Mata Dalfon perlahan mulai terbuka. Seingatnya ia sebelumya ia pingsan di sebuah gua yang di dalamnya ada sebuah seekor rubah dan sebuah pedang yang tertancap di sebuah batu. Tetapi saat ia melihat ke arah sekitar. Pemandangan yang lihat sangatlah berbeda dengan pemandangan sebelum ia pingsan.
Ia kali ini berada di sebuah tempat yang jaraknya tidak terlalu jauh dari air terjun dan sekarang di hadapannya ada sebuah batu besar. Batu tersebut sangatlah besar, bahkan besarnya melebihi tubuh Dalfon.
Tetapi ada yang aneh dengan batu itu. Batu itu diikat oleh sebuah tali besar, seperti tali bangunan. Tetapi warnanya warna merah.
Saat ia ingin menyentuh tali itu, tiba-tiba terdengar suara lonceng dari arah belakang Dalfon. Dalfon sendiri dapat mendengar jelas suara lonceng itu. Makanya ia langsung berbalik untuk memastikan apakah ada orang yang datang atau tidak.
Saat ia melihat ke arah belakang, ternyata tidak ada siapa pun. Membuatnya langsung kebingungan
Waktu yang seharusnya satu bulan untuk berlatih, berubah menjadi dua bulan karena Dalfon terlambat menyadari apa maksud dari kalimat berteman dengan alam.Tetapi keterlambatan Dalfon itu tidak terlalu merugikannya, karena dua bulan di alam sana sama dengan dua belas jam di dunia aslinya. Yang berarti ia belum terlalu lama meninggalkan dunia aslinya dan masih mempunyai banyak waktu untuk berlatih dengan Keenan.Kalau ditanya apa saja yang Dalfon lakukan selama satu bulan belakangan ini, Dalfon hanya diam di bawah pohon, berjalan mencari inspirasi, duduk di atas air terjun. Lalu sampai pada akhirnya ia menyadari bahwa sejak awal ia sudah berteman dengan alam.Karena kalau ia tidak berteman dengan alam, maka ia tidak mungkin bisa menghirup oksigen dan hidup bersama sahabat-sahabatnya.Dan setelah menyadari kebodohannya itu, ia mulai belajar untuk mempelajari mengendalikan auranya. Untuk hari pertama, ia sama sekali tidak bisa merasakan atau pun melihat aura
Setelah menghabiskan lima belas hari untuk berlatih bersama Keenan. Dalfon akan menghabiskan waktunya di pelatihan pasukan bayangan. Sebuah pasukan yang paling ditakuti dan paling di hormati.Seperti perintah Alice sebelumnya, Dalfon datang ke pelatihan ini bukan untuk berlatih bersama dengan para anggota pasukan yang lainnya. Melainkan untuk melatih para pasukan bayangan.Dalfon sebenarnya tidak tau menahu tentang cara melatih. Tetapi itu tidak menjadi masalah. Karena ada Mayor Kaze.Memang tidak mudah untuk hari pertama. Karena masih ada sebagian pasukan yang meremehkan Dalfon. Tetapi setelah Dalfon memperlihatkan kehebatannya dalam menembak, menggunakan senjata tajam, dan membuat sebuah rencana, perlahan demi perlahan pun semua pasukan mulai percaya dan mulai mau menerima Dalfon.Kalau dihitung-hitung sejak hari pertama kedatangan Dalfon di pelatihan pasukan bayangan, ini sudah hari keempat belas. Yang berarti besok adalah hari terakh
Ansel tersenyum kecil melihat sahabatnya ada di dalam barisan para anggota teknisi. Sekitar satu bulan lebih ia tidak memandang wajah sahabatnya itu. Dan ternyata, selama satu bulan itu, sahabatnya sudah banyak berubah. Bisa terlihat jelas, badan sahabatnya itu lebih berisi dibandingkan dengan terakhir kali mereka bertemu.Sebelumnya ia tidak menyangka bahwa hari ini akan datang juga. Hari di mana Dalfon mau bekerja sama dengan para murid dari kategori tanah untuk bisa memenangkan sebuah kompetisi. Tentu saja hal ini bisa tercapai karena bujukan dari Jingga. Kalau bukan karena perempuan itu, pasti Dalfon tidak akan ada di sana bersamanya.Ansel juga merasa sedikit bersalah karena telah menarik Dalfon masuk ke dalam hal yang paling tidak Dalfon sukai. Tetapi ia rasa, Dalfon paham akan maksud dari tindakannya itu dan tidak akan memarahinya.Lagi pula sekarang mereka sudah sampai di hotel penginapan. Hotel yang akan menjadi tempat mereka menginap selama kompe
