Lei Qigang membentuk sebuah mantra tangan yang seketika dirinya menghilang dari pandangan semua orang membuat para penonton menjadi heboh dan bertanya-tanya kemana perginya pemuda itu. Namun selang beberapa detik mereka melihat Lei Xiayu yang menjerit kesakitan sambil memegangi kepalanya.
Kemudian salah satu penonton yang telah berada di ranah Janin Suci menyadari suatu hal. "Lei Qigang, saat ini dia sedang mencoba memasuki lautan kesadaran dari Lei Xiayu."Pernyataan ini membuat mereka menjadi heboh. Memasuki lautan kesadaran seseorang bukanlah hal yang mudah dan hanya bisa dilakukan oleh praktisi yang setidaknya sudah mencapai ranah Pembentukan Jiwa. Dari sepuluh orang praktisi, kemungkinan hanya akan ada tiga orang yang mampu melakukannya.Hal ini membuat sebagian dari penonton yakin kalau Lei Xiayu akan kalah sebab teknik yang digunakan oleh Lei Qigang ini bukan hanya memasuki lautan kesadarannya, tapi juga menyerang jiwa. Kalau seseorang tidak dapat mPara penonton menjadi heboh saat Lei Qigang kembali menunjukkan dirinya di atas arena, membuat mereka bertanya-tanya tentang siapa yang memenangkan pertarungan. Sebagian dari mereka kemudian merasa tidak percaya saat mendengar pengakuan kekalahan yang keluar dari mulut Lei Qigang, sementara sebagian lainnya menjerit bahagia karena telah memenangkan taruhan mereka dengan memilih Lei Xiayu."Apa-apaan ini? Mengapa anda menyerah Lei Qigang?""Sialan-! Mereka telah melakukan kecurangan. Pertandingan ini telah diatur, klan Lei menipu semua orang!""Ini tidak mungkin?! Bagaimana bisa seorang yang berada di ranah Penyucian Tubuh mengalahkan praktisi ranah Pembentukan Jiwa, benar-benar mustahil!"Orang-orang yang mendukung Lei Qigang seketika saja menyampaikan protes. Di samping mereka harus kehilangan hartanya, orang-orang ini juga tidak terima karena menganggap Lei Qigang dan Lei Xiayu telah bermain mata, dengan kata lain mereka telah mencederai pertand
Lei Zexian baru saja keluar dari kediaman pribadi Lei Leng, kemudian bergegas pergi ke tempat turnamen untuk mencari keberadaan Lei Qigang, dan ketika bertemu dia mengajak saudaranya itu untuk pergi ke suatu tempat karena ingin membicarakan sesuatu yang penting. Lei Xiayu sempat melihat kepergian mereka membuatnya sedikit penasaran karena tahu masalah ini pasti berhubungan dengan ayah mereka. Namun, karena dia masih memiliki pertarungan terakhir, jadi mau tidak mau Lei Xiayu harus tetap tinggal di sana.Kemudian tak berapa lama jam istirahat sudah selesai sehingga Wu Ming memanggil kedua peserta untuk bersiap-siap menyelesaikan babak final. Lei Delan yang pertama kali memasuki arena menandakan kalau dirinya sudah tidak sabar lagi untuk melangsungkan pertandingan terakhir ini."Yu, hati-hati jangan sampai kau terluka." Mu Lanxi memasang raut wajah cemas."Xi'er, kau tenang saja aku akan baik-baik saja. Lagipula kalau aku terluka nanti, masih ada kau yang bi
"Apa aku sedang berhalusinasi?" Seorang pemuda yang berada di barisan penonton mengucek matanya karena tidak yakin dengan yang dilihatnya saat ini, kemudian menoleh ke rekan di sampingnya. "Zhou, katakan bahwa kau juga melihatnya 'kan?" tanyanya memastikan, berharap bahwa tidak hanya dia sendiri yang melihat kejadian itu."Zhu, kau tidak salah, aku juga melihatnya. Bukan hanya kita, tapi semua orang melihatnya!" tegas pemuda itu meyakinkan."Jadi, barusan Lei Xiayu benar-benar menggunakan teknik 'Tinju Petir'?" pertanyaan itu disambut dengan anggukan kepala. "Tapi… bagaimana bisa…?" Pemuda bernama Zhu ini benar-benar belum bisa menerima kenyataan yang baru saja dilihatnya. Bukan hanya mereka yang tercengang, tapi semua orang yang menyaksikan pertandingan itu pasti akan terkejut dibuatnya.Di kursi para petinggi klan Lei, mereka bereaksi lebih keras terutama Lei Zhihao yang sampai bangkit dari tempat duduknya."Apakah barusan itu adalah teknik 'Tin
Petaka Guntur Surgawi benar-benar menyakitkan untuk seseorang yang masih berada di ranah Penyucian Tubuh seperti Lei Xiayu sebab pada dasarnya tubuhnya belum sanggup menerima tekanan sebesar itu, kalau bukan karena bantuan beberapa praktisi yang ikut menahan dan memperkecil daya rusaknya kemungkinan besar Lei Xiayu sudah kehilangan nyawa sekarang. Tapi tetap saja saat ini dia dalam keadaan hidup dan mati.Mata Lei Xiayu masih terpejam dengan tubuh yang mengambang di udara.Bersamaan dengan itu di lautan kesadarannya, Lei Xiayu membuka mata saat dihampiri oleh Bai Juan."Bai Juan, apakah aku sudah mati?" Lei Xiayu tidak tahu keadaannya di luar sana, yang diingatnya terakhir kali adalah dirinya sedang berusaha menahan Petaka Guntur Surgawi berwarna ungu yang dalam sejarah dikatakan kalau itu adalah salah satu petaka kesengsaraan terkuat yang pernah ada."Tuan, anda masih hidup." jawab singkat Bai Juan."Tapi…" Lei Xiayu ingin menyangkalnya
