Share

Dalam Ketidakpastian

Author: F Azzam
last update Last Updated: 2025-02-02 23:06:49

Pertarungan di tengah malam yang mencekam terasa meresap ke dalam jiwa, gerakannya terjalin dalam setiap ayunan pedang, menari dalam aura kegelapan yang memeluk hutan. Liana menghadangnya, seolah angin malam menjadi saksi bisu dari perseteruan dua hati yang terbelah. Batin keduanya bergejolak—rasa peduli yang terakomodasi dalam pengkhianatan.

Setiap serangan diarahkan dengan semangat membara dari kedalaman hati. Aryan mengayunkan pedangnya, setiap serangan menghasilkan suara dentang logam beradu; ketajaman pedang berkorban untuk mempertahankan ketulusan yang mulai melayang.

“Kenapa kau sama sekali tidak mengerti?” seru Aryan, terengah saat bertahan dari serangan cepat Liana. “Kau benar-benar percaya pada semua kebohongan ini? Mereka hanya menggunakanmu!”

Liana menghindar, merespons dengan serangan tajam yang membuat Aryan mundur. “Biarkan semua itu terjadi, Aryan! Apa kau tidak mengerti? Relakan semua ini demi tujuan yang lebih besar! Kekuatan mereka adalah jawaban untuk segala
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Kembalinya Sang Legenda Perang   Sebuah Pertemuan Dengan Clara

    Kesunyian hutan mulai menyusut ketika Aryan akhirnya melangkah pergi dari titik pertempuran yang menghancurkan. Rasanya seperti berlari dari bayangan kelam, peluh dingin menempel pada kulitnya, seiring dengan ingatan pahit tentang Liana yang berkhianat. Dia harus kembali, kembali ke markas militer, ke tempat di mana tanggung jawabnya berada. Perjalanan menuju markas berlangsung dalam hening, hanya ada suara langkah Aryan dan sisa pasukannya yang membelah udara malam. Setiap langkah terasa lebih berat, seolah membawa beban kekecewaan, Kepingan perjuangan yang baru saja ia alami menjadi sebuah ingatan yang terus mengintip. Namun, dia tahu bahwa tidak ada waktu untuk berlama-lama meratapi hasilnya. Yang terpenting kini adalah memberi tahu Menteri Pertahanan, Hendrik, tentang ancaman nyata yang dihadapi pihak mereka. Begitu sampai di pintu gerbang markas, Aryan dihadapkan kepada para penjaga. "Beri hormat kepada Jendral Aryan!" Teriakan seorang prajurit memecah di udara. Lantas

    Last Updated : 2025-02-03
  • Kembalinya Sang Legenda Perang   Sebuah Buku Penuh Rahasia

    Aryan menatapnya heran. Seakan tak percaya. "Kamu yakin? ingin ikut bersamaku? Kenapa?“ Aryan bertanya, mengerutkan keningnya. "Aku merasa aku perlu turut bersamamu,” ungkap Clara dengan tekad yang menggema saat mereka melangkah ke dalam mobil. “Apa pun yang terjadi, aku tidak ingin kamu sendirian menghadapi semua ini.” Aryan menatapnya, perasaan terima kasih dan kekhawatiran mencampur aduk di dalam dirinya. “Ini bukan waktu untuk mengambil risiko, Clara. Situasi ini dapat membahayakanmu.” Mobil militer yang menghadap ke pintu markas menunggunya, dilengkapi dengan pasukan bersenjata yang bersiaga. Sebuah konvoi dibentuk, membawanya kembali ke rumah dalam keadaan siaga. Dia tak sendiri—Clara memutuskan untuk ikut serta, menyertakan dirinya dalam perjalanan yang tak terduga ini. Dia mengabaikan kekhawatiran Aryan, memberi senyum yang menenangkan. “Aku bisa membantu, Aryan. Kamu tahu aku memiliki pengetahuan tentang kekuatan yang mampu melawan kekuatan sihir gelap 'Zareth'. Di

