Perasaan Lei Muying menjadi buruk saat melihat sikap arogan yang ditunjukkan Lei Delan dalam pertarungan sebelumnya membuatnya bertarung serius sejak awal pada pertandingan keempat babak delapan besar saat menghadapi peserta terakhir, adalah seorang gadis bernama Lei Zilin. Lei Zilin ini merupakan gadis yang cantik dan seksi, usianya lebih muda dua tahun dibandingkan Lei Muying.
"Zilin, sebaiknya kau menyerah. Aku tidak ingin melukaimu mengingat hubungan kita di masa lalu cukup baik." bisik Lei Muying meminta lawannya itu mengundurkan diri saat mereka sedang beradu serangan karena dia tidak ingin menyakitinya sebab sebelum Lei Muying menikah dan pergi ke klan Ouyang, Lei Zilin ini menjadi salah satu temannya di dalam klan Lei."Jiejie, kau tahu sendiri kalau aku tidak bisa melakukannya. Bagaimana kalau jiejie membantuku untuk keluar dari masalah ini?" Lei Zilin melirik ke arah para tetua klan di kursinya kemudian berkata, "Jiejie, aku tidak bisa menentang perintahLei Zexian cukup panik saat mendengar suara seorang perempuan terdengar berada di luar kediaman Lei Leng, sehingga dengan cepat mencari tempat untuk bersembunyi sebelum sosok tersebut masuk. Dia mencari-cari tempat yang cocok dan memutuskan untuk bersembunyi di dekat ranjang tidur.Namun secara tidak sengaja dia menyentuh sebuah tombol yang tiba-tiba membuat ranjang di dekatnya terbuka dan memperlihatkan sebuah pintu menuju ruangan lain. Tanpa pikir panjang Lei Zexian memasuki tempat itu sebelum pintunya tertutup dengan sendiri. Secara bersamaan pula Hua Mei tiba di dalam kamar Lei Leng."Mengapa aku seperti mendengar sesuatu di sini barusan?" Hua Mei menelisik ruangan dengan perasaan curiga. Namun setelah dicari dia tidak menemukan alasan kecurigaannya itu, sehingga menganggapnya telah berhalusinasi.Tidak ingin memikirkannya lagi, Hua Mei kemudian fokus pada tujuan utamanya mendatangi kamar Lei Leng ini, yang ternyata sama dengan Lei Zexian ingin mencari
Lei Muying mengambil inisiatif untuk menyerang terlebih dahulu saat Wu Ming mengumumkan pertandingan dimulai, sementara Lei Delan masih sama dengan wajah tanpa ekspresi seperti sebelum-sebelumnya. Meski dirinya seorang wanita, harus diakui permainan pedang Lei Muying sangat terampil.Teknik pedang yang digunakan Lei Muying terlihat sangat cocok dengan bentuk tubuhnya, mengalir begitu lembut bahkan para penonton seperti tidak melihat Lei Muying sedang bermain pedang melainkan tengah menari karena permainan pedang yang dibawakannya sangat lentur tapi gesit. Lei Delan yang ranahnya berada beberapa tingkat di atasnya sekalipun cukup kesulitan untuk menahan serangan tersebut.Namun, tetap saja belum ada satupun tebasan yang berhasil mendarat di tubuh pemuda itu. Sebaiknya Lei Delan baru saja berhasil memukul mundur Lei Muying membuatnya menjaga jarak."Cih, aku tidak akan kalah darimu." Lei Muying berdecak, sorot matanya mengandung kebencian yang mendalam. Tern
Lei Qigang membentuk sebuah mantra tangan yang seketika dirinya menghilang dari pandangan semua orang membuat para penonton menjadi heboh dan bertanya-tanya kemana perginya pemuda itu. Namun selang beberapa detik mereka melihat Lei Xiayu yang menjerit kesakitan sambil memegangi kepalanya.Kemudian salah satu penonton yang telah berada di ranah Janin Suci menyadari suatu hal. "Lei Qigang, saat ini dia sedang mencoba memasuki lautan kesadaran dari Lei Xiayu."Pernyataan ini membuat mereka menjadi heboh. Memasuki lautan kesadaran seseorang bukanlah hal yang mudah dan hanya bisa dilakukan oleh praktisi yang setidaknya sudah mencapai ranah Pembentukan Jiwa. Dari sepuluh orang praktisi, kemungkinan hanya akan ada tiga orang yang mampu melakukannya.Hal ini membuat sebagian dari penonton yakin kalau Lei Xiayu akan kalah sebab teknik yang digunakan oleh Lei Qigang ini bukan hanya memasuki lautan kesadarannya, tapi juga menyerang jiwa. Kalau seseorang tidak dapat m
