Nathan yang melihat Lisa dan yang lainnya juga bertanya dengan bingung. “Apa yang membuat kalian datang kemari?”“Kamu bertanya kepada kami? Seharusnya kamu bertanya pada dirimu sendiri sedang apa disini? Kami datang kemari untuk membeli rumah, kamu kemari untuk apa?” Andrew bertanya dengan wajah jijik. Dia melihat Nathan lalu melihat mobil Nathan yang menabrak Jaguar didepannya, lalu tertawa bahagia. “Nathan, sepertinya keahlian menyetirmu buruk, kenapa sampai menabrak mobil orang? Atau kamu ingin ikut mobil penghuni untuk menerobos masuk?"Kate yang melihat Nathan menabrak mobil orang lain yang merupakan sebuah Jaguar juga berteriak kaget. “Nathan, kamu mendapat jackpot! Kamu menabrak sebuah Jaguar, mobil ini harganya miliaran, menjual mobilmu saja pasti tidak cukup untuk mengganti rugi!”“Aku bisa mengganti rugi atau tidak juga bukan urusan kalian!” Nathan berkata dengan sinis.“Nathan, aku beritahu ya, perusahaan tidak akan membayarkan gajimu lebih awal, kamu untuk apa berkeliaran
“Sialan, apa katamu?!” Pria itu mengernyitkan keningnya dan mulai berteriak marah.Dia tidak percaya Nathan yang hanya seorang diri berani mengatakan hal seperti itu didepan dia yang membawa banyak anggotanya.“Nathan, kamu gila, ya? Apa kamu bosan hidup?!” Lisa menegur Nathan dengan keras.Sedangkan wajah Andrew seketika memucat. “Nathan, jangan berlagak lagi, walaupun kamu berlutut sekarang, kami juga tidak akan menertawaimu! Kami juga tidak akan berkata apapun pada perusahaan!”“Benar, kami tidak akan mengatakan apapun, berlututlah! Kalau tidak, kamu akan dipukuli oleh mereka, sebaiknya kamu berlutut saja!” Kate juga terkekeh.“Kalau kalian suka berlutut, kalian saja yang berlutut!” Nathan menoleh dan berkata kepada Andrew dan Kate dengan dingin.“Hm, hebat! Teruskan saja kegilaanmu itu, kita lihat saja siapa yang akan berlutut!” Andrew mencibir dengan kesal.Pria itu melihat Nathan yang masih merasa hebat dan tidak mau berlutut memasang raut wajah dingin. “Hebat juga ya kamu, tapi
Ujung mata Zimmer tidak berhenti berkedut, dia menggertakkan giginya dan berkata. “Bajingan, kamu bisa berkelahi? aAku beritahu, aku sudah mengingat plat mobilmu, aku bisa melacak siapa namamu, dimana rumahmu. Meskipun kamu bisa berkelahi, tapi aku yakin, keluargamu belum tentu bisa berkelahi!” Zimmer menggunakan keluarga untuk mengancam Nathan, tapi dia tidak tahu dia sudah menyentil titik lemahnya Nathan!“Kamu sedang mengancamku?” kedua mata Nathan memancarkan aura membunuh yang sangat menakutkan, yang langsung menyelimuti Zimmer.Sekujur tubuh Zimmer gemetaran, dia merasa seperti diterpa oleh angin dingin yang menusuk sampai ke tulangnya.“Kamu tidak perlu menatapku seperti itu, lantas kamu juga berani membunuhku dihadapan semua orang ini?” Zimmer menggertakkan giginya dan menunjukkan kekejaman di wajahnya. “Kalau kamu tidak membunuhku hari ini, maka aku yang akan membunuh seluruh keluargamu!”Zimmer malah memprovokasi Nathan dengan sombong, ekspresinya seperti seekor babi yang t