    Last Updated : 2025-02-03
  • Kembalinya Sang Legenda Perang   Jejak Kuno Leluhur Zareth'

    “Coba kita teliti lebih dalam,” Clara mengusulkan, membuka halaman demi halaman dengan lembut. “Kita perlu melihat lebih jauh tentang apa yang bisa dipelajari dari sini.” Aryan mengangguk, rasa ingin tahunya semakin mendalam. “Ada hal yang menggangguku. Kenapa buku ini bisa ada di sini? Ini jelas peninggalan keluargaku. Namun, semua ini terasa janggal bagiku,” dia berkata, seolah mencoba mencari jawaban dari ketidakpastian yang menyelimuti. Halaman demi halaman terlarut dalam kebisingan malam, saat cahaya bulan mengalir masuk melalui jendela yang terbuka. Saat Clara menggeser selembar kertas yang menguning, ada satu halaman yang terselip di antara lembaran. Tercetak dengan tinta hitam pekat, tulisan tersebut membuat wajah keduanya berubah. “Lihat ini, Aryan,” Clara menunjuk pada teks yang tersusun rapi. “Ini adalah semacam solusi ritual gelap! Dan ada bagian yang menggambarkan sosok 'Zareth’.” Ia melanjutkan dengan suara bergetar. “Seseorang yang berkuasa… sangat berbahaya.” Aryan

    Last Updated : 2025-02-04
  • Kembalinya Sang Legenda Perang   KetidakPercayaan Ibu Clara

    Setelah berhasil mengalahkan sosok penjaga 'Zareth’, Aryan dan Clara kembali ke rumah megah Aryan, bertekad untuk memanfaatkan pengetahuan akan kekuatan yang mereka pelajari dari buku tua itu. Mereka tahu bahwa ancaman dari “Dark Immortal” masih mengintai, dan mereka harus mempersiapkan diri sebaik mungkin.“Sekarang kita memiliki alat untuk melawan kegelapan,” Clara berkata dengan semangat, saat Aryan mempersiapkan tempat pelatihan di halaman belakang rumah. “Kalau kita mempelajari dan mempraktikkan kekuatan ini, kita pasti bisa mengalahkan mereka, apa pun yang mungkin terjadi.”Aryan mengangguk. “Mari kita panggil pasukan dan mulai pelatihan. Kita perlu memperkuat mereka agar siap menghadapi kekuatan hitam.”Ketika matahari mulai tenggelam, Aryan memanggil para prajuritnya. Lalu, dalam suasana yang penuh semangat, ia menjelaskan tujuan pelatihan tersebut. “Kalian semua tahu bahwa kita menghadapi ancaman besar—‘Dark Immortal’ masih ada dan mungkin akan mencoba kembali. Saya dan Clara

    Last Updated : 2025-02-05
  • Kembalinya Sang Legenda Perang   Kedatangan Jendral Widodo Mengungkap Siapa Aryan

    Saat mereka tengah berbicara, suara Ibunda Clara terdengar lembut namun jelas. “Clara, aku ingin berbicara denganmu tentang Aryan.” Suara itu mengiringi langkah-langkahnya, mengarah ke Clara dan Aryan yang sedang duduk di sofa. Clara segera menengok ibunya dan melihat ekspresi seriusnya. “Apa yang ingin kamu bicarakan, Ibu?” Clara bertanya dengan serius. “Ah, aku hanya ingin tahu tentang Aryan,” jawab ibu Clara dengan nada yang agak lembut. “Apakah kamu telah memikirkannya sebagai calon pasangan yang serius?” Clara merasa sedikit terkejut dengan pertanyaan itu, tetapi dia berusaha tidak menunjukkan. “Ibu, aku dan Aryan sedang berada di tahap yang sangat serius. Kami ingin ke jenjang pernikahan.” Clara menjelaskan dengan jujur. Ibu Clara menatapnya dengan skeptis. “Tahu apa yang aku lihat tentang Aryan? Tidak ada kemajuan apapun dengannya. Kamu masih sama seperti sebelumnya, tidak memikirkan masa depan. Kamu hanya berusaha untuk menunjukkan kemampuanmu sebagai seorang polisi, tetap