Para penonton menjadi heboh saat Lei Qigang kembali menunjukkan dirinya di atas arena, membuat mereka bertanya-tanya tentang siapa yang memenangkan pertarungan. Sebagian dari mereka kemudian merasa tidak percaya saat mendengar pengakuan kekalahan yang keluar dari mulut Lei Qigang, sementara sebagian lainnya menjerit bahagia karena telah memenangkan taruhan mereka dengan memilih Lei Xiayu."Apa-apaan ini? Mengapa anda menyerah Lei Qigang?""Sialan-! Mereka telah melakukan kecurangan. Pertandingan ini telah diatur, klan Lei menipu semua orang!""Ini tidak mungkin?! Bagaimana bisa seorang yang berada di ranah Penyucian Tubuh mengalahkan praktisi ranah Pembentukan Jiwa, benar-benar mustahil!"Orang-orang yang mendukung Lei Qigang seketika saja menyampaikan protes. Di samping mereka harus kehilangan hartanya, orang-orang ini juga tidak terima karena menganggap Lei Qigang dan Lei Xiayu telah bermain mata, dengan kata lain mereka telah mencederai pertand
Lei Zexian baru saja keluar dari kediaman pribadi Lei Leng, kemudian bergegas pergi ke tempat turnamen untuk mencari keberadaan Lei Qigang, dan ketika bertemu dia mengajak saudaranya itu untuk pergi ke suatu tempat karena ingin membicarakan sesuatu yang penting. Lei Xiayu sempat melihat kepergian mereka membuatnya sedikit penasaran karena tahu masalah ini pasti berhubungan dengan ayah mereka. Namun, karena dia masih memiliki pertarungan terakhir, jadi mau tidak mau Lei Xiayu harus tetap tinggal di sana.Kemudian tak berapa lama jam istirahat sudah selesai sehingga Wu Ming memanggil kedua peserta untuk bersiap-siap menyelesaikan babak final. Lei Delan yang pertama kali memasuki arena menandakan kalau dirinya sudah tidak sabar lagi untuk melangsungkan pertandingan terakhir ini."Yu, hati-hati jangan sampai kau terluka." Mu Lanxi memasang raut wajah cemas."Xi'er, kau tenang saja aku akan baik-baik saja. Lagipula kalau aku terluka nanti, masih ada kau yang bi
"Apa aku sedang berhalusinasi?" Seorang pemuda yang berada di barisan penonton mengucek matanya karena tidak yakin dengan yang dilihatnya saat ini, kemudian menoleh ke rekan di sampingnya. "Zhou, katakan bahwa kau juga melihatnya 'kan?" tanyanya memastikan, berharap bahwa tidak hanya dia sendiri yang melihat kejadian itu."Zhu, kau tidak salah, aku juga melihatnya. Bukan hanya kita, tapi semua orang melihatnya!" tegas pemuda itu meyakinkan."Jadi, barusan Lei Xiayu benar-benar menggunakan teknik 'Tinju Petir'?" pertanyaan itu disambut dengan anggukan kepala. "Tapi… bagaimana bisa…?" Pemuda bernama Zhu ini benar-benar belum bisa menerima kenyataan yang baru saja dilihatnya. Bukan hanya mereka yang tercengang, tapi semua orang yang menyaksikan pertandingan itu pasti akan terkejut dibuatnya.Di kursi para petinggi klan Lei, mereka bereaksi lebih keras terutama Lei Zhihao yang sampai bangkit dari tempat duduknya."Apakah barusan itu adalah teknik 'Tin
