“Ada apa?” Edrick menatap Nathan dengan jijik dan tersenyum sinis. “Apa kamu takut?” “Takut? Hari ini aku akan memperlihatkan kepadamu apa itu ilmu dewa!” Nathan berkata sambil menepuk dahi Prisly dengan satu tangannya. “Tidak ada kata takut dalam kamusku!” Prisly terkejut, dan segera bergerak mundur, dia bersembunyi dibalik badan Fred. “Tuan Nathan, apa yang kamu lakukan?” Fred terkejut melihat gerakan Nathan. “Tuan Fred, aku hanya menyerap energi spiritual dari tubuhnya.” Fred yang mendengarnya seketika merasa lega lalu berkata pada putrinya. “Prisly, Tuan Nathan akan mengobati penyakitmu, kamu tidak perlu takut!” Perkataan Fred membuat Prisly merasa yakin dan berbaring dengan tenang di ranjang. Nathan meletakkan tangannya dengan ringan di kening Prisly, dan seketika, energi spiritual itu tersedot kedalam tubuh Nathan. Meskipun tadi Edrick sudah menggunakan batu kristal untuk menyerap sebagian besar energi spiritual yang ada didalam tubuh Prisly, namun belum tuntas. Masih ad
“Prisly, cepat lari!” Fred berteriak pada putrinya, dia akan menggunakan nyawanya sendiri untuk menghalangi Edrick, jadi dia menyuruh putrinya untuk kabur.“Ayah ….” Prisly melihat Fred yang sudah terluka berat, matanya mulai basah.“Keponakanku, cepat lari!”Zayn juga bergegas menarik Prisly dan mulai berlari, bukan karena Zayn takut mati, hanya saja disaat seperti ini orang biasa sepertinya yang tidak memiliki keahlian bela diri. Kalau tidak segera lari sama saja dengan mengantar diri menuju kematian.Kevin juga menarik Sarah. “Sarah, ayo kita pergi!”“Tidak, aku hanya akan pergi bersama Nathan!” Sarah berteriak, dia tidak ingin pergi sendiri.Bugh! Bugh! Brak!Kembali, terdengar suara hantaman yang memekakkan ruangan itu, Erickson dan Fred ditendang oleh Edrick hingga terpental beberapa meter, dan Edrick langsung menghalangi pintu keluar, dan menatap beberapa orang itu dengan sinis.“Hari ini, tidak akan ada satupun dari kalian yang bisa kabur dari sini, kalau ingin tetap hidup sil
BAM!Hanya saja, es yang terlihat di kepala Nathan hilang dalam sekejap, tidak peduli bagaimana energi spiritual itu masuk kedalam tubuh Nathan, itu sama sekali tidak mempengaruhi tubuh Nathan.“Bagaimana mungkin?” Edrick terkejut, dan bergegas mengeluarkan semua energi spiritual yang ada di batu kristal itu.Haaaa!Semua energi spiritual itu diserap dari tubuh Prisly, dan saat ini dikeluarkan untuk membungkus Nathan. Nathan hanya tersenyum tipis, dia memfokuskan Teknik Kijutsunya dan mulai memurnikan energi spiritual yang masuk kedalam tubuhnya. Dan saat seluruh energi spiritual yang ada di batu kristal habis diserap, Nathan juga tidak membeku lagi, sebaliknya, kekuatannya kembali meningkat drastis.“Batu kristal ini benar-benar benda yang bagus, hari ini aku pasti harus mendapatkannya!” Nathan tidak segan-segan menunjukkan tatapan serakahnya pada batu kristal yang ada di tangan Edrick.Dengan adanya batu kristal maka latihan Nathan juga akan mendapatkan hasil dua kali lipat dengan u