Setelah sesaat, Anson dan beberapa petugas keamanan itu baru tersadar, Anson berpesan kepada mereka. “Lain kali, kalau bertemu dengan Tuan Nathan, kalian semua harus bersikap sopan, yang berani bersikap kurang ajar kepada dia, akan langsung kupecat!” Seketika itu Nathan sedang mengendarai mobilnya menuju keatas gunung, dan baru tidak jauh, dia kembali bertemu dengan Andrew dan yang lainnya, mereka sudah selesai melihat-lihat rumah, dan staf pemasaran sedang bersiap membawa mereka kembali. Melihat mobil civic tua Nathan yang bagian depannya sudah hancur, mereka semua tercengang, mereka tidak mengerti bagaimana caranya Nathan bisa masuk! “Pria ini pasti memanfaatkan saat mereka lengah, dan menerobos masuk, mungkin dia takut dipukuli!” Kate berkata sambil melihat mobil Nathan yang sudah hancur. “Nyalinya besar sekali, berani membuat onar di Villa Ascalon?!” Andrew mendengus. Setelah mendengar pembicaraan mereka berdua, staf pemasaran itu seolah terpikirkan sesuatu, dia segera mengham
“Pak sapam, Nathan tadi menabrak sebuah mobil mewah didepan gerbang, dan mereka ingin memukulnya, mungkin dia takut dipukuli dan langsung menerobos masuk kedalam. Kalau kamu berhasil menangkapnya, pasti imbalannya sangat besar!” Andrew berkata kepada ketua keamanan itu.“Benar, tadi kami semua juga melihatnya, dia menabrak sebuah mobil Jaguar!” Kate juga menganggukkan kepalanya.Lisa tidak mengatakan apapun, namun raut wajahnya tidak kelihatan bagus, dia tidak ingin memperdulikan Nathan lagi, anak ini hanya bisa membual, dan itu membuatnya sangat kesal.“Wah, hebat sekali kamu, sudah menabrak mobil Jaguar milik orang lain malah berani menerobos masuk?! Tapi, anggap saja kamu sedang sial karena bertemu denganku,” Ketua keamanan itu berkata lalu langsung menyergap Nathan.Krak!"Argghhh!"Saat ketua keamanan itu mengulurkan tangan, Nathan langsung mencengkram pergelangan tangannya, dan memutarnya dengan pelan. Terdengar suara retakan tulang sang ketua itu, dan dalam sekejap ketua keaman
“Kamu .…” Benny menatap Anson dengan marah. “Baik, kamu berani bersikap seperti ini padaku? Aku akan memberitahukannya pada kakakku!” Benny berkata sambil beranjak pergi.Tindakan Anson membuat Andrew dan yang lainnya tercengang, bahkan staf pemasaran itu juga menjadi bingung. Hanya para petugas keamanan yang dibawa oleh Anson yang tahu kalau Anson melakukan itu untuk melindungi adik iparnya!Kalau Benny terus berada disana, bisa jadi Nathan akan menjadi marah dan mencabut nyawanya. Dan pada saat Benny pergi, Anson yang berkeringat dingin menatap Nathan, dia takut kalau Nathan tidak akan membiarkan Benny pergi. Hanya saja, dia melihat Nathan tidak mengatakan apapun, Anson juga merasa lega.Dia bergegas menghampiri Nathan, Anson membungkuk dan berkata. “Tuan Nathan, aku mewakili adik iparku untuk meminta maaf padamu, dia baru bekerja dan belum tahu apa-apa, aku harap Tuan Nathan berbesar hati!”Melihat Anson yang begitu merendah dan meminta maaf pada Nathan, Andrew dan yang lainnya ter
Sesampainya di vila, Nathan membuka pintu dan menemukan kalau vilanya masih sangat bersih, tidak ada debu sedikitpun, sepertinya Sarah mengutus orang untuk membersihkannya. Sarah selalu berharap agar dia bisa membujuk kedua orang tuanya dan membawa mereka kembali kemari.Hanya saja, Nathan memintanya untuk menunggu beberapa hari lagi, karena orang tuanya selalu mengkhawatirkan tentang hubungannya dan Lily, dan kalau mereka mengatakannya sekarang, orang tuanya juga tidak akan percaya.Nathan duduk diatas sofa dan meletakkan buH itu diatas meja, dia merasakan energi spiritual yang amat besar menguar dari buah itu, dan merasa sangat bersemangat.Buah seperti ini sangat jarang ditemukan, dia berharap setelah menyerap energi buah itu, kekuatannya akan bertambah drastis.Nathan sekarang sudah menemukan teknik latihan yang paling efektif, kalau dia ingin meningkatkan kekuatannya, yang dia perlukan adalah energi spiritual. Tapi saat ini, energi spiritual yang ada di bumi memiliki kekurangan,
