Rachel baru menjadi putri dari keluarga Adijaya tidak sampai seminggu. Dia juga hampir tidak kenal dengan orang yang ada di Adijaya Group. Dia juga tidak bisa langsung menunjukkan kemampuannya hanya dalam waktu satu bulan saja.Seleksi kali ini terlalu tidak adil bagi Rachel. Hendo juga memikirkan hal yang sama dan berkata, “Pa, aku rasa satu bulan terlalu singkat, setidaknya perlu setengah tahun. Biarkan Rachel beradaptasi dengan lingkungan dan situasi di Adijaya Group.”Yang paling penting adalah mendidik orang berprestasi agar bisa menang dalam pertempuran ini.“Ucapan Om sangat lucu,” sahut Hanna sambil memainkan rambutnya. Dengan tidak sungkan dia berkata, “Dulu ketika mamaku pulang dari luar negeri, dia nggak mengerti dengan kondisinya Adijaya Group sama sekali. Bukannya dia juga harus bersaingan dengan Om? Dalam waktu satu bulan mamaku bisa beradaptasi, aku percaya kakak sepupuku ini juga bisa.”Kalimat itu membuat Hendo merasa kesal. Dulu dia yang tidak tertarik dengan posisi c
Proyek mana pun, Sharon ada staff yang akan membantunya. Masalah atau tidak dalam proyek itu, semuanya tergantung pada Sharon.“Papa, ikuti apa yang Kakek katakan saja.” Ada baiknya juga mereka memilih proyek apa yang diinginkan. Dibandingkan nanti jika kalah, akan ada yang mengatakan dirinya asing dalam proyek yang mereka pilih.Kalimat tersebut sesuai dengan keinginan Hanna. Rachel juga menebaknya dengan akurat. Perempuan itu mendengus dan berkata, “Ini kamu yang minta, jangan sampai kamu menyesal.”Rachel mengibaskan tangannya dengan acuh dan berkata, “Hal seperti ini nggak ada yang harus disesalkan. Kamu pikir aku peduli dengan posisi penerus?”Hanna dibuat terdiam. Dia akhirnya tahu kalau kehadiran Rachel memang datang untuk membuatnya repot. Setiap kalimat dan tatapan yang diberikan oleh Rachel membuatnya marah. Hanna mengendalikan seluruh emosinya agar tidak meledak saat ini juga. Sesuai dengan tebakan Rachel sebelumnya, perempuan itu memilih proyek petrokimia.Dengan malas Rach
“Bagi orang-orang yang nggak bersuara kira-kira ada pendapat apa?” tanya Rachel.“Ada yang bersedia menyelesaikan proyek resor bersama dengan saya?” tanya Rachel lagi. Seluruh ruang rapat mendadak menjadi sunyi. Orang-orang yang sebelumnya tidak bersuara tidak begitu ingin berpartisipasi dalam perseteruan internal keluarga Adijaya. Bagaimana jika mereka salah membantu orang? Selanjutnya kehidupan mereka di Adijaya Group pasti akan sangat sulit sekali.Hanna tersenyum puas dan penuh kemenangan sambil berkata, “Kak, bagaimana kalau aku bagi dua orang untuk membantumu? Kamu nggak akan bisa kalau melakukannya sendirian.”Proyek yang begitu besar sudah pasti membutuhkan petinggi perusahaan di atas sepuluh orang. Tidak akan ada yang bisa dilakukan jika sendirian. Untungnya ibunya memiliki posisi yang cukup stabil di Adijaya Group. Satu kalimatnya saja sudah akan membuat semua orang patuh dan menurut.Bukankah Rachel ingin merebut posisi calon penerus milik Hanna? Dia akan membuat Rachel gaga
“Rachel, Kakek ada dua orang manajer kepercayaan. Mereka selalu mengurus usaha lainnya milik Adijaya Group. Keduanya sangat pintar dan hebat, Kakek minta mereka membantumu. Dengan adanya bantuan mereka, kamu bisa mengetahui keunggulan dari resor ini,” ujar Deddy.Rachel terlihat sedikit terkejut. Dia tidak menyangka kalau Deddy yang tidak begitu menyukainya justru sikapnya berubah. Dia tersenyum dan berkata, “Kakek, untuk seleksi pemilihan harus adil. Kalau aku menerima bantuan dari dua orang, berarti aku memberikan kesempatan buat Hanna membicarakanku di belakang. Dengan begitu, kalau pun nanti menang, aku juga nggak akan puas.”“Kalau begitu memangnya sekarang mereka menang dengan memuaskan?” tanya Zico. Usianya yang masih muda membuatnya tidak sanggup menahan emosinya.“Petinggi yang totalnya ada 50 orang, 40 orang di antaranya memilih mereka. Aneh kalau mereka kalah.”Melihat pemuda itu yang emosian membuat Rachel terkekeh dan berkata, “Jadi kamu merasa mereka nggak akan bisa kalah
