Saat Alice baru bangun dari tidurnya, Alice merasakan pusing dan mual. Kedua hal itu ia rasakan karena tadi malam saat pesta, ia terlalu banyak minum minuman alkohol. Jadi efeknya masih ada sampai sekarang. Tetapi untung saja efeknya tidak separah tadi malam sebelum ia tidur.
Tatapan Alice menatap ke arah kalender yang ada di kamarnya. Tanggal satu. Tidak ada yang aneh dari tanggal itu. Tetapi entah kenapa, tatapan Alice tidak mau beralih dari sana.
Alice sempat bengong sesaat, sebelum Noel mengetuk pintunya dan meminta izin untuk masuk ke dalam kamarnya. Alice yang sudah sadar dari lamunannya pun memberikan Noel izin. Pelayan sekaligus penjaganya itu memang selalu datang ke kamarnya saat pagi hari. Untuk menjalankan tugasnya yaitu membantu Alice membersihkan badan.
"Noel. Apa jadwal saya hari ini padat?" tanya Alice sambil melirik ke arah Noel yang sudah berdiri di depan pintu kamar.
"Bisa dibilang hari ini jadwal Anda sedikit padat. Pasalnya
Semua anggota OSIS SMA Angkasa sedang melakukan sebuah rapat. Rapat yang mereka selenggarakan sekarang bertujuan untuk membahas perihal lomba tahunan yang akan diadakan bulan depan.Di lomba tahunan itu akan diadakan berbagai lomba. Mulai dari cerdas cermat untuk para rakyat biasa sampai lomba sihir untuk para penyihir.Dan untuk kali ini SMA Angkasa akan berkolaborasi dengan SMA Bulan. Yang artinya perlombaan tahunan kali ini akan menjadi perlombaan yang sangat penting bagi SMA Angkasa dan SMA Bulan. Karena siapa pun yang memenangkan perlombaan lebih banyak, maka SMA itu akan dianggap lebih baik dibandingkan SMA yang satunya.Karena SMA Bulan terlibat, maka para anggota OSIS SMA Bulan juga ikut dalam rapat ini. Arasha, Alyssa, Vedora. Ketiga orang itu yang menjadi perwakilan OSIS SMA Bulan. SMA Bulan memang sengaja membatasi murid yang pergi ke SMA Angkasa, supaya tidak terjadi kerusuhan di SMA Angkasa, karena mau bagaimana pun juga kedua SMA itu akan ber
Nara melangkah kakinya menuju ke arah wanita paruh baya yang sedang duduk di sebuah bangku taman. Tanpa mengucapkan apa pun, Nara langsung menodongkan pedangnya ke arah leher wanita itu.Kondisi taman saat itu sedang sepi. Hanya ada dirinya dengan wanita paruh baya itu. Maka dari itu, Nara berani mengeluarkan Raphael.Wanita paruh baya yang menyadari bahwa dirinya sedang diancam pun bersikap santai sambil melihat wajah orang yang sekarang berdiri di hadapannya.Senyuman wanita itu muncul saat menyadari orang yang sedang berdiri di hadapannya adalah anak laki-laki yang pernah ia ramal dulu.Tanpa bertanya atau pun memastikan terlebih dahulu, wanita paruh baya itu langsung mengerti tentang apa yang sudah terjadi pada Dalfon. Dari mana ia tau akan hal itu? Karena ia sudah meramalkan segalanya. Mulai dari awal sampai akhir, perempuan paruh baya itu sudah tau segalanya. Maka dari itu, ia tidak terkejut saat Nara mengarahkan pedang ke arahnya.