Lisa yang mendengar ucapan Nathan juga tidak terlalu kaget, dia hanya tersenyum datar. “Sebenarnya. Andrew tidak seburuk yang kamu pikirkan, dia mungkin sering mempersulitmu. Tapi, aku akan berusaha untuk membujuknya!” Lisa salah sangka terhadap Nathan, dia mengira Nathan mengatakan itu karena Andrew sering beradu dengannya, Nathan membenci Andrew, jadi dia berkata seperti itu untuk membujuknya. Nathan yang mendengarnya hanya tersenyum dan tidak mengatakan apapun lagi. Segera, mobil itu melewati jalanan yang sedikit lebih gelap, dan sebuah mobil tiba-tiba menghadang di depan mobil Lisa. Lisa terkejut dan bergegas menginjak pedal rem, untunglah dia sempat menghentikan mobilnya dan tidak menabrak mobil didepannya. “Brengsek! Apa kalian buta, hah?!” Lisa menurunkan jendela mobilnya, dan mulai memaki. Namun baru memaki satu kalimat, dia terkejut dan terdiam, karena dia melihat mobil yang berhenti di depannya adalah sebuah mobil bugatti, yang bisa memiliki mobil seperti itu pasti bukan
Nathan kini mulai mengagumi pemilik kapal pesiar mewah itu dengan tatapan kagum. Rombongan mereka dipandu oleh pelayan, hingga tiba di lokasi pelelangan yang sudah dipadati oleh para kolektor kaya. Suasana penuh kemewahan dan eksklusivitas jelas terpancar, di mana yang memiliki uang banyak berarti juga kemampuan untuk berinvestasi pada barang antik yang bernilai tinggi.Karena aturan pelelangan, setiap peserta harus menyetor uang jaminan terlebih dahulu. Tanpa ragu, Zayn pun menyetor lima ratus juta rupiah, lalu kerumunan itu pun melangkah masuk ke ruang pelelangan. Setelah menemukan area yang relatif terpencil, semua peserta duduk menanti dimulainya lelang.Nathan memperhatikan dengan seksama, Kaidar dan Ramos pun telah hadir, meski mereka memilih duduk agak jauh darinya.Sementara itu, Zayn tampak sangat gembira, terus menggosok telapak tangannya sambil berbisik kepada Kevin. “Kalau nanti ada barang bagus dan uangku belum mencukupi, dukunglah aku, ya!”Kevin pun menanggapi dengan se
“Tuan Muda Kaidar, jangan khawatir. Begitu Nathan tiba di Pulau Draken, naga Yin pasti akan muncul. Tubuh Nathan menyimpan Batu Mata Naga dari naga Yang, sementara naga Yin kini berada dalam kondisi terlemah. Asal kita kalahkan naga Yin dan ambil Batu Mata Naga miliknya, lalu singkirkan Nathan untuk merebut Batu Mata Naga dari naga Yang, menyatukan kedua batu itu, maka kekuatan tak terkalahkan akan terlahir!”Ramos menambahkan dengan nada penuh keyakinan. “Banyak keluarga menganggap batu itu tak berguna, tanpa tahu bahwa penyatuannya adalah kunci segalanya. Tuan Muda Kaidar, bayangkan jika kau menterap kedua batu itu, kekuatannmu akan melesat ke tahap Villain yang tak tertandingi!” Tatapan Ramos menyala, menyampaikan ambisi yang membara.Mendengar itu, Kaidar tertawa terbahak. “Hahaha …. begitu aku menguasai Batu Mata Naga dan mencapai tahap Villain, aku akan pastikan Keluarga Herton mendapat tempat layak di Kota Moniyan!”“Terima kasih, Tuan Muda Kaidar!” balas Ramos dengan hormat, m