Setiap sekolah yang mengikuti Kompetisi Tujuh Sekolah, membagi perwakilan mereka menjadi tiga kelompok. Kelompok pertama adalah kelompok atlit. Kelompok yang akan terjun langsung ke lapangan untuk berkompetisi melawan atlit dari sekolah lainnya. Kelompok kedua adalah kelompok analisis. Kelompok yang bertugas untuk menganalisis pergerakan atau rencana lawan. Berbeda dengan kelompok atlit. Kelompok analisis berada di sebuah tenda yang sudah di siapkan oleh panitia acara. Jarak antara tenda satu dengan tenda yang satunya diatur cukup jauh, supaya tidak ada anggota kelompok yang curang. Tenda-tenda itu dilengkapi oleh sebuah komputer yang akan menayangkan siaran atlit mereka yang sedang berkompetisi. Dan sebuah papan tulis besar yang bisa digunakan untuk mengatur rencana atau menuliskan hal-hal penting. Kelompok ketiga adalah kelompok teknisi. Kelompok yang bertugas untuk memperbaiki atau mempercanggih alat yang akan digunakan oleh para atlit dari sekolah mereka masing-m
Vedora menatap secara saksama Arasha yang terbaring lemas di kasur ruang perawatan. Perempuan itu tadi terhempas ke pinggir arena saat sedang mengikuti kompetisi. Tetapi untung saja, tidak ada cidera yang serius. Cuma ada beberapa luka di tubuh perempuan itu.Karena insiden tadi, beberapa kompetisi diundur. Dan pada atlit diminta untuk istirahat sejenak sambil menunggu instruksi selanjutnya.Jadi karena sekarang tidak ada kompetisi sama sekali, Vedora dan Alyssa bisa menemani Arasha di ruang perawatan sambil memikirkan tentang apa yang akan mereka lakukan selanjutnya.Arasha adalah senjata andalan mereka. Kalau Arasha sekarang sedang terluka, maka mereka mau tidak mau harus merubah semua rencana awal mereka. Dan itu akan sangat tidak menguntungkan bagi mereka."Tenang, gua masih bisa maju sebagai atlit," cetus Arasha yang mengerti dengan kekhawatiran kedua temannya."Lo nggak boleh bertanding, lo masih terluka. Nanti luka lo tambah parah," uc
Dalfon sudah sangat lelah karena dari tadi ia harus menemani Vedora berkeliling sampai lupa untuk makan malam.Karena sekarang posisinya sudah malam, Dalfon harus istirahat supaya ia bisa bangun lebih awal dan melihat kondisi Ansel yang masih ada di ruangan perawatan.Tadinya Dalfon berencana untuk langsung mandi lalu tidur setelah sampai di kamar penginapan. Tetapi rencananya itu langsung gagal, saat Dalfon melihat ada seorang perempuan cantik sedang duduk di kasurnya sambil menatap ke arah luar jendela.Tanpa harus melihat wajah perempuan itu, Dalfon bisa tau kalau perempuan itu adalah Alice. Karena memang ia sudah sangat mengenal aroma parfum yang dipakai perempuan itu. Ditambah lagi, karena sudah sering berada di sisi Alice, Dalfon sudah sangat hafal dengan lekuk tubuh perempuan itu."Hai, capek, ya?" tanya Alice saat menyadari bahwa Dalfon sudah sampai."Sedikit. Apa tidak masalah kalau Anda ada di kamar saya? Di kamar ini ada kamera pen
Keenan perlahan mulai memasuki kamar Dalfon. Ia sengaja datang pagi-pagi, karena ia tidak mau ada orang lain yang menyadari kedatangannya. Karena kalau sampai ada yang melihatnya, pasti akan menjadi berita yang sangat menghebohkan. Dan pasti rahasia tentang Dalfon yang berada di bawah kekuasaan keluarga Gracia akan terbongkar.Keenan memandang jam tangannya. Ia mengangguk pelan saat melihat jam tangannya menunjukkan pukul 04.00. Ia datang di waktu yang tepat. Karena memang Dalfon selalu bangun sebelum jam empat.Karena lampu kamar Dalfon tidak dimatikan. Keenan bisa melihat Dalfon yang sedang tertidur di samping tubuh Ansel yang masih tertidur pulas.Keenan tidak bisa langsung membangunkan Dalfon dengan suara keras. Karena kalau ia melakukan hal itu, pasti Ansel akan ikut bangun dan melihatnya. Jadi sebisa mungkin Keenan menggoyang-goyangkan tubuh Dalfon tanpa suara sedikit pun.Keenan tersenyum tipis saat melihat tanda-tanda Dalfon akan segera bangun.&nb
Dalfon menatap secara saksama semua orang yang sedang melihat kedatangannya. Sebelumnya ia diberi perintah untuk datang ke ruang rapat. Tetapi ia sama sekali tidak diberitahu tentang apa tujuan Rachel, Gio dan para atlit yang lain mengundangnya.Langkah Dalfon terhenti saat sudah berada di dekat Ansel. Ia menatap ke arah Jingga sambil mencoba untuk memikirkan apa yang sebenarnya terjadi. Sampai-sampai ia yang bertugas sebagai teknisi diberi perintah untuk bergabung di ruang rapat.Tidak lama setelah kedatangan Dalfon, ada beberapa orang lagi masuk ke dalam ruangan rapat. Tujuh orang. Dan empat dari tujuh orang adalah pemimpin Lima Keluarga Besar.Alice, Vinka, Carles, Volva, Arasha, Alyssa, dan Vedora. Dengan kedatangan tujuh orang itu, membuat Dalfon semakin kebingungan. Pasalnya pertemuan kali ini pasti bukanlah pertemuan bisa. Karena kalau pertemuan ini adalah pertemuan biasa, tidak mungkin para pemimpin datang ke dalam ruangan rapat."Apa ini pe
Arasha, Rachel, Gio hari ini akan dilantik sebagai kepala keluarga baru. Arasha sebagai keluarga Mafuyu, Rachel sebagai kepala keluarga Virgo, dan Gio sebagai kepala keluarga Aurora.Seharusnya jabatan kepala keluarga Vinka diberikan kepada Alyssa. Tetapi dengan alasan pribadi Alyssa menolak keras jabatan itu dan memberikan jabatan itu kepada adiknya.Sedangkan Arasha maju sebagai kepala keluarga karena terpaksa. Ia tidak mempunyai kakak ataupun adik. Jadi satu-satunya orang yang bisa memimpin keluarga Mafuyu hanyalah dirinya. Membuatnya tidak mempunyai pilihan lain selain maju sebagai kepala keluarga baru.Sebenarnya ada Langit. Tetapi tidak mungkin bagi Langit untuk maju. Karena berita tentang Noel yang telah dikeluarkan dari keluarga Mafuyu sudah menyebar di masyarakat. Jadi akan menjadi masalah jika Langit yang maju sebagai penerus.Bicara-bicara tentang Langit. Alice sudah mengizinkan Noel, Keenan, dan Langit untuk menunjukkan diri mereka ke de
Semua orang kembali ke rumah darurat yang telah disiapkan oleh pemerintah. Semua orang ingat kalau mereka berada di sana karena rumah mereka hancur lebur disebabkan oleh serangan teroris. Ingatan mereka masih utuh tentang perang itu. Tetapi ada dua keping bagian ingatan mereka yang menghilang. Yaitu tentang pasukan bayangan dan Dalfon.Tidak ada satu pun orang yang bisa mengingat tentang pasukan bayangan. Dengan begitu, semua identitas anggota pasukan bayangan dan semua rahasia yang ada di kamp pelatihan pasukan bayangan akan aman.Dan tentang Dalfon. Diingatan mereka sama sekali tidak ada kenangan dengan laki-laki itu. Seakan mereka tidak pernah bertemu atau bahkan mengenal laki-laki itu.Bahkan Ansel, Adit, Jingga, dan Lucia yang memiliki hubungan erat dengan Dalfon, sekarang sama sekali tidak bisa mengingat siapakah Dalfon yang sebenarnya. Hilangnya Dalfon dari ingatan mereka disebabkan oleh sihir yang Dalfon langsungkan hari itu. Dan sihir itu adalah s
