Keenan perlahan mulai memasuki kamar Dalfon. Ia sengaja datang pagi-pagi, karena ia tidak mau ada orang lain yang menyadari kedatangannya. Karena kalau sampai ada yang melihatnya, pasti akan menjadi berita yang sangat menghebohkan. Dan pasti rahasia tentang Dalfon yang berada di bawah kekuasaan keluarga Gracia akan terbongkar.
Keenan memandang jam tangannya. Ia mengangguk pelan saat melihat jam tangannya menunjukkan pukul 04.00. Ia datang di waktu yang tepat. Karena memang Dalfon selalu bangun sebelum jam empat.
Karena lampu kamar Dalfon tidak dimatikan. Keenan bisa melihat Dalfon yang sedang tertidur di samping tubuh Ansel yang masih tertidur pulas.
Keenan tidak bisa langsung membangunkan Dalfon dengan suara keras. Karena kalau ia melakukan hal itu, pasti Ansel akan ikut bangun dan melihatnya. Jadi sebisa mungkin Keenan menggoyang-goyangkan tubuh Dalfon tanpa suara sedikit pun.
Keenan tersenyum tipis saat melihat tanda-tanda Dalfon akan segera bangun.&nb
Dalfon menatap secara saksama semua orang yang sedang melihat kedatangannya. Sebelumnya ia diberi perintah untuk datang ke ruang rapat. Tetapi ia sama sekali tidak diberitahu tentang apa tujuan Rachel, Gio dan para atlit yang lain mengundangnya.Langkah Dalfon terhenti saat sudah berada di dekat Ansel. Ia menatap ke arah Jingga sambil mencoba untuk memikirkan apa yang sebenarnya terjadi. Sampai-sampai ia yang bertugas sebagai teknisi diberi perintah untuk bergabung di ruang rapat.Tidak lama setelah kedatangan Dalfon, ada beberapa orang lagi masuk ke dalam ruangan rapat. Tujuh orang. Dan empat dari tujuh orang adalah pemimpin Lima Keluarga Besar.Alice, Vinka, Carles, Volva, Arasha, Alyssa, dan Vedora. Dengan kedatangan tujuh orang itu, membuat Dalfon semakin kebingungan. Pasalnya pertemuan kali ini pasti bukanlah pertemuan bisa. Karena kalau pertemuan ini adalah pertemuan biasa, tidak mungkin para pemimpin datang ke dalam ruangan rapat."Apa ini pe
Semua kompetisi ditiadakan untuk sementara. Bertujuan untuk memberi waktu bagi para murid istirahat dan menikmati keindahan alam yang ada di sekitar tempat kompetisi.Ada beberapa murid yang memilih untuk tiduran di hotel. Dan ada beberapa murid juga yang berjalan bersama menuju puncak air terjun yang letaknya memang tidak begitu jauh dari penginapan.Arasha dan Alyssa juga ikut dalam perjalanan itu. Karena memang jalannya tidak terlalu bergelombang, kursi roda yang digunakan Alyssa bisa dengan mudah mencapai dekat tebing yang di sampingnya ada air terjun.Arasha tersenyum lebar saat menghirup segarnya udara yang ada di sekitar tempatnya berdiri sekarang. Sudah lama sekali ia tidak menikmati keindahan alam seperti ini bersama Alyssa. Jadi sekali ia bisa menikmati keindahan alam bersama sahabatnya itu, ia merasa sangat bahagia.Tetapi kebahagiaan Arasha seketika langsung luntur saat melihat Alyssa tidak memasang ekspresi apa pun di wajahnya. Menandakan bah
Alyssa mengusap kedua tangannya, lalu mendekatkan ke tangannya ke arah api unggun yang ada di hadapannya untuk bisa sedikit menghangatkan tubuhnya yang sekarang sedang basah kuyup.Pandangannya yang tadinya tertuju pada api unggun, sekarang beralih menatap seorang laki-laki yang baru saja memasuki gua tempat ia berada.Laki-laki itu adalah Dalfon. Orang yang tadi menyelamatkannya. Dan orang yang telah membawanya ke dalam gua."Di luar masih hujan deras. Kalau pun lo maksa gua buat ngantar lo kembali ke penginapan, lo bakalan sakit. Jadi lebih baik lo diam di sini sambil nunggu hujannya sedikit reda," ucap Dalfon sambil duduk di seberang Alyssa.Dalfon sendiri sebenarnya sudah tidak nyaman berada di sisi Alyssa. Tetapi ia juga tidak tega untuk meninggalkan perempuan itu sendirian. Jadi ia pilih untuk tetap tinggal bersama Alyssa dan sebisa mungkin untuk membuat dirinya sendiri nyaman.