Setelah sekitar 2 bulan dari hari terakhirnya bertukar dengan jiwa Dalfon, akhirnya Nara mendapatkan berita baik. Berita tentang Dalfon yang telah menyelesaikan pelatihannya di surga dan hari ini akan kembali lagi untuk mengambil badannya.Sekitar 2 bulan ini, Nara sudah cukup bersenang-senang dengan tubuh Dalfon. Membuat Nara tidak mempunyai penyesalan apa pun, jika harus bertukar sekarang.Posisi Nara sekarang sedang ada di atas gedung yang paling tinggi di kota. Nara sengaja berdiri di atas gedung untuk melihat pemandangan kota dengan lebih jelas. Dan sekaligus untuk menghirup udara segar untuk terakhir kalinya, sebelum dirinya harus berdiam diri lagi di dalam tubuh Dalfon.Nara tersenyum kecil saat sudah mulai merasakan hawa keberadaan Dalfon. Nara sedikit kebingungan saat merasakan hawa keberadaan laki-laki itu. Pasalnya hawa keberadaannya sangat berbeda dengan yang dulu. Dulu terasa hangat. Dan sekarang terasa lebih dingin. Hampir mirip seperti hawa kebera
Dalfon mulai membuka matanya secara perlahan. Saat matanya sudah mulai terbuka lebar, ia pun menghela nafas. Sungguh malas rasanya, harus kembali ke dunia tempat asalnya. Kalau boleh memilih, Dalfon pasti akan memilih untuk beristirahat di dalam dirinya dan membiarkan Nara menggerakkan tubuhnya.Tetapi karena kejadian kemarin, Dalfon mau tidak mau harus muncul kembali. Supaya Lima Keluarga Besar tidak mencurigai dirinya. Pasalnya jika Nara yang mengendalikan dirinya, aura yang dipancarkan bukanlah aura Dalfon yang asli. Dan jika para pemimpin tau akan hal itu, pasti ia akan diselidiki lebih lanjut.Dalfon menatap seekor kucing yang ada di lantai. Kucing berwarna putih itu bukanlah kucing biasa. Pasalnya kucing itu telah dirasuki oleh jiwa Nara. Yang artinya Nara sekarang dalam wujud kucing, bukan di dalam dirinya lagi.Nara sengaja pindah dari dalam diri Dalfon, supaya jejak atas dirinya menghilang secara sempurna. Dengan begitu, tidak akan ada yang mencurigai D
Arasha, Alyssa, dan Vedora kebingungan di ruangan OSIS. Pasalnya ada berita tentang murid baru di sekolah mereka. Tetapi mereka sama sekali tidak mendapatkan informasi apa pun dari guru tentang murid baru itu. Masalahnya murid barunya bukan cuma satu. Melainkan ada dua. Dan itu sangat mendadak. Tidak ada pembahasan lebih dulu dengan para anggota OSIS.Satu-satunya petunjuk yang mereka dapatkan hanyalah salah satu dari murid baru itu ada di bawah pengawasan Carles. Petunjuk itu sama sekali tidak membantu. Karena setahu mereka, satu-satunya anaknya Carles hanyalah Arasha."Bagaimana bisa ada murid baru? Kan sebentar lagi kita akan ada lomba tahunan?" tanya Arasha kebingungan."Ya tanya aja sama bokap lo. Orang bokap lo yang masukin dia ke sini," jawab Vedora."Kalau memang bokap lo yang bertanggung jawab atas orang itu, pasti orang itu bukan orang sembarangan. Setidaknya orang itu bisa bantu sekolah kita untuk memenangkan lomba tahunan," ujar Alyssa.
Arasha berlari keluar dari ruangan OSIS saat mendengar suara bel istirahat. Ia pergi ke kelas XI ruangan 3 untuk mencari sosok Dalfon.Sudah beberapa hari mereka bersekolah di sekolah yang sama. Tetapi mereka sama sekali belum pernah berbicara empat mata. Dan karena itulah sekarang Arasha mencari Dalfon. Untuk berbicara dan menjelaskan tentang apa yang sebenarnya terjadi pada saat sebelum tahun baru.Tetapi saat ia sampai di kelas itu, ia sama sekali tidak mendapati sosok Dalfon. Aneh, padahal pada catatan absen siswa, Dalfon dinyatakan hadir. Tetapi laki-laki itu sekarang sudah tidak ada di kelas. Membuatnya menebak-nebak, di manakah Dalfon berada sekarang?Arasha tidak menyerah. Arasha mencari keberadaan Dalfon dengan cara menanyakan keberadaan Dalfon pada semua orang yang ada di dalam kelas itu. Dan beruntungnya, ada salah satu siswa yang mengetahui posisi Dalfon sekarang.Arasha langsung melenggang pergi saat mendapatkan informasi itu. Langkahny
