Share

Hari Kedua

Penulis: Deschya.77
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-11 09:22:53

“Apa kau tidak pernah melihat makanan seperti itu?! Itu adalah sayur yang aku masak dengan rempah-rempah yang bisa aku dapatkan di gunung ini. Walaupun tampilannya buruk, rasanya tidak akan kalah dengan makanan yang sering kau makan! Jadi, biasakan lidahmu untuk memakannya!” sahut kakek Guozhi, tanpa melihat ke arah Bingwen.

Bingwen menatap makanan di hadapannya dengan alis berkedut. Dia hanya melihat daun hijau dengan kuah berwarna gelap pekat yang masih mengepul, dengan gelembung-gelembung uap yang memecah bergantian setelah beberapa saat terperangkap.

Dengan penuh keraguan, Bingwen mengangkat sendok kayu yang sudah disiapkan oleh sang guru. Setelah menyendok sedikit sayur dan mencampurnya dengan satu sendok nasi, Bingwen mulai menyuapkannya ke dalam mulut dengan ekspresi wajah skeptis. Dia memejamkan mata, tepat sebelum seluruh isi di dalam sendok masuk ke dalam mulutnya.

Namun, saat dirinya mulai mengunyah makanan itu, dia dikejutkan dengan rasa masakan yang tidak terlalu buruk at
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Kembalinya Sang Jenius 1000 Tahun Bela Diri   Pelatihan Awal

    Saat tubuh Bingwen terasa lemas, dari arah belakang sang guru menopang tubuhnya sambil menutup mata Bingwen.Dengan satu gerakan, kakek Guozhi berhasil membawa tubuh Bingwen untuk menjauh dari tempat itu. Sedangkan Bingwen yang tubuhnya masih membeku, masih tidak menyadari apa yang sebenarnya terjadi.“Sebenarnya tadi itu apa, Guru?!” tanya Bingwen setelah berhasil tersadar dari rasa terkejutnya.“Bukankah sudah aku peringatkan sebelumnya, untuk tidak keluar dari jalur yang sudah aku tunjukkan?!” teriak kakek Guozhi tanpa menghiraukan pertanyaan Bingwen.“Maafkan aku, Guru! Aku hanya ingin melatih kemampuan baruku,” sahut Bingwen dengan suara lirih sambil menundukkan kepala menyesali perbuatannya.Kakek Guozhi yang sebelumnya tampak marah dan khawatir, mulai bersikap tenang setelah mendengar jawaban Bingwen. Kakek Guozhi menggerak-gerakkan pergelangan tangannya di udara, dan seketika pikulan air yang ditinggalkan oleh Bingwen mendekat ke arah mereka.“Selesaikan tugasmu! Aku akan menu

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-13
  • Kembalinya Sang Jenius 1000 Tahun Bela Diri   Membuka Aliran Chi

    Bingwen menyusuri jalan setapak, mengikuti kakek Guozhi yang berjalan lebih dulu di depannya. Di sepanjang jalan itu, Bingwen menemukan banyak sekali tanaman cantik, yang terlihat hampir sama dengan tanaman yang pernah dia lihat sebelumnya.Ditambah dengan suasana hutan yang tenang, membuat Bingwen semakin berhati-hati dan merasa was-was. Mengingat ini pertama kali dirinya menginjakkan kaki, ke area selain jalur tempat dia mengambil air selama ini.Apalagi, sejak awal gunung ini menyimpan banyak misteri dan juga monster yang siap melahapnya kapanpun dia lengah.Cukup lama mereka berjalan, dan semakin lama mereka masuk semakin dalam ke tengah hutan. Namun, tiba-tiba kakek Guozhi menghentikan langkahnya, saat mereka menemukan tempat untuk beristirahat.“Duduklah pada bekas kayu yang di tebang itu!” perintah kakek Guozhi yang langsung dituruti oleh Bingwen.“Cobalah bersemedi dan seraplah semua energi di sekitarmu! Aku akan membukakan jalur Chi yang belum pernah kau gunakan sebelumnya!”

