Share

Bab 208

Author: Imgnmln
last update Last Updated: 2024-05-29 23:03:38

“Tuan Nathan, terima kasih telah menolongku saat itu,” ujar Martin membahas kejadian investor itu. “Selain itu, saya ingin Anda memaafkan Frans si bocah brengsek itu!”

Mendengar permintaan yang tulus dari Martin, Nathan hanya tersenyum mengangguk. “Tuan Martin, Anda tidak perlu sungkan seperti itu, masalah Frans, asalkan dia tidak mencari masalah denganku lagi, semuanya akan baik-baik saja.”

Setelah mereka berbincang cukup lama, Nathan memutuskan untuk meninggalkan kafe tersebut.

***

Ketika Nathan meninggalkan restoran, melihat orangtuanya sedang bergegas kemari.

“Nathan, kamu baik-baik saja?” Maria bertanya, keringatan.

“Ma, aku baik-baik saja, mengapa kalian kembali kesini?” Nathan bertanya dengan ekspresi tak mengerti.

“Kami takut terjadi sesuatu padamu, aku dan ayahmu mengumpulkan sedikit uang, entah cukup atau tidak untuk membayar makanan itu ….”

Maria membuka tas tangannya, di dalamnya terdapat uang tunai yang sepertinya sudah lama tersimpan. Dan, mereka juga meminjam sejumlah u
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Ma Tibun
ikut terharu, menangis
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 209

    Di dalam kamarnya, detak jantung Nathan hampir terhenti, dia bisa menebak apa yang ingin dibicarakan orang tuanya. Benak Nathan berkecamuk, dia tidak ingin mengakui dirinya adalah anak pungut, tapi hatinya juga ingin mengetahui siapa orangtua kandungnya. Setelah ragu sejenak, Nathan berjalan keluar.Saat ini Maria dan David sudah duduk di sofa, mereka tidak bersuara, suasana sedikit menegang, di hadapan Maria terdapat sebuah kotak kayu kecil yang indah.“Ma, Pa .…” Nathan memanggil kedua orang tuanya itu.“Duduklah!” David mempersilakan Nathan untuk duduk, lalu menghisap rokok dengan kuat, sambil berkata. “Nathan, kamu sudah dewasa, sehingga ada beberapa hal yang harus kita beritahu padamu.”Sampai disini, David tidak lagi bersuara, dan mengalihkan pandangannya pada Maria yang duduk di sampingnya, dan tatapan Maria malah menghindarinya, dia juga tidak ingin dirinya yang memberitahu Nathan. Tidak ada yang ingin membuka suara, sehingga saling berdiam diri.“Ma, Pa, tidak peduli apapun i

    Last Updated : 2024-05-30
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 210

    Di saat Nathan tidak tahu harus berbuat apa, mendadak sebuah ide terpikirkan olehnya. Jika kalung giok ini adalah peninggalan orangtua kandungnya, bisakah membuka segel ini dengan darahnya? Berpikir sampai disini, Nathan menggigit kulit di jari tangannya, lalu meneteskan setetes ke permukaan batu giok itu. Darahnya langsung terserap ke batu giok, mendadak batu tersebut memancarkan sinar merah, seluruh kamar tidurnya bersinar merah, kemudian terdengar suara teredam, batu giok di tangan langsung hancur menjadi bubuk.Saat ini, di tengah sinar merah tersebut, terpantul sosok bayangan seorang wanita, yang mengenakan kostum kuno berwarna putih, wajahnya sangat rupawan, bagaikan dewi dalam lukisan. Nathan menatap wanita tersebut, merasakan sesuatu yang akrab, sangat intim, seperti pernah mengenalnya.“Anakku …. tidak kusangka kamu masih hidup, syukurlah!” Tatapan mata wanita itu terlihat antusias.“S-siapa kamu?” Nathan bertanya dengan suara kecil.“Ketika kamu berjumpa denganku, pasti mera

    Last Updated : 2024-05-30
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 211

    Merasakan tatapan orang-orang sekeliling, ekspresi Rendy langsung marah. “Omong kosong, apa yang aku takutkan? Aku, sedikitpun tidak takut, aku tidak takut pada siapapun!” Rendy yang terlalu banyak minum, saat ini sudah tidak tahu akan rasa ‘takut’. “Kak Rendy, kalau kamu tidak takut, bisakah kita rujuk kembali? Undangan pernikahan sudah dibagikan, jika pesta pernikahan dibatalkan, kamu tidak takut jadi bahan tertawaan?” Sherly maju memeluk leher Rendy dengan manja. Sherly tidak tahu, saat ini Rendy sudah menjadi bahan tertawaan di kalangan atas, kalau tidak, dia tidak akan sendirian minum-minum di sini. BRAK! “Tertawa? Siapa yang berani menertawakanku? Bahkan, jika keluarga Orton menyerahkan dua perusahaan, tetap saja kami termasuk keluarga kelas atas, siapa yang berani menertawakanku?!” Rendy menggebrak meja dengan keras, dia berteriak marah. Orang-orang di sekeliling menatapnya dengan tatapan menghina, tapi tidak seorangpun yang menghiraukannya. Prok! Prok! Prok! Saat ini,

