Home / Romansa / Kembalinya Sang Pangeran / Bab 50. Malam Yang Tidak Tenang.

Share

Bab 50. Malam Yang Tidak Tenang.

Author: Ine Time
last update Last Updated: 2025-04-16 13:49:03

“Benar-benar sudah pergi,” gumamnya.

Yuwen mengangguk. “Akhirnya.”

Embusan angin pagi mengibaskan ujung jubah dan rambut yang tergerai. Di pelataran utama karesidenan, Jiali berdiri di sisi Yuwen, keduanya diam-diam melambaikan tangan ke arah rombongan kekaisaran yang mulai menjauh, debu lembut mengepul dari roda kereta kuda yang berderak perlahan.

Di kejauhan, warna-warni pakaian istana tampak mengecil, lalu menghilang di balik gerbang utama. Jiali baru menurunkan tangannya setelah rombongan benar-benar lenyap dari pandangan lalu menarik napas pelan.

“Apa kau lega?” tanya Yuwen perlahan, menoleh pada Jiali.

Jiali menatap lurus ke depan. “Entahlah, aku tidak tahu.”

“Mulai malam ini, aku akan kembali ke kamarku malam ini. Setelah beberapa hari terakhir, kau pasti butuh tidur yang tenang,” ucap Yuwen.

Jiali menoleh cepat, terdiam sejenak kemudian menyaut, “Ya, baiklah.”

Yuwen menatap sejenak wajah Jiali lalu tersenyum samar. Jiali balas mengangguk kemudian pergi meninggalkan Yuwen sendi
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Kembalinya Sang Pangeran   Bab 51. Menggantung Kesabaran.

    Yuwen menatap para prajurit yang berlatih di aula. Semuanya harus disiapkan lebih serius. Hari-hari yang berlalu sejak kepulangan rombongan kekaisaran terasa makin menegangkan.Rumor tentang rencana gila Yunqin bisa terwujud bila didukung penuh oleh Wei Junsu. Ini berbahaya.“Yang Mulia.”Yuwen melirik Yu Yong yang datang kemudian memberi hormat padanya. “Katakan. Bagaimana kondisi di perbatasan?”“Sudah beberapa petang, tidak ada yang mencurigakan. Perompak yang beberapa waktu lalu terlihat mendekati perbatasan kembali ke pegunungan.”Yuwen diam sesaat. “Meski begitu, kita tidak boleh lengah. Terlebih Hangzi belum memiliki bupati baru.”“Yang Mulia, apa sebaiknya kita menambah penjagaan di sekitar karesidenan khususnya paviliun nyonya?”Kali ini Yuwen memberikan perhatian penuh pada Yu Yong dengan berbalik menatapnya. “Apa yang menjadi pertimbanganmu Yu Yong? Katakanlah.”“Beberapa waktu belakangan, kita tidak selalu bersama dengan Nyonya. Urusan pemerintahan masih berada di bawah ta

    Last Updated : 2025-04-16
  • Kembalinya Sang Pangeran   Bab 52. Apa Kau Bisa Mencintaiku?

    “Tidak ingin berurusan dengan istana? Hah! Apa dia lupa kalau dia adalah anak dari kaisar!” Jiali mengusap lehernya. Ia masih ingat dingin pedang yang Yuwen tempelkan di sana. “apa aku gila karena lupa kalau dia sangat menyebalkan?” gerutu Jiali sembari mondar-mandir.Xiumei menarik lengan Jiali, membimbingnya duduk lantas menuangkan air untuk majikan tersayangnya. “Tenang, Nyonya. Yang Mulia tidak begitu.”Cepat Jiali menusuk Xiumei dengan tatapannya. “Terus saja kau bela dia! Kau buta? Kau sendiri lihat apa yang sudah dia lakukan padaku!“Nyonya, tentu saja semua akan tersinggung bila menyebut ibu mereka begitu.”“Ya, aku tahu aku salah, tapi dia yang keterlaluan!”“Nyonya, bagi Yang Mulia, Nyonya adalah wanita satu-satunya, paling berharga, paling istimewa.”Mendengar Xiumei begitu menegaskan kata “paling” di setiap ucapannya, Jiali malah curiga. “Apa yang dia janjikan sampai kau terus membelanya?”Xiumei menggeleng. “Nyonya, meski Yang Mulia pernah mempunyai empat selir, tetapi h

    Last Updated : 2025-04-17
  • Kembalinya Sang Pangeran   Bab 53. Pergi Tanpa Izin. Dikejar Tanpa Suara.