Vinka semakin cemas saat melihat matahari sudah terbenam seutuhnya. Di depan penginapan, ia sampai saat ini masih menunggu kabar tentang Alyssa yang jatuh dari atas air terjun.Ia sudah mengirim beberapa orang-orangnya untuk mencari keberadaan Alyssa di dekat air terjun. Tetapi sampai sekarang ia belum mendapatkan informasi apa pun.Yang membuatnya semakin cemas adalah kaki Alyssa. Kaki anaknya itu sudah tidak bisa digerakkan lagi. Ia takut anak perempuannya itu bertemu dengan seorang laki-laki yang mempunyai niatan jahat dan memanfaatkan kelemahan Alyssa.Bukan cuma Vinka saja yang cemas akan keadaan Alyssa. Rachel, Arasha, Vedora juga ikut cemas. Mereka berempat ingin sekali kembali ke air terjun untuk mencari Alyssa. Tetapi keinginannya mereka tidak mendapatkan izin dari Vinka. Jadi mau tidak mau mereka menunggu di depan penginapan bersama Vinka sambil berharap ada satu orang yang membawa Alyssa kembali."Ada yang datang," ucap Rachel sambil mena
Vinka duduk manis di sebuah kursi kosong yang ada di samping kiri Alice. Sekarang kondisinya ia, Alice, Carles, dan Nichola sedang ada di sebuah ruangan VIP. Sedang menatap kedua orang yang sedang berdiri di tengah-tengah lapangan.Sebuah acara yang sangat mendadak. Tiba-tiba ada sebuah berita kalau Volva akan bertarung dengan Dalfon. Tentu saja hal itu membuat semua orang langsung kaget. Pasalnya baru kali ini, Volva menantang seorang murid SMA. Dan lebih mengejutkannya lagi, Dalfon menerima tantangannya itu.Bukan cuma mereka berlima yang akan menonton pertarungan itu. Semua murid dari berbagai sekolah juga akan melihatnya.Vinka sendiri tadinya tidak percaya bahwa Volva akan melakukan hal segila itu. Tetapi sekarang dengan mata kepalanya sendiri, ia melihat Volva dan Dalfon sudah saling berhadapan di tengah-tengah lapangan."Sebenarnya apa yang mereka pikirkan?" tanya Vinka sambil melirik ke arah Alice."Palingan Volva ingin sedikit mengetes kem
Pemimpin Lima Keluarga Besar mengadakan sebuah rapat mendadak. Volva lah orang yang mengusulkan rapat dadakan. Karena memang ada satu hal yang harus diketahui oleh pemimpin yang lainnya.Rapat mereka berlangsung di sebuah ruangan rapat yang ada di kediaman Keluarga Venus. Dan tentu saja semua pemimpin hadir dalam rapat ini.Kali ini bukan cuma para pemimpin yang hadir. Tetapi juga para pewaris. Yang berarti Arasha, Alyssa, Gio juga ikut dalam rapat. Pemimpin dan pewaris dalam satu ruangan yang sama. Pemandangan yang sangat mengerikan untuk dilihat."Langsung ke intinya saja. Pertarungan tadi hanyalah sebagai umpan. Dalfon dan saya sudah bekerja sama untuk menangkap seseorang yang diduga sebagai komplotan dari Black Dragon. Setelah kejadian Alyssa yang jatuh dari atas tebing, kami berdua yakin kalau ada seorang yang bisa menggunakan sihir angin bersembunyi di antara murid dan sedang menunggu waktu yang tepat untuk mencelakakan kita. Dan ternyata prediksi ka
Acara penutupan Kompetisi Tujuh Sekolah dilaksanakan di aula. Malam hari ini, semua murid tampil dengan almamater sekolah mereka masing-masing. Supaya murid lain bisa mengetahui asal sekolah dari masing-masing orang yang ada di ruangan aula.Sebelum acara penutupan, Nicola Venus membacakan hasil kompetisi yang sudah dilaksanakan selama satu bulan belakangan ini. Dan hasilnya adalah kemenangan untuk SMA Bulan. SMA Bulan berhasil mendapatkan lima puluh poin. Sedangkan SMA Angkasa harus puas berada di posisi kedua dengan perolehan 45 poin.Kekalahan SMA Angkasa kali ini benar-benar disesali oleh Gio dan Rachel. Karena mereka baru sadar kalau Dalfon memiliki potensi yang sangat besar. Dan dengan bodohnya mereka malah memberikan Dalfon tugas sebagai mekanis. Bukan atlit maupun analis.Tetapi percuma juga untuk disesali. Makanya Gio dan Rachel mencoba untuk menerima apa yang sudah terjadi. Dan untuk Kompetisi Tujuh Sekolah tahun depan, mereka akan pastikan