    Last Updated : 2024-05-31
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 212

    “Aku memberimu peluang membalaskan dendam pada Nathan sesuka hatimu, dan orang-orang yang kamu sebut tadi, tidak seorangpun yang berani membantunya!” pria itu tersenyum penuh arti “Benarkah?” mata Rendy bersinar terang, tapi dengan cepat kembali meredup. “Mengapa Tuan Marco mau membantuku?.” “Hahaha …., suka menolong? Aku, Tuan Muda Juventus, tidak pernah menjadi seseorang yang suka menolong, aku membantumu melawan Nathan, juga membantu diriku sendiri, kamu lupa hubunganku dengan Sarah Wibowo?” Marco Juventus, dia tertawa terbahak-bahak. Rendy terpana, tapi kemudian berkata dengan wajah antusias. “Tuan Marco menyukai Sarah, sekarang hubungan Nathan dan Sarah sangat akrab, mereka berdua bahkan mengumumkan sebagai sepasang kekasih di depan umum!” “Betul sekali, wanita itu milikku, bagaimana mungkin direbut oleh seorang mantan narapidana? Kukatakan yang sejujurnya padamu, pergelangan tangan Frans juga dipatahkan oleh Nathan, sekarang dia sangat membenci Nathan!" Dengan wajah muram M

    Last Updated : 2024-06-01
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 213

    Keesokan paginya, setelah sarapan, Nathan menelepon Ryzen, lalu pergi ke Kafe Oasis untuk menemuinya. Dia ingin Ryzen mempercepat penjualan obat kesehatan, selain itu untuk menyiapkan bahan baku obat. Nathan ingin memanfaatkan waktu sebaik-baiknya untuk mengumpulkan dana, dan secepatnya meningkatkan kekuatan spiritualnya. Sekarang, dia sedikit tidak sabar untuk segera pergi ke Pulau Draken, dia penasaran ada apa di Pulau Draken? Mengapa sosok wanita itu tidak mengizinkannya kesana?! Di sebuah ruangan di Kafe Oasis, dengan nada bersalah, Ryzen berkata pada Nathan. “Tuan Nathan, obat kesehatan itu memang barang bagus. Tapi …. hanya kita sendiri yang merasa manjur, tidak ada yang percaya, lagipula dengan statusku ini, orang-orang semakin tidak percaya!" "Mereka malah menuding kami menipu, dan hanya ingin menghasilkan uang. Lagipula, harga obat kesehatan ini tidak boleh terlalu murah, karena orang-orang akan semakin curiga!” Wajah Ryzen tak berdaya, siapa yang percaya bahwa sekarang si

    Last Updated : 2024-06-01
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 214

    Pintu aula terbuka, seorang pria dan seorang wanita bersama-sama melangkah masuk. Pria dan wanita tersebut adalah Marco dan Sherly, awalnya Sherly menemani Marco berkeliling, lalu mendengar kabar bahwa Ryzen menggelar acara konferensi pers mengenai obat kesehatan. Sehingga, datang untuk melihat-lihat, dia penasaran apa sebenarnya obat kesehatan itu. “Tuan Juventus? Ternyata yang datang adalah Tuan Juventus!” Melihat Marco yang datang, para hadirin langsung mendesak maju, beramai-ramai ingin menyapa Marco. Perlu diketahui, di depan keluarga Juventus dari kota Boulmer, keluarga-keluarga dari kota Vale benar-benar tidak ada apa-apanya. Marco hanya menganggukkan kepalanya, bersikap dingin, dia menganggap rendah keluarga-keluarga dari kota kecil seperti kota Vale. Berbeda dengan Sherly, melihat para konglomerat dan para bos besar berdatangan menyapa mereka, dia merasa sangat bangga, badannya menegak, wajahnya terlihat congkak. Nathan yang melihat Sherly berhasil menggaet pria lain, di

    Last Updated : 2024-06-01
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 215

