Hendo langsung naik pitam mendengar perkataan Hanna.“Kamu sendiri juga bukan keluarga Adijaya, tapi kamu berhak ikut pemilihan untuk jadi ahli waris. Jadi, kamu punya hak apa untuk melarang Rachel? Dan juga, Rachel adalah bagian dari keluarga Adijaya yang sah. Kalau sampai aku dengar kamu manggil Rachel anak haram lagi, nggak usah panggil aku ‘Om’ lagi.”Sontak Hanna terkejut dan membelalak. Selama ini Hendo selalu bersikap baik padanya dan memberikan semua yang terbaik untuk Hanna. Lantas, mengapa tiba-tiba dia jadi begitu kejam? Rachel memang anak yang lahir di luar nikah, jadi kenapa Hanna tidak diperbolehkan untuk menyebutnya dengan panggilan “anak haram”?Sharon juga tak kalah geram melihat apa yang terjadi pada keluarganya sekarang. Dia sudah menduga kedatangan Rachel yang tiba-tiba ini pasti akan membawakan hal buruk, hanya saja dia tidak menduga kalau Rachel ternyata memiliki rencana untuk itu juga.Hubungan Hendo dan Sharon sebagai kakak beradik selama 20-an tahun silam bisa
Rachel tak kuat menahan tawanya lagi. Dia sungguh tidak menyangka Hanna begitu tidak tahu malunya sampai berani berkata demikian. Jelas-jelas dia yang menggunakan cara liciknya guna memaksa Zico mundur, tapi bisa-bisanya dia mengaku tidak berdosa.“Kenapa kamu ketawa?!” bentak Hanna.“Aku nggak tahan ngelihat hati kamu yang busuk itu. Menuduh orang lain licik padahal diri sendiri juga sama saja. Dasar munafik. Adijaya Group sepantasnya diwariskan ke orang yang juga dari keluarga Adijaya, bukan kamu yang marganya jelas beda. Dari yang aku lihat, nggak ada orang yang lebih pantas selain Zico. Kalau dia mundur, ya nggak masalah. Aku sebagai kakak kandungnya yang bakal menggantikan dia.”Setiap tutur kata yang terucap dari mulut Rachel membuat Zico tercengang. Betapa terkejutnya dia mendengar Rachel mengatakan itu. Zico pun teringat dengan kejadian di mana dia bertemu dengan Rachel di rumahnya pada siang hari itu. Saat itu Rachel memang hanya bertanya tentang ahli waris keluarga, dan karen
Rona wajah Sharon langsung muram mendengarnya. Saat tadi Rachel menyebut nama Zico, Sharon sudah menebak Deddy pasti akan berpihak kepadanya. Sesuai dugaan, memang hanya Zico-lah orang yang paling pantas untuk menjadi penerusnya.“Iya, Pa,” kata Sharon, “Hanna masih muda, jadi terkadang dia nggak pikir panjang sebelum bertindak. Papa tolong jangan tersinggung. Soal ahli waris keluarga, gimana kalau kita bahas lagi di rapat internal keluarga dua hari ke depan?”“Soal itu kita nanti saja baru kita omongin lagi,” balas Deddy.Rachel tersenyum puas melihatnya. Tujuan dia mengungkit masalah ahli waris dalam acara malam ini yakni karena dia khawatir keluarga Adijaya akan menarik kata-kata mereka. Dengan adanya begitu banyak saksi mata malam ini, kalaupun nantinya Deddy berubah pikiran atau Sharon melakukan sesuatu di belakang, keputusan mereka kali ini sudah tidak akan berubah lagi.Keributan itu berangsur mereda dan pesta kembali berlangsung dengan kondusif, tapi jadi banyak orang yang mena
Pesta pun akhirnya berakhir tanpa ada masalah.Hendo berinisiatif mengantar Rachel pulang ke rumahnya, tapi Rachel menolak tawaran tersebut, “Ronald sudah menunggu di luar. Papa samperin Kakek saja, dari tadi Kakek ngelihat ke arah Papa terus.”Hendo pun menolahdan mendapati ayahnya sedang menatap dirinya. Lantas, Hendo berkata, “Kalau begitu kamu hati-hati di jalan. Kalau sudah sampai rumah, kasih tahu Papa.”“Rachel mengangguk dan langsung pergi dari aula pesta. Saat itu para tamu undangan sebagian besar sudah pada pulang, tapi ketika Rachel baru saja sampai di pintu masuk, dia dicegat oleh seseorang.“Kenapa lagi, Hanna?” tanya Rachel.“Kamu sengaja cari ribut sama aku?”“Aku nggak ngerti apa maksud kamu.”“Sudah merebut Melvin dariku, dan sekarang kamu masih mau merebut posisiku sebagai ahli waris?” Kalau kamu masih nggak mau mundur juga, bakal kubongkar semua kebusukan kamu.”“Oh, jadi kamu pikir pakai cara yang sama buat menyingkirkan Zico ke aku bukan perbuatan yang kekanak-kana