Semua murid kembali ke kamar mereka masing-masing untuk istirahat, karena mereka besok pagi harus kembali ke kota mereka masing-masing menggunakan sebuah bus yang sudah disiapkan oleh pihak penyelenggara Kompetisi Tujuh Sekolah.Sudah banyak hal yang mereka lewati bersama. Dan banyak hal masih belum bisa mereka lupakan. Seperti Ansel sekarang, ia masih belum bisa melupakan kejadian saat Dalfon melawan pemimpin keluarga Mafuyu.Ansel rasa kejadian itu adalah kejadian yang sangat tidak mungkin terjadi. Pasalnya ia yakin, Dalfon tidak akan pernah mencari masalah dengan para Lima Keluarga Besar. Bukan karena Dalfon takut. Tetapi karena Dalfon tidak ingin Jingga ikut terbawa dalam masalah. Dan Ansel sudah tau akan hal itu.Jadi sekarang ia sangat bingung. Dalfon, sahabatnya itu akhir-akhir ini tidak pernah bercerita masalahnya kepadanya. Membuat Ansel tidak tau apa yang sedang Dalfon alami akhir-akhir ini. Dan mungkin karena itu juga, Ansel tidak tau alasan kenapa Da
Arasha, Rachel, Gio hari ini akan dilantik sebagai kepala keluarga baru. Arasha sebagai keluarga Mafuyu, Rachel sebagai kepala keluarga Virgo, dan Gio sebagai kepala keluarga Aurora.Seharusnya jabatan kepala keluarga Vinka diberikan kepada Alyssa. Tetapi dengan alasan pribadi Alyssa menolak keras jabatan itu dan memberikan jabatan itu kepada adiknya.Sedangkan Arasha maju sebagai kepala keluarga karena terpaksa. Ia tidak mempunyai kakak ataupun adik. Jadi satu-satunya orang yang bisa memimpin keluarga Mafuyu hanyalah dirinya. Membuatnya tidak mempunyai pilihan lain selain maju sebagai kepala keluarga baru.Sebenarnya ada Langit. Tetapi tidak mungkin bagi Langit untuk maju. Karena berita tentang Noel yang telah dikeluarkan dari keluarga Mafuyu sudah menyebar di masyarakat. Jadi akan menjadi masalah jika Langit yang maju sebagai penerus.Bicara-bicara tentang Langit. Alice sudah mengizinkan Noel, Keenan, dan Langit untuk menunjukkan diri mereka ke de
Semua orang kembali ke rumah darurat yang telah disiapkan oleh pemerintah. Semua orang ingat kalau mereka berada di sana karena rumah mereka hancur lebur disebabkan oleh serangan teroris. Ingatan mereka masih utuh tentang perang itu. Tetapi ada dua keping bagian ingatan mereka yang menghilang. Yaitu tentang pasukan bayangan dan Dalfon.Tidak ada satu pun orang yang bisa mengingat tentang pasukan bayangan. Dengan begitu, semua identitas anggota pasukan bayangan dan semua rahasia yang ada di kamp pelatihan pasukan bayangan akan aman.Dan tentang Dalfon. Diingatan mereka sama sekali tidak ada kenangan dengan laki-laki itu. Seakan mereka tidak pernah bertemu atau bahkan mengenal laki-laki itu.Bahkan Ansel, Adit, Jingga, dan Lucia yang memiliki hubungan erat dengan Dalfon, sekarang sama sekali tidak bisa mengingat siapakah Dalfon yang sebenarnya. Hilangnya Dalfon dari ingatan mereka disebabkan oleh sihir yang Dalfon langsungkan hari itu. Dan sihir itu adalah s