    “Tuan Marco, kamu baik-baik saja?” Sherly meremas lembut telapak tangan Marco sembari bertanya cemas. “Dulu, Nathan memang bodoh, sama sekali tidak bisa berkelahi. Tapi, setelah dia dipenjara selama lima tahun, dia berubah 360 derajat!” Sherly juga tidak habis pikir, apa yang telah terjadi dengan Nathan di dalam penjara. “Kelihatannya dia mendapat perlakuan buruk di dalam penjara, kalau tidak, dia tidak akan seperti itu. Tapi, sehebat apapun dirinya, dia tidak akan hidup lama!” Di matanya terlintas hawa membunuh yang kuat. “Tuan Marco, apa maksudmu?” Sherly bertanya penasaran. Tadi malam, Marco dan Rendy berdiskusi tentang suatu hal, Sherly sama sekali tidak tahu menahu. Marco melirik Sherly dengan dingin. “Kukatakan padamu, jangan bertanya yang tidak perlu ditanyakan!” “M-maaf, Tuan Marco!” Sherly tercengang, dan dia segera minta maaf pada Marco. *** Kafe Oasis. Di atas panggung, terlihat Ryzen yang sedang bersiap-siap memegang mikrofon dan beberapa obat kesehatan di atas mej

    Last Updated : 2024-06-02
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 216

    Ryzen langsung melempar obat itu ke arahnya. Setelah menelan obat kesehatan, orang itu juga merasakan sebuah hawa panas mengalir, lalu bagian pinggangnya terasa hangat, rasa sakit di pinggang langsung menghilang. “I-ini terlalu menakjubkan, pinggangku tidak sakit lagi!” Setelah memakan obat kesehatan, orang itu membelalakkan matanya sambil berseru terkesima. Tiba-tiba terjadi keributan kecil, banyak orang mulai meminta obat kesehatan dari Ryzen. Tapi ada juga yang bersikap menunggu dan melihat, ingin melihat reaksi dari orang-orang yang sudah memakannya. Puluhan butir obat kesehatan langsung ludes tanpa sisa Dan puluhan orang yang telah memakan obat kesehatan itu, terkesima dengan efeknya. Hanya dengan mencobanya, baru bisa mengetahui efeknya, susah dijelaskan dengan kata-kata. “Menakjubkan sekali, benar-benar obat ajaib!” “Aku juga mau pulang, aku sudah tidak tahan lagi!” “Hebat, benar-benar hebat!” Setiap orang yang memakannya terkagum-kagum, kali ini tidak ada orang yang rag

    Last Updated : 2024-06-02

Latest chapter

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 989

    Tak lama setelah sambutan itu, sebuah vas kaca setinggi lebih dari seorang manusia dengan pola berbunga yang anggun dibawa ke panggung. Saat itu, mata Zayn langsung menyala. Dalam satu ronde pertarungan sengit di antara penawaran, Zayn berhasil memenangkan vas itu dengan harga mencapai 200 juta. Ronde demi ronde berlangsung, barang kedua, ketiga, dan seterusnya sampai Zayn tak mampu menahan kegembiraannya dan mulai menawar dengan semangat seperti orang gila.Penawarannya yang agresif membuat mata Zayn bahkan mulai merah, dan suasana ruangan pun dipenuhi sorak-sorai kekaguman. Bahkan para hadirin kaya yang hadir pun terlihat terpesona, begitu pula Kaidar yang tampak terkejut.Sentinel yang duduk di baris depan tak bisa menyembunyikan tatapan tajam penuh perhitungan kepada Zayn.“Sungguh, kakek, sudah cukup! Berapa banyak yang telah kau habiskan? Uang yang Nathan berikan sudah lenyap semua,” ujar Beverly dengan segera sambil menarik sudut baju Zayn.Terpana oleh teguran Beverly, Zayn te

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 988

    Nathan kini mulai mengagumi pemilik kapal pesiar mewah itu dengan tatapan kagum. Rombongan mereka dipandu oleh pelayan, hingga tiba di lokasi pelelangan yang sudah dipadati oleh para kolektor kaya. Suasana penuh kemewahan dan eksklusivitas jelas terpancar, di mana yang memiliki uang banyak berarti juga kemampuan untuk berinvestasi pada barang antik yang bernilai tinggi.Karena aturan pelelangan, setiap peserta harus menyetor uang jaminan terlebih dahulu. Tanpa ragu, Zayn pun menyetor lima ratus juta rupiah, lalu kerumunan itu pun melangkah masuk ke ruang pelelangan. Setelah menemukan area yang relatif terpencil, semua peserta duduk menanti dimulainya lelang.Nathan memperhatikan dengan seksama, Kaidar dan Ramos pun telah hadir, meski mereka memilih duduk agak jauh darinya.Sementara itu, Zayn tampak sangat gembira, terus menggosok telapak tangannya sambil berbisik kepada Kevin. “Kalau nanti ada barang bagus dan uangku belum mencukupi, dukunglah aku, ya!”Kevin pun menanggapi dengan se