Malam yang menyedihkan bagi Arasha. Karena malam ini ia akan dipertemukan oleh laki-laki yang telah dijodohkan dengannya. Dan pada malam ini juga, Arasha akan melakukan pertunangan dengan laki-laki itu.Kesedihan. Itulah yang dirasakan oleh Arasha. Siapa yang tidak sedih jika harus bertunangan dengan laki-laki yang tidak dicintainya? Pasti semua orang akan sedih, termasuk Arasha.Kalau seandainya boleh memilih, minimal laki-laki yang seharusnya menjadi tunangannya adalah Vedora. Karen Arasha sudah mengenal baik laki-laki itu. Dan persahabatan mereka yang begitu lama, ia rasa tidak akan membuat ia berat hati jika harus bertunangan dengan laki-laki itu.Tetapi vedora adalah minimal. Karena satu-satunya laki-laki yang diharapkan oleh Arasha adalah pangeran es. Laki-laki yang telah membuka matanya dan memperlihatkannya bahwa ada sesuatu istimewa yang tidak bisa dibeli oleh uang dan kekuasaan.Arasha sadar kalau harapannya itu tidak akan pernah jadi nyata. Kar
Beberapa acara sudah berlangsung dengan lancar. Sekarang sampai pada acara pertukaran cincin. Cincin yang akan digunakan pada acara ini adalah cincin warisan dari keluarga Kaze. Yang artinya cincin itu sebagai simbol kalau setelah ini Arasha adalah bagian dari keluarga Kaze.Arasha sendiri sudah tidak peduli dengan apa yang akan terjadi selanjutnya. Ia sudah benar-benar pasrah akan keadaannya sekarang. Karena mau bagaimana pun ia mencoba menolak, hasilnya tidak akan berubah. Malahan ia nanti akan kena hukuman dari keluarganya. Dan ia belum siap untuk menerima hukuman itu.Sora sudah memegang cincin warisan keluarganya. Tangan sebelah kirinya pun juga sudah menggenggam erat tangan kanan Arasha. Cuma tinggal selangkah lagi, maka mereka sudah dinyatakan resmi sebagai tunangan."Tunggu," ujar Carles membuat gerakan Sora langsung terhenti."Nunggu apa, Om?" tanya Sora kebingungan.Carles harus mengulur waktu sebisa mungkin untuk memastikan apakah
Arasha, Rachel, Gio hari ini akan dilantik sebagai kepala keluarga baru. Arasha sebagai keluarga Mafuyu, Rachel sebagai kepala keluarga Virgo, dan Gio sebagai kepala keluarga Aurora.Seharusnya jabatan kepala keluarga Vinka diberikan kepada Alyssa. Tetapi dengan alasan pribadi Alyssa menolak keras jabatan itu dan memberikan jabatan itu kepada adiknya.Sedangkan Arasha maju sebagai kepala keluarga karena terpaksa. Ia tidak mempunyai kakak ataupun adik. Jadi satu-satunya orang yang bisa memimpin keluarga Mafuyu hanyalah dirinya. Membuatnya tidak mempunyai pilihan lain selain maju sebagai kepala keluarga baru.Sebenarnya ada Langit. Tetapi tidak mungkin bagi Langit untuk maju. Karena berita tentang Noel yang telah dikeluarkan dari keluarga Mafuyu sudah menyebar di masyarakat. Jadi akan menjadi masalah jika Langit yang maju sebagai penerus.Bicara-bicara tentang Langit. Alice sudah mengizinkan Noel, Keenan, dan Langit untuk menunjukkan diri mereka ke de
Semua orang kembali ke rumah darurat yang telah disiapkan oleh pemerintah. Semua orang ingat kalau mereka berada di sana karena rumah mereka hancur lebur disebabkan oleh serangan teroris. Ingatan mereka masih utuh tentang perang itu. Tetapi ada dua keping bagian ingatan mereka yang menghilang. Yaitu tentang pasukan bayangan dan Dalfon.Tidak ada satu pun orang yang bisa mengingat tentang pasukan bayangan. Dengan begitu, semua identitas anggota pasukan bayangan dan semua rahasia yang ada di kamp pelatihan pasukan bayangan akan aman.Dan tentang Dalfon. Diingatan mereka sama sekali tidak ada kenangan dengan laki-laki itu. Seakan mereka tidak pernah bertemu atau bahkan mengenal laki-laki itu.Bahkan Ansel, Adit, Jingga, dan Lucia yang memiliki hubungan erat dengan Dalfon, sekarang sama sekali tidak bisa mengingat siapakah Dalfon yang sebenarnya. Hilangnya Dalfon dari ingatan mereka disebabkan oleh sihir yang Dalfon langsungkan hari itu. Dan sihir itu adalah s
