"Saudara Xiayu, perkenalkan namaku Lei FengHen. Izinkan aku menguji kemampuanmu." Pemuda yang terlihat berusia dua puluh tahunan itu memberi salam.
Mendengar nama bagian tengah 'Feng', Lei Xiayu menyadari kalau pemuda ini salah satu cucu dari tetua Lei FengLi, tetua yang berada di pihak patriark Lei Leng, cepat atau lambat akan menjadi musuhnya jadi Lei Xiayu tidak berniat memberinya muka."Majulah-!" tantang pemuda itu, "Kuharap kau tidak mengecewakan harapan kakekmu dan orang-orang yang ada di balik layar." lanjutnya memasang ekspresi datar.Lei FengHen tanpa keraguan langsung memberikan serangan pada Lei Xiayu, dia adalah seorang praktisi yang mendalami teknik bertarung tangan kosong dan saat ini berada di ranah Penyucian Tubuh tingkat 3.Setiap pukulannya menciptakan ledakan keras di udara kosong menunjukkan bahwa dia telah menggunakan kemampuan terbaiknya. Tatapannya juga menusuk, terlihat penuh nafsu membunuh.Lei Xiayu tidak gentar"Aku menyerah!" teriak Lei FengHen saat dirinya sudah dalam posisi berlutut karena sebelumnya mendapat serangan telak dari Lei Xiayu. Barusan mereka beradu 'Tinju Petir', namun ternyata kekuatan yang dilepaskan Lei Xiayu jauh lebih hebat daripada miliknya membuat Lei FengHen harus mengalami luka serius."Saudara Feng, sebaiknya kau pergi keluar klan dan ikuti jalan keabadianmu sendiri, tidak perlu berada di bawah perintah orang lain." Lei Xiayu memberi saran."Terima kasih karena tuan muda Xiayu sudah membuka mataku. Aku, Lei FengHen berjanji akan setia terhadap klan dan mengabdi pada tuan muda Xiayu di masa depan, kalau aku melanggar maka petir surgawi akan menghukumku."Lei Xiayu tidak menyangka Lei FengHen akan bertindak sejauh itu, tapi juga tidak menolak keinginannya. Lagipula di masa depan klan Lei masih membutuhkan orang-orang seperti Lei FengHen ini untuk bertahan dan terus berkembang.Pada saat yang sama, Wu Ming sudah mengumumkan kalau L
Pada undian nomor sebelumnya, Lei Xiayu mendapat urutan kedua yang membuatnya boleh menantang peserta lain, Lei Xiayu tidak menyia-nyiakan kesempatan itu dan memutuskan untuk memilih Lei Ye sebagai lawannya. Dari awal dia ingin memberi pelajaran pada pemuda itu dan akhirnya bisa dilakukannya di babak 16 besar ini karena setiap peserta yang mendapat tantangan maka mereka tidak boleh menolak."Aku?" Lei Ye sedikit terkejut, sebenarnya setelah melihat sendiri kemampuan Lei Xiayu yang telah meningkat pesat membuatnya merasa getir. Lei Ye tidak percaya diri bisa mengalahkannya, apalagi dia pernah dibuat babak belur beberapa waktu lalu.Namun karena tidak bisa menolak dan untuk menjaga harga dirinya di depan orang banyak, Lei Ye berpura-pura berani. "Baik, aku akan bertarung denganmu. Jangan salahkan aku kalau nantinya kau terluka, Xiayu." Lei Ye bangkit dari duduknya sebelum melompat ke tengah arena.Dia memasang wajah sombong bahkan tak memberi salam pada Wu M
Dari awal kedatangannya Mu Lanxi sesekali memandang ke arah tempat duduk ayahnya, Mu Zedong berharap pria paruh baya itu akan menoleh kepadanya walau sebentar tapi tidak sama sekali. Entah Mu Zedong tidak menyadari kehadiran Mu Lanxi atau memang berpura-pura tidak tahu dan enggan mempedulikannya, Mu Lanxi merasa telah diabaikan.Berbanding terbalik dengan adiknya, Mu Rongrong yang selalu mendapat perhatian lebih yang tidak pernah dirasakan oleh Mu Lanxi selama hidupnya. Sebab itulah dia lebih senang tinggal di Paviliun Anggrek Putih karena disana gadis itu menemukan ketenangan, tidak seperti di kediaman klan Mu harus menahan rasa cemburu dan tekanan batin karena tidak dianggap ada.'Ayah, ternyata kau benar-benar tidak peduli padaku.'Mu Lanxi memalingkan wajahnya, tidak ingin menyakiti dirinya sendiri terlalu jauh. Perhatiannya kini tertuju pada pertarungan Lei Xiayu yang masih berlangsung."Peluru Petir!" Lei Xiayu menembakkan bola-bola petir ke
Pertandingan hari itu ditutup dengan pertarungan Lei Delan dan salah satu keturunan tetua klan yang berlangsung tidak lama karena terlihat jelas lawannya mengalah pada Lei Delan tanpa memberikan serangan balasan sekalipun.Para penonton menjadi kecewa dan tidak sedikit yang mengutuk keras tindakan itu dan menduga bahwa Lei Delan sudah bersekongkol dengannya. Hal itu juga menyulut emosi Lei Delan dengan memberikan serangan telak yang berbuah menghancurkan kultivasi pria tersebut sehingga di masa depan dia tidak akan bisa menjadi kultivator lagi."Ah, tidak cucuku… tuan muda Delan mengapa anda melakukan ini padanya." Tetua yang merupakan kakek dari pemuda itu menjadi histeris melihat keturunannya dilukai dengan sangat parah. Terlebih lagi Lei Delan tega menghancurkan kultivasinya."Itu hukuman karena kau mau mengikuti perintah ibuku!" Lei Delan tahu kalau konspirasi ini dilakukan oleh ibunya, Hua Mei. Tapi dia tidak ingin hal itu terjadi karena Lei Delan yak