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 987

    “Tuan Muda Kaidar, jangan khawatir. Begitu Nathan tiba di Pulau Draken, naga Yin pasti akan muncul. Tubuh Nathan menyimpan Batu Mata Naga dari naga Yang, sementara naga Yin kini berada dalam kondisi terlemah. Asal kita kalahkan naga Yin dan ambil Batu Mata Naga miliknya, lalu singkirkan Nathan untuk merebut Batu Mata Naga dari naga Yang, menyatukan kedua batu itu, maka kekuatan tak terkalahkan akan terlahir!”Ramos menambahkan dengan nada penuh keyakinan. “Banyak keluarga menganggap batu itu tak berguna, tanpa tahu bahwa penyatuannya adalah kunci segalanya. Tuan Muda Kaidar, bayangkan jika kau menterap kedua batu itu, kekuatannmu akan melesat ke tahap Villain yang tak tertandingi!” Tatapan Ramos menyala, menyampaikan ambisi yang membara.Mendengar itu, Kaidar tertawa terbahak. “Hahaha …. begitu aku menguasai Batu Mata Naga dan mencapai tahap Villain, aku akan pastikan Keluarga Herton mendapat tempat layak di Kota Moniyan!”“Terima kasih, Tuan Muda Kaidar!” balas Ramos dengan hormat, m

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 986

    Nathan, meskipun terlihat kaku, menyapa mereka dengan suara berat. “Tak kusangka bertemu di sini. Semalam, kami kebetulan bertemu dengan Beverly, dan kini, tampaknya takdir mempertemukan kita lagi,” ucap Zayn dengan nada terkejut namun hangat.Di antara percakapan yang canggung namun penuh makna, jelas bahwa perjalanan hari itu tidak hanya tentang perjalanan ke dermaga atau kapal pesiar mewah, melainkan tentang pertemuan kembali, janji yang tak terucapkan, dan benih-benih konflik yang perlahan mulai tumbuh.“Tuan Nathan, mengapa kamu dan Nona Beverly bisa berada di Pulau Draken tanpa didampingi?” tanya Ryzen dengan nada bingung.Nathan terdiam sejenak, terpana menghadapi pertanyaan itu. “Sebenarnya, aku datang sendiri, tanpa sepengetahuanku bahwa Beverly juga ikut,” jawabnya dengan nada ragu.Beverly kemudian menyahut. “Aku tiba diam-diam, tanpa sepengetahuan Nathan!” Mendengar itu, wajah Nathan semakin memucat, sementara matanya menyiratkan kebingungan yang mendalam.Tak lama kemudi

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 985

    Di lantai depan hotel, ketika Beverly tengah mengurus administrasi check-in, terdengar panggilan lembut dari balik keramaian. Beverly menoleh dan mendapati Zayn—sang kakek—menghampirinya dengan senyum hangat.“Kakek? Kenapa kamu di sini?” seru Beverly, mendekat dan memeluknya dengan erat.“Aku dengar tentang tempat wisata baru di Kota Mantik—Pulau Draken. Empat musim yang seakan musim semi abadi dan pemandangan yang menakjubkan membuatku tak tahan tinggal di Kota Vale. Aku pun mengajak Kevin untuk berjalan-jalan,” jelas Zayn sambil terkekeh ringan.Tak lama kemudian, suara Kevin bergabung dalam percakapan, diikuti oleh Ryzen dan Nichole yang tampak pulih dari cederanya.“Nona Beverly, bagaimana kabarmu?” sapa mereka dengan penuh kehangatan.Beverly tersenyum, meski dalam hatinya ada kekhawatiran. “Aku hanya ingin melihat-lihat, karena aku dengar Nathan dan yang lainnya tidak ikut serta kali ini.”Rasa heran menggelayuti Zayn. “Apa maksudmu? Apakah ada perselisihan antara kamu dan Nat