    Yu Yong diam mengamati Yuwen yang sudah seminggu ini memiliki aktivitas baru, yaitu duduk diam sembari menatap jepit rambut logam. Yu Yong yakin pemilik jepit rambut logam itu tak lain adalah Han Jiali. Ekspresi aneh dari wajah Yuwen membuat Yu Yong penasaran.“Yang Mulia.” Yuwen mengangkat sedikit tatapannya. “Aula berlatih sudah siap. Apa kita bisa memulai pelatihan untuk para dayang?”Yuwen menyelipkan jepit rambut logam ke dalam kantung di balik pakaiannya lalu bangkit. “Lakukan apa yang ingin kau lakukan,” ucapnya yang kemudian pergi setelah menepuk pundak Yu Yong.Kaki Yuwen melangkah menuju gazebo yang berada tepat di depan paviliun Jiali. Langkahnya terhenti tepat di tengah jembatan yang melengkung. Yuwen menarik napas dalam-dalam lalu menatap puluhan bunga teratai yang merekah di bawah jembatan.Seharusnya Yuwen tidak terusik oleh ucapan Jiali. Cinta yang Jiali sebutkan memang tidak pernah Yuwen pikirkan. Baginya cinta adalah sebuah malapetaka. Penyebab kekacauan pada keluarg

    Last Updated : 2025-04-17
  • Kembalinya Sang Pangeran   Bab 54. Ter(tipu).

    Apa yang Jiali pikirkan?Apa yang sedang direncanakan Jiali?Tujuan Yuwen bukan hanya untuk menemukan Jiali, tetapi untuk menjawab dua pertanyaan besar itu. Yuwen yakin kalau Jiali adalah seorang wanita yang masih belum bisa dipercaya seutuhnya.Atau ….Mungkin Yuwen yang keliru? Setelah banyak yang dilalui dan perbincangan langsung dengan Han Dunrui, Yuwen tahu kalau ayah mertuanya jelas tidak berambisi atau belum berambisi.Kekuasaan jelas adalah satu hal yang lebih manis dari madu.Yuwen memacu kudanya lebih cepat. Angin menusuk wajahnya, tetapi kegelisahan jauh lebih tajam menghajarnya. Ia tidak peduli para pengawal kewalahan mengejar. Ia tidak peduli jalanan berbatu bisa membuat kudanya tergelincir. YangKereta kuda terlihat di ujung jalan. Dalam kepala Yuwen mulai menyusun kata-kata yang ingin ia lontarkan pada Jiali. Yuwen bergerak ke sisi kanan. Ia menarik tali kekang, melesat lebih dekat ke sisi kereta, hingga kudanya sejajar dengan kepala kuda-kuda penarik.Suara ringkikan

    Last Updated : 2025-04-18
  • Kembalinya Sang Pangeran   Bab 55. Kegelapan Tanpa Ujung.

    Udara malam di kaki gunung Fuxie menusuk tulang. Kabut tipis mulai turun, membungkus pepohonan yang menjulang rapat di sekeliling. Bulan telah berada di posisi puncak.Di antara aroma dedaunan basah dan tanah lembap, Yuwen duduk tegap di atas kudanya, pandangannya tajam menyapu jalan setapak yang nyaris tak terlihat. Matanya lebih jeli dari seekor serigala yang mengintai mangsa.Cahaya obor dari para penjaga lain menari-nari di dalam keremangan malam. Belum ada satu pun yang memberi kabar seolah Jiali lenyap ditelan bumi.Angin berembus pelan, membawa denging samar dari serangga malam bercampur suara dedaunan bergesekan. Sejak sore, Yuwen telah menelusuri jalur ini bahkan jalur lain yang tak lazim dilewati siapa pun kecuali para pencari kayu atau penyelundup barang kecil.Lagi-lagi Yuwen menatap langit yang sudah kehilangan rona birunya. Sudah lewat tengah malam. Belum ada kabar sama sekali.Tubuhnya tetap diam, tetapi rahangnya mengeras. Dada Yuwen turut merasa sesak ketika dua perta

    Last Updated : 2025-04-18
  • Kembalinya Sang Pangeran   Bab 56. Gemerincing Malam.

