Di bandara. Orang-orang berlalu lalang.Rachel mengikuti Rendy, langsung ke ruang tunggu.Begitu pria itu masuk, suara panik Catherine terdengar dari dalam ruangan, “Rendy, apa kamu benar-benar mau mengusirku pergi? Beri tahu aku kalau itu nggak benar! Rendy, aku sangat mencintaimu. Aku nggak mau pergi. Aku nggak mau meninggalkanmu. Kumohon, beri aku satu kesempatan lagi.”Catherine bergegas menghampiri dan meraih lengan Rendy. Ketika hendak memohon lagi, dia melihat Rachel yang masuk di belakang Rendy.Rachel mengenakan jaket hitam, dan terlihat sangat mengintimidasi.Dia berkata dengan dingin, “Bu Catherine, tolong lepaskan suamiku.”Tangan Catherine gemetaran. Ekspresinya sedih dan marah. “Dia bukan suamimu. Dia Rendy. Dia ….”“Diam!” bentak Rendy dengan ekspresi jijik di wajahnya.Catherine langsung menangis.Rachel memainkan rambutnya dengan santai dan berkata, “Ronald, kamu keluar sebentar. Aku ingin mengobrol berdua saja dengan Nona Catherine.”Rendy mengerutkan kening tanda tid
“Rendy dan Ronald bukan orang yang sama. Mereka dua orang yang sangat berbeda!” geram Catherine dengan suara rendah, “Sebelum kamu mengenal Rendy, dia sudah pernah dengan banyak wanita, gonta-ganti pacar setiap hari, nggak ada yang pernah bertahan lama. Dia bersikap baik padamu sekarang karena kamu masih fresh di matanya. Nanti setelah dia mulai bosan, kamu akan seperti aku, dibuang olehnya.”“Masa, sih?” Rachel tersenyum dan berkata, “Aku lebih cantik darimu dan lebih pintar darimu. Kurasa aku bisa menaklukkan hatinya. Seperti sekarang, aku memintanya untuk mengusirmu dari Suwanda, dan dia langsung melakukannya tanpa komentar sedikit pun. Aku menyuruhnya keluar ruangan, dia juga langsung keluar dengan patuh. Kamu sudah mengenal Rendy bertahun-tahun. Apa kamu pernah melihatnya begitu patuh pada seorang wanita?”Kata-kata itu bagaikan pisau tajam yang menusuk hati Catherine.Dia mengepalkan tangannya dengan erat, lalu menekan kesedihan, rasa tidak terima dan kecemburuan untuk kembali ma
“Rendy memerintahkan seseorang untuk membawa Ronald yang berada dalam kondisi nggak sadarkan diri ke luar negeri, membawanya ke Perbatasan Helios.”Rachel tertegun lagi.Perbatasan Helios. Kawasan itu sering muncul di berita, terkenal dengan kekacauannya. Tempat itu merupakan “tempat kematian” yang bahkan tidak berani didatangi oleh organisasi internasional.Dia tidak bisa membayangkan apa yang terjadi pada Ronald yang berada dalam kondisi tidak sadarkan diri ketika dibawa ke sana.Rachel tiba-tiba tidak berani mendengarkannya lagi. Namun, dia harus tahu semua yang terjadi pada Ronald.Dia menutup matanya, dan ketika dia membukanya lagi, air matanya telah sudah dia paksa masuk kembali, “Catherine, lanjutkan.”Catherine tanpa sadar melirik ke pintu.Dia sudah mengatakan terlalu banyak. Kalau Rendy mengetahuinya, dia tidak tahu apa dia bisa menyelamatkan hidupnya.“Jangan khawatir, aku nggak akan memberi tahu Rendy.” Rachel berkata dengan ringan, “Kalau suamiku masih hidup, aku akan meng
Ini adalah pertama kalinya Rachel berbicara dengan nada menyenangkan setelah mengetahui siapa dirinya.Rendy menuruti keinginan Rachel dan berkata, “Karena masalahnya sudah selesai, pindahlah kembali ke rumah keluarga Tanjaya malam ini.”Rachel membuka pintu mobil dan masuk ke dalam. Tangannya yang sedang memasang sabuk pengaman berhenti bergerak, lalu dia berkata, “Kamu nggak lihat ini sudah jam berapa sekarang. Kalau aku berkemas sekarang dan pindahan, waktu selesai semuanya nanti mungkin sudah jam sebelas lewat. Kita orang dewasa nggak apa-apa kalau harus bergadang, tapi anak-anak nggak boleh bergadang seperti itu. Kamu jangan mentang-mentang mereka bukan anakmu, jadi nggak peduli pada mereka.”Ada sedikit nada menyalahkan dalam suaranya, yang membuat Rendy semakin terpikat padanya.Rendy tidak bisa mengungkapkan perasaannya, tapi dia senang wanita ini bicara panjang lebar dengannya.Dia lalu berkata sambil mengemudi, “Ngomong-ngomong, apa yang kamu bicarakan dengan Catherine tadi s
