi Gill dan orang-orang keluarga Wilford. Tanpa ragu, Nathan melangkah masuk dan mulai menuruni tangga. Pandangan Nathan menyapu sekeliling ruang menara.“Menara ini bukan tempat biasa.”Bentuk dan ukurannya, pancaran energi spiritual yang terus mengalir terlalu misterius.“Mungkinkah ini sebenarnya senjata sihir? Atau, wa
Nathan tersenyum tipis. Tapi senyuman itu tidak membawa kehangatan, itu adalah senyuman milik seseorang yang telah membuat keputusan. “Bukan gertakan,” bisiknya dingin. “Itu adalah nisan yang baru saja kau gali sendiri.”Gill menatap Nathan dengan pandangan tajam, senyum sinis masih menempel di wajahnya. “Kau terlalu percaya diri.”Swosshh~Dalam sekejap, tubuh Gill menghilang dari tempatnya, melesat seperti bayangan! Nathan tak bergerak, matanya hanya menyipit sepersekian detik sebelum serangan.Slashh!Sebuah pukulan meluncur dari arah kiri, cepat dan berat seperti meteor. Tapi Nathan memiringkan tubuhnya hanya setipis helai rambut, menghindari serangan itu tanpa panik. Bugh!Siku Nathan melesat balas ke arah dada Gill dengan kecepatan tak kasat mata. Gill mengebloknya dengan lengan kiri, suara benturan tulang beradu terdengar nyaring di udara malam.Bugh! Bugh! Bugh!Serangan demi serangan saling beradu, tinju, siku, tendangan, sapuan kaki. Setiap benturan menghasilkan gelombang u
Nathan berdiri di depan menara kegelapan, jubahnya berkibar pelan tertiup angin malam. Matanya menatap lurus ke arah pria yang telah meretakkan formasi pembunuhnya.Di bawah sinar bulan yang dingin, aura mereka saling berbenturan meski belum ada yang bergerak.Gill berhenti menghantam, tangannya yang terluka mengepal pelan, namun ekspresinya tetap tenang. Matanya menyapu Nathan dari atas ke bawah. “Jadi, kau Nathan?” ujarnya, suaranya rendah tapi menggema seperti bergema dari dasar lembah.Nathan menatapnya datar. “Dan kau pasti Gill, Tuan Muda yang disembunyikan di balik bayangan nama Wilford.”Gill menyeringai tipis. “Kau lebih pintar dari yang kuduga.”Nathan menatap luka di tangan Gill. “Formasi pembunuhku membuatmu berdarah. Tidak buruk untuk seorang ‘tuan muda’, bukan?”Gill tertawa pelan, tatapan matanya sinis. “Kalau formasi sekelas itu saja sudah membuatku mundur, aku tidak pantas menyandang nama Wilford.”“Sayangnya,” Nathan menimpali, suaranya seperti mata pisau menggores b
Formasi terpasang sempurna. Nathan menarik diri ke dalam bayang menara, menatap ke dalam kegelapan sambil menghela napas berat.Di luar, Hago memandang menara yang bergetar pelan, detak hatinya berpacu.“Sehebat ini?” satu prajurit bisik, suaranya hampir tak terdengar.Hago memutar wajah, mata redup menyala. "Nathan menghancurkan Ging dan melukai Kaidar, mereka seorang dengan kekuatan puncak penguasa Ingras tingkat akhir! Apa kita lebih hebat?"Gemuruh aktivitas di menara menggetarkan tanah. Kilatan cahaya ungu menelusup silang di balik jendela tinggi menara, seolah detak jantung yang siap meledak.Prajurit terhuyung, Hago mencibir pelan, sipi matanya menerawang ke cakrawala. "Tunggu Tuan Gill datang, aku akan melihat ke mana larinya Nathan kemudian."Dalam senyap menara, Nathan tenggelam kembali dalam kultivasi. teknik kijutsu berputar liar, menara bergetar hebat, merintih menahan badai energi yang menyedot setiap partikel energi spiritual di sekitarnya.“Apa?! Menara itu bergetar? P