Lei Delan sedang berlatih kultivasi di kamarnya saat tiba-tiba merasakan sebuah aura yang mendekat, membuatnya membuka mata. Kemudian muncul sosok misterius dengan mengenakan jubah hitam yang menyembunyikan wajahnya."Delan, apakah kau yakin bisa memenangkan kursi patriark muda dengan kemampuanmu yang sekarang?" ujarnya dengan suara serak khas seorang laki-laki dan mendominasi."Yang agung, aku pasti akan memenangkannya. Dengan kemampuanku saat ini, aku yakin hanya Lei Qigang yang pantas menjadi lawanku." Lei Delan berbicara pada sosok misterius itu, dari interaksi keduanya menunjukkan bahwa mereka sudah saling mengenal cukup dekat."Lalu seberapa yakin kau bisa mengalahkan Lei Qigang itu?""Lima puluh persen, Yang agung. Bagaimanapun juga kemampuannya berada di atasku." Lei Delan tidak menutupi keraguannya."Kalau begitu, aku akan memberimu sebuah pil yang bisa membantumu setingkat lebih kuat lagi. Tapi ingat, kau tidak boleh melupakan janji kita, atau kau akan menanggung akibatnya."
Tribun penonton sudah hampir terisi penuh saat matahari baru saja memancarkan sinarnya menandakan kalau semua orang tidak sabar lagi ingin menyaksikan pertandingan pada hari kedua turnamen Klan Lei, para tamu VIP juga sudah mulai terlihat hanya tetua Jiang Wei saja yang belum datang karena jarak kediaman Klan Lei dan Sekte Awan Putih memang agak jauh.Sementara para peserta sudah menunggu di pinggir arena menyisakan Li Qigang yang sedikit terlambat, namun batang hidungnya sudah terlihat di kejauhan."Adik Zexian, mengapa wajahmu cemberut begitu? Apakah kau sudah tidak sabar ingin bertarung denganku?" Lei Qigang mengulas senyum penuh makna."Kakak pertama, aku sedang tidak ingin bicara denganmu." Lei Zexian mendengus pelan sebelum memalingkan wajah.'Mengapa dia bisa datang kemari? Apakah ramuan itu tidak bekerja padanya?' Lei Zexian mengingat masa tadi malam saat dia dan Lei Qigang bersama-sama menghabiskan malam dengan berpesta arak.Lei
Kilatan petir mulai menyambar ke arah tempat Lei Zexian berdiri, seolah memiliki kesadarannya sendiri petir-petir ini selalu mengikuti pergerakan pemuda itu yang membuatnya cukup kesulitan untuk menghindarinya. Setiap ledakan yang dihasilkan petir ini menyebabkan lantai arena hancur, namun dalam waktu sekejap mata kembali seperti semula seakan tidak pernah terjadi kerusakan. Hal tersebut karena para petinggi klan Lei sudah melindunginya dengan sihir gaib."Kakak pertama, kau benar-benar tidak menahan kekuatanmu sedikitpun." Lei Zexian menggigit bibir bawahnya, untung saja dia masih bisa menghindari serangan tersebut kalau tidak mungkin dia akan terluka parah dan paling buruk mati dengan keadaan mengenaskan."Adik Zexian, kalau aku tidak bertarung dengan serius maka pertarungan ini tidak akan menarik." Lei Qigang tertawa kecil, tidak peduli kutukan keras yang dilemparkan adik keduanya itu padanya."Adik Zexian, bersiaplah karena aku akan memb
Lei Xiayu memasuki arena pertandingan tanpa keraguan atau menunjukan ekspresi terkejut sedikitpun, seolah sudah menduga hal ini akan terjadi. Lei Xiayu memang telah memperhitungkannya sejak awal mengingat Lei Longguan ini merupakan salah satu keturunan tetua yang berpihak pada Lei Leng, jadi sudah pasti dirinya yang akan menjadi incaran. Ekspresi Lei Xiayu sangat datar, bahkan saat Lei Longguan memberinya salam pemuda itu tidak menanggapinya.Lei Longguan tampak kesal, "Sombong sekali si sampah satu ini." celetuknya yang bisa didengar oleh Lei Xiayu."Tidak perlu banyak omong, kita akan melihat mana sampah yang sebenarnya." Lei Xiayu mengeluarkan senjatanya dari gelang semesta, pedang yang baru saja ditempa oleh Bai Ling beberapa waktu lalu.Saat baru saja dikeluarkan, pedang itu memancarkan aura yang begitu kuat selama beberapa detik membuat Lei Longguan merasakan tekanannya."Pedang ini… mungkinkah senjata kelas surgawi?" Lei Longguan tidak begi