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-13
  • Kembalinya Sang Jenius 1000 Tahun Bela Diri   Elemen Kayu

    Kakek Guozhi mengeluarkan sebuah kitab, yang sebelumnya sudah pernah dia perlihatkan kepada Bingwen. Dia menyerahkannya, tepat saat mereka sudah berada di depan area pusat hutan—dimana Chi yang menekan belum terasa.“Elemen pertama yang akan kau pelajari adalah Elemen Kayu! Setelah membaca kitab dibagian yang sudah aku tandai, kau harus menyelesaikan apa yang dikatakan dalam kitab itu!” Kakek Guozhi mulai memberi arahan.Tanpa tahu apa isi di dalam kitab, Bingwen memperhatikan setiap arahan yang diberikan oleh sang guru dengan antusias.“Semakin cepat kau bisa melakukannya, maka semakin cepat pula kau terlepas dari hutan itu! Ingat, semua yang ada di hutan ini adalah kayu! Tapi, kau harus lebih bijak dalam mengambil energi dan mengatur Chi milikmu agar terus seimbang!” lanjut kakek Guozhi sambil memberikan peringatan sebisanya.Bingwen mengangguk mengerti, kemudian mulai membaca sekilas kitab yang sejak awal sudah di tandai oleh sang guru bagian mana saja yang boleh dilihatnya. Dan s

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-14
  • Kembalinya Sang Jenius 1000 Tahun Bela Diri   Bertahan Hidup

    BRAAAAK!Sebuah serangan yang menghantam beberapa pohon, membuat suara yang cukup memekakkan telinga. Bingwen yang berhasil menghindar dibuat terkejut dengan serangan mendadak, dan dari arah yang benar-benar tidak bisa dia duga sama sekali.“Apa-apaan?! Aku hampir saja mati!” seru Bingwen sambil menatap tajam ke arah asal serangan.Puing-puing kayu yang berterbangan, membatasi jarak pandang Bingwen, yang membuatnya tidak bisa melihat sosok yang baru saja menyerangnya.“Bagaimana bisa satu serangan dapat mengoyak beberapa pohon sekaligus?! Jika itu tubuhku, sudah pasti nyawaku akan melayang!” ucap Bingwen lirih, sambil membuat kuda-kuda bertahan.GGGGRRRRRTTT!Suara erangan terdengar cukup keras dari balik kabut debu serpihan kayu yang cukup lama berterbangan di udara, menutupi sosok si pemilik suara yang seolah siap untuk menerjang. Bingwen yang juga sudah bersiap, mulai mempertajam penglihatannya.Dia juga mencoba menggunakan aliran Chi yang dimilikinya untuk merasakan energi di seki

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-29
  • Kembalinya Sang Jenius 1000 Tahun Bela Diri   Menyeimbangkan Chi

    Tubuh monster itu tertancap pada batang-batang kayu, yang patah akibat tabrakan yang dibuat monster itu sebelumnya. Dalam sekejap, monster itu langsung tidak bergerak dengan darah yang mengalir cukup deras.Rencana Bingwen langsung berhasil dalam sekali coba, yang pada akhirnya membuat dirinya dapat bernapas lega.“Sepertinya dewa sedang berpihak padaku. Nyawaku terus terselamatkan secara kebetulan dalam beberapa hari terakhir!” sarkas Bingwen, sambil terkekeh kecil.Setelah memastikan monster itu mati, Bingwen langsung mencari tempat untuk dapat digunakannya sebagai tempat beristirahat.Namun seperti ucapan sang guru sebelumnya, di tempat itu hanya ada kayu atau pohon-pohon besar. Bahkan, untuk sekedar rumput-rumput kecil pun tidak terlihat sama sekali di sekitarnya.Akhirnya, Bingwen hanya duduk pada salah satu bekas pohon yang tertebang dengan cukup rapi. Dia mengeluarkan kitab yang sebelumnya dia masukkan ke dalam pakaiannya, kemudian mulai mempelajari ilmu Elemen Kayu secara lebi