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 984

    Di luar, di gang sempit di samping Martial Shrine, suasana berubah menjadi tegang. Kaidar menatap Nathan dengan tatapan campur aduk antara kekhawatiran dan ejekan ringan. “Ingat, besok kau harus menepati janjimu padaku!” ucapnya sebelum menghilang dalam bayang-bayang malam.Nathan pun terdiam, berdiri terpaku selama setengah jam sebelum melangkahkan kakinya untuk kemabli ke kepolisian. Setiap langkah kakinya seakan terbebani oleh keraguan dan beban rasa bersalah atas Sarah yang kini terkurung di balik jeruji besi Martial Shrine. Kepulangannya ke markas kepolisian disambut oleh tanya cemas Milan. “Tuan Nathan, apakah Nona Sarah sudah aman?”Dengan suara serak, Nathan mengangguk. “Ya!” meski hatinya hancur melihat kekangan yang menimpa wanita yang dicintainya.Tak lama kemudian, Beverly muncul dengan langkah cepat. “Nathan, apakah Sarah dalam keadaan baik?” tanyanya, matanya memancarkan keprihatinan mendalam.Nathan, yang masih tersisa bara amarah atas kekejaman Martial Shrine, hanya b

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 983

    “Kita hanya punya waktu tiga menit. Cepat, ruangannya ada di ujung sana!” peringatan Kaidar menggema, menyatu dengan desiran napas Nathan yang semakin cepat.Dengan langkah tergesa, Nathan berlari menuju sel paling ujung. Di balik pintu jeruji, pandangannya bertemu dengan sosok yang membuat seluruh tubuhnya tersentak: Sarah, terbaring di ranjang dengan fasilitas mewah yang tak seharusnya ada di penjara bawah tanah.“Sarah!” teriak Nathan, suaranya penuh kelegaan dan harapan.Mendengar panggilannya, Sarah melompat dari ranjang dan segera meraih tangan Nathan dengan erat, senyuman cemas tersamar di wajahnya. “Bagaimana bisa kamu masuk ke sini?” tanyanya dengan penuh kekaguman dan kekhawatiran, meski rasa lega karena melihatnya selamat mulai muncul.“Aku dibawa oleh seseorang,” jawab Nathan singkat, menahan diri dari mengungkapkan terlalu banyak agar tidak membuat Sarah khawatir. Namun, mata Nathan berkilau dengan aura membunuh yang hampir tak terselubungi, seolah mengancam.“Sial, auram

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 982

    “Bayarannya, kamu harus menemani kami ke pulau Draken!” ujar Kaidar, suaranya berubah datar namun penuh misteri.Nathan tercengang, dia tak pernah menyangka bayaran yang diminta setinggi itu. “Pergi ke pulau Draken?” tanya Nathan, nada suaranya mengandung keheranan. “Naga Yang dan naga Yin di sana telah melewati masa kemunculan, dan aku telah menaklukkan naga Yang. Batu mata naganya kini milikku. Lantas, untuk apa kita kembali ke sana?”Kaidar menatap tajam, tak mau menunda lagi. “Kamu tak perlu tahu seluk-beluknya. Cukup jawab, bersedia atau tidak! Ingat, kekuatan kalian di sini masih jauh dari puncak. Kalau kalian menyerangku, aku tidak akan menahan diri.”Dalam sekejap, bayangan kekuatan beberapa sosok seorang puncak penguasa Ingras tingkat akhir, dan Ramos yang setidaknya berada pada tahap puncak penguasa Ingras tingkat akhir, menyeruak dalam pikiran Nathan. Dia sadar betul bahwa melawan mereka bukanlah pilihan.“Tenanglah, hanya aku dan Tuan Ramos yang akan ikut. Jika kelak kami

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 981

    “Kedatanganku kali ini bukan untuk mengganggumu, melainkan untuk membantumu,” jawab Kaidar sambil tersenyum samar, seakan mencoba menenangkan ketegangan yang mulai terasa.“Membantuku? Bagaimana caramu?” Nathan mengernyit, waspada.Baru saja Bachira datang dengan peringatan, dan kehadiran Kaidar terasa terlalu kebetulan.“Saudara Nathan, aku sudah berjalan jauh. Bukankah lebih baik berbicara di tempat yang nyaman daripada di halaman terbuka?” ujar Kaidar, seraya melangkah masuk bersama rombongannya ke dalam kamar Nathan.Begitu memasuki ruangan, mata Kaidar langsung tertuju pada lukisan aliran sunyi di hamparan yang abadi. Tatapan yang tadinya ramah berubah menjadi penuh keserakahan. Merasakan bahaya, Nathan segera menyembunyikan lukisan itu ke dalam cincin ruang yang dikenakannya.Kaidar menatap cincin ruang tersebut dengan mata yang semakin menyala."Tuan Muda Kaidar, apakah kamu tidak ingin memperkenalkan rombonganmu?" tanya seorang pria pendek di sampingnya.Kaidar pun segera memp

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status