Rasa dingin yang menusuk dan sedingin es langsung menembus tubuh Edrick dan membuatnya gemetaran. Saat ini Edrick sudah tidak terlihat arogan seperti tadi, dan yang tersisa hanyalah ketakutan. Kekuatan Dewa seperti ini, bahkan Kakek dari Gurunya pun tidak akan bisa menunjukkannya. Edrick mulai gemetaran dan dalam benaknya hanya ada satu pikiran, yaitu kabur! Kabur sejauh yang dia bisa!Namun, baru saja pemikiran itu terlintas di benak Edrick, Nathan tiba-tiba tersenyum dingin. “Bersujud, atau kabur? Tapi sayang sekali, kamu tidak akan bisa kabur dariku, berikan batu kristal padaku, dan aku akan membuat kematianmu terasa lebih menyenangkan!”Mata Edrick tidak berhenti berputar, seolah sedang memikirkan sesuatu, dia melirik batu kristal yang ada di tangannya dan berjuang dalam hatinya, lalu akhirnya memutuskan!“Kamu hanya punya waktu tiga detik untuk mempertimbangkannya!”“Satu!”Melihat Nathan yang menghitung dengan acuh tak acuh membuat Edrick semakin panik dan berkeringat dingin. La
"Sarah!" seru Kevin. “Apa yang baru saja kamu ucapkan, hah?! Kalau bukan karena Nathan, kita semua pasti sudah mati, apa kamu tau apa maksud ucapanmu?!” "Huh!" Sarah sedikit tidak mau melepas egonya, namun pada akhirnya dia menggertakkan giginya dan berlari keluar. “Tuan Zayn, tunggu disini, aku akan mengambil barang untuk Tuan Nathan,” ucap Fred yang kemudian melangkahkan kakinya meninggalkan tempat itu. Beberapa menit kemudian, Fred kembali sambil membawa sebuah kotak di tangannya. “Tuan Zayn …. Bisakah sekali lagi aku meminta bantuanmu?” Fred berkata dengan wajah memelas pada Zayn. "Tentu saja!" "Tolong tanyakan pada Tuan Nathan tentang putriku," tatapan wajah Fred terlihat gundah. "Karena tubuh putriku merupakan titisan dari dewi salju, apakah putriku akan seperti dulu lagi?" “Baik, aku akan menanyakannya!” Zayn mengambil kotak itu, lalu menganggukkan kepalanya. "Pria brengsek!" Tapi saat Zayn bersiap keluar untuk bertanya pada Nathan, dia mendengar suara teriakan
“Ada apa? Aku adalah Nona Muda dari Keluarga Wibowo, dan aku rasa, aku sudah siap untuk menikah denganmu, lantas kamu tidak bersedia?” Melihat Nathan yang terdiam, Sarah sedikit tidak senang.“Bukan!” Nathan menggelengkan kepalanya. “A-aku yang miskin ini kalau bisa memperistri wanita sepertimu, sepertinya aku adalah seorang pria yang sangat beruntung! Hanya saja, aku ini seorang pria, mana boleh membiarkan kamu yang menafkahiku, aku harus berusaha sendiri, agar bisa menjadi orang yang kamu kagumi di masa depan!”Saat mendengar ucapan Nathan, Sarah merasakan kehangatan di dalam hatinya dan tersenyum bahagia. “Aku sangat terkejut, kamu bisa berkata semanis itu, hanya saja kamu memang tidak perlu berusaha! Aku akan mengatakan pada Ayah untuk mengalihkan seluruh kekayaan Keluarga Wibowo kepadamu.” lirih Sarah. “Lagipula, perusahaanku juga sudah diberikan padamu, dan kamu juga sudah menjabat sebagai Presiden Direktur, dia juga tidak akan peduli tentang perusahaan lain, lagipula dia hanya
“Sudah?” Nathan menatap Sherly dengan dingin. “Menyesal?”“Anggap saja kamu tidak pernah bertemu denganku.”“Semua usahaku selama ini, perlakuanmu terdapku, kamu bilang menyesal?” Nathan menutup jendela mobil.“Tunggu, aku belum selesai!” Sherly menggelengkan kepalanya dengan kuat dan memegang kaca jendela mobil. “Nathan, maafkan aku, aku benar-benar terpaksa, aku juga tidak punya cara lain!”“Kamu terpaksa atau tidak, tidak ada lagi hubungannya denganku!” Nathan menaikkan kaca jendela mobil sekaligus.Tapi Sherly terus menempel di jendela mobil dan tidak mau melepaskan dirinya. Saat itu, Sarah yang ada di kursi penumpang marah, dia mengabaikan hujan deras yang sedang mengguyur dan langsung membuka pintu mobilnya dan turun.Brak!Suara bantingan pintu dapat terdengar dengan keras.“Wanita jalang!” raung Sarah berlari ke arah Sherly.PLAK!Sarah langsung melayangkan sebuah tamparan ke arah Sherly dengan kuat. Sherly yang tiba-tiba mendapatkan tamparan itu langsung terdiam.“Kamu ini ti