Nathan, meskipun terlihat kaku, menyapa mereka dengan suara berat. “Tak kusangka bertemu di sini. Semalam, kami kebetulan bertemu dengan Beverly, dan kini, tampaknya takdir mempertemukan kita lagi,” ucap Zayn dengan nada terkejut namun hangat.Di antara percakapan yang canggung namun penuh makna, jelas bahwa perjalanan hari itu tidak hanya tentang perjalanan ke dermaga atau kapal pesiar mewah, melainkan tentang pertemuan kembali, janji yang tak terucapkan, dan benih-benih konflik yang perlahan mulai tumbuh.“Tuan Nathan, mengapa kamu dan Nona Beverly bisa berada di Pulau Draken tanpa didampingi?” tanya Ryzen dengan nada bingung.Nathan terdiam sejenak, terpana menghadapi pertanyaan itu. “Sebenarnya, aku datang sendiri, tanpa sepengetahuanku bahwa Beverly juga ikut,” jawabnya dengan nada ragu.Beverly kemudian menyahut. “Aku tiba diam-diam, tanpa sepengetahuan Nathan!” Mendengar itu, wajah Nathan semakin memucat, sementara matanya menyiratkan kebingungan yang mendalam.Tak lama kemudi
Di lantai depan hotel, ketika Beverly tengah mengurus administrasi check-in, terdengar panggilan lembut dari balik keramaian. Beverly menoleh dan mendapati Zayn—sang kakek—menghampirinya dengan senyum hangat.“Kakek? Kenapa kamu di sini?” seru Beverly, mendekat dan memeluknya dengan erat.“Aku dengar tentang tempat wisata baru di Kota Mantik—Pulau Draken. Empat musim yang seakan musim semi abadi dan pemandangan yang menakjubkan membuatku tak tahan tinggal di Kota Vale. Aku pun mengajak Kevin untuk berjalan-jalan,” jelas Zayn sambil terkekeh ringan.Tak lama kemudian, suara Kevin bergabung dalam percakapan, diikuti oleh Ryzen dan Nichole yang tampak pulih dari cederanya.“Nona Beverly, bagaimana kabarmu?” sapa mereka dengan penuh kehangatan.Beverly tersenyum, meski dalam hatinya ada kekhawatiran. “Aku hanya ingin melihat-lihat, karena aku dengar Nathan dan yang lainnya tidak ikut serta kali ini.”Rasa heran menggelayuti Zayn. “Apa maksudmu? Apakah ada perselisihan antara kamu dan Nat
Di luar, di gang sempit di samping Martial Shrine, suasana berubah menjadi tegang. Kaidar menatap Nathan dengan tatapan campur aduk antara kekhawatiran dan ejekan ringan. “Ingat, besok kau harus menepati janjimu padaku!” ucapnya sebelum menghilang dalam bayang-bayang malam.Nathan pun terdiam, berdiri terpaku selama setengah jam sebelum melangkahkan kakinya untuk kemabli ke kepolisian. Setiap langkah kakinya seakan terbebani oleh keraguan dan beban rasa bersalah atas Sarah yang kini terkurung di balik jeruji besi Martial Shrine. Kepulangannya ke markas kepolisian disambut oleh tanya cemas Milan. “Tuan Nathan, apakah Nona Sarah sudah aman?”Dengan suara serak, Nathan mengangguk. “Ya!” meski hatinya hancur melihat kekangan yang menimpa wanita yang dicintainya.Tak lama kemudian, Beverly muncul dengan langkah cepat. “Nathan, apakah Sarah dalam keadaan baik?” tanyanya, matanya memancarkan keprihatinan mendalam.Nathan, yang masih tersisa bara amarah atas kekejaman Martial Shrine, hanya b
“Kita hanya punya waktu tiga menit. Cepat, ruangannya ada di ujung sana!” peringatan Kaidar menggema, menyatu dengan desiran napas Nathan yang semakin cepat.Dengan langkah tergesa, Nathan berlari menuju sel paling ujung. Di balik pintu jeruji, pandangannya bertemu dengan sosok yang membuat seluruh tubuhnya tersentak: Sarah, terbaring di ranjang dengan fasilitas mewah yang tak seharusnya ada di penjara bawah tanah.“Sarah!” teriak Nathan, suaranya penuh kelegaan dan harapan.Mendengar panggilannya, Sarah melompat dari ranjang dan segera meraih tangan Nathan dengan erat, senyuman cemas tersamar di wajahnya. “Bagaimana bisa kamu masuk ke sini?” tanyanya dengan penuh kekaguman dan kekhawatiran, meski rasa lega karena melihatnya selamat mulai muncul.“Aku dibawa oleh seseorang,” jawab Nathan singkat, menahan diri dari mengungkapkan terlalu banyak agar tidak membuat Sarah khawatir. Namun, mata Nathan berkilau dengan aura membunuh yang hampir tak terselubungi, seolah mengancam.“Sial, auram