Semua orang dikumpulkan di lapangan latihan. Sudah terhitung seminggu sejak pada pengungsi mengungsi di kamp pelatihan pasukan bayangan. Dan hari ini adalah hari terakhir pada pengungsi di kamp pelatihan. Karena para petinggi sudah memutuskan untuk memindahkan para pengungsi ke rumah darurat sementara yang letaknya tidak begitu jauh dari kota mereka.Para pasukan bayangan sudah lengkap dengan pakaian militer mereka. Dengan upacara perpisahan, mereka akan mengantarkan kepindahan para pengungsi.Tentu saja ada rasa sedih di benak mereka. Karena mereka sudah lama tidak mendapatkan tamu dari luar hutan. Selama ini mereka hanya ada di dalam hutan tanpa tau bagaimana kehidupan dan berita yang ada di luar hutan. Jadi sekalinya mereka mendapatkan tamu dari luar hutan, ada banyak hal yang mereka ingin lakukan bersama. Tetapi sayangnya waktu mereka sekarang telah usai. Semuanya harus kembali ke tempat mereka masing-masing.Kaze mengucapkan sepatah dua patah kalimat di ata
Ansel dan Adit meminum segelas kopi hangat yang tadi sempat mereka bikin di dapur umum. Mereka menikmati kopi itu di sekitar api unggun. Bukan cuma mereka, ada juga Arasha, Alyssa, Lucia, dan Jingga.Mereka berenam sedang menghangatkan tubuh mereka pada malam hari yang dingin ini. Tanpa pembicaraan yang khusus, mereka duduk dan berbicara seadaanya.Rasa canggung memang terasa di benak Adit dan Ansel. Karena kedua perempuan yang sedang bersama mereka adalah para penerus keluarga besar. Yang artinya kedua perempuan itu adalah perempuan terpandang. Bisa bahaya kalau mereka memberikan kesan yang buruk pada mereka.Sedangkan Jingga dengan Arasha masih seperti biasanya. Masih tidak bisa akur dan saling mendebatkan hal-hal yang kecil. Arasha memang selalu bisa mengalah terhadap kemauan dan pola pikir Dalfon. Tetapi ia tidak mau mengalah untuk perempuan itu. Walau pun semua orang mengatakan kalau perempuan itu adalah adiknya Dalfon, ia tidak akan pernah mau
Malam harinya Dalfon tidak bisa tertidur. Tidurnya pada siang hari sangatlah pulas. Sampai-sampai saat malam hari tiba, ia sudah tidak bisa merasakan mengantuk lagi.Dalfon yang tidak tau harus apa hanya bisa duduk di balik pintu sambil memandangi sepatu kerjanya yang masih terlihat sangat bersih. Padahal setahunya, saat ia terakhir kali ia menggunakan sepatu itu, sepatu itu penuh dengan lumpur. Tetapi kemarin saat ia melihat sepatu itu di dalam kamarnya, sepatu itu sudah sangat bersih seperti sepatu baru.Dalfon langsung menurunkan sepatunya yang sedang ia pegang saat ia merasakan seseorang mendekati gudang tempat ia dihukum. Kalau dari firasat, Dalfon yakin kalau orang itu bukanlah Kaze ataupun Arisha. Karena tidak mungkin ia dibebaskan dari hukuman secepat itu.Dalfon bisa merasakan kalau pintu gedung sedikit bergetar. Tanda kalau orang yang ada di luar sana sudah mulai menyentuh pintu itu. Tetapi sama sekali tidak ada tanda-tanda bahwa kunci gudang aka
Apel selesai. Semua pengungsi diperbolehkan untuk kembali ke pengungsian. Dan ada beberapa orang yang masih bertahan di lapangan hanya untuk menghabiskan waktu mereka lebih lama. Mungkin di pengungsian terasa sangat membosankan. Makanya mereka ingin menghabiskan waktu lebih lama lagi di lapangan bersama dengan para pasukan bayangan yang kali ini dibebaskan dari tugas.Benar, pasukan bayangan bebas dari tugas. Kalau ditanya kenapa bisa bebas tugas, karena para petinggi sedang sibuk-sibuknya mengurus pembangun kembali kota yang sudah hancur. Sampai-sampai lupa memberikan perintah pada pasukan bayangan.Ada sekelompok pengungsi yang terdiri dari tujuh orang mendekati perwira tinggi yang sedang mengarahkan salah satu anak buahnya untuk segera mempersiapkan sarapan untuk para pengungsi.Kelompok itu terdiri dari Ansel, Adit, Jingga, Alyssa, Arasha, dan Vedora. Ansel menepuk pundak perwira tinggi saat posisi mereka sudah dekat. Perwira tinggi yang saat itu sedan