    “Lepaskan!” jerit Jiali ketika tubuhnya diseret ke luar. Tentu saja mereka tidak mendengar. Lelaki bertangan kasar itu semakin tergesa membawanya melewati lorong sempit yang semakin lama semakin lembab dan gelap.Gemerincing rantai di pergelangan tangan Jiali menyatu dengan desir langkah mereka. Ketika mereka sampai di sebuah tangga batu, salah seorang pria yang bertubuh paling kekar menendang pintu kayu yang membatu di atasnya.Cahaya bulan menyambut Jiali. Itu bukan rumah biasa. Bangunan itu seperti reruntuhan benteng tua di tepian pelabuhan. Debur ombak terdengar jelas di kejauhan, bersama suara ringkik kuda dan aba-aba lelaki bertubuh besar. Di kejauhan, kapal besar berjaga, tampak siap berlayar.“Cepat! Nakhoda bilang kita angkat sauh sebelum fajar,” seru salah satu pria.Jiali digiring mendekati kapal. Sebuah papan kayu telah diturunkan dari geladak. Beberapa gadis lain sudah meringkuk di dalam kerangkeng kecil di dermaga, seperti hewan dagangan.“Aku harus berpikir cepat,” de

    Last Updated : 2025-04-19
  • Kembalinya Sang Pangeran   Bab 57. Tirai Jingga.

    Asap tipis masih menggantung di udara ketika Yuwen melangkah turun dari kuda. Matanya menatap tajam ke arah dermaga yang berantakan. Geladak kapal utama terbakar sebagian, tali tambat terputus, dan papan lambungnya miring ke arah air. Ada jejak kekacauan, jejak darah, tetapi tidak ada tubuh. Tidak ada siapa pun. Yuwen menepis asap dengan tangannya lantas menyusuri geladak. Satu persatu memeriksa sisa-sisa yang tertinggal. Sebuah kain sobek terjepit di sela papan mendapat perhatiannya. Ia mengangkatnya pelan. Potongan kecil dari lengan baju khas pelayan karesidenan. Biru pucat, dengan benang keperakan di ujungnya. Ya, Yuwen tidak mungkin keliru. Pelipis Yuwen mengencang. Di kejauhan, matahari mulai terbit, sinarnya menyentuh permukaan air. Yu Yong mendekat cepat. “Ada kapal kecil yang terlihat meninggalkan perairan ini sebelum fajar. Arah perjalanannya ke selatan, menuju Zijian. Beberapa warga bilang kapal itu membawa kargo dan penumpang.” Yuwen masih menatap kain di tangannya.

    Last Updated : 2025-04-19
  • Kembalinya Sang Pangeran   Bab 58. Darah, Api dan Laut.

    “Aku tidak pernah menerima kekecewaan dari pelanggan. Kau mengerti?” Pertanyaan yang jelas sebuah ancaman membuyarkan lamunan Jiali. Ia melirik Madam Fei. Wajah wanita itu penuh bedak dan rambut disanggul rapi.“Jangan diam saja. Kalau kau bisa memuaskan orang ini, mungkin kau tak perlu menjual seluruh tubuhmu malam ini. Dia berniat membelimu dariku, tapi aku ingin tahu apa kau bisa memberikan lebih dari ini,” lanjutnya.Madam Fei membuka pintu dengan satu hentakan, mendorong Jiali masuk lantas pergi meninggalkan Jiali sendirian.Kamar itu kecil, pengap. Cat dinding kayunya mengelupas, memamerkan serat kasar dan bercak lembab di beberapa sudut. Aroma anyir dan manis menyengat. Kesatuan aneh antara dupa murahan dan sisa tubuh manusia yang pernah berkegiatan di dalamnya.Ranjang yang ditutupi kain merah marun kusam berdiri di tengah ruangan. Di atasnya tergeletak bantal tipis yang warnanya sudah berubah, dan sebuah selimut ringan yang tampak tak pernah dicuci. Tirai renda tergantung di

    Last Updated : 2025-04-20

Latest chapter

  • Kembalinya Sang Pangeran   Bab 68. Rindu Yang Terbayar.