“Bayarannya, kamu harus menemani kami ke pulau Draken!” ujar Kaidar, suaranya berubah datar namun penuh misteri.Nathan tercengang, dia tak pernah menyangka bayaran yang diminta setinggi itu. “Pergi ke pulau Draken?” tanya Nathan, nada suaranya mengandung keheranan. “Naga Yang dan naga Yin di sana telah melewati masa kemunculan, dan aku telah menaklukkan naga Yang. Batu mata naganya kini milikku. Lantas, untuk apa kita kembali ke sana?”Kaidar menatap tajam, tak mau menunda lagi. “Kamu tak perlu tahu seluk-beluknya. Cukup jawab, bersedia atau tidak! Ingat, kekuatan kalian di sini masih jauh dari puncak. Kalau kalian menyerangku, aku tidak akan menahan diri.”Dalam sekejap, bayangan kekuatan beberapa sosok seorang puncak penguasa Ingras tingkat akhir, dan Ramos yang setidaknya berada pada tahap puncak penguasa Ingras tingkat akhir, menyeruak dalam pikiran Nathan. Dia sadar betul bahwa melawan mereka bukanlah pilihan.“Tenanglah, hanya aku dan Tuan Ramos yang akan ikut. Jika kelak kami
“Kedatanganku kali ini bukan untuk mengganggumu, melainkan untuk membantumu,” jawab Kaidar sambil tersenyum samar, seakan mencoba menenangkan ketegangan yang mulai terasa.“Membantuku? Bagaimana caramu?” Nathan mengernyit, waspada.Baru saja Bachira datang dengan peringatan, dan kehadiran Kaidar terasa terlalu kebetulan.“Saudara Nathan, aku sudah berjalan jauh. Bukankah lebih baik berbicara di tempat yang nyaman daripada di halaman terbuka?” ujar Kaidar, seraya melangkah masuk bersama rombongannya ke dalam kamar Nathan.Begitu memasuki ruangan, mata Kaidar langsung tertuju pada lukisan aliran sunyi di hamparan yang abadi. Tatapan yang tadinya ramah berubah menjadi penuh keserakahan. Merasakan bahaya, Nathan segera menyembunyikan lukisan itu ke dalam cincin ruang yang dikenakannya.Kaidar menatap cincin ruang tersebut dengan mata yang semakin menyala."Tuan Muda Kaidar, apakah kamu tidak ingin memperkenalkan rombonganmu?" tanya seorang pria pendek di sampingnya.Kaidar pun segera memp
Percaya diri yang semula menyelimuti Nathan perlahan berubah. Bagi Nathan, selama tidak ada kejutan yang tak terduga, Ryuki bukanlah tandingannya dalam pertarungan kali ini.Namun, perdebatan semakin memanas. Milan bertanya dengan nada tajam. “Tuan Nathan, apa rencanamu? Di atas arena, aturan seolah tak berlaku. Apakah aku harus menemui Tuan Ryujin dan memintanya untuk memberi peringatan? Kau hanya akan memukul Ryuki, dan jika Tuan Ryujin angkat bicara, Keluarga Zellon tidak akan tinggal diam.”Milan jelas ingin menghindari pertarungan yang brutal, dan sepertinya strategi pihak lawan sudah diperhitungkan matang-matang.“Tak perlu dipikirkan, jika mereka ingin bertarung, biarkan saja terjadi!” ujar Nathan dengan nada tegas, sambil mengibaskan tangannya seolah mengusir keraguan.“Aku akan mengasingkan diri beberapa hari. Bila tidak ada urusan penting, jangan cari aku!” lanjutnya.Milan mengangguk singkat sebagai tanda setuju.Tak lama kemudian, seorang anggota polisi bergegas mendekat.