Dia berjalan memunggungi cahaya dan menatap wajah Rachel.Wajah anak ini sangat mirip dengan Intan, terutama mata dan hidungnya. Seperti dibuat dari cetakan yang sama.Namun, bibirnya lebih mirip bibir orang-orang keluarga Adijaya.Rachel mendapat semua kelebihan yang dimiliki oleh orang tuanya, sehingga wajahnya lebih cantik daripada Intan.Dia tidak heran putrinya dinobatkan sebagai wanita tercantik di Suwanda.“Rachel, kamu sangat mirip dengan ibumu, mirip saat dia seusiamu, waktu belum menikah. “ Suara Hendo sangat lembut. “Tapi, ibumu orangnya lembut dan tertutup. Dia terlalu lemah. Selalu menjalani hidup sesuai rencana dan nggak mau salah satu langkah pun.”Hendo mengenang masa lalu sambil mengatakan itu.Rachel mengerutkan bibirnya dan berkata, “Pak Hendo, langsung katakan saja apa yang ingin Bapak katakan.”Hendo tersadar kembali dari lamunannya, menatap Rachel, dan berkata dengan serius, “Rachel, kamu sebenarnya adalah putri kandungku dan Intan. Aku sebenarnya adalah ayahmu.”
Rachel melangkah masuk ke vila sambil menggendong Michelle, lalu membanting pintu di belakangnya.Rendy bangkit dari ayunan, menyentuh dagunya dengan kesal, dan tersenyum dingin.Dia sudah cukup mengalah, mengambil inisiatif untuk datang ke sini. Namun, wanita ini berani bersikap seperti itu padanya.Rachel menggendong Michelle masuk ke rumah, lalu menatap dingin ke arah Melvin yang sedang duduk di ruang tamu sambil bermain game. “Kenapa kamu membiarkan orang itu masuk?”Melvin menggaruk kepalanya dengan wajah polos dan berkata, “Michelle mau bersama ayahnya, dan pria itu ingin melihat putrinya sendiri. Aku sebagai orang luar mana mungkin melarang mereka?”Setelah mengatakan itu, dia bangun dan melirik ke luar jendela, lalu berkata dengan suara rendah, “Tapi, Rachel, menurutku sikapnya cukup baik hari ini. Mungkin dia datang untuk meminta maaf padamu. Kamu nggak boleh luluh dan jadi memaafkannya. Kamu harus mengingat apa yang sudah dia lakukan padamu. Kalau pria berselingkuh sekali, pa
Rendy mengangguk dingin.Rachel tersenyum dan berkata, “Aku masuk dulu dan memberi tahu anak-anak.”Senyumnya sangat cerah, seperti lampu neon yang menghiasi langit malam, tiba-tiba bersinar terang dan membuat Rendy terpesona.Ketika dia masih terpesona, Rachel sudah keluar lagi dari dalam rumah, menjinjing sebuah tas kulit kecil dan berkata dengan datar, “Ayo, ke bandara.”Wanita itu langsung membuka pintu mobil hitam dan duduk di kursi penumpang.Rendy menyingkirkan pikiran tadi dari benaknya, lalu menginjak pedal gas. Mobil itu pun melaju pergi.Michelle memandangi mobil itu menghilang setelah keluar dari gerbang vila dengan wajah cemberut, lalu berkata, “Mama sudah janji akan masak untuk kita. Sudah janji, tapi nggak ditepati.”“Aku pikir kamu nggak senang karena Papa pergi?” ujar Darren dengan bercanda. “Sepertinya bagimu Papa nggak sepenting makanan enak, ya?”“Makanan Mama selalu enak, tapi Papa suka nggak jelas,” ujar Michelle, lalu menghela napas sambil menopang dagunya. “Aku
Di bandara. Orang-orang berlalu lalang.Rachel mengikuti Rendy, langsung ke ruang tunggu.Begitu pria itu masuk, suara panik Catherine terdengar dari dalam ruangan, “Rendy, apa kamu benar-benar mau mengusirku pergi? Beri tahu aku kalau itu nggak benar! Rendy, aku sangat mencintaimu. Aku nggak mau pergi. Aku nggak mau meninggalkanmu. Kumohon, beri aku satu kesempatan lagi.”Catherine bergegas menghampiri dan meraih lengan Rendy. Ketika hendak memohon lagi, dia melihat Rachel yang masuk di belakang Rendy.Rachel mengenakan jaket hitam, dan terlihat sangat mengintimidasi.Dia berkata dengan dingin, “Bu Catherine, tolong lepaskan suamiku.”Tangan Catherine gemetaran. Ekspresinya sedih dan marah. “Dia bukan suamimu. Dia Rendy. Dia ….”“Diam!” bentak Rendy dengan ekspresi jijik di wajahnya.Catherine langsung menangis.Rachel memainkan rambutnya dengan santai dan berkata, “Ronald, kamu keluar sebentar. Aku ingin mengobrol berdua saja dengan Nona Catherine.”Rendy mengerutkan kening tanda tid