    Langkah Yuwen mantap berjalan memasuki aula pemakaman. Ia mendekati altar dengan dua peti mati yang entah milik siapa. Yuwen menghela napas panjang. Tangannya meraih plakat yang dengan ukiran namanya sendiri, menaruhnya kembali lalu menatap ke sekeliling aula.“Mereka benar-benar melakukan penghormatan terakhir dengan baik,” cicitnya.Tiba-tiba, suara langkah tergesa-gesa terdengar di luar aula. Yunqin muncul di ambang pintu, wajahnya penuh kecemasan. Ia sempat terdiam beberapa saat ketika Yuwen berbalik dan balas menatapnya.Yunqin mendekati Yuwen, tanpa basa-basi, ia bertanya dengan nada terburu-buru, "Bagaimana keadaan Jiali?" Yuwen diam. “Bagaimana keadaan Jiali?” ulangnya dengan nada naik.“Mengapa Yang Mulia harus tahu kondisi istriku?"Yunqin terdiam sejenak. Ia lupa kalau adik tirinya tidak mungkin menjawab sesuai keinginan hatinya. Ia menatap Yuwen berusaha menahan emosi yang mulai naik ke permukaan. "Aku hanya ingin memastikan dia baik-baik saja.”“Yang Mulia di sini?” tany

  • Kembalinya Sang Pangeran   Bab 67. Penebusan.

    “Yu Yong, katakanlah sesuatu,” mohon Kasim Hong Li pelan, nyaris tenggelam dalam bau lembab dinding batu dan jeruji berkarat. Kasim Hong Li menarik napas. Tidak menyangka kalau Yu Yong sama keras kepala seperti majikannya. Ia membungkuk di depan sel sempit itu, menatap pemuda kurus yang duduk diam dengan tangan terikat, wajahnya kusam dan luka-luka menghitam. Yu Yong tidak bergerak. Matanya kosong, mengarah ke lantai tanah yang becek. Ia seolah tidak mendengar, atau memilih untuk tidak mendengar. Untuk apa ia bicara? Semuanya telah selesai ketika Xiumei mengatakan kalau cincin itu adalah milik Han Jiali. Tidak ada yang perlu dijelaskan. Ia bersalah karena gagal menjaga majikannya dan mati adalah hukuman setimpal. Kasim Hong Li menelan ludah. “Kau tahu ini bukan hanya tentang dirimu. Jika kau masih seperti ini, aku tidak bisa membantumu. Kapten Gu tolonglah—” Langkah sepatu keras memotong kalimatnya. Dari ujung lorong penjara, iring-iringan langkah terdengar makin dekat. Arom

  • Kembalinya Sang Pangeran   Bab 66. Jeritan di Balik Dupa.

    “Aku tidak percaya!Jeritan Yunqin menggema ke penjuru ruangan. Sejak pagi ia berdiri di tengah kamar. Menolak untuk mengenakan pakaian duka yang telah dipersiapkan.Di hadapannya seorang kasim muda membawa baki berisi pakaian duka. Ia menunduk dalam-dalam, bersiap mendengar amarah karena Yunqin harus berangkat ke upacara pemakaman.“Yang Mulia, upacara pemakaman akan segera dimulai. Pelayan pribadi Nyonya Han sendiri yang memastikan identitasnya dan—”“Diam!”Yunqin mengangkat tangan, hendak memukul, tetapi tangannya menggantung di udara, lalu jatuh perlahan ke sisi tubuhnya. Matanya menerawang jauh, seolah coba menyangkal kenyataan yang sejak kemarin dijelaskan padanya. “Yang Mulia, Yang Mulia Kaisar Tao sudah menunggu,” bujuknya lagi “Aku tidak peduli!”Yang Mulia.”“Apa kau sudah dengar siapa yang bertanggung jawab atas segala?”“Semua sedang dalam penyelidikan.”Yunqin diam lanta tiba-tiba wajahnya berubah tegang. “Kau mengatakan kalau Jiali ditemukan di dekat Zijian, bukan? Se

  • Kembalinya Sang Pangeran   Bab 65. Bayangan Dukacita.

