“Tinggalkan dia!”Suara yang terdengar seperti robot itu terus berbunyi di dalam benak Rachel tanpa henti dan membuat dia membuka matanya tiba-tiba.“Kamu kenapa?” tanya Ronald sembari mencium keningnya.“Nggak … aku nggak apa-apa ….”Seketika Rachel berkata demikian, suara itu kembali bergema hingga membuat kepala Rachel terasa seperti dibelah jadi dua. Rachel sampai hampir pingsan karena saking sakitnya sensasi tersebut. Tiba-tiba Rachel teringat dengan momen di mana dia berusaha melompat dari gedung pada malam hari itu. Rasa sakit yang sama itu merambat mulai dari sisi kanan wajahnya sampai ke belakang kepala. Kemudian, dia sudah tidak ingat apa-apa lagi ….Tidak! Rachel tidak bisa membiarkan hal ini terjadi padanya! Dia bisa mendengar suara itu dengan amat sangat jelas, dan pastinya suara itu bukan sekadar ilusi belaka. Suara itu benar-benar muncul di benaknya. Suara tersebut memiliki kekuatan yang luar biasa besar dan langsung memenuhi semua pikirannya. Namun, kenapa bisa ada suar
Matahari mulai menyingsing, tapi Rachel dan Ronald masih terbaring di kasur. Waktu sudah menunjukkan tepat pukul 8.00.Saat Rachel mau bangkit dari kasur, Ronald menarik tangannya dan berkata, “Rachel, tidur saja lagi. Kemarin malam kamu kecapekan.”“Bukannya kamu yang lebih capek? Hari ini aku banyak kerjaan di kantor, jangan ganggu.”Setelah mengatakan itu, Rachel langsung melompat dari kasurnya secepat kilat. Kalau dia masih berlama-lama di kasur, bisa-bisa dia akan dilahap lagi oleh Ronald.Ronald pun membuka selimut dan pergi ke balkon untuk menikmati hangatnya cahaya matahari. Setelah semua masalah yang mereka hadapi saat ini selesai, dia ingin membawa Rachel pergi jalan-jalan untuk melepas penat.Seusai berberes dan turun ke bawah, anak-anak sudah berangkat ke sekolah. Setelah sarapan, Ronald mengantar Rachel sampai ke kantor Aurora Technology.“Nanti malam aku jemput, ya,” kata Ronald.“Oke, aku tunggu.”Rachel langsung menenteng tasnya dan masuk ke dalam. Pekerjaan selama sat
Dalam hati Rachel tidak bisa berhenti tertawa. Jelas-jelas istrinya sendiri yang dipukuli, tapi kenapa malah suaminya datang meminta maaf. Walau memang tak bisa disangkal bahwa Siska yang salah, tetap saja kasihan sekali dia malah dijadikan batu pijakan oleh suaminya.“Siang ini aku mau traktir kamu makan,” kata Shane.Kemarin Shane sempat pergi ke rumah keluarganya Siska dan mendapat kabar dari Rima tentang apa yang terjadi. Rupanya Rachel tidak ada rencana untuk bercerai dengan Ronald sama sekali, bahkan hubungan mereka masih sangat baik.Kalaupun suatu saat mereka bercerai, status Rachel sebagai ibu dari keempat anaknya tetap tak terbantahkan. Hanya dengan fakta itu saja sudah membuat Rachel sebagai orang yang tidak bisa sembarangan disinggung. Belum lagi fakta bahwa Rachel adalah satu-satunya anak perempuan yang ada di keluarga Tanjaya.Kebetulan Tarjoto Group memiliki proyek kerja sama dengan Adijaya Group. Kalau Shane dapat menjalin hubungan baik dengan Rachel, proyek tersebut pa
Setelah sibuk dengan pekerjaannya di pagi hari, Rachel dan Jenny menghabiskan waktu istirahat siang dengan makan bersama dengan kolega mereka di lantai bawah. Ketika baru saja memasuki restoran, di tempat dekat jendela Rachel melihat Shane sedang duduk bersama dengan seorang nan cantik dan muda.Wanita tersebut duduk bersandar di tubuh Shane dan bagian dadanya menempel ke tangan Shane, dan tangan Shane juga terus meraba ke bawah sampai ke bagian pinggangnya. Kalau ini bukan tempat umum, Rachel menduga mereka pasti sudah melakukannya di tempat.“Kita cari tempat lain saja,” kata Rachel.Namun sebelum Rachel membalikkan badanya, Shane telah menyadari kehadirannya dan segera menyambut, “Rachel, ayo duduk sini. Aku sudah menunggu dari tadi.”“Aku nggak ada waktu,” sahut Rachel acuh tak acuh.“Toh kamu mau makan juga, ‘kan. Kita sekalian makan bareng saja. Kebetulan ada sesuatu yang mau aku bahas sama kamu.”“Bu Rachel, Kak Shane mau traktir Ibu makan sebagai permintaan maaf. Perbuatan Sisk