Lin Dong dan Xiaxia sudah bersiap-siap untuk berhadapan dengan Lei bersaudara. Mereka langsung membentuk formasi bertarung dengan Xiaxia berada di garis depan sementara Lin Dong berperan sebagai pendukung di belakang seperti yang telah mereka lakukan selama ini.Suara alunan kecapi mulai memasuki telinga Lei Qigang dan Lei Zexian membuat gerakan mereka tiba-tiba melambat saat ingin memberikan serangan pada Xiaxia. Xiaxia yang melihatnya tidak melewatkan kesempatan dengan memberikan tebasan pada keduanya.Beruntung Lei bersaudara masih bisa menghindarinya tepat waktu dengan melompat ke sisi kanan dan kirinya, membagi fokus gadis itu."Kakak, incar Lin Dong dan hentikan permainan kecapinya sementara aku akan menahan Xiaxia." pinta Lei Zexian. Sebagai seorang komandan pasukan tempur kekaisaran, tentu tidak sulit baginya menemukan rahasia teknik musuh.Lei Qigang mengangguk karena memikirkan hal serupa, "Hati-hati, Xian'er. Dia jauh lebih kuat darimu-!" sahut Lei Qigang sambil mengingatka
Semua penonton menjadi terkejut saat melihat aura hitam pekat yang memancar dari tubuh Lei Delan, mereka seperti pernah melihatnya atau paling tidak pernah mendengarnya di suatu tempat. Hanya saja mereka belum bisa mengingatnya secara langsung.Reaksi lebih keras ditunjukkan oleh tamu VIP, mereka sampai bangkit dari duduknya dan menoleh ke arah tempat berkumpulnya para petinggi klan Lei dengan tatapan curiga, kemudian mereka melihat Lei Zhihao yang terbang ke arah mereka."Apa maksud dari semua ini, saudara Zhihao?" Xia Gengxin yang pertama kali bereaksi, memberikan tatapan menusuk pada Lei Zhihao selagi meminta penjelasan."Senior Lei, anda harus memberi penjelasan yang bisa memuaskan kami." Duan Jie ikut menambahkan."Senior Lei, kuharap anda tidak menyembunyikan apapun dari kami semua agar tidak terjadi masalah di masa depan." Mu Zedong turut bersuara. Penemuan mereka saat ini benar-benar tidak bisa dilewatkan begitu saja karena ini adalah masalah besar yang menyangkut keselamatan
'Tinju Petir' yang dilepaskan Lei Delan tidak sanggup menahan naga emas milik Lei Xiayu membuat mahluk yang terbuat dari qi itu menerobos pertahanan Lei Delan tanpa hambatan sebelum membuka mulutnya lebar-lebar dan menelan pemuda itu hidup-hidup, kemudian membawanya ke atas lalu meledakkannya di udara. Disaat yang sama, naga emas itu juga menghilang dan hanya menyisakan butiran cahaya berwarna emas yang kembali memasuki tubuh Lei Xiayu.Secara tiba-tiba pula guncangan yang terjadi sebelumnya langsung menghilang drastis seolah tidak pernah terjadi membuat semua orang bisa kembali tenang. Mereka juga melihat tubuh Lei Delan yang perlahan mulai jatuh ke tanah."Apakah semuanya sudah berakhir? Lei Xiayu memenangkan pertarungan? Dia resmi menjadi patriark muda Klan Lei?""Aku tidak begitu yakin, tapi kurasa Lei Delan tak akan selamat pasca benturan kekuatan sebelumnya. Walaupun belum mati, dia pasti tak mampu lagi untuk melanjutkan pertarungan.""Aku tidak menyangka Lei Xiayu memiliki kekua
Perhatian semua orang tertuju pada Tian Zhonglei dan Deng Jun yang sudah bersiap-siap menyerang satu sama lain. Keduanya kemudian membentuk mantra tangan di waktu yang hampir bersamaan, tapi Deng Jun menyelesaikan gerakannya terlebih dahulu."Tangan dari Neraka!"Tangan raksasa berwarna hitam pekat secara tiba-tiba muncul dari ketiadaan dan berniat menghantam tempat Tian Zhonglei berdiri, namun untungnya dia sudah berhasil menyelesaikan mantra tangannya yang seketika muncul tembok besar terbuat dari tanah untuk menahan serangan tangan raksasa tersebut."Cepat evakuasi semua orang ke tempat yang lebih aman," pinta Tian Zhonglei pada semua praktisi yang berada di ranah Janin Suci ke atas. Dia khawatir kalau tempat ini sebentar lagi akan menjadi hancur."Baik, senior." Semua orang sepakat dan mulai membawa para penonton yang berada di tribun untuk mengungsi meninggalkan kediaman keluarga Lei.Selagi orang-orang dibawa untuk dievakuasi, Tian Zhonglei terlihat menjadi lebih serius, matanya