“Apa ini?”Maria meraba-raba kalung suci yang digunakan oleh Nathan kepadanya.“Ma, ini adalah sebuah kalung suci yang terbuat dari batu giok sojol, semoga dengan menggunakan ini, matamu kembali melihat!”Setelah mengatakan itu, Nathan menggenggam batu giok sojol pada kalung suci itu dan mulai mengalirkan energi spiritualnya. Setelah beberapa saat, kembali cahaya keemasan bersinar terang di ruangan itu.David yang melihat kejadian aneh di hadapannya merasa sangat bingung, sejak kapan putranya memiliki kemampuan seperti ini?“Nathan, kamu harus menjelaskan semua ini padaku nanti,” David yang melihat itu berkata pelan kepada Nathan.Nathan yang mendenga ucapan sang ayah hanya bisa mengangguk dengan pasrah.“Ma, kedipkan matamu secara perlahan!”Segera, setelah beberapa saat, bola mata Maria kembali menunjukan sisi hitamnya. Dan saat Maria mengedipkan matanya, yang menarik perhatian Maria adalah wajah penuh harapan dari Nathan dan David.“Nathan! I-ini ….!” Maria tergerak hingga tubuhnya
Kata-kata itu menusuk benak Nathan seperti panah yang melesat dari masa lalu. Dia memandangi naga emas yang mengelilinginya, meliuk seperti nyala api dari langit, namun tak satu pun gerakannya bisa dia kendalikan. Dia bahkan tak tahu kapan naga itu muncul.‘Apakah .... ayahku seekor naga?’ pikirnya, setengah cemas, setengah terpukau.Ingatannya terlempar ke Pulau Draken, saat naga Yin yang terkenal ganas justru menyerah tanpa perlawanan, memberikan batu mata naganya seolah tunduk. Saat itu, Nathan mengira dia hanya beruntung. Tapi sekarang ….“Mungkinkah darah mereka mengalir dalam tubuhku?” dia memandang pria tua itu, matanya dipenuhi gejolak. “Senior, apa maksudmu dengan Putra Naga? Siapa aku sebenarnya? Apakah aku anak dari seekor naga?”Untuk sesaat, kesunyian menggantung di antara mereka seperti kabut tebal.Pria tua itu menatapnya dan hanya tersenyum tipis, seakan tahu betapa hancurnya fondasi hidup Nathan saat ini diguncang oleh satu pertanyaan. “Kamu akan tahu,” katanya lembut
Tinju dilayangkan, dentuman maha dahsyat mengguncang dinding batu. Retakan halus menjalar seperti jaring laba-laba di sekeliling pintu. Ledakan suara menampar lorong, bergema seperti auman raksasa purba yang terbangun.Di luar menara, Gill berdiri di antara reruntuhan dan kabut gelap dengan wajah terperangah."Apa yang dia lakukan di dalam?! Seperti sedang merobohkan seluruh fondasi!""Tuanku," Hago menimpali, wajahnya pucat diterpa kilatan petir dari langit kelam. "Sepertinya Nathan ingin menghancurkan menara ini. Dia tidak bisa memilikinya, jadi takkan membiarkan kita menyentuhnya."Gill mengepalkan pedangnya, aura hitam mulai berputar di sekeliling tubuhnya. "Kalau begitu, kita masuk sekarang sebelum dia menghancurkan semuanya!"Di dalam menara, Nathan sudah melayangkan pukulan kedelapan. Nafasnya berat, telapak tangannya mulai berdarah. Namun pintu perunggu tetap berdiri abadi dan dingin seperti batu nisan zaman kuno."Apa ini semacam kunci jiwa?" gumamnya sambil menatap tinjunya