    Last Updated : 2025-02-05
  • Kembalinya Sang Legenda Perang   Terbuka Pikiran

    Setelah ibunya pergi bersama Jendral Widodo, Clara merasakan campur aduk antara rasa lega dan penasaran. Dia terus menatap Aryan, yang berdiri dengan postur tegaknya. “Aku pun awalnya tidak menyangka, kamu sebenarnya adalah seorang jendral yang dihormati,” Clara mengungkapkan dengan kekaguman. “Ah, itu hanya gelar. Aku lebih suka disebut sebagai prajurit, Clara,” sambut Aryan seraya tersenyum, walaupun dia merasakan beban dari status barunya. “Apa yang lebih penting sekarang adalah bagaimana kita melanjutkan hubungan ini.” Clara mendekat, merasa terhubung dengan Aryan. “Tapi, semua ini bisa mengubah segalanya, kan? Mungkin Ibu akan lebih mempercayai kita sekarang,” ujarnya dengan optimisme. “Biarkan itu terjadi. Yang terpenting adalah aku akan berjuang untukmu, bukannya untuk gelar itu,” jawab Aryan tegas. Tetapi, perasaan Clara sedikit cemas. Dia tahu bahwa kehadiran Jendral Widodo bisa membawa implikasi baru. Sebagaimana dia pergi, Clara merasakan rasa bahaya yang samar. Jangan

    Last Updated : 2025-02-05
  • Kembalinya Sang Legenda Perang   Gelapnya Malam - Pertarungan Hidup Dan Mati

    Malam mulai menyelimuti taman dengan kabut tipisnya yang menambah aura misterius. Clara dan Aryan terus berjalan, berbagi tawa dan impian masa depan. Mereka tak sadar, di kejauhan, empat sosok bayangan bergerak cepat, bersembunyi di balik semak-semak, mengawasi pasangan itu dengan tatapan jahat.“Clara, kau tahu, aku merasa sangat beruntung ada di sini bersamamu,” ujar Aryan, menatap bintang-bintang yang berkelap-kelip di langit.“Mungkin ini adalah awal dari segalanya,” Clara menjawab dengan penuh harapan, namun dalam hati dia merasakan getaran aneh. Terlalu tenang, pikirnya.Tiba-tiba, suara langkah kaki yang berat dan berirama mulai mendekat. Keduanya saling berpandangan, merasakan ketegangan mendekat. Clara, yang memiliki insting tajam sebagai calon detektif, mulai merasa sesuatu yang tidak beres. Tapi sebelum dia bisa berbicara, dari arah belakang, empat pria misterius muncul mendekat.Mereka mengenakan jaket hitam, wajah tertutup pelindung, hanya menyisakan mata yang penuh kebe

    Last Updated : 2025-02-05
  • Kembalinya Sang Legenda Perang   Melumpuhkan Empat Anggota Organisasi Kegelapan

    Suara sirene yang semakin mendekat terasa seperti pengingat bahwa mereka tidak bisa berlama-lama di tempat itu. Clara dan Aryan, meski masih bernafas dengan berat setelah pertarungan, menghadap ke arah suara yang semakin keras. Tak lama kemudian, beberapa mobil polisi dengan lampu kedap-kedip muncul, menghentikan kendaraan mereka dengan cepat. Akhirnya, pintu mobil terbuka, dan polisi berseragam langsung melompat keluar. Mereka memegang senjata M16, siap siaga menghadapi situasi yang mungkin berbahaya. Namun, ketika mereka melihat situasi di taman dan melihat Aryan dan Clara, ekspresi mereka berubah. Ada rasa hormat yang jelas dalam tatapan mereka. “Saya tampaknya melihat Jendral Aryan di sini, dan bersama Agen rahasia kami, Clara,” seorang polisi senior menyebutkan namanya dengan penuh penghormatan. “Kita harus menghormati sang perwira!” Melihat situasi itu, Clara merasa kejutan campur aduk. Aryan adalah jendral, dan dia berada di tengah-tengah konfrontasi dengan musuh, di tama

