Feng Guang tampak semringah sekali mendengar kesiapan dua orang pria tersebut. Ia hanya mengangguk dan kembali duduk di tempat semula.Selesai makan, Feng Guang langsung ikut dengan kedua orang itu. Mereka mamacu kuda masing-masing menuju sebuah tempat yang berada di pinggiran ibu kota. Tempat tersebut merupakan tempat tinggal salah seorang dari kedua pria itu.Mereka adalah Dui Mui dan Hok Shin, keduanya merupakan penduduk asli ibu kota Yuanzi. Sedikit banyaknya mereka mengetahui apa saja yang terjadi di wilayah tersebut. Terutama tentang isu sakitnya Raja Hao Xiong Han.Setibanya di kediaman Dui Mui, Feng Guang memperkenalkan dirinya, karena di rumah makan tadi ia belum sempat berkenalan dengan Dui Mui dan Hok Shin. Setelah saling memperkenalkan diri masing-masing, mereka langsung melakukan pembicaraan penting."Mohon maaf sebelumnya, kami sudah merepotkan Tuan Pendekar dengan mengajak Tuan datang ke sini. Hal ini sengaja kami lakukan demi menghindari mata-mata istana yang banyak be
Sang raja tersenyum lebar menanggapi pertanyaan Feng Guang. Lalu menjawab, "Ya, aku masih mengenalimu. Kau adalah Feng Guang kesatria Shengcun yang selama ini menjadi harapan kerajaan ini," kata sang raja menatap tajam ke arah Feng Guang.Raut wajahnya yang pucat kini tampak semringah, hal itu menandakan bahwa sang raja merasa bahagia dengan kedatangan Feng Guang yang akan membebaskannya dari siksaan yang sudah berbulan-bulan ia alami di dalam penjara tersebut."Mohon maaf, Yang Mulia. Di mana Pangeran dan istri Yang Mulia?""Mereka sudah tewas di tangan Jenderal Tuo Hang dan aku disekap di tempat ini sudah hampir tiga bulan. Mereka menyiksaku dan memperlakukan aku seperti binatang. Aku hanya diberi makan dua hari sekali, itu pun hanya dengan makanan sisa." Sang raja berkata dengan wajah mendung dan mata berkaca-kaca.Feng Guang tampak terenyuh dan merasa iba melihat kesedihan yang terpancar dari wajah sang raja."Yang Mulia harap tenang! Hamba akan membantu Yang Mulia keluar dari temp
Feng Guang tersenyum lebar, lalu menjawab pertanyaan sahabat barunya itu, "Kau jangan khawatir! Aku akan membicarakan semuanya kepada Tabib Cun, aku percaya dia tak mungkin membocorkan rahasia ini."Mendengar jawaban Feng Guang, Hok Shin bisa bernapas lega dan tidak khawatir lagi kalau Tabib Cun akan membocorkan keberadaan Raja Hao Xiong Han."Baiklah kalau memang seperti itu. Aku percayakan semuanya kepada Ketua," Hok Shin berkata sambil menjura penuh hormat.Feng Guang meluruskan pandangannya ke wajah Hok Shin, lalu berkata lagi, "Langkah selanjutnya, kita harus segera mempersiapkan diri dalam menghadapi para prajurit kerajaan. Beberapa hari ke depan, aku akan membawa sang raja ke desa Shengcun, kalau selamanya di sini terlalu berisiko.""Lantas, bagaiman dengan kami, Ketua?""Kau dan semua yang ada di sini boleh ikut denganku ke desa Shengcun. Di sana kita akan menghimpun kekuatan untuk segera melakukan perlawanan terhadap pasukan kerajaan.""Baik, Ketua. Aku akan membicarakan hal
Raja hanya tersenyum dan langsung melangkah dengan diikuti oleh Feng Guang, Dui Mui, dan Hok Shin.Tiba di perkemahan, Feng Guang duduk bersama dengan Raja Hao Xiong Han, Dui Mui, dan Hok Shin. Mereka langsung berbincang santai menikmati suasana sore dengan hidangan makanan dan minuman hangat yang dibuatkan oleh salah seorang pelayan yang ikut dalam rombongan tersebut..Ada banyak hal yang dibicarakan oleh sang raja kepada Feng Guang dan dua kawannya. Salah satunya adalah terkait pembentukan pasukan khusus yang akan bertugas menjaga keamanan selama sang raja berada di desa Shengcun. Hal tersebut digagas oleh Feng Guang dan disetujui oleh Dui Mui dan Hok Shin."Terserah kalian saja, aku pasti mendukung dan sangat berterima kasih atas kesetiaan kalian kepadaku," kata sang raja."Terima kasih, Yang Mulia," ucap Feng Guang secara bersamaan dengan Dui Mui dan Hok Shin.Selanjutnya, Feng Guang sendiri yang membentuk pasukan khusus yang bertanggung jawab atas keselamatan raja selama berada d
