Share

will help you

Teriakan kesedihan muncul kembali, saat Nyonya Jang Geum berusaha menyalakan senter melalui ponselnya. Dapurnya begitu hancur berantakan, tempat untuk menyimpan semua bahan-bahan rusak parah. Tutup lemari terpisah dari engselnya, bahan-bahan makanan sudah rusak dan tak tersisa.

Tak hanya Nyonya Jang Geum saja yang merasa sedih, Ben pun juga turut merasakan kesedihan itu. Kata maaf saja tidak cukup mewakili jumlah kerugian yang dialami oleh wanita paruh baya yang gemar memasak makanan korea zaman Sembilan puluhan.

“Ben … besok aku tidak akan berjualan. Ada baiknya kau urusi masalahmu, hingga selesai,” tegas Nyonya Jang Geum.

Ben mengira, ucapan Bossnya itu adalah sebuah tanda bahwa dirinya telah dipecat dari pekerjaannya. Kakinya lemas sampai ia tak tersadar bahwa tubuhnya sudah jatuh terduduk lemas. Suara tangisnya pecah, seperti anak kecil yang meraung-raung karena ada perasaan marah.

Bukannya merasa iba dengan suara tangisan Ben, Nyonya Jang Geum segera pergi meninggalkan Ben di ked
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status