Vinka menatap seorang laki-laki yang sedang tertidur pulas di atas kasur pasien. Ia adalah pemimpin dari keluarga yang terkenal dengan pengobatannya. Tetapi kali ini ia tidak bisa berbuat apa-apa pada anak laki-laki itu.Yang bisa ia lakukan hanyalah memberikan obat untuk mempercepat proses pengeringan luka yang ada pada tubuh laki-laki itu. Cuma itu saja. Sedangkan kondisi bagian dalam tubuh laki-laki itu sangatlah parah. Saking parahnya, dengan tidak ada kemampuan medis yang dapat menyembuhkannya.Vinka mengalihkan pandangannya ke arah seorang perempuan menggunakan baju militer yang berdiri tepat di depannya. Perempuan itu juga sama sepertinya. Sedang menunggu laki-laki yang ada di dalam ruangan itu siuman.Perempuan yang ada di hadapannya itu adalah Arisha. Arisha memang tidak mempunyai hubungan dengan keluarga Virgo. Tetapi kemampuan medis perempuan sangatlah bagus. Sehingga bisa menjadi dokter militer di pasukan bayangan. Pencapaian yang sangat hebat
Arisha menatap ke arah luar jendela dengan saksama. Menatap salju-salju yang jatuh ke tanah dan semakin lama menutupi seluruh permukaan tanah dengan warnanya yang putih.Dulu sekali sebelum bertemu dengan Dalfon. Arisha tidak suka dengan salju. Bukannya tidak suka karena benci. Melainkan hanya sekedar menghindari. Karena salju bisa membuat badannya sakit. Kalau pun ada tugas negara yang membuatnya harus berurusan dengan salju, maka Arisha mau tidak mau harus menggunakan pakaian tebal dan membawa sebotol minuman panas untuk menjaga suhu tubuhnya tetap hangat.Tetapi itu semua berubah semenjak bertemu dengan Dalfon. Saat Dalfon masuk ke dalam hutan larangan sebagai pelatih, semua anggota diminta untuk tidur di atas tumpukan salju dengan pakaian yang sangat tipis. Bahkan para anggota laki-laki sama sekali tidak memakai pakaian sedikit pun.Arisha menolak hal itu keras. Karena ia tidak mau diperintah oleh orang yang baru saja datang dan mengambil posisi pelati
Semua orang kaget saat tiba-tiba para pemimpin keluarga muncul di tengah-tengah lapangan. Ada yang takut dan ada yang kagum. Semua orang ingin bertanya tentang bagaimana hasil dari peperangan tersebut. Tetapi mulut mereka tidak bisa berkata-kata. Terbungkam oleh rasa takut yang mereka rasakan.Pasukan bayangan yang tadinya ada di bangunan langsung berdiri secara rapi di hadapan para pemimpin dengan posisi hormat. Yang tentu saja, semua para anggota pasukan itu dipimpin oleh Kaze.Kaze tertegun sempurna saat melihat ada sebuah air mata di pipi Alice. Perempuan terkuat yang ia kenal sekarang sedang terlibat lemah. Dulu Kaze sangat ingin mengalahkan perempuan itu, saat perempuan itu sedang dalam posisi terlemahnya. Tetapi saat melihat perempuan itu lemah, entah kenapa hati Kaze ikut merasa sedih. Seakan perasaan itu mengalir begitu saja ke dalam hati Kaze.Noel yang melihat kedatangan Alice, langsung mendekat. Ia melepaskan jas berwarna hitamnya, lalu menyelimuti t