Sementara itu, di dalam.Klik~Bunyi halus terdengar dari dalam pintu perunggu. Simbol-simbol di permukaannya mulai menyala, satu per satu, seperti barisan bintang yang diaktifkan.Nathan membuka mata, apasnya tercekat. “Pintu itu .… merespon!”Bzzzzhh!Perlahan, pintu perunggu terbuka, bukan ke dalam atau ke luar, melainkan menghilang ke dalam cahaya seperti menguap ke dimensi lain. Di balik pintu itu, terdapat tangga spiral yang turun jauh ke dalam perut menara. Udara dari bawah terasa dingin, seperti embusan napas dari dunia lain.Nathan menggigit bibirnya, dia tahu ini satu-satunya harapannya untuk menyelamatkan menara atau memperoleh kekuatan baru untuk menghadapi Gill dan orang-orang keluarga Wilford. Tanpa ragu, Nathan melangkah masuk dan mulai menuruni tangga. Pandangan Nathan menyapu sekeliling ruang menara.“Menara ini bukan tempat biasa.”Bentuk dan ukurannya, pancaran energi spiritual yang terus mengalir terlalu misterius.“Mungkinkah ini sebenarnya senjata sihir? Atau, wa
Nathan tersenyum tipis. Tapi senyuman itu tidak membawa kehangatan, itu adalah senyuman milik seseorang yang telah membuat keputusan. “Bukan gertakan,” bisiknya dingin. “Itu adalah nisan yang baru saja kau gali sendiri.”Gill menatap Nathan dengan pandangan tajam, senyum sinis masih menempel di wajahnya. “Kau terlalu percaya diri.”Swosshh~Dalam sekejap, tubuh Gill menghilang dari tempatnya, melesat seperti bayangan! Nathan tak bergerak, matanya hanya menyipit sepersekian detik sebelum serangan.Slashh!Sebuah pukulan meluncur dari arah kiri, cepat dan berat seperti meteor. Tapi Nathan memiringkan tubuhnya hanya setipis helai rambut, menghindari serangan itu tanpa panik. Bugh!Siku Nathan melesat balas ke arah dada Gill dengan kecepatan tak kasat mata. Gill mengebloknya dengan lengan kiri, suara benturan tulang beradu terdengar nyaring di udara malam.Bugh! Bugh! Bugh!Serangan demi serangan saling beradu, tinju, siku, tendangan, sapuan kaki. Setiap benturan menghasilkan gelombang u
Nathan berdiri di depan menara kegelapan, jubahnya berkibar pelan tertiup angin malam. Matanya menatap lurus ke arah pria yang telah meretakkan formasi pembunuhnya.Di bawah sinar bulan yang dingin, aura mereka saling berbenturan meski belum ada yang bergerak.Gill berhenti menghantam, tangannya yang terluka mengepal pelan, namun ekspresinya tetap tenang. Matanya menyapu Nathan dari atas ke bawah. “Jadi, kau Nathan?” ujarnya, suaranya rendah tapi menggema seperti bergema dari dasar lembah.Nathan menatapnya datar. “Dan kau pasti Gill, Tuan Muda yang disembunyikan di balik bayangan nama Wilford.”Gill menyeringai tipis. “Kau lebih pintar dari yang kuduga.”Nathan menatap luka di tangan Gill. “Formasi pembunuhku membuatmu berdarah. Tidak buruk untuk seorang ‘tuan muda’, bukan?”Gill tertawa pelan, tatapan matanya sinis. “Kalau formasi sekelas itu saja sudah membuatku mundur, aku tidak pantas menyandang nama Wilford.”“Sayangnya,” Nathan menimpali, suaranya seperti mata pisau menggores b
Formasi terpasang sempurna. Nathan menarik diri ke dalam bayang menara, menatap ke dalam kegelapan sambil menghela napas berat.Di luar, Hago memandang menara yang bergetar pelan, detak hatinya berpacu.“Sehebat ini?” satu prajurit bisik, suaranya hampir tak terdengar.Hago memutar wajah, mata redup menyala. "Nathan menghancurkan Ging dan melukai Kaidar, mereka seorang dengan kekuatan puncak penguasa Ingras tingkat akhir! Apa kita lebih hebat?"Gemuruh aktivitas di menara menggetarkan tanah. Kilatan cahaya ungu menelusup silang di balik jendela tinggi menara, seolah detak jantung yang siap meledak.Prajurit terhuyung, Hago mencibir pelan, sipi matanya menerawang ke cakrawala. "Tunggu Tuan Gill datang, aku akan melihat ke mana larinya Nathan kemudian."Dalam senyap menara, Nathan tenggelam kembali dalam kultivasi. teknik kijutsu berputar liar, menara bergetar hebat, merintih menahan badai energi yang menyedot setiap partikel energi spiritual di sekitarnya.“Apa?! Menara itu bergetar? P