    Pagi ini, langit di atas istana berwarna kelabu. Awan-awan tebal menggantung rendah, seolah turut berkabung atas kepergian putra istana. Gerbang utama istana telah terbuka lebar, menanti rombongan tandu yang membawa jasad Pangeran Kedua dan istrinya.Di sepanjang pelataran, para pelayan dan pejabat berbaris dalam keheningan. Jubah mereka berwarna biru gelap, rambut disanggul rapi, dan kepala tertunduk rendah. Sedangkan di depan gerbang, rakyat bersimpuh dengan penuh air mata.Bendera-bendera kekaisaran dikibarkan setengah tiang. Tidak ada suara selain desau angin yang merayap pelan di sela pilar-pilar batu.Tandu berhias ukiran naga dan burung fenghuang tiba di depan aula persembahan leluhur. Kain putih dan ungu yang melambai di sekelilingnya menjadi pertanda bahwa orang yang wafat bukan rakyat biasa, melainkan darah kekaisaran.Kaisar tidak keluar menyambut. Ini bukan bagian dari aturan, tetapi Selir Agung Shu Qiongshing akan menyambut ditemani kedua putrinya—Qinh Lien Hua dan Qing Q

  • Kembalinya Sang Pangeran   Bab 64. Aroma Kematian.

    Aroma asin laut tercampur amis darah busuk membuat para pelayan di belakangnya menutup hidung dengan lengan baju, tetapi Hong Li mengabaikan semuanya. Langkah Kasim Hong Li terhenti ketika pandangannya menangkap dua kain lusuh yang menutupi tubuh di atas tandu kayu. Ia berusaha keras untuk tegar walau sekujur tubuhnya gemetaran.Tidak kuat berlama-lama membayangkan yang ada di hadapannya adalah Yuwen, Kasim Hong Li berjalan mundur beberapa langkah hingga kemudian pandangannya beralih pada Yu Yong yang terlihat duduk di atas hamparan pasir bercampur kerikil pantai.“Kapten Yu,” panggil Kasim Hong Li.Yu Yong menoleh, tetapi masih tidak mau beranjak dari tempatnya duduk.“Apa yang terjadi? Itu … bukan mereka, kan?” tanya Kasim Hong LiYu Yong menundukkan kepala, tak menjawab.Kasim Hong Li berjongkok. Berkali ia mengguncang bahu Yu Yong “Katakan padaku, ini bukan Yang Mulia Pangeran Kedua dan Nyonya Han! Kalian … masih mencari mereka di tempat lain, bukan?”Suara tangis Yu Yong bercam

  • Kembalinya Sang Pangeran   Bab 63. Ketika Langit Tidak Lagi Menjawab.

    Bab 63. Ketika Langit Tidak Lagi Menjawab.Yu Yong menatap surat tanpa segel resmi di tangannya, keningnya mengerut tajam. Tulisan tangan kasim Hong Li terpampang jelas. Ia mengenalinya dalam satu kali pandangan. Surat ini membawa lebih banyak pertanyaan daripada jawaban. “Apakah sekarang Tuan akan melapor ke ibu kota kalau Yang Mulia dan Nyonya hilang?” Suara Xiumei memecah hening malam. Gadis itu telah berdiri di ambang pintu, matanya mengamati wajah Yu Yong dengan kegelisahan yang serupa dengan Yu Yong.Yu Yong tidak langsung menjawab. Ia melipat surat itu perlahan, lalu memandang Xiumei. “Kau tahu betul, Xiumei. Ada banyak hal yang harus dipastikan sebelum melaporkan hal ini ke istana. Yang Mulia pasti tidak ingin membuat keributan yang tidak perlu.”“Tapi ini sudah terlalu lama, Tuan,” balas Xiumei, suaranya mulai meninggi. “aku takut kita terlambat. Tuan, mohon pertimbangan,” bujuknya lagi putus asa.Yu Yong menatap nyala lentera sejenak sebelum akhirnya berani menatap Xiumei.