Rachel melihat di depannya sudah ada sebuah mobil hitam yang berhenti persis di depan pintu. Selagi dia berjalan mendekati mobil tersebut, Ronald turun dari kursi pengemudi dan membukakan pintu untuknya.Sembari memakaikan sabuk pengaman untuknya, Ronald bertanya, “Kamu tadi minum-minum?”“Cuma minum sedikit doang. Kamu sudah datang dari kapan?”“Baru saja sampai,” jawab Ronald.Begitu mobil sudah melaju perlahan di jalan raya, dengan suaranya yang berat Ronald berkata, “Harusnya hari ini aku ikut kamu datang ke pesta.”Rachel sempat bingung sesaat, tapi seketika itu dia langsung mengerti apa yang sedang Ronald bicarakan. Apa yang terjadi baru saja di pesta pasti sudah masuk berita, saat dia dihina-hina oleh Siska, saat dikepung oleh banyak wartawan, dan dijadikan bahan pembicaraan oleh para tamu …. Semua itu pasti sedang panas-panasnya dibahas oleh para netizen di jagat maya, dan Ronald pun pastinya memantau semua berita yang berkaitan dengan Rachel.“Kalau kamu ikut aku ke pesta, pas
Sejak mereka berdua kembali dari luar negeri, semua waktu pribadi hampir semuanya mereka habiskan di atas ranjang. Rachel menari kembali pandangan matanya dan bertekad untuk tidak menggoda Ronald.Tak lama mobil sudah memasuki area vila milik keluarga Tanjaya. Ketika Rachel baru saja turun dari mobil, Ronald langsung memeluk dan menciumnya selama satu menit penuh.Hingga mendengar adanya suara orang lain yang berbicara dari dalam rumah, barulah Rachel melepaskan diri dari pelukannya, “Ada yang datang. Jaga sikapmu ….”“Nggak apa-apa, cuma Tante Thalia saja. Dia kan juga sudah tahu.”Namun, Thalia bukanlah orang yang bisa dipercaya. Saat terakhir kali datang menjenguk Farah, dia mengatakan sesuatu yang jelek-jelek tentang Rachel tepat di depan wajah Farah. Rachel memang tidak peduli dengan sikap Farah kepadanya, tapi tetaplah mereka satu keluarga, akan lebih baik jika mereka bisa hidup damai. Kalau Thalia membicarakan orang lain di belakang, dikhawatirkan itu akan menimbulkan perselisih
“Aku sebagai mertua saja nggak pernah ikut campur sama urusan pribadinya Rachel, apalagi kamu,” ujar Farah.“Kamu itu mertuanya dia, dan dia menantunya kamu. Masa dia berani ngomong kurang ajar begitu di depan orang yang lebih tua? Waktu Ronald masih belum menikah, aku pernah kenalin keponakanku ke kamu. Anaknya jauh lebih penurut. Kalau Ronald menikah sama dia, semua kebutuhan Ronald sama kamu pasti terpenuhi dengan baik, nggak kayak Rachel.”Apa yang Farah pikirkan di kepalanya saat ini berbeda jauh dengan apa yang dikatakan oleh Thalia. Hubungan Farah dengan Ronald sudah begitu memburuk sampai mereka berdua tidak saling berbicara selama satu minggu lebih. Rachel sebagai orang yang berada di tengah pun tidak pernah berusaha untuk mencairkan suasana. Kalau saja posisi Rachel ditukar dengan keponakannya Thalia, mungkin situasinya tidak akan sampai separah ini ….Farah tahu Rachel sama sekali tidak bersalah, tapi dia berharap Rachel mau berbuat lebih banyak.Thalia terus menggerutu hing
“Tinggalkan dia!”Suara yang terdengar seperti robot itu terus berbunyi di dalam benak Rachel tanpa henti dan membuat dia membuka matanya tiba-tiba.“Kamu kenapa?” tanya Ronald sembari mencium keningnya.“Nggak … aku nggak apa-apa ….”Seketika Rachel berkata demikian, suara itu kembali bergema hingga membuat kepala Rachel terasa seperti dibelah jadi dua. Rachel sampai hampir pingsan karena saking sakitnya sensasi tersebut. Tiba-tiba Rachel teringat dengan momen di mana dia berusaha melompat dari gedung pada malam hari itu. Rasa sakit yang sama itu merambat mulai dari sisi kanan wajahnya sampai ke belakang kepala. Kemudian, dia sudah tidak ingat apa-apa lagi ….Tidak! Rachel tidak bisa membiarkan hal ini terjadi padanya! Dia bisa mendengar suara itu dengan amat sangat jelas, dan pastinya suara itu bukan sekadar ilusi belaka. Suara itu benar-benar muncul di benaknya. Suara tersebut memiliki kekuatan yang luar biasa besar dan langsung memenuhi semua pikirannya. Namun, kenapa bisa ada suar