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-29
  • Kembalinya Sang Jenius 1000 Tahun Bela Diri   Kekuatan Baru

    Pagi harinya, Bingwen terbangun dari tidur pulasnya, di dalam pondok kecil yang dibuat semalam. Untungnya, tidak ada monster yang mengganggu istirahatnya, sehingga kini tubuhnya kembali pulih dan segar.KRUK!Suara perut Bingwen terdengar cukup keras, saat dirinya keluar dari pondok itu. Dia baru sadar jika perutnya belum terisi makanan bahkan minuman sejak kemarin.Semalam dirinya sudah berniat untuk memasak daging monster, yang berhasil dikalahkannya. Tapi, saat teringat tidak ada air di sekitarnya, dia mengurungkan niatnya untuk makan dan hanya mengumpulkan dedaunan untuk menampung embun agar dirinya dapat minum di pagi hari.Dan benar saja, Bingwen langsung menenggak air tampungan embun di atas daun, untuk melepas dahaga yang ditahannya sejak kemarin.“Aaaahhhh! Aku tidak pernah membayangkan akan minum air tampungan embun seperti ini! Haruskah aku mensyukurinya karena masih bisa minum?!” ucap Bingwen sarkas sambil menyeringai.Setelah tenggorokannya basah, Bingwen menyimpan sisa a

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-30
  • Kembalinya Sang Jenius 1000 Tahun Bela Diri   Mengosongkan Pikiran

    “Jika kau ingin menguasai ilmu itu, maka hilangkan pikiranmu yang ingin membalas dendam dan ilmu milikmu dengan teknik yang berbeda! Terserah dengan niat awalmu, tapi selama mempelajari ilmu itu kau harus mengosongkan pikiran!” jelas kakek Guozhi dengan menekankan setiap kata-katanya.“Bagaimana bisa mengosongkan pikiran, jika banyak teknik dan jurus yang harus aku ingat-ingat?! Apalagi, memang sejak awal aku sangat ingin balas dendam, karena kejadian yang aku alami sebelumnya!” tanya Bingwen sedikit mempertanyakan ucapan sang guru.“Jika kau tidak mengosongkan wadah, maka ilmu yang akan kau pelajari hanya akan tumpah dan meluber keluar! Kau tidak akan bisa menguasai ilmu itu dengan akurat, karena masih mencampurnya dengan ilmu yang kau pelajari sebelumnya!” sahut kakek Guozhi sedikit meninggikan suaranya.Bingwen terdiam. Sudah sering dirinya mendengar ucapan seperti itu. Tapi dirinya tidak setuju, karena jika dia mengesampingkan ilmu yang dipelajari sebelumnya maupun niat yang mengu

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-01
  • Kembalinya Sang Jenius 1000 Tahun Bela Diri   Monster Kedua

    CRAAAAST!Suara tebasan dan cakaran terdengar beriringan, membuat beberapa bercak darah terciprat pada tanah dan beberapa batang pohon.Bingwen berhasil membuat luka pada monster kedua yang harus dihadapinya. Namun, dari tubuhnya juga mendapat luka terbuka cukup besar di bagian dada, akibat cakaran dari monster buas itu.“GGGGRRRHHHH!” erangan itu kembali terdengar dengan suara yang seakan marah dengan luka yang didapatkannya.ZHIIIING!Bingwen mulai menggunakan Chi miliknya untuk memulihkan luka yang ada di tubuhnya itu. Walaupun terhitung lambat karena Chi yang dimilikinya belum berkembang, setidaknya dirinya berhasil tetap bertahan dengan tubuh tegap.Monster yang saat ini dihadapi Bingwen, memiliki kemampuan dan kekuatan yang jauh lebih besar dari monster sebelumnya. Walaupun, untuk ukuran besar tubuh tidak jauh berbeda, tapi juga bisa dikatakan sedikit lebih besar.Monster itu berkepala anjing, dengan tubuh harimau yang kekar. Tidak heran jika cakaran yang mendarat di tubuh Bingw

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-01

Bab terbaru

  • Kembalinya Sang Jenius 1000 Tahun Bela Diri   Rasa Haus Dan Lapar

    Bingwen berdiri di atas tanah kering dan retak, tatapannya menyapu sekeliling. Gunung gersang ini tidak seperti tempat-tempat sebelumnya yang pernah dia lalui. Tidak ada pepohonan yang bisa memberinya naungan, tidak ada sungai yang bisa memberinya seteguk air, dan yang paling membuatnya gelisah—tidak ada tanda-tanda keberadaan Kakek Guozhi.“Kakek?” panggilnya, berharap suara berat gurunya akan menyahut. Namun, yang terdengar hanya suara angin yang menyapu debu dan kerikil di sekelilingnya.Dia sama sekali tidak menyangka jika sang guru telah pergi, karena sejak awal Chi milik Kakek Guozhi tidak pernah terasa oleh Bingwen. Dan dalam waktu sekejap, dirinya harus dihadapkan rintangan yang harus dia hadapi seorang diri tanpa arahan dari sang guru lagi.Bingwen mengepalkan tangan, menenangkan dirinya. Ini adalah ujian. Kakek Guozhi telah mengatakan bahwa untuk benar-benar memahami Elemen Tanah, dia harus menyatu dengannya, memahami bagaimana tanah bernapas, bagaimana ia menyimpan kekuatan

  • Kembalinya Sang Jenius 1000 Tahun Bela Diri   Kesombongan Dan Kecerobohan

    Bingwen berdiri dengan penuh percaya diri di atas tanah yang kini seolah menjadi bagian dari dirinya. Setelah mengalahkan puluhan Golem Tanah, ia merasa bahwa dirinya telah berkembang pesat. Dulu, ia harus bersusah payah untuk sekadar bertahan, tetapi kini ia dapat mengendalikan tanah dengan lebih mudah. Senyum puas terukir di wajahnya.Kakek Guozhi mengamatinya dari kejauhan, tatapannya tajam. Ia bisa melihat perubahan dalam diri muridnya—bukan hanya kekuatan yang meningkat, tetapi juga sikapnya. Bingwen tampak terlalu percaya diri, bahkan ada sedikit kesombongan dalam sorot matanya. Ini adalah hal yang wajar bagi murid yang mulai merasakan kekuatannya, tetapi jika dibiarkan, bisa menjadi kelemahan yang fatal.“Kau merasa sudah menguasai Elemen Tanah?” tanya Kakek Guozhi tiba-tiba.Bingwen menoleh dengan ekspresi percaya diri. “Aku rasa begitu, Guru. Aku bisa merasakan aliran Chi di dalam tanah, menggunakannya untuk menyerang dan bertahan. Aku bahkan bisa bergerak melalui tanah seper

  • Kembalinya Sang Jenius 1000 Tahun Bela Diri   Penguasaan Elemen

    Bingwen berdiri dengan kaki yang masih menjejak kuat ke tanah yang kering dan retak. Napasnya masih terengah setelah pertarungan melawan lima Golem Tanah, namun matanya tetap berbinar penuh semangat. Ia merasa bahwa tubuhnya mulai selaras dengan elemen baru ini, namun dirinya tahu bahwa pemahaman tersebut masih sangat dangkal.Kakek Guozhi berjalan mendekat, tatapannya tajam namun penuh kebanggaan. "Kau telah melakukan langkah pertama dengan baik, Bingwen. Namun, mengendalikan Elemen Tanah bukan hanya tentang menggunakan kekuatan tanah untuk menyerang atau bertahan. Kau harus bisa menyatu dengannya, merasakan aliran Chi yang ada di dalam tanah, dan memanfaatkannya dengan cara yang lebih cermat."Bingwen mengangguk penuh perhatian. "Apa yang harus kulakukan, Guru?"Kakek Guozhi menepukkan tangannya ke tanah dengan lembut. "Duduk dan tutup matamu. Rasakan dunia di bawah kakimu. Tanah yang kau pijak bukan hanya sekadar benda mati. Ia memiliki Chi sendiri, energi yang terus mengalir di da