Shane menghempaskan tangan wanita itu dan hendak pergi.“Tunggu!” sahut wanita itu sambil memegangi wajahnya.Sementara itu di kediaman keluarga Tarjoto ….Sejak masuk ke dalam keluarga Tarjoto, Siska hanya menghabiskan waktunya berkumpul dengan teman-temannya tanpa ada pekerjaan yang jelas. Kali ini dia mengadu kepada ibunya.“Pokoknya aku nggak mau balik ke keluarga Winata lagi. Kesal banget aku kemarin malam! Aku ditampar sama Rachel si berengs*k itu. Nenek juga nggak ngebelain aku, dan Papa juga cuma diam doang. Mereka sudah nggak menganggap aku sebagai keluarga lagi.”“Kata siapa? Waktu terakhir kali Shane bawa cewek lain pulang ke rumah, papa kamu yang samperin dia. Siska, papa kamu masih peduli sama kamu, tapi kamu sendiri juga harus berusaha. Jangan bikin kami semua khawatir terus. Kalau Mama bilang, lebih baik kamu cerai ….”“Nggak, aku nggak mau cerai!”Wajah Siska terasa perih seketika dia mengatakan itu dengan penuh emosi. Tamparan Rachel kemarin malam masih tidak ada apa-a
Selingkuhan itu akhirnya berhasil diusir keluar oleh Siska. Namun setelah sopirnya Shane pulang di malam hari, barulah Siska mengetahui dudu perkaranya.“Jadi, Rachel memaki Shane dan selingkuhannya itu di restoran, terus Shane merasa malu dan ngusir dia?”Si sopir yang sudah terbiasa menghadapi keributan yang terjadi antara sang majikan dengan selingkuhannya pun cukup mengangguk dan berkata, “Iya, jadi Pak Shane mau kerja sama dengan Bu Rachel, tapi Pak Shane malah ditolak karena selingkuh sama cewek lain.”Raut wajah Siska tampak kalut ketika mendengar cerita itu. Bisa dibilang, sedetik yang lalu, orang yang paling Siska benci di dunia ini adalah Rachel. Namun setelah mendengar cerita tadi, Siska sedikit berterima kasih padanya karena sudah bantu melampiaskan kekesalannya pada Shane. Entah sudah berapa banyak Siska mengatai Shane, dan setiap kali Rachel selalu mendapatkan balasan dalam bentuk kekerasan. Namun, Rachel tidak hanya berhasil membuat Shane malu di depan banyak orang, tapi
“Suasana hati Nenek lagi kurang bagus. Nanti kalian harus sering-sering menemani Nenek sepulang sekolah, ya,” kata Rachel sambil mengelus kepala anak-anaknya, dan masuk ke dapur untuk menyiapkan makan malam.“Ini pasti ada hubunganya sama Rendy, ya?” tanya Michael.Eddy dan Michael sudah tahu semuanya, jadi tidak ada gunanya lagi menyembunyikan masalah itu dari mereka berdua.“Lama-lama juga nenek kalian pasti membaik, nggak usah cemas,”jawab Rachel.Rachel pun menuangkan minyak ke dalam wajan, menyalakan api dan mulai memasak. Lauk dan sayur-sayuran sudah dicuci tadi pagi, jadi dia tinggal memasaknya saja. Tak sampai setengah jam kemudian, enam macam masakan dan satu mangkuk sup besar sudah disajikan di atas meja.Seusai makan, ana-anak lanjut belajar sedangkan Rachel dan Ronald masuk ke ruang kerja untuk melanjutkan pekerjaan mereka.Rachel sibuk mencari tahu segala informasi mengenai keluarga Adijaya karena dia akan bersaing untuk menjadi ahli waris. Dia tentu saja harus menggali in
Rachel baru menjadi putri dari keluarga Adijaya tidak sampai seminggu. Dia juga hampir tidak kenal dengan orang yang ada di Adijaya Group. Dia juga tidak bisa langsung menunjukkan kemampuannya hanya dalam waktu satu bulan saja.Seleksi kali ini terlalu tidak adil bagi Rachel. Hendo juga memikirkan hal yang sama dan berkata, “Pa, aku rasa satu bulan terlalu singkat, setidaknya perlu setengah tahun. Biarkan Rachel beradaptasi dengan lingkungan dan situasi di Adijaya Group.”Yang paling penting adalah mendidik orang berprestasi agar bisa menang dalam pertempuran ini.“Ucapan Om sangat lucu,” sahut Hanna sambil memainkan rambutnya. Dengan tidak sungkan dia berkata, “Dulu ketika mamaku pulang dari luar negeri, dia nggak mengerti dengan kondisinya Adijaya Group sama sekali. Bukannya dia juga harus bersaingan dengan Om? Dalam waktu satu bulan mamaku bisa beradaptasi, aku percaya kakak sepupuku ini juga bisa.”Kalimat itu membuat Hendo merasa kesal. Dulu dia yang tidak tertarik dengan posisi c