Di bawah bayang menara, sosok itu terbungkus gaun hitam, wajahnya masih membelakangi mereka. Nathan membuka mata, sebuah kilatan biru dan merah menari di tengah pupilnya.Hago menegakkan punggung, mencoba menutupi keterkejutannya. “Siapa kau?” tanyanya, tingkahnya tenang namun bergetar tipis.Nathan menoleh perlahan, bayangan luncur di pipinya. “Pemilik sah villa ini,” jawabnya dingin. “Jika ingin selamat, mundur sekarang.”Getaran energi spiritual mengepul di telapak Nathan, aura naga melingkari tubuhnya.“Kami wakil keluarga Wilford!” desak Hago, namun suaranya gemetar. “Ramos telat bayar hutang, villa ini jadi milik kami. Lalu kamu siapa?”Nathan mengangkat dagu, cahaya dingin menyorot wajahnya. “Ramos sudah tiada, tapi tanah dan menara ini kini di bawah kendaliku,” ujarnya tenang. “Akan kucabut nyawa kalian jika berani menentang.”Beberapa prajurit keluarga Wilford saling berpandangan, tangan mereka mengepal pada gagang pedang.Salah satu dari mereka terangkat suaranya. "Tuan Hago
Debu dan serpihan porselen beterbangan, kristal lampu bergetar. Kaidar merasakan detik-detik terombang-ambing antara hidup dan mati, namun dia tetap tegap, mencatat setiap celah serangan Gill. Dengan satu teriakan rendah, Kaidar membalikkan formasi menjadi cincin pelindung, gelombang magis memantulkan serangan Gill, menimbulkan kilatan cahaya keunguan yang menari seperti naga kecil sebelum lenyap.Pertarungan singkat itu berakhir secepat kilat, tak ada korban luka baru, namun udara di antara mereka masih bergetar penuh ketegangan.Gill terdiam, matanya menatap kekaguman dan kewaspadaan. Dia menurunkan energi hitamnya, senyumnya merekah hangat namun penuh tipu daya. “Kaidar, rahasiamu pantas diperjuangkan. Menara Herton akan menjadi milik keluarga Wilford, dan kau, anak muda, pantas mendapatkan jatahmu.”“Aku akan mengirim pasukan ke sana, tidak akan ada siapapun yang bisa memasuki Villa itu!”Kaidar mengangguk pelan, rasa lega dan kemenangan berpadu di dadanya. “Tuan Gill, apakah Anda
Di Kota Hulmer, di kediaman megah keluarga Wilford, cahaya senja menyusup melalui jendela kaca patri ruang tamu. Gill, tuan muda Wilford, bersandar di kursi berlapis kain emas, dahi berkerut memikirkan langkah Kaidar. Sinar matahari sore menari di lengkungan langit-langit, menciptakan bayangan bergerigi yang seolah berbisik rahasia kuno.“Hago,” panggil Gill pelan, matanya menatap jajaran lukisan leluhur yang terpajang di dinding. “Mengapa Kaidar memilih Kota Yundom untuk berlatih? Dan apa hubungan villa Ramos dengannya?”Hago, penghuni lorong panjang dengan napas teratur, menunduk hormat. “Tuan Muda, ada sesuatu ganjil pada menara tua dalam kompleks keluarga Herton—bangunan itu seolah menolak bayangan zaman. Semua sayap villa telah dipugar, kecuali menara itu yang tetap lapuk dan dingin.”Gill bangkit, tatapannya menyala, lingkaran kekuasaan keluarga Winaya tak berdaya menjangkau Yundom. “Rahasia apa yang tersembunyi di balik dinding usang itu, sampai Kaidar tega merenggut nyawa Ramo