Lei Xiayu tidak ingin terus-menerus dalam posisi bertahan sehingga mengubah alur permainan pedangnya menjadi lebih menyerang. Setiap tebasan yang dilepaskannya sangat cepat dan agresif membuat Lei Longguan kesulitan untuk menghindarinya.
Slash!Gerakan Lei Xiayu benar-benar lincah, setiap serangannya sulit untuk ditebak membuat Lei Longguan terkena sabetan kecil pada pipi kirinya yang segera mengalirkan darah segar. Lei Longguan menyentuh pipi yang terluka itu sebelum mengelap darahnya dan menjilatinya dengan bibir.Wajahnya berubah menjadi geram, ingin sekali rasanya Lei Longguan mencabik-cabik tubuh musuh di hadapannya itu, maka dia pun membentuk sebuah mantra tangan."Amarah Petir Membara!" Seketika saja seluruh tubuh Lei Longguan diselimuti energi petir yang meluap-luap dan memancarkan tekanan yang tidak biasa sampai-sampai memaksa Lei Xiayu untuk berlutut. Namun bukan Lei Xiayu namanya kalau menyerah begitu saja, dia mengalirkan separuh qi-nyPertandingan ketiga akan mempertemukan seorang pemuda berusia dua puluh satu tahun, salah satu keturunan tetua klan bernama Lei Langdu yang saat ini berada di ranah Penyucian Tubuh tingkat 3 melawan Lei Delan. Seperti kakeknya yang berpihak pada Lei Qintian, Lei Langdu juga diminta untuk menyingkirkan Lei Delan agar jalan Lei Xiayu menjadi patriark muda akan lebih lancar.Lei Langdu ini orangnya tidak banyak omong, saat Wu Ming mengumumkan pertandingan dimulai, dia segera membentuk mantra tangan yang seketika menciptakan bola petir di telapak tangannya yang seiring dengan pergerakannya bola petir tersebut semakin membesar hingga sepuluh kali lipat daripada bentuk semula.Kemudian saat jaraknya dengan Lei Delan sudah semakin dekat, Lei Langdu melepaskan bola petir tersebut ke arah dada Sang Lawan, namun sayangnya masih bisa dihindari membuat energi itu melesat cepat menabrak pinggir arena yang segera menciptakan ledakan besar.Lei Delan menoleh sebentar ke
Perasaan Lei Muying menjadi buruk saat melihat sikap arogan yang ditunjukkan Lei Delan dalam pertarungan sebelumnya membuatnya bertarung serius sejak awal pada pertandingan keempat babak delapan besar saat menghadapi peserta terakhir, adalah seorang gadis bernama Lei Zilin. Lei Zilin ini merupakan gadis yang cantik dan seksi, usianya lebih muda dua tahun dibandingkan Lei Muying."Zilin, sebaiknya kau menyerah. Aku tidak ingin melukaimu mengingat hubungan kita di masa lalu cukup baik." bisik Lei Muying meminta lawannya itu mengundurkan diri saat mereka sedang beradu serangan karena dia tidak ingin menyakitinya sebab sebelum Lei Muying menikah dan pergi ke klan Ouyang, Lei Zilin ini menjadi salah satu temannya di dalam klan Lei."Jiejie, kau tahu sendiri kalau aku tidak bisa melakukannya. Bagaimana kalau jiejie membantuku untuk keluar dari masalah ini?" Lei Zilin melirik ke arah para tetua klan di kursinya kemudian berkata, "Jiejie, aku tidak bisa menentang perintah
Lei Zexian cukup panik saat mendengar suara seorang perempuan terdengar berada di luar kediaman Lei Leng, sehingga dengan cepat mencari tempat untuk bersembunyi sebelum sosok tersebut masuk. Dia mencari-cari tempat yang cocok dan memutuskan untuk bersembunyi di dekat ranjang tidur.Namun secara tidak sengaja dia menyentuh sebuah tombol yang tiba-tiba membuat ranjang di dekatnya terbuka dan memperlihatkan sebuah pintu menuju ruangan lain. Tanpa pikir panjang Lei Zexian memasuki tempat itu sebelum pintunya tertutup dengan sendiri. Secara bersamaan pula Hua Mei tiba di dalam kamar Lei Leng."Mengapa aku seperti mendengar sesuatu di sini barusan?" Hua Mei menelisik ruangan dengan perasaan curiga. Namun setelah dicari dia tidak menemukan alasan kecurigaannya itu, sehingga menganggapnya telah berhalusinasi.Tidak ingin memikirkannya lagi, Hua Mei kemudian fokus pada tujuan utamanya mendatangi kamar Lei Leng ini, yang ternyata sama dengan Lei Zexian ingin mencari