Mendengar kata-kata yang terlontar dari mulut manis di gadis cantik bermata sipit itu, Feng Guang hanya tersenyum-senyum saja. Sampai detik ini, Feng Guang masih belum paham dengan sikap yang ditunjukkan oleh Vie Yui.Feng Guang benar-benar tidak dapat melihat dan tak dapat merasakan betapa besarnya rasa cinta dalam diri Vie Yui kepadanya. Saat itu, Feng Guang hanya beranggapan bahwa sikap Vie Yui biasa-biasa saja, dan dirinya pun menganggap Vie Yui sebagai adiknya sendiri."Syukurlah kalau memang seperti itu, itu tandanya kau tidak akan canggung lagi saat bertemu para pendekar lainnya yang ada di sana."Feng Guang tersenyum lebar memandang wajah Vie Yui. Setelah itu, ia kembali melanjutkan perbincangannya dengan Hu Gou. Vie Yui pun pamit kepada Feng Guang dan Hu Gou untuk segera beristirahat di dalam tenda."Maafkan putriku, Feng Guang. Gaya bicaranya terlalu polos, aku harap kau tidak tersinggung," bisik Hu Gou.Feng Guang tersenyum menanggapi perkataan pria paruh baya itu. Lalu men
Hal tersebut dilakukan untuk menghindari bertemu kembali dengan keempat prajurit kerajaan Tionggon utusan Perdana Menteri Tuo Hang. Sejatinya Feng Guang dan para pendekar lainnya sudah paham bahwa keempat prajurit itu sengaja diutus ke wilayah tersebut untuk menyelidikinya yang sudah membawa kabur Raja Hao Xiong Han dari penjara istana oleh Feng Guang.Perjalanan menuju desa Shengcun diperkirakan sekitar dua hari lagi, sehingga rombongan tersebut harus kembali beristirahat dan mendirikan perkemahan saat hari mulai gelap. Tidak mungkin perjalanan tersebut dilanjutkan malam hari, mengingat cuaca yang tentu sangat tidak mendukung.Jalur yang mereka lewati adalah hutan dan mereka hanya menyusuri jalan sempit yang hanya cukup untuk satu kereta kuda saja. Jika berpapasan dengan kereta kuda dari arah berlawanan, maka salah satu dari kereta kuda tersebut harus mengalah mencari tempat untuk menepi agar kereta kuda lainnya dapat melewati jalur tersebut."Kalau kondisinya seperti ini, tidak mung
Menghadapi serangan lawannya yang kasar itu, setiap saat Feng Guang harus menghindar untuk menempatkan dirinya pada jarak perlawanan yang sebaik-baiknya. Sekilas Feng Guang membayangkan betapa sulit dirinya dalam melakukan pertarungan jarak dekat, sehingga tidak memungkinkan dirinya menggunakan pedang saat melakukan pertarungan dalam jarak dekat."Saat bertarung dalam jarak dekat, maka aku tidak dapat menggunakan senjata dengan leluasa. Kedua pendekar itu akan menghimpitku dan mereka akan unggul dengan kekuatan ganda," desis Feng Guang saat dirinya mundur beberapa tombak ke belakang.Ini adalah pertarungan yang benar-benar memeras keringat dan pikiran. Feng Guang harus bergerak dengan cepat dan kemudian berusaha membalas menyerang, agar mempersempit ruang gerak kedua lawannya.'Mereka bukan lawan yang mudah, aku harus berhati-hati dan memanfaatkan dengan baik kelengahan mereka,' kata Feng Guang dalam hati.Feng Guang menyadari bahwa pertempuran itu akan berlangsung lama jika dirinya t
Feng Guang mengatur napas sejenak, lalu menjawab, "Sebaiknya kita menghadap Yang Mulia Raja. Kita berbincang di tenda Yang Mulia saja!""Baik, Ketua."Sebelum menghadap sang raja, terlebih dahulu Feng Guang meminta agar para pendekar yang bertugas menjaga keamanan di perkemahan tersebut, untuk memperketat pengamanan. Feng Guang khawatir, orang-orang dari kelompok pendekar yang sudah ia binasakan datang ke tempat tersebut."Kalian perketat keamanan! Kalian bisa minta bantuan kepada kawan-kawan kalian yang lain agar membantu kalian mengawasi area perkemahan ini. Aku khawatir orang-orang dari Lembah Ular akan datang ke sini.""Baik, Ketua." Para pendekar itu menjawab serempak sambil menjura kepada Feng Guang.Setelah itu, barulah ia mengajak Dui Mui untuk menghadap sang raja. "Marilah, kita menghadap sang raja sekarang!" ajak Feng Guang.Dui Mui hanya mengangguk dan langsung berjalan mengikuti langkah Feng Guang.Setelah berada di tenda tempat beristirahatnya sang raja, Feng Guang dan Du