Semua orang dikumpulkan di lapangan latihan. Sudah terhitung seminggu sejak pada pengungsi mengungsi di kamp pelatihan pasukan bayangan. Dan hari ini adalah hari terakhir pada pengungsi di kamp pelatihan. Karena para petinggi sudah memutuskan untuk memindahkan para pengungsi ke rumah darurat sementara yang letaknya tidak begitu jauh dari kota mereka.Para pasukan bayangan sudah lengkap dengan pakaian militer mereka. Dengan upacara perpisahan, mereka akan mengantarkan kepindahan para pengungsi.Tentu saja ada rasa sedih di benak mereka. Karena mereka sudah lama tidak mendapatkan tamu dari luar hutan. Selama ini mereka hanya ada di dalam hutan tanpa tau bagaimana kehidupan dan berita yang ada di luar hutan. Jadi sekalinya mereka mendapatkan tamu dari luar hutan, ada banyak hal yang mereka ingin lakukan bersama. Tetapi sayangnya waktu mereka sekarang telah usai. Semuanya harus kembali ke tempat mereka masing-masing.Kaze mengucapkan sepatah dua patah kalimat di ata
Ansel dan Adit meminum segelas kopi hangat yang tadi sempat mereka bikin di dapur umum. Mereka menikmati kopi itu di sekitar api unggun. Bukan cuma mereka, ada juga Arasha, Alyssa, Lucia, dan Jingga.Mereka berenam sedang menghangatkan tubuh mereka pada malam hari yang dingin ini. Tanpa pembicaraan yang khusus, mereka duduk dan berbicara seadaanya.Rasa canggung memang terasa di benak Adit dan Ansel. Karena kedua perempuan yang sedang bersama mereka adalah para penerus keluarga besar. Yang artinya kedua perempuan itu adalah perempuan terpandang. Bisa bahaya kalau mereka memberikan kesan yang buruk pada mereka.Sedangkan Jingga dengan Arasha masih seperti biasanya. Masih tidak bisa akur dan saling mendebatkan hal-hal yang kecil. Arasha memang selalu bisa mengalah terhadap kemauan dan pola pikir Dalfon. Tetapi ia tidak mau mengalah untuk perempuan itu. Walau pun semua orang mengatakan kalau perempuan itu adalah adiknya Dalfon, ia tidak akan pernah mau
Malam harinya Dalfon tidak bisa tertidur. Tidurnya pada siang hari sangatlah pulas. Sampai-sampai saat malam hari tiba, ia sudah tidak bisa merasakan mengantuk lagi.Dalfon yang tidak tau harus apa hanya bisa duduk di balik pintu sambil memandangi sepatu kerjanya yang masih terlihat sangat bersih. Padahal setahunya, saat ia terakhir kali ia menggunakan sepatu itu, sepatu itu penuh dengan lumpur. Tetapi kemarin saat ia melihat sepatu itu di dalam kamarnya, sepatu itu sudah sangat bersih seperti sepatu baru.Dalfon langsung menurunkan sepatunya yang sedang ia pegang saat ia merasakan seseorang mendekati gudang tempat ia dihukum. Kalau dari firasat, Dalfon yakin kalau orang itu bukanlah Kaze ataupun Arisha. Karena tidak mungkin ia dibebaskan dari hukuman secepat itu.Dalfon bisa merasakan kalau pintu gedung sedikit bergetar. Tanda kalau orang yang ada di luar sana sudah mulai menyentuh pintu itu. Tetapi sama sekali tidak ada tanda-tanda bahwa kunci gudang aka