  • Kembalinya Sang Pangeran   Bab 62. Percakapan Sesunyi Malam.

    “Aku menunggumu di kamar, tapi tidak juga datang,” protes Qianyi menerobos masuk setelah seorang prajurit keluar dari Shufang Zeming.Zeming bangkit, berjalanenghampirinosgrinya lantas meraih tangan lembut yang sangat indah menurutnya. “Tidurlah lebih awal. Malam ini aku akan terlambat.”“Lagi?”Zeming tersenyum, tetapi tentunya senyumannya disambut kegelisahan Qianyi. “Aku berjanji segera menyelesaikan masalah ini. Laporan dari prajurit ... membuatku tidak tenang.”“Apa ada masalah lain?”“Seorang prajurit dari rombongan kekaisaran, pergi ke Hangzi setelah menerima sesuatu dari Kasim Hong Li.”“Menerima sesuatu?”Zeming mengangguk. “Sepertinya Kasim Hong Li meminta prajurit itu mengirimkan sepucuk surat. Ada yang aneh, tapi aku yakin sepertinya Kasim Hong Li mencurigai sesuatu.”“Apa mungkin berkaitan dengan pangeran kedua dari Anming?”Sekali lagi Zeming mengangguk. “Beberapa hari lalu aku membawa Kasim Hong Li ke pasar. Di sana dia tertarik pada sebuah kuda. Aku membayar kuda itu

  • Kembalinya Sang Pangeran   Bab 61. Jejak Kuda Hitam.

    “Kau tidak keliru?”Li Wei menggeleng. “Aku tidak mungkin salah mengenali wajah itu.”Zeming menggeser gambar itu pada Qianyi. “Ini … sungguh pangeran kedua Anming dan istrinya?” tanya Qianyi pelan, “selir-selir pangeran itu sungguh memotong rambut istri sah pangeran? Mengerikan sekali,” lanjut Qianyi merangkul lengan Zeming seolah cemas akan mendapatkan perlakuan serupa dari selir Zeming.“Hangzi berada dekat dari Zijian, segala berita bisa didengar, tapi aku tidak menyangka ternyata berita itu benar dan pangeran kedua itu mampu memotong rambut untuk istrinya. Itu luar biasa.”Li Wei diam, memalingkan wajah, coba menyembunyikan sorot mata yang tidak suka mendengar percakapan Zeming dengan Qianyi.“Luar biasa, ya? Mereka luar biasa?” gumam Li Wei nyaris tak terdengar.Qianyi menatap Li Wei sejenak, lalu bertukar pandang dengan Zeming. Ia tidak mengatakan apa-apa, tetapi genggaman tangannya pada lengan suaminya mengencang seolah berkata kalau Qianyi dan Zeming salah bicara.Zeming berd

  • Kembalinya Sang Pangeran   Bab 60. Putri Zijian Yang Terhormat.

    "Putri Sun Li Wei telah kembali!"Sorak-sorai penuh kegembiraan terdengar sedari rombongan kekaisaran memasuki gerbang utama Zijian.Li Wei menyingkap tirai jendela kereta perlahan. Ketika tangannya melambai ke arah penduduk yang berseru gembira, senyum cerah terukir sempurna.Satu senyum penuh kelegaan yang selama ini tidak bisa Li Wei lakukan.Detak roda kereta berhenti, Li Wei menutup kembali tirai dan tak lama Mei Xin membuka pintu kereta. Begitu langkah kakinya menyentuh tanah Zijian, suara langkah kaki yang cepat segera menyambutnya."Li Wei'er!"Suara nyaring dan lembut menyapu udara. Lin Roulan, ibu kandungnya, berlari kecil menuruni anak tangga, dibantu dua pelayan tua yang tampak kewalahan menjaga keseimbangan gaun panjang majikannya. Mata Roulan tampak basah, dan senyumnya merekah."Ibu.”Mata mereka bertemu sejenak. Roulan menoleh ke arah Kami Hong Li yang berdiri di samping Li Wei.“Aiya, mendengar kabarmu akan datang, ibu begitu bahagia dan lihat, ketika sungguh sudah me

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status