Lei Muying mengambil inisiatif untuk menyerang terlebih dahulu saat Wu Ming mengumumkan pertandingan dimulai, sementara Lei Delan masih sama dengan wajah tanpa ekspresi seperti sebelum-sebelumnya. Meski dirinya seorang wanita, harus diakui permainan pedang Lei Muying sangat terampil.Teknik pedang yang digunakan Lei Muying terlihat sangat cocok dengan bentuk tubuhnya, mengalir begitu lembut bahkan para penonton seperti tidak melihat Lei Muying sedang bermain pedang melainkan tengah menari karena permainan pedang yang dibawakannya sangat lentur tapi gesit. Lei Delan yang ranahnya berada beberapa tingkat di atasnya sekalipun cukup kesulitan untuk menahan serangan tersebut.Namun, tetap saja belum ada satupun tebasan yang berhasil mendarat di tubuh pemuda itu. Sebaiknya Lei Delan baru saja berhasil memukul mundur Lei Muying membuatnya menjaga jarak."Cih, aku tidak akan kalah darimu." Lei Muying berdecak, sorot matanya mengandung kebencian yang mendalam. Tern
Lei Qigang membentuk sebuah mantra tangan yang seketika dirinya menghilang dari pandangan semua orang membuat para penonton menjadi heboh dan bertanya-tanya kemana perginya pemuda itu. Namun selang beberapa detik mereka melihat Lei Xiayu yang menjerit kesakitan sambil memegangi kepalanya.Kemudian salah satu penonton yang telah berada di ranah Janin Suci menyadari suatu hal. "Lei Qigang, saat ini dia sedang mencoba memasuki lautan kesadaran dari Lei Xiayu."Pernyataan ini membuat mereka menjadi heboh. Memasuki lautan kesadaran seseorang bukanlah hal yang mudah dan hanya bisa dilakukan oleh praktisi yang setidaknya sudah mencapai ranah Pembentukan Jiwa. Dari sepuluh orang praktisi, kemungkinan hanya akan ada tiga orang yang mampu melakukannya.Hal ini membuat sebagian dari penonton yakin kalau Lei Xiayu akan kalah sebab teknik yang digunakan oleh Lei Qigang ini bukan hanya memasuki lautan kesadarannya, tapi juga menyerang jiwa. Kalau seseorang tidak dapat m
Para penonton menjadi heboh saat Lei Qigang kembali menunjukkan dirinya di atas arena, membuat mereka bertanya-tanya tentang siapa yang memenangkan pertarungan. Sebagian dari mereka kemudian merasa tidak percaya saat mendengar pengakuan kekalahan yang keluar dari mulut Lei Qigang, sementara sebagian lainnya menjerit bahagia karena telah memenangkan taruhan mereka dengan memilih Lei Xiayu."Apa-apaan ini? Mengapa anda menyerah Lei Qigang?""Sialan-! Mereka telah melakukan kecurangan. Pertandingan ini telah diatur, klan Lei menipu semua orang!""Ini tidak mungkin?! Bagaimana bisa seorang yang berada di ranah Penyucian Tubuh mengalahkan praktisi ranah Pembentukan Jiwa, benar-benar mustahil!"Orang-orang yang mendukung Lei Qigang seketika saja menyampaikan protes. Di samping mereka harus kehilangan hartanya, orang-orang ini juga tidak terima karena menganggap Lei Qigang dan Lei Xiayu telah bermain mata, dengan kata lain mereka telah mencederai pertand
Lei Zexian baru saja keluar dari kediaman pribadi Lei Leng, kemudian bergegas pergi ke tempat turnamen untuk mencari keberadaan Lei Qigang, dan ketika bertemu dia mengajak saudaranya itu untuk pergi ke suatu tempat karena ingin membicarakan sesuatu yang penting. Lei Xiayu sempat melihat kepergian mereka membuatnya sedikit penasaran karena tahu masalah ini pasti berhubungan dengan ayah mereka. Namun, karena dia masih memiliki pertarungan terakhir, jadi mau tidak mau Lei Xiayu harus tetap tinggal di sana.Kemudian tak berapa lama jam istirahat sudah selesai sehingga Wu Ming memanggil kedua peserta untuk bersiap-siap menyelesaikan babak final. Lei Delan yang pertama kali memasuki arena menandakan kalau dirinya sudah tidak sabar lagi untuk melangsungkan pertandingan terakhir ini."Yu, hati-hati jangan sampai kau terluka." Mu Lanxi memasang raut wajah cemas."Xi'er, kau tenang saja aku akan baik-baik saja. Lagipula kalau aku terluka nanti, masih ada kau yang bi
"Apa aku sedang berhalusinasi?" Seorang pemuda yang berada di barisan penonton mengucek matanya karena tidak yakin dengan yang dilihatnya saat ini, kemudian menoleh ke rekan di sampingnya. "Zhou, katakan bahwa kau juga melihatnya 'kan?" tanyanya memastikan, berharap bahwa tidak hanya dia sendiri yang melihat kejadian itu."Zhu, kau tidak salah, aku juga melihatnya. Bukan hanya kita, tapi semua orang melihatnya!" tegas pemuda itu meyakinkan."Jadi, barusan Lei Xiayu benar-benar menggunakan teknik 'Tinju Petir'?" pertanyaan itu disambut dengan anggukan kepala. "Tapi… bagaimana bisa…?" Pemuda bernama Zhu ini benar-benar belum bisa menerima kenyataan yang baru saja dilihatnya. Bukan hanya mereka yang tercengang, tapi semua orang yang menyaksikan pertandingan itu pasti akan terkejut dibuatnya.Di kursi para petinggi klan Lei, mereka bereaksi lebih keras terutama Lei Zhihao yang sampai bangkit dari tempat duduknya."Apakah barusan itu adalah teknik 'Tin