Pak Umar dan Pak Juan berusia sekitar 50 tahunan, aura mereka terlihat sangat berwibawa sekali. Gandhi dan Wira yang berusia 30 tahun terlihat terintimidasi dengan aura kedua lelaki tersebut.Akan tetapi Rachel tidak terlihat perubahan emosi yang begitu jelas. Perempuan itu hanya tersenyum dan berkata, “Pak Umar dan Pak Juan merupakan orang kepercayaan kakek saya. Silakan saja kalau ada yang ingin dikatakan. Saya pasti akan mempertimbangkannya dengan baik.”“Proyek resor harus dikerjakan dengan baik karena akan sangat berkembang. Akan tetapi kalau dibandingkan dengan proyek petrokimia, maka ada sedikit terkesan mempermalukan diri sendiri,” ujar Pak Umar dengan suara berat.“Saya sarankan Bu Rachel menjadikan proyek ini sebagai sebuah sarana pembelajaran saja. Jangan terlalu memikirkan atau berharap jauh. Dengan begitu maka pikirannya nggak ter-“Senyuman Rachel lenyap dan berkata, “Maksudnya Pak Umar, saya harus menyerah menjadi calon penerus?”“Bu, apa yang dikatakan Pak Umar sebenarn
Kalau sampai masalah ini didengar oleh Deddy, mereka berdua pasti akan diinterogasi oleh kakeknya. Meski keduanya tidak menerima keuntungan apa pun dari Sharon, mereka tidak sanggup menanggung amarah Deddy.“Pak Hendo, Bu Rachel, kami masih ada urusan dan pamit undur diri dulu.” Juan dan Umar pergi dari sana dengan senyuman di bibirnya.Sharon tersenyum dan berkata, “Rachel, anak muda emosinya nggak boleh terlalu meledak. Pak Umar dan Pak Juan adalah orang lama di kantor. Nggak seharusnya kamu menggunakan nada bicara seperti itu untuk berbicara dengan mereka.Ucapan perempuan itu mengatakan kalau Rachel telah kurang ajar dan tidak menghargai kedua karyawan senior itu. Rachel menghela napas dan berkata, “Mereka memang sangat sempurna dan pintar, aku juga ingin sekali belajar sesuatu yang bermanfaat dari mereka. Tapi sepertinya mereka lebih ingin ikut proyeknya Tante. Sungguh sangat sayang sekali.”Sharon memicingkan matanya. Rachel tengah menyindirnya? Bagaimana kalau sampai tersebar hi
Rachel duduk di karpet ruang baca sambil bersandar di dada seorang lelaki sambil mengetuk buku catatannya dan berkata, “Ronald, aku ingat kalau aset keluarga Tanjaya juga ada proyek properti dan pariwisata. Menurutmu rencananya proyek resor Adijaya Group ada yang harus direvisi?”Ronald menjawabnya dengan serius, “Aku sudah pernah melihat proposal perencanaan resor. Secara menyeluruh kesempatan untuk mendapatkan profit cukup besar. Akan tetapi kalau dibandingkan dengan proyek petrokimia, berarti harus menciptakan sebuah rencana yang unik. Titik kemenangan kamu ada di poin ini.”Lelaki itu menunjuk gambar di kertas dan berkata, “Di sini sebenarnya bisa dijelaskan dengan pembagian tiga daerah. Yang pertama adalah pariwisata laut hotel dan juga kegiatan adat lokal. Bagian ini bisa dimanfaatkan menjadi wisata di atas laut. Dengan memanfaatkan luas perairan laut serta berbagai, setidaknya bisa mendapatkan keuntungan sebesar 50 persen.”Rachel mendengarnya dengan serius. Dia harus mendengar
“Nggak apa-apa. Bukannya kamu mau minum? Kenapa nggak pergi?” kata Ronald.Darren hanya membulatkan mulutnya dan berbalik pergi. Setelah itu dia menoleh dan berkata lagi, “Teman sekolahku bilang dia melihat papa dan mamanya berantem. Mamanya nangis karena dipukul papanya. Dia takut sekali dan mengadu ke guru di sekolah. Papa, Papa nggak boleh jahat sama Mama! aku nggak akan bilang ke guruku, tapi aku langsung lapor polisi!”Ronald dan Rachel terdiam, perempuan itu memaksakan seulas senyum dan berkata, “Darren, Mama dan Papa nggak akan berantem. Kamu jangan sembarangan berpikir. Ayo, Mama bawa kami minum. Setelah minum kamu bawa satu gelas lagi untuk diletakkan di samping tempat tidur. Kalau tengah malam haus, kamu nggak perlu turun lagi.”Setelah itu dia membawa Darren kembali ke kamarnya lalu masuk ke kamarnya lagi. Rachel menutup pintu dan mendengus sambil berkata, “Kamu nggak kunci pintu lagi. Kalau begitu lagi, aku nggak mau pedulikan kamu lagi.”Ronald menimpa tubuh perempuan itu