Semua orang dikumpulkan di lapangan latihan. Sudah terhitung seminggu sejak pada pengungsi mengungsi di kamp pelatihan pasukan bayangan. Dan hari ini adalah hari terakhir pada pengungsi di kamp pelatihan. Karena para petinggi sudah memutuskan untuk memindahkan para pengungsi ke rumah darurat sementara yang letaknya tidak begitu jauh dari kota mereka.Para pasukan bayangan sudah lengkap dengan pakaian militer mereka. Dengan upacara perpisahan, mereka akan mengantarkan kepindahan para pengungsi.Tentu saja ada rasa sedih di benak mereka. Karena mereka sudah lama tidak mendapatkan tamu dari luar hutan. Selama ini mereka hanya ada di dalam hutan tanpa tau bagaimana kehidupan dan berita yang ada di luar hutan. Jadi sekalinya mereka mendapatkan tamu dari luar hutan, ada banyak hal yang mereka ingin lakukan bersama. Tetapi sayangnya waktu mereka sekarang telah usai. Semuanya harus kembali ke tempat mereka masing-masing.Kaze mengucapkan sepatah dua patah kalimat di ata
Ansel dan Adit meminum segelas kopi hangat yang tadi sempat mereka bikin di dapur umum. Mereka menikmati kopi itu di sekitar api unggun. Bukan cuma mereka, ada juga Arasha, Alyssa, Lucia, dan Jingga.Mereka berenam sedang menghangatkan tubuh mereka pada malam hari yang dingin ini. Tanpa pembicaraan yang khusus, mereka duduk dan berbicara seadaanya.Rasa canggung memang terasa di benak Adit dan Ansel. Karena kedua perempuan yang sedang bersama mereka adalah para penerus keluarga besar. Yang artinya kedua perempuan itu adalah perempuan terpandang. Bisa bahaya kalau mereka memberikan kesan yang buruk pada mereka.Sedangkan Jingga dengan Arasha masih seperti biasanya. Masih tidak bisa akur dan saling mendebatkan hal-hal yang kecil. Arasha memang selalu bisa mengalah terhadap kemauan dan pola pikir Dalfon. Tetapi ia tidak mau mengalah untuk perempuan itu. Walau pun semua orang mengatakan kalau perempuan itu adalah adiknya Dalfon, ia tidak akan pernah mau
Malam harinya Dalfon tidak bisa tertidur. Tidurnya pada siang hari sangatlah pulas. Sampai-sampai saat malam hari tiba, ia sudah tidak bisa merasakan mengantuk lagi.Dalfon yang tidak tau harus apa hanya bisa duduk di balik pintu sambil memandangi sepatu kerjanya yang masih terlihat sangat bersih. Padahal setahunya, saat ia terakhir kali ia menggunakan sepatu itu, sepatu itu penuh dengan lumpur. Tetapi kemarin saat ia melihat sepatu itu di dalam kamarnya, sepatu itu sudah sangat bersih seperti sepatu baru.Dalfon langsung menurunkan sepatunya yang sedang ia pegang saat ia merasakan seseorang mendekati gudang tempat ia dihukum. Kalau dari firasat, Dalfon yakin kalau orang itu bukanlah Kaze ataupun Arisha. Karena tidak mungkin ia dibebaskan dari hukuman secepat itu.Dalfon bisa merasakan kalau pintu gedung sedikit bergetar. Tanda kalau orang yang ada di luar sana sudah mulai menyentuh pintu itu. Tetapi sama sekali tidak ada tanda-tanda bahwa kunci gudang aka