    Last Updated : 2025-02-05

Latest chapter

  • Kembalinya Sang Legenda Perang   Mengungkap Jejak Sang Penembak

    Setelah Clara dan Aryan kembali ke mobil, udara segar Kota Golden menyelimuti mereka, namun beban di pundak terasa lebih berat. Rasa cemas masih menghantui pikiran mereka, seolah terbawa dari lokasi penembakan yang baru mereka kunjungi. Clara berkata, “Kita harus memikirkan langkah selanjutnya. Siapa yang bisa kita hubungi untuk mendapatkan informasi lebih lanjut?” Aryan menyeringai, merasakan momen ketegangan perlu diubah menjadi lebih produktif. "Apa kabar Rahman? Dia pasti punya relasi dengan beberapa petugas di lapangan." "Ya, betul. Mari kita hubungi dia," Clara segera mengeluarkan ponsel dari saku tasnya. Ia menghubungi Rahman sambil meneliti jalan yang masih dibanjiri oleh para petugas. Setelah beberapa nada dering, akhirnya Rahman menjawab. “Clara! Ada apa?” “Rahman, kita baru saja dari lokasi penembakan di café. Beberapa informasi yang kami dapatkan tidak substansial. Kami memikirkan langkah selanjutnya untuk menyelidiki ini,” jawab Clara. “Mungkin aku bisa mengatur

  • Kembalinya Sang Legenda Perang   Penembakan Di Tengah Kota

    Mendengar laporan berita di televisi, perhatian Clara dan Aryan seketika teralihkan. Gambar-gambar menegangkan tayang di layar, menunjukkan kawasan yang mengalami kerusuhan. "Sekelompok pria bersenjata menyerang sebuah café di pusat Golden City malam ini. Beberapa saksi melaporkan suara tembakan dan banyak orang yang terpaksa bersembunyi," kata pembawa berita dengan nada cemas. "Para penyerang dilaporkan telah melarikan diri dan polisi masih melakukan penelusuran di tempat kejadian." “Tidak mungkin…” Clara berbisik, wajahnya tampak pucat. “Ini semua terlihat seperti tindakan balas dendam, Mereka pasti ingin menunjukkan kekuatan mereka setelah kita mengganggu rencana mereka.” Aryan merasakan gelombang ketegangan yang sama. Dengan cepat, ia mengambil remote dan mematikan televisi. “Kita tidak bisa tinggal di sini dan hanya menonton,” ucapnya, sikapnya beralih dari cemas menjadi bertekad. “Kita perlu pergi ke lokasi kejadian dan mencari tahu lebih banyak.” “Bagaimana kita bisa memb

  • Kembalinya Sang Legenda Perang   Direndahkan

    Setelah rapat yang panjang dan melelahkan di markas polisi, Clara memutuskan untuk pulang ke rumahnya mengajak Aryan."Aryan, mungkin kita bisa kembali ke rumah dulu. Malam ini aku sudah sangat lelah," ucap Clara, dengan wajah yang memucat, kelelahan."Baik, sebaiknya kita beristirahat dulu. Aku akan mengantarkan mu pulang setelah itu aku akan mencari hotel untuk tidurku Malam ini," ucap Aryan, pelan."Kenapa kamu tidak ikut bersamaku saja Aryan?" tanya Clara, wajahnya penuh kekecewaan.Aryan memandang Clara, rasa empati menggelayutinya. "Baiklah, aku akan ikut denganmu Malam ini, Clara." jawab Aryan, bibirnya tersenyum menghibur Clara.Malam itu, akhirnya mereka pergi menuju ke rumah Clara menggunakan mobil milik Clara. Di perjalanan pulang, kejadian yang mempertaruhkan nyawa semalam seperti bayang-bayang gelap yang terus mengintai. Rasa lelah terasa mendera, tetapi semangat mereka tetap membara. Di dalam hati, keduanya tahu bahwa babak baru dari perjuangan mereka akan segera terus b