Petaka Guntur Surgawi benar-benar menyakitkan untuk seseorang yang masih berada di ranah Penyucian Tubuh seperti Lei Xiayu sebab pada dasarnya tubuhnya belum sanggup menerima tekanan sebesar itu, kalau bukan karena bantuan beberapa praktisi yang ikut menahan dan memperkecil daya rusaknya kemungkinan besar Lei Xiayu sudah kehilangan nyawa sekarang. Tapi tetap saja saat ini dia dalam keadaan hidup dan mati.Mata Lei Xiayu masih terpejam dengan tubuh yang mengambang di udara.Bersamaan dengan itu di lautan kesadarannya, Lei Xiayu membuka mata saat dihampiri oleh Bai Juan."Bai Juan, apakah aku sudah mati?" Lei Xiayu tidak tahu keadaannya di luar sana, yang diingatnya terakhir kali adalah dirinya sedang berusaha menahan Petaka Guntur Surgawi berwarna ungu yang dalam sejarah dikatakan kalau itu adalah salah satu petaka kesengsaraan terkuat yang pernah ada."Tuan, anda masih hidup." jawab singkat Bai Juan."Tapi…" Lei Xiayu ingin menyangkalnya
Lin Dong dan Xiaxia sudah bersiap-siap untuk berhadapan dengan Lei bersaudara. Mereka langsung membentuk formasi bertarung dengan Xiaxia berada di garis depan sementara Lin Dong berperan sebagai pendukung di belakang seperti yang telah mereka lakukan selama ini.Suara alunan kecapi mulai memasuki telinga Lei Qigang dan Lei Zexian membuat gerakan mereka tiba-tiba melambat saat ingin memberikan serangan pada Xiaxia. Xiaxia yang melihatnya tidak melewatkan kesempatan dengan memberikan tebasan pada keduanya.Beruntung Lei bersaudara masih bisa menghindarinya tepat waktu dengan melompat ke sisi kanan dan kirinya, membagi fokus gadis itu."Kakak, incar Lin Dong dan hentikan permainan kecapinya sementara aku akan menahan Xiaxia." pinta Lei Zexian. Sebagai seorang komandan pasukan tempur kekaisaran, tentu tidak sulit baginya menemukan rahasia teknik musuh.Lei Qigang mengangguk karena memikirkan hal serupa, "Hati-hati, Xian'er. Dia jauh lebih kuat darimu-!" sahut Lei Qigang sambil mengingatka
Klan Mu sedang bertarung mati-matian untuk mempertahankan kediaman mereka dari ancaman Serikat Iblis, baik anggota klan yang baru menapaki jalan keabadian ataupun para tetua bekerja sama dengan keras saling melindungi satu sama lain, meskipun tidak bisa dipungkiri korban berjatuhan di pihak mereka tidak sedikit, namun semangat juang mereka tak perlu dipertanyakan lagi. Tapi dalam jalan keabadian, terkadang kelebihan jumlah pasukan tidak menjadi penentu kemenangan pertempuran, anggota klan Mu memang lebih banyak dibandingkan pasukan Serikat Iblis yang menyerang, namun dari segi ranah dan pengalaman bertarung jelas klan iblis lebih baik, apalagi klan Mu kebanyakan mereka yang berasal dari generasi muda, membuat mereka dalam situasi yang sulit. Para tetua dan senior klan sebisa mungkin melindungi generasi muda, tapi dengan kemampuan mereka yang terbatas tentunya tidak akan berjalan dengan mudah, apalagi pasukan dari Serikat Iblis ini tidak segan-segan membunuh setiap orang yang ada di
Nie Guanyu, Tao Zexi, dan Bao Jun merupakan tiga nama yang tidak asing lagi di dunia kultivator karena masing-masing dari mereka menduduki posisi Patriark di klan Nie, Tao, dan Bao serta telah mencapai ranah Pencerahan Spiritual membuat kemampuan mereka cukup diperhitungkan.Beberapa hari lalu, kediaman mereka dikunjungi oleh seorang kenalan lama yang cukup ketiganya segani, Lei Zhihao dari kota Zhengzhou. Kebetulan saat itu mereka sedang berkumpul di kediaman klan Nie karena membahas sesuatu sehingga mereka mempersilahkan Lei Zhihao untuk bergabung.Nie Guanyu merupakan seorang pria sepuh, terlihat berusia enam puluh tahunan dengan rambut yang telah memutih sepenuhnya, badan kurus dan pendek namun memancarkan kekuatan yang sangat besar dan lebih kuat dibandingkan lainnya.Tao Zexi seperti berusia empat puluh tahunan, rambut klimis dan memiliki penampilan yang rapi tampak terpelajar dan lebih terlihat seperti seorang sarjana. Pria ini cukup pendiam dan hanya berbicara jika menurutnya