Apel selesai. Semua pengungsi diperbolehkan untuk kembali ke pengungsian. Dan ada beberapa orang yang masih bertahan di lapangan hanya untuk menghabiskan waktu mereka lebih lama. Mungkin di pengungsian terasa sangat membosankan. Makanya mereka ingin menghabiskan waktu lebih lama lagi di lapangan bersama dengan para pasukan bayangan yang kali ini dibebaskan dari tugas.Benar, pasukan bayangan bebas dari tugas. Kalau ditanya kenapa bisa bebas tugas, karena para petinggi sedang sibuk-sibuknya mengurus pembangun kembali kota yang sudah hancur. Sampai-sampai lupa memberikan perintah pada pasukan bayangan.Ada sekelompok pengungsi yang terdiri dari tujuh orang mendekati perwira tinggi yang sedang mengarahkan salah satu anak buahnya untuk segera mempersiapkan sarapan untuk para pengungsi.Kelompok itu terdiri dari Ansel, Adit, Jingga, Alyssa, Arasha, dan Vedora. Ansel menepuk pundak perwira tinggi saat posisi mereka sudah dekat. Perwira tinggi yang saat itu sedan
Vinka menatap seorang laki-laki yang sedang tertidur pulas di atas kasur pasien. Ia adalah pemimpin dari keluarga yang terkenal dengan pengobatannya. Tetapi kali ini ia tidak bisa berbuat apa-apa pada anak laki-laki itu.Yang bisa ia lakukan hanyalah memberikan obat untuk mempercepat proses pengeringan luka yang ada pada tubuh laki-laki itu. Cuma itu saja. Sedangkan kondisi bagian dalam tubuh laki-laki itu sangatlah parah. Saking parahnya, dengan tidak ada kemampuan medis yang dapat menyembuhkannya.Vinka mengalihkan pandangannya ke arah seorang perempuan menggunakan baju militer yang berdiri tepat di depannya. Perempuan itu juga sama sepertinya. Sedang menunggu laki-laki yang ada di dalam ruangan itu siuman.Perempuan yang ada di hadapannya itu adalah Arisha. Arisha memang tidak mempunyai hubungan dengan keluarga Virgo. Tetapi kemampuan medis perempuan sangatlah bagus. Sehingga bisa menjadi dokter militer di pasukan bayangan. Pencapaian yang sangat hebat
Arisha menatap ke arah luar jendela dengan saksama. Menatap salju-salju yang jatuh ke tanah dan semakin lama menutupi seluruh permukaan tanah dengan warnanya yang putih.Dulu sekali sebelum bertemu dengan Dalfon. Arisha tidak suka dengan salju. Bukannya tidak suka karena benci. Melainkan hanya sekedar menghindari. Karena salju bisa membuat badannya sakit. Kalau pun ada tugas negara yang membuatnya harus berurusan dengan salju, maka Arisha mau tidak mau harus menggunakan pakaian tebal dan membawa sebotol minuman panas untuk menjaga suhu tubuhnya tetap hangat.Tetapi itu semua berubah semenjak bertemu dengan Dalfon. Saat Dalfon masuk ke dalam hutan larangan sebagai pelatih, semua anggota diminta untuk tidur di atas tumpukan salju dengan pakaian yang sangat tipis. Bahkan para anggota laki-laki sama sekali tidak memakai pakaian sedikit pun.Arisha menolak hal itu keras. Karena ia tidak mau diperintah oleh orang yang baru saja datang dan mengambil posisi pelati
Semua orang kaget saat tiba-tiba para pemimpin keluarga muncul di tengah-tengah lapangan. Ada yang takut dan ada yang kagum. Semua orang ingin bertanya tentang bagaimana hasil dari peperangan tersebut. Tetapi mulut mereka tidak bisa berkata-kata. Terbungkam oleh rasa takut yang mereka rasakan.Pasukan bayangan yang tadinya ada di bangunan langsung berdiri secara rapi di hadapan para pemimpin dengan posisi hormat. Yang tentu saja, semua para anggota pasukan itu dipimpin oleh Kaze.Kaze tertegun sempurna saat melihat ada sebuah air mata di pipi Alice. Perempuan terkuat yang ia kenal sekarang sedang terlibat lemah. Dulu Kaze sangat ingin mengalahkan perempuan itu, saat perempuan itu sedang dalam posisi terlemahnya. Tetapi saat melihat perempuan itu lemah, entah kenapa hati Kaze ikut merasa sedih. Seakan perasaan itu mengalir begitu saja ke dalam hati Kaze.Noel yang melihat kedatangan Alice, langsung mendekat. Ia melepaskan jas berwarna hitamnya, lalu menyelimuti t