Rachel berbalik, membuka pintu vila dan masuk.Cahaya lampu yang redup di malam hari menyinari punggungnya, membuatnya tubuhnya terlihat semakin ramping.Rendy masih ingat pertama kali dia bertemu dengan wanita itu, ketika hanya ingin memanfaatkan wanita itu.Namun, dia tidak menyangka hubungan mereka berdua akan sampai sejauh ini.Dibandingkan dengan saat mereka pertama kali bertemu, wanita itu tampak jauh lebih kurus. Setelah sosok Rachel menghilang di balik pintu vila, Rendy perlahan memalingkan muka.Rachel menutup pintu dengan lembut, bersandar ke pintu dan menghela napas panjang.Dia benar-benar takut pria itu akan menghentikannya dan bertanya lagi. Dia takut dia akan dengan tidak sengaja mengungkapkan rahasia itu, juga takut kehilangan kendali atas emosinya.“Ma, ada apa?”Di depannya, empat pasang mata menatapnya dengan cemas.Rachel menjadi lebih rileks. Dia berjongkok dan berkata, “Eddy, Darren, Michael, Michelle. Kalian semua naik ke atas sekarang dan kemasi barang-barang k
Ketika dia masih tinggal di Australia tiga atau empat tahun lalu, Rendy menyelinap masuk ke rumahnya untuk menghindari musuh, dan dia menampung Rendy selama beberapa hari.Saat itu, Catherine kebetulan datang bertamu ke rumahnya. Keduanya bertemu untuk pertama kalinya.Tak disangka, malam itu, dia melihat Rendy masuk ke kamar Catherine, dan mereka berdua ....Saat itu, usia Catherine belum genap dua puluh tahun. Dia benar-benar kaget.Namun, dia tidak berani banyak komentar mengingat sifat putranya yang satu ini. Dia pura-pura tidak tahu dengan hubungan mereka.Yang tidak pernah dia pikirkan adalah, beberapa tahun kemudian, hubungan ini malah diungkapkan di media dan gosipnya jadi semakin serius.“Aku dan Catherine sudah lama nggak ada hubungannya lagi,” ujar Rendy. “Asal Rachel bisa menjaga sikapnya, dia akan menjadi menantu keluarga Tanjaya seumur hidupnya.”Setelah mengatakan itu, dia naik ke atas.Farah yang awalnya cemas perlahan mulai tenang.Dia menoleh untuk melihat cahaya bula
“Kalau kamu nggak bisa menghadapi mereka, bawa mereka ke clubhouse dan panggil beberapa wanita untuk melayani kalian. Apa aku perlu mengajarimu hal seperti ini?” ujar Rendy dengan dingin. “Aku sangat sibuk hari ini, jadi jangan menelepon aku lagi.”Dia menutup telepon, mengangkat pergelangan tangannya dan melihat waktu lagi. Sudah jam sebelas siang.Mau tidur seperti apa pun, mereka seharusnya tidak boleh tidur sampai jam segini.Tiba-tiba, Rendy jadi merasa gelisah.Dia membuka pintu mobil dan turun, hendak membunyikan bel pintu, tetapi takut membangunkan orang-orang di rumah.Dia menggulung lengan bajunya sedikit, lalu memanjat dan melompati gerbang besi vila tersebut.Dia naik ke balkon, mencari kawat di dekat sana, lalu membuka pintu balkon tersebut dan mendorongnya sampai terbuka dengan pelan. Kemudian, dia masuk ke rumah dengan santai.Sinar matahari di luar terhalang oleh tirai, sehingga ruangan itu sangat gelap. Rendy menendang mainan anak-anak yang ada di lantai dan naik ke la
Pada saat ini, ponselnya bergetar. Dia melirik ke layar dan matanya langsung berbinar senang.Dia dengan cepat mengangkat telepon itu dan berkata, “Halo, Rendy.”“Catherine, aku beri waktu sepuluh menit. Temui aku di kantor Tanjaya Group!”Telepon itu langsung dimatikan.Wajah Catherine menjadi pucat karena ketakutan mendengar suara Rendy yang dingin.Namun, dia tidak berani membantah perintah pria itu.Dia segera turun ke bawah, lalu naik taksi ke kantor Tanjaya Group.Begitu dia tiba di pintu kantor, dia merasa banyak orang memandangnya dengan aneh. Dia merasa ada banyak orang yang sedang membicarