Dalfon membawa sebuah kantong plastik berisikan martabak manis. Ia sengaja membeli itu untuk Arasha saat ia sedang perjalanan pulang dari rumah Alice. Supaya Arasha tidak mengomelinya karena ia pulang tengah malam.
Tetapi saat Dalfon berada di depan pintu apartemennya, Dalfon merasa ada aura yang sangat familiar dari dalam apartemennya. Dan ia yakin bukan Arasha lah pemilik aura itu, karena Dalfon sudah sangat tau tentang warna dan hawa aura Arasha.
Dengan perasaan penasaran, Dalfon langsung menempelkan kartu tanda pemilik apartemen ke pintu. Membiarkan pintu itu memindai kartu miliknya. Dan saat pintu sudah terbuka lebar, Dalfon langsung masuk ke dalam apartemen.
Langkah Dalfon langsung terhenti saat melihat dua wanita dan satu laki-laki duduk di atas sofa sambil menatap ke arah televisi yang menayangkan sebuah film romansa.
"Perasaan keamanan apartemen ini ketat. Kenapa kalian bisa masuk ke sini?" tanya Dalfon sambil meletakkan plastik bawaannya di atas
Kepala Lima Keluarga Besar sedang melakukan sebuah pertemuan dadakan. Karena kemarin para pengintai dari keluarga Aurora menemukan sebuah tanda-tanda bahwa ada sebuah gerakan pemberontakan terhadap Lima Keluarga Besar.Dan para pemimpin keluarga yakin bahwa Black Dragon lah dalang di balik pemberontakan itu.Keluarga Gracia, Venus, Aurora, Virgo, dan Mafuyu pun tidak bisa tinggal diam begitu saja. Karena sekarang para pemberontak semakin lama semakin banyak. Dan akan sangat bahaya kalau dibiarkan terus-menerus. Jadi mau tidak mau mereka harus mengambil sebuah langkah untuk menghentikan pemberontakan itu.Keluarga Gracia sebenarnya bisa saja mengerahkan pasukan bayangan untuk menghabisi nyawa para pemberontak. Tetapi hal itu sangat berbahaya bagi popularitas keluarga Gracia. Karena saat keluarga Gracia melakukan itu, pasti para masyarakat akan memandang keluarga Gracia dengan pandangan buruk.Ditambah lagi, Alice sebenarnya tidak terlalu tertarik dengan ma
Dalfon memakan sebuah makanan ringan yang ada di dalam mangkok. Sebenarnya makanan ringan itu milik Arasha. Tetapi karena Dalfon sudah tidak tahan menahan rasa laparnya, ia memilih untuk mengambilnya tanpa memberitahu Arasha terlebih dahulu.Arasha sekarang sedang ada di dalam kamar mandi. Perempuan itu baru saja pulang dari kediaman keluarga Virgo. Jadi Dalfon langsung menyuruh perempuan itu mandi supaya tubuh perempuan itu tidak bau keringat.Sekitar lima belas menitan, Arasha ke luar dari kamar mandi. Dengan menggunakan baju tidur miliknya dan rambutnya yang masih basah, Arasha langsung berjalan menuju ke arah depan televisi, tempat Dalfon duduk sambil menghabiskan makanan ringannya.Tanpa pikir panjang, Arasha langsung merebut mangkok yang ada di dalam pangkuan Dalfon. Lalu memakan makanan ringan yang ada di dalam mangkok tersebut sambil duduk di samping Dalfon."Lo udah dengar berita baru belum?" tanya Arasha sambil menatap ke layar televisi.
Vinka sedang ada di rumahnya. Sebenarnya ia tadinya ingin pergi ke laboratorium untuk menguji sebuah obat yang akhir-akhir ini sedang ia kembangkan. Tetapi saat ia mendengar berita dari Alyssa bahwa sebentar lagi Vedora dan Dalfon akan datang, ia pun memilih untuk membatalkan rencananya tadi.Ada beberapa hal yang ingin ia tanyakan kepada Dalfon. Dan mungkin sekarang adalah waktu yang tepat untuk menanyakan pertanyaan yang sudah sejak dulu terbenam di otaknya.Akhirnya, setelah sekian lama menunggu, kedua tamunya datang. Vedora dan Dalfon sekarang sudah ada di dalam rumahnya. Atau lebih tepatnya, kedua laki-laki itu sekarang sedang duduk di sofa yang ada di ruang tamu.Vinka berjalan menuju ke arah ruang tamu. Dan sesampainya di ruang tamu, Vinka langsung dapat melihat sosok Vedora dan Dalfon yang sedang mendebatkan suatu hal.Vedora dan Dalfon yang tadinya sedang berdebat hebat, langsung diam saat menyadari kedatangan Vinka. Mereka memilih untuk menghent
Dalfon mendengus kesal saat ia mendapatkan panggilan dari OSIS. Berada di ruangan OSIS adalah hal yang paling tidak inginkan. Karena berada di ruangan itu, sama saja dengan berhadapan dengan Jingga. Dan Dalfon masih belum sanggup menatap wajah adik perempuannya itu.Dalfon sebenarnya berencana untuk kabur dari panggilan itu. Tetapi karena paksaan dari Ansel, Dalfon mau tidak mau harus menghadiri panggilan itu.Kurang lebih, Dalfon sudah tau masalah apa yang akan ia hadapi nanti. Masalah lama yang seharusnya sudah tuntas sejak lama.Saat Dalfon membuka pintu ruangan OSIS, Dalfon bisa melihat semua anggota OSIS yang sedang duduk di kursi. Pandangan Dalfon langsung tertuju pada Ansel yang duduk di samping Jingga. Sahabatnya itu memang sudah sejak tadi pagi berada di ruangan OSIS. Dan sahabatnya itulah yang nanti akan sedikit membantunya untuk menyelesaikan masalah yang akan ia hadapi.Sebenarnya Dalfon tidak terlalu membutuhkan bantuan Ansel. Karena Da
Acara pelelangan di Pelelangan Nicola baru saja dimulai. Dari jauh Vedora mengamati jalannya acara melalui ruangan VIP bersama dengan keluarganya.Vedora tersenyum kecil saat mengingat bahwa tiga bulan yang lalu pelelangannya masih sangat sepi pengunjung. Bahkan hampir sama sekali tidak ada pengunjung yang mau datang untuk membeli barang-barang yang ada di pelelangan. Tetapi akhirnya semua itu berubah semenjak ia bertemu dengan Dalfon. Pil energi yang diberikan oleh Dalfon merubah segalanya.Vedora sendiri sebenarnya sangat berterima kasih kepada Dalfon, karena sampai sekarang Dalfon masih terus mensuplai pil energi di tengah-tengah kesibukannya. Tetapi rasa terima kasihnya itu hanya bisa ia ungkapkan saja. Belum sanggup ia tunjukkan memalui sebuah pembuktian.Memang benar Vedora membeli pil energi Dalfon dengan harga yang sangat tinggi. Tetapi Vedora merasa bahwa hal itu masih kurang. Vedora ingin dirinya memberikan sesuatu yang lebih untuk sahabatn
Pagi yang menyebalkan bagi Dalfon. Karena saat ia sedang bersantai di depan TV, tiba-tiba seorang resepsionis mengatakan ada orang yang ingin bertemunya.Seorang wanita paruh baya. Dalfon sendiri pun belum tau siapakah tamunya kali ini. Tetapi Dalfon yakin kalau tamunya kali ini bukanlah Alice. Karena kalau tamunya adalah Alice, pasti Alice bisa masuk ke dalam apartemen tanpa harus menunggu lebih dulu di dekat resepsionis.Sembari berjalan, pandangan Dalfon beralih menatap ke arah luar jendela. Hujan deras. Dengan situasi seperti itu, aneh rasanya kalau tiba-tiba ada tamu datang hanya untuk berbicara dengannya.Dan setelah sampai di lantai satu. Dalfon pun bisa melihat jelas dengan kedua bola matanya wanita paruh baya dengan tatapan kosong duduk di kursi tunggu yang letaknya tidak begitu jauh dari meja resepsionis.Dalfon langsung menghela nafas saat menyadari bahwa wanita paruh baya itu adalah ibunya. Ia tidak menyangka bahwa ibunya akan datang untuk men
Keenan, Noel, dan Dalfon sedang ada di sebuah tempat wisata. Ya mereka bertiga kompak meminta hari cuti secara bersamaan kepada Alice. Dan siapa kira, Alice benar-benar memberikan mereka hari cuti di hari yang sama.Cuti mereka kali ini akan mereka habiskan untuk bermain dan membuat kenangan bersama. Karena besok lusa adalah tahun baru. Yang artinya besok lusa adalah pertemuan mereka untuk terakhir kalinya. Itulah yang dipikirkan oleh Dalfon.Berbeda dengan Keenan dan Noel. Mereka berdua tau kalau tahun baru bukanlah hari perpisahan mereka bertiga. Karena Alice sudah menyatakan secara jelas bahwa dirinya tidak akan melepaskan Dalfon. Yang artinya kontrak kerja Dalfon akan diperpanjang saat tahun baru.Keenan dan Noel memilih untuk diam. Mereka sengaja tidak memberitahukan Dalfon tentang hal itu, supaya hal itu bisa menjadi sebuah kejutan untuk Dalfon.Noel dan Keenan yang berjalan di antara Dalfon. Dan Dalfon yang sedari tadi mengoceh tentang banyak hal.
Dalfon tersenyum lebar mengetahui bahwa dirinya bisa keluar dari pelelangan Nicola lebih cepat dari perkiraannya. Dua hari belakangan ini, ia terlalu sibuk membantu Vedora mengurus pelelangan. Sampai-sampai ia lupa bahwa malam ini adalah malam tahun baru.Dalfon menggunakan jaket tebalnya sambil menatap ke arah bulan purnama yang menghiasi malam. Senyumannya menghilang sejenak saat mengingat bahwa malam ini adalah malam terakhirnya bersama keluarga Gracia. Malam ini akan menjadi penentu nasib Dalfon ke depannya. Apakah Dalfon masih diberikan kesempatan untuk bersama keluarga Gracia atau malah Dalfon harus menerima kenyataan pahit bahwa dirinya sudah tidak diperlukan lagi oleh mereka?Dalfon kaget saat ada sebuah tetesan air hujan yang jatuh dari atas atap pelelangan. Dalfon tidak beranjak pergi. Dalfon masih tetap dalam posisi awal. Yang membedakannya hanyalah sekarang Dalfon mengadahkan kedua tangannya untuk menampung beberapa tetes air yang masih menetes.Dala