Sepanjang pertempuran tidak ada kondisinya yang lebih buruk daripada Lei Zhihao dan Xia Gengxin, harus menghadapi Mo Yan, jendral iblis terkuat yang memimpin penyerangan itu membuat keduanya mengalami nasib naas. Walaupun sama-sama berada di ranah Pencerahan Spiritual, namun baik Lei Zhihao maupun Xia Gengxin baru mencapainya paling lama sepuluh tahun, sementara Mo Yan sudah berada di tingkat yang sama jauh lebih lama daripada keduanya membuat praktiknya lebih tinggi.Lei Zhihao baru saja kehilangan lengan kirinya setelah berhasil dipotong oleh teknik milik Mo Yan yang menjadikan qi kematiannya menyerupai pedang diselimuti darah, sementara Xia Gengxin kondisinya juga tidak lebih baik mengalami luka dalam yang sangat serius. Berbanding terbalik dengan Mo Yan yang hanya menerima luka kecil menunjukkan perbedaan kekuatan di antara mereka terlihat sangat jelas.“Saudara Xia, kita dalam masalah besar.” Lei Zhihao menggeleng kepala pelan, dia baru saja berhasil menghentikan pendarahan pada
Perbedaan jumlah dan kekuatan benar-benar dapat dirasakan pada pertempuran yang terjadi di kediaman keluarga Duan. Banyak anggota klannya yang sudah tewas terbunuh di tangan pasukan Serikat Iblis, serta beberapa tetua yang juga tidak terlepas menjadi korban keganasan kelompok itu.Tetua tertinggi keluarga Duan juga tidak dapat mempertahankan nyawanya lebih lama, ia harus terbunuh ditangan jenderal iblis yang memimpin penyerangan tersebut dengan cara begitu sadis, tubuhnya hancur berkeping-keping tanpa tersisa. Namun, sebelum terbunuh tetua tertinggi keluarga Duan berhasil mengirimkan pesan kepada Duan Jie menggunakan token khusus, membuatnya setidaknya bisa mati dengan tenang.Melihat tetua tertinggi sekaligus jagoan terkuat yang saat ini berada di klan mereka sudah terbunuh, anggota keluarga Duan tidak melakukan perlawanan lebih jauh. Mereka menyerah dan pasrah karena sadar tak akan bisa selamat dari pertempuran ini.Pada malam ini, salah satu keluarga besar di Kota Zhengzhou resmi d
Lei Qintian mulai membentuk pedang raksasa dengan qi-nya, walau kemungkinannya kecil tapi dia akan berusaha untuk membebaskan para tetua dari cengkeraman tangan Gong Xijian karena jika mereka mati maka akan berimbas pada keseimbangan klan. Lei Qintian yakin akan ada banyak pihak yang mendatangi klan Lei untuk mengambil keuntungan dari mereka, karena itulah keberadaan para tetua ini sangat penting. Seolah langit sedang membantunya, Lei Qintian menyadari tekanan yang dilepaskan roh beladiri Gong Xijian tidak sekuat sebelumnya, sehingga merasa ini adalah kesempatan yang tepat untuk melancarkan aksinya. Dengan cepat Lei Qintian menebaskan pedang raksasa itu untuk memotong aliran energi. Slash! Duar! Ledakan besar terjadi ketika Lei Qintian berhasil memotong energi tersebut, namun membuatnya terlempar ratusan meter karena pembalikan energi, begitu juga dengan para tetua yang mengalami luka parah. Tapi, satu hal yang pasti yaitu Lei Qintian berhasil menyelamatkan para tetua sebelum e