  • Kembalinya Sang Jenius 1000 Tahun Bela Diri   Monster Golem

    Bingwen menatap pemandangan di depannya dengan penuh kewaspadaan. Debu-debu halus berputar di udara akibat angin yang bertiup perlahan. Di sekelilingnya, tanah kering dan pecah-pecah membentang sejauh mata memandang. Tidak ada pepohonan, tidak ada tanda-tanda kehidupan selain batuan besar yang tersebar tak beraturan di atas permukaan yang kasar.Kakek Guozhi berdiri tegap di sisi Bingwen. Ekspresi wajahnya tetap tenang, namun ada sorot mata tajam yang menunjukkan keseriusan."Elemen Tanah bukan sekadar mengontrol bumi, tetapi juga memahami kekokohan, kestabilan, dan kekuatan yang tersembunyi di dalamnya," ujar Kakek Guozhi. "Kau harus belajar bagaimana menjadi seteguh tanah yang menopang kehidupan, sekuat gunung yang menahan badai, dan sefleksibel pasir yang mengikuti angin."Bingwen mengangguk dengan penuh semangat. "Apa yang harus aku lakukan, Guru?"Kakek Guozhi tersenyum tipis sebelum mengayunkan tangannya ke tanah. Seketika, tanah di depan mereka mulai bergetar. Batu-batu besar b

  • Kembalinya Sang Jenius 1000 Tahun Bela Diri   Elemen Tanah

    Bingwen terus melangkah dengan beban di kaki dan tangannya, merasakan ketegangan otot yang semakin terasah seiring waktu. Dia sadar bahwa pelatihan ini bukan sekadar ujian fisik, tetapi juga melatih ketahanan mentalnya. Setiap langkah yang diambilnya semakin memperkuat keyakinannya untuk menjadi lebih kuat.Saat ia hampir tiba kembali di pondok, angin kencang tiba-tiba berhembus dari belakangnya. Bingwen menghentikan langkahnya dan menoleh, merasakan sesuatu yang aneh. Sebelum sempat berpikir lebih jauh, sosok Kakek Guozhi melesat turun dari udara dan mendarat di hadapannya dengan ekspresi serius."Guru?" Bingwen menatapnya heran. "Bukankah aku hanya disuruh mengambil air?"Kakek Guozhi tidak langsung menjawab. Sebaliknya, dia menatap muridnya itu dengan mata yang sarat akan pertimbangan. Setelah beberapa saat, dia menghela napas berat dan berkata, "Bingwen, mulai hari ini, pelatihan mu akan dipercepat."Bingwen mengerutkan kening. "Dipercepat? Tapi, bukankah Guru mengatakan aku harus

  • Kembalinya Sang Jenius 1000 Tahun Bela Diri   Pelatihan Penuh Beban

    “Ramuan itu hanya bisa benar-benar berfungsi, saat kau juga melatihnya. Jadi, semua akanterlihat dari usahamu setelah mendapatkan Chi yang jauh lebih besar,” jelas kakek Guozhiyang langsung mendapatkan anggukan kepala Bingwen, tanda dirinya paham dengan apayang dimaksud oleh sang guru.“Jadi, apa aku akan langsung melanjutkan ujian ilmu selanjutnya?” tanya Bingwen yangterlihat sangat bersemangat, dengan tatapan mata berbinar yang membuat siapapun dapatmerasakan tekadnya yang membara.Kakek Guozhi tidak langsung menjawab. Dengan satu gerakan tangan sebuah sapu lididengan gagang panjang melayang mendekat, dan mendarat tepat di pangkuan Bingwenyang masih berada di posisi semedinya.“Memang bagus jika kau memiliki semangat dan tekad seperti itu. Tapi, kau hanya akangagal jika tidak memiliki persiapan apapun sebelum berperang!” ucap kakek Guozhimembuat perumpamaan.Bingwen yang terlihat bingung menatap sang guru dengan alis yang terangkat sebelah,namun tidak lama kemudian diriny