“Rendy dan Ronald bukan orang yang sama. Mereka dua orang yang sangat berbeda!” geram Catherine dengan suara rendah, “Sebelum kamu mengenal Rendy, dia sudah pernah dengan banyak wanita, gonta-ganti pacar setiap hari, nggak ada yang pernah bertahan lama. Dia bersikap baik padamu sekarang karena kamu masih fresh di matanya. Nanti setelah dia mulai bosan, kamu akan seperti aku, dibuang olehnya.”“Masa, sih?” Rachel tersenyum dan berkata, “Aku lebih cantik darimu dan lebih pintar darimu. Kurasa aku bisa menaklukkan hatinya. Seperti sekarang, aku memintanya untuk mengusirmu dari Suwanda, dan dia langsung melakukannya tanpa komentar sedikit pun. Aku menyuruhnya keluar ruangan, dia juga langsung keluar dengan patuh. Kamu sudah mengenal Rendy bertahun-tahun. Apa kamu pernah melihatnya begitu patuh pada seorang wanita?”Kata-kata itu bagaikan pisau tajam yang menusuk hati Catherine.Dia mengepalkan tangannya dengan erat, lalu menekan kesedihan, rasa tidak terima dan kecemburuan untuk kembali ma
“Rendy memerintahkan seseorang untuk membawa Ronald yang berada dalam kondisi nggak sadarkan diri ke luar negeri, membawanya ke Perbatasan Helios.”Rachel tertegun lagi.Perbatasan Helios. Kawasan itu sering muncul di berita, terkenal dengan kekacauannya. Tempat itu merupakan “tempat kematian” yang bahkan tidak berani didatangi oleh organisasi internasional.Dia tidak bisa membayangkan apa yang terjadi pada Ronald yang berada dalam kondisi tidak sadarkan diri ketika dibawa ke sana.Rachel tiba-tiba tidak berani mendengarkannya lagi. Namun, dia harus tahu semua yang terjadi pada Ronald.Dia menutup matanya, dan ketika dia membukanya lagi, air matanya telah sudah dia paksa masuk kembali, “Catherine, lanjutkan.”Catherine tanpa sadar melirik ke pintu.Dia sudah mengatakan terlalu banyak. Kalau Rendy mengetahuinya, dia tidak tahu apa dia bisa menyelamatkan hidupnya.“Jangan khawatir, aku nggak akan memberi tahu Rendy.” Rachel berkata dengan ringan, “Kalau suamiku masih hidup, aku akan meng
Ini adalah pertama kalinya Rachel berbicara dengan nada menyenangkan setelah mengetahui siapa dirinya.Rendy menuruti keinginan Rachel dan berkata, “Karena masalahnya sudah selesai, pindahlah kembali ke rumah keluarga Tanjaya malam ini.”Rachel membuka pintu mobil dan masuk ke dalam. Tangannya yang sedang memasang sabuk pengaman berhenti bergerak, lalu dia berkata, “Kamu nggak lihat ini sudah jam berapa sekarang. Kalau aku berkemas sekarang dan pindahan, waktu selesai semuanya nanti mungkin sudah jam sebelas lewat. Kita orang dewasa nggak apa-apa kalau harus bergadang, tapi anak-anak nggak boleh bergadang seperti itu. Kamu jangan mentang-mentang mereka bukan anakmu, jadi nggak peduli pada mereka.”Ada sedikit nada menyalahkan dalam suaranya, yang membuat Rendy semakin terpikat padanya.Rendy tidak bisa mengungkapkan perasaannya, tapi dia senang wanita ini bicara panjang lebar dengannya.Dia lalu berkata sambil mengemudi, “Ngomong-ngomong, apa yang kamu bicarakan dengan Catherine tadi s
Rachel berbalik, membuka pintu vila dan masuk.Cahaya lampu yang redup di malam hari menyinari punggungnya, membuatnya tubuhnya terlihat semakin ramping.Rendy masih ingat pertama kali dia bertemu dengan wanita itu, ketika hanya ingin memanfaatkan wanita itu.Namun, dia tidak menyangka hubungan mereka berdua akan sampai sejauh ini.Dibandingkan dengan saat mereka pertama kali bertemu, wanita itu tampak jauh lebih kurus. Setelah sosok Rachel menghilang di balik pintu vila, Rendy perlahan memalingkan muka.Rachel menutup pintu dengan lembut, bersandar ke pintu dan menghela napas panjang.Dia benar-benar takut pria itu akan menghentikannya dan bertanya lagi. Dia takut dia akan dengan tidak sengaja mengungkapkan rahasia itu, juga takut kehilangan kendali atas emosinya.“Ma, ada apa?”Di depannya, empat pasang mata menatapnya dengan cemas.Rachel menjadi lebih rileks. Dia berjongkok dan berkata, “Eddy, Darren, Michael, Michelle. Kalian semua naik ke atas sekarang dan kemasi barang-barang k