Apel selesai. Semua pengungsi diperbolehkan untuk kembali ke pengungsian. Dan ada beberapa orang yang masih bertahan di lapangan hanya untuk menghabiskan waktu mereka lebih lama. Mungkin di pengungsian terasa sangat membosankan. Makanya mereka ingin menghabiskan waktu lebih lama lagi di lapangan bersama dengan para pasukan bayangan yang kali ini dibebaskan dari tugas.Benar, pasukan bayangan bebas dari tugas. Kalau ditanya kenapa bisa bebas tugas, karena para petinggi sedang sibuk-sibuknya mengurus pembangun kembali kota yang sudah hancur. Sampai-sampai lupa memberikan perintah pada pasukan bayangan.Ada sekelompok pengungsi yang terdiri dari tujuh orang mendekati perwira tinggi yang sedang mengarahkan salah satu anak buahnya untuk segera mempersiapkan sarapan untuk para pengungsi.Kelompok itu terdiri dari Ansel, Adit, Jingga, Alyssa, Arasha, dan Vedora. Ansel menepuk pundak perwira tinggi saat posisi mereka sudah dekat. Perwira tinggi yang saat itu sedan
Vinka menatap seorang laki-laki yang sedang tertidur pulas di atas kasur pasien. Ia adalah pemimpin dari keluarga yang terkenal dengan pengobatannya. Tetapi kali ini ia tidak bisa berbuat apa-apa pada anak laki-laki itu.Yang bisa ia lakukan hanyalah memberikan obat untuk mempercepat proses pengeringan luka yang ada pada tubuh laki-laki itu. Cuma itu saja. Sedangkan kondisi bagian dalam tubuh laki-laki itu sangatlah parah. Saking parahnya, dengan tidak ada kemampuan medis yang dapat menyembuhkannya.Vinka mengalihkan pandangannya ke arah seorang perempuan menggunakan baju militer yang berdiri tepat di depannya. Perempuan itu juga sama sepertinya. Sedang menunggu laki-laki yang ada di dalam ruangan itu siuman.Perempuan yang ada di hadapannya itu adalah Arisha. Arisha memang tidak mempunyai hubungan dengan keluarga Virgo. Tetapi kemampuan medis perempuan sangatlah bagus. Sehingga bisa menjadi dokter militer di pasukan bayangan. Pencapaian yang sangat hebat
Arisha menatap ke arah luar jendela dengan saksama. Menatap salju-salju yang jatuh ke tanah dan semakin lama menutupi seluruh permukaan tanah dengan warnanya yang putih.Dulu sekali sebelum bertemu dengan Dalfon. Arisha tidak suka dengan salju. Bukannya tidak suka karena benci. Melainkan hanya sekedar menghindari. Karena salju bisa membuat badannya sakit. Kalau pun ada tugas negara yang membuatnya harus berurusan dengan salju, maka Arisha mau tidak mau harus menggunakan pakaian tebal dan membawa sebotol minuman panas untuk menjaga suhu tubuhnya tetap hangat.Tetapi itu semua berubah semenjak bertemu dengan Dalfon. Saat Dalfon masuk ke dalam hutan larangan sebagai pelatih, semua anggota diminta untuk tidur di atas tumpukan salju dengan pakaian yang sangat tipis. Bahkan para anggota laki-laki sama sekali tidak memakai pakaian sedikit pun.Arisha menolak hal itu keras. Karena ia tidak mau diperintah oleh orang yang baru saja datang dan mengambil posisi pelati
Semua orang kaget saat tiba-tiba para pemimpin keluarga muncul di tengah-tengah lapangan. Ada yang takut dan ada yang kagum. Semua orang ingin bertanya tentang bagaimana hasil dari peperangan tersebut. Tetapi mulut mereka tidak bisa berkata-kata. Terbungkam oleh rasa takut yang mereka rasakan.Pasukan bayangan yang tadinya ada di bangunan langsung berdiri secara rapi di hadapan para pemimpin dengan posisi hormat. Yang tentu saja, semua para anggota pasukan itu dipimpin oleh Kaze.Kaze tertegun sempurna saat melihat ada sebuah air mata di pipi Alice. Perempuan terkuat yang ia kenal sekarang sedang terlibat lemah. Dulu Kaze sangat ingin mengalahkan perempuan itu, saat perempuan itu sedang dalam posisi terlemahnya. Tetapi saat melihat perempuan itu lemah, entah kenapa hati Kaze ikut merasa sedih. Seakan perasaan itu mengalir begitu saja ke dalam hati Kaze.Noel yang melihat kedatangan Alice, langsung mendekat. Ia melepaskan jas berwarna hitamnya, lalu menyelimuti t