Gong Xijian mengalirkan qi-nya ke kadal raksasa yang seketika membuka mulutnya lebar-lebar sebelum menciptakan bola api raksasa yang menyebarkan momentum begitu panas membuat suhu udara di wilayah sekitar tempat itu naik beberapa kali lipat. Untungnya anggota klan Lei sudah menjaga jarak yang cukup jauh sehingga tidak ada korban dari pihak mereka.Lei Qintian mengeraskan rahangnya, dia sudah membentuk sebuah energi pedang untuk menghalau serangan yang akan datang. Di waktu yang hampir bersamaan, keduanya telah berhasil menyempurnakan teknik mereka masing-masing.“Semburan Api Kematian!”“Pedang Menembus Inti Semesta!”Bola api dan pedang raksasa itu saling bertabrakan menciptakan ledakan yang begitu besar membuat para tetua klan Lei harus membentuk energi pelindung untuk melindungi diri dan anggota klan lainnya agar tidak terkena efek samping dari benturan energi tersebut.Terlihat retakan besar pada energi pelindung itu menandakan jika pertukaran kekuatan di antara keduanya memang sa
Naga petir itu mengikuti setiap langkah yang dilakukan Gong Xijian, tidak membiarkannya melepaskan diri seolah di matanya hanya ada Gong Xijian saja sehingga menciptakan ledakan demi ledakan yang cukup keras setiap kali benturan di antara keduanya terjadi.Walaupun naga itu belum dapat melukai Gong Xijian karena pertahanannya yang sulit ditembus, namun tetap saja membuat gerakan jendral iblis itu menjadi terbatas karena harus diakui naga petir tersebut juga mengeluarkan kekuatan yang cukup besar. Disisi lain, setiap pertahanan yang dibentuk Gong Xijian juga membutuhkan energi yang tidak kalah besarnya sehingga qi-nya dengan cepat banyak terkuras. Gong Xijian merapatkan giginya geram, jika hal tersebut dibiarkan terus berlanjut maka qi-nya lama-kelamaan akan semakin menipis sehingga mau tidak mau Gong Xijian harus memikirkan cara agar bisa keluar dari cengkeraman naga itu.“Kenapa kau terus memaksaku?” Gong Xijian berdecak kesal. “Hancurlah!”Gong Xijian membentuk mantra tangan yang s
Semakin lama pertarungan di antara keduanya, Lei Delan semakin menyadari jika kemampuan bertarung Lei Xiayu memang jauh di atasnya, apalagi pemuda itu memiliki teknik pedang yang sangat beragam dan sulit ditebak sehingga menyulitkan Lei Delan untuk mengimbanginya bahkan dia sampai terkena sabetan pedang berkali-kali di beberapa bagian tubuhnya.Dengan napas memburu Lei Delan berhasil menjaga jaraknya setelah terkena serangan untuk yang kesekian kalinya.“Darimana sebenarnya bocah ini mendapatkan teknik-teknik sekuat ini?” Lei Delan benar-benar harus mengakui keunggulan lawannya itu sehingga muncul rencananya untuk melarikan diri karena jika memaksakan bertarung lebih lama dia khawatir Lei Xiayu akan semakin membuatnya terluka bahkan dapat membunuhnya.Lei Delan yang tadinya selalu bertarung dalam posisi bertahan kini tampil lebih menyerang dan berharap bisa menemukan celah agar bisa melarikan diri. Lei Xiayu tentu saja menyadari niat lawannya itu membuatnya tersenyum penuh arti.“Ingi
Lei Qintian tak menghiraukan tatapan semua orang yang mengarah padanya, ketika Pedang Penakluk Naga sudah berada di dalam genggaman tangannya, pria itu segera memberikan serangan pertamanya, namun Gong Xijian masih bisa menghindarinya dengan tanpa kesulitan.Lei Qintian tetap tenang dengan mengubah arus serangannya yang kali ini menargetkan titik vital lawan, Gong Xijian dengan cepat menutupi bagian lehernya itu sehingga menunjukkan celah pada perutnya, hal tersebutlah yang dimanfaatkan oleh Lei Qintian karena dari awal dia memang mengincar bagian tersebut dan leher hanyalah sebagai pengalihan sehingga sebuah pukulan mendarat tepat di tubuh Gong Xijian.Pukulan itu dipenuhi banyak tenaga membuat Gong Xijian meringis kesakitan walau kulitnya sebenarnya sangat tebal karena efek transformasi Iblis, namun ternyata pukulan Lei Qintian itu tetap dapat membuatnya terpukul hingga puluhan meter sebab Lei Qintian sendiri menggunakan teknik ‘Tinju Petir' untuk menjatuhkan law