  • Kembalinya Sang Jenius 1000 Tahun Bela Diri   Pengakuan Sang Guru

    Bingwen sampai di pondok pada pagi hari, dengan tubuh yang kembali bugar tanpa ada luka luar yang terlihat. Dengan seringaian khas miliknya, Bingwen mendekat ke arah sang guru yang tampak sudah menantikan kedatangannya.“Guru, aku berhasil!” seru Bingwen sambil memamerkan kekuatan baru yang dimilikinya.Beberapa batang kayu melayang ke arah Bingwen dan berputar-putar di atasnya. Dan dengan satu gerakan, Bingwen menata batang-batang kayu itu dengan tumpukan yang sangat rapi di tempat penyimpanan kayu bakar milik kakek Guozhi.Kakek Guozhi yang melihat tingkah Bingwen hanya tersenyum miring, yang lagi-lagi tertutupi oleh jenggot putihnya. Tapi, Bingwen yang penglihatannya jauh lebih meningkat dari sebelumnya, bisa langsung menyadari senyuman yang mengembang di wajah sang guru.“Bukankah aku hebat, Guru?! Bahkan belum ada satu bulan aku memasuki hutan inti gunung itu!” ucap Bingwen yang berusaha mendapatkan pengakuan dari kakek Guozhi dengan bersemangat.“Kau jangan terlalu senang! Masih

  • Kembalinya Sang Jenius 1000 Tahun Bela Diri   Menguasai Elemen Kayu

    Bingwen menutup matanya dan merasakan aliran Chi yang kini terasa seperti sungai yang deras, penuh dengan energi yang meluap-luap, namun sulit dikendalikan. Sambil mengangkat kedua tangannya, Bingwen merasakan Chi miliknya tanpa campuran penyeimbangan Chi itu sendiri. Kini Bingwen baru menyadari kesalahan fatal yang dilakukannya. Bahkan, perbandingan Chi dalam tubuhnya, dan Chi yang dia seimbangkan berbanding jauh. Itulah mengapa dia mulai kesulitan untuk mengatur dan menyeimbangkannya.Bahkan, otot-otot di tubuhnya menjadi menyusut, karena tidak bisa menerima kekuatan besar yang belum bisa tubuhnya terima. Ia merasa hampir kehilangan kendali, tetapi ia tidak boleh menyerah.Bingwen mulai mengeluarkan Chi yang berlebihan dalam tubuhnya, walaupun hal itu jauh lebih sulit dibandingkan menyerapnya. Napasnya mulai tersengal, karena menahan sakit yang luar biasa.“Kendalikan napasmu, Bingwen!” suara gurunya terdengar lagi, memberi arahan. “Jangan biarkan Chi itu menguasaimu! Kau harus men

  • Kembalinya Sang Jenius 1000 Tahun Bela Diri   Chi Inti Gunung

    “Ingatlah lagi apa isi di dalam kitab yang kau pelajari!” ucap kakek Guozhi, yang membuat Bingwen tersadar dengan kesalahan yang dilakukannya.Dengan isi kitab yang kembali terngiang, Bingwen mencoba cara yang berbeda. Dia berhenti memaksakan tubuhnya untuk melawan tekanan Chi.Sebaliknya, dia mulai menyerap Chi dari kayu-kayu di sekitarnya dan mulai menyeimbangkannya. Tekanan yang sebelumnya menekan dengan kasar, kini perlahan mulai mengikuti aliran Chi yang diserap oleh Bingwen.Aliran Chi kayu dan Chi inti gunung bercampur dan mulai masuk ke tubuh Bingwen. Awalnya Bingwen cukup terkejut dengan perasaan segar, dengan tenaganya yang langsung pulih dengan sekejap.Namun, Chi di sekitar gunung ini bukanlah sesuatu yang mudah dikendalikan. Saat Bingwen mulai merasa tenang, tiba-tiba gelombang Chi meledak, menghantam tubuhnya seperti ombak besar. Ia terhuyung mundur, hampir jatuh lagi."Argh!" teriak Bingwen, menggigit bibirnya untuk menahan rasa sakit yang menjalar ke seluruh tubuhnya.

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status