  • Kembalinya Sang Legenda Perang   Hampir Tertangkap

    “Berhenti di situ!” teriak salah satu pria, mengarahkan senjata ke arah mereka. “Kau pikir bisa menyusup ke sini tanpa diketahui?” “Tidak!" Clara teriak, rasa panik menyelubungi dirinya. Aryan tak tinggal diam, rasa patriotismenya muncul untuk melindungi wanita yang dicintainya. Ia seketika melompat diri ke depan untuk melindungi. Di momen krusial itu, pertarungan tak dapat terelakkan. Para pria bersenjata menghalangi mereka untuk ke dalam pabrik. Suasana mencekam mengalir saat mereka bersiap bertarung melawan musuh yang berbahaya. "Pasukan, habisi mereka berdua!" teriak salah satu pria bersenjata. Dengan strategi yang baik. keduanya saling melengkapi dalam setiap gerakan. Di saat salah satu pria melancarkan serangan. Dengan begitu cepatnya, Aryan langsung menendang salah satu penyerang ke samping. Tetapi serangan itu tidak berlangsung lama. Juga, dalam kerumunan yang mengepung mereka, Clara merasakan punggungnya dihadang oleh seseorang. Seorang pria besar yang merupakan

  • Kembalinya Sang Legenda Perang   Menggali Informasi

    Sinar matahari pagi menyelinap masuk melalui jendela ruangan yang redup, memberi harapan baru setelah malam yang kelam dihadapi oleh Clara dan Aryan. Keduanya berkumpul dengan tim yang terdiri dari anggota polisi dan beberapa ahli intelijen di ruang rapat markas kepolisian. Ilustrasi sketsa simbol Dark Immortal terpajang di dinding, dan meja dipenuhi dengan laporan-laporan serta data mengenai organisasi yang telah beroperasi di bawah radar selama bertahun-tahun.“Terima kasih telah datang pagi-pagi,” Detektif Rahman memulai pertemuan. “Kami harus segera melanjutkan penyelidikan ini. Pada pertemuan kita kemarin, kita telah mendapatkan informasi berharga, tetapi kita perlu mengatur langkah lanjutan agar kita bisa mencari Zareth dan mencegah rencana mereka menjadi kenyataan.”“Kita tidak bisa menunggu lebih lama lagi,” Aryan menambahkan, memfokuskan tatapannya kepada tim kepolisian Golden. “Kita harus bergerak cepat. Kita harus menemukan apapun yang bisa mengarah kepada Zareth, dan apa p

  • Kembalinya Sang Legenda Perang   Jejak Zareth

    Saat Clara dan Aryan melangkah keluar dari markas polisi, kesunyian malam terasa menindih. Keluarga, teman, dan rekan kerja di sekitar mereka beranggapan bahwa segalanya aman, namun mereka berdua tahu betapa rentannya situasi saat ini. Keberadaan Zareth, sosok misterius yang mengancam akan menggulingkan segalanya, membayangi pikiran mereka. “Jadi, apa langkah kita selanjutnya?” tanya Aryan, melirik Clara dengan penuh semangat. “Kita perlu mencari tahu lebih banyak tentang Zareth dan organisasi Dark Immortal,” jawab Clara. “Ada satu tempat yang mungkin bisa memberi kita informasi—perpustakaan rahasia organisasi.” “Perpustakaan rahasia?” Aryan terkejut. “Apakah itu bahkan ada?” “Ya, bisa dibilang begitu. Di bawah tanah, ada generasi organisasi yang menyimpan informasi berharga di satu tempat. Mereka telah menyusun catatan sejarah pergerakan mereka selama bertahun-tahun. Kita perlu masuk ke dalamnya.” “Baiklah, di mana kita bisa menemukan itu?” Aryan bertanya di tengah keteganga

  • Kembalinya Sang Legenda Perang   Empat Utusan Yang Membuka Tabir

    Setelah berhasil melumpuhkan para penyerang, suasana di area tersebut mulai tenang. Para polisi segera memborgol keempat pria itu dan mengamankan mereka dengan cepat, tampak sigap dalam menangani situasi.“Jendral Aryan, Agen Clara, Anda berdua luar biasa,” puji Detektif Rahman, penuh rasa hormat. “Tanpa keberanian dan keterampilan Anda, situasi ini bisa jauh lebih buruk.”Clara tersenyum kecil, merasakan campur aduk antara rasa bangga dan kelegaan. Namun, di dalam hatinya, satu pertanyaan membara—kenapa organisasi ini mengejar mereka? “Apakah kalian dapat menemukan siapa di balik ini?” tanya Aryan, melirik ke arah detektif dengan sorot mata yang penuh tekad.“Kami akan melakukan yang terbaik,” jawab Rahman, lalu memanggil serang petugas lainnya untuk memulai penyelidikan lebih dalam. “Tapi saya butuh keterangan lebih lanjut mengenai simbol yang Anda lihat di jaket mereka.”“Itu adalah lambang dari organisasi "Dark Immortal,” Aryan menjelaskan, matanya tak lepas dari para penyerang y

  • Kembalinya Sang Legenda Perang   Melumpuhkan Empat Anggota Organisasi Kegelapan

    Suara sirene yang semakin mendekat terasa seperti pengingat bahwa mereka tidak bisa berlama-lama di tempat itu. Clara dan Aryan, meski masih bernafas dengan berat setelah pertarungan, menghadap ke arah suara yang semakin keras. Tak lama kemudian, beberapa mobil polisi dengan lampu kedap-kedip muncul, menghentikan kendaraan mereka dengan cepat. Akhirnya, pintu mobil terbuka, dan polisi berseragam langsung melompat keluar. Mereka memegang senjata M16, siap siaga menghadapi situasi yang mungkin berbahaya. Namun, ketika mereka melihat situasi di taman dan melihat Aryan dan Clara, ekspresi mereka berubah. Ada rasa hormat yang jelas dalam tatapan mereka. “Saya tampaknya melihat Jendral Aryan di sini, dan bersama Agen rahasia kami, Clara,” seorang polisi senior menyebutkan namanya dengan penuh penghormatan. “Kita harus menghormati sang perwira!” Melihat situasi itu, Clara merasa kejutan campur aduk. Aryan adalah jendral, dan dia berada di tengah-tengah konfrontasi dengan musuh, di tama

  • Kembalinya Sang Legenda Perang   Gelapnya Malam - Pertarungan Hidup Dan Mati

    Malam mulai menyelimuti taman dengan kabut tipisnya yang menambah aura misterius. Clara dan Aryan terus berjalan, berbagi tawa dan impian masa depan. Mereka tak sadar, di kejauhan, empat sosok bayangan bergerak cepat, bersembunyi di balik semak-semak, mengawasi pasangan itu dengan tatapan jahat.“Clara, kau tahu, aku merasa sangat beruntung ada di sini bersamamu,” ujar Aryan, menatap bintang-bintang yang berkelap-kelip di langit.“Mungkin ini adalah awal dari segalanya,” Clara menjawab dengan penuh harapan, namun dalam hati dia merasakan getaran aneh. Terlalu tenang, pikirnya.Tiba-tiba, suara langkah kaki yang berat dan berirama mulai mendekat. Keduanya saling berpandangan, merasakan ketegangan mendekat. Clara, yang memiliki insting tajam sebagai calon detektif, mulai merasa sesuatu yang tidak beres. Tapi sebelum dia bisa berbicara, dari arah belakang, empat pria misterius muncul mendekat.Mereka mengenakan jaket hitam, wajah tertutup pelindung, hanya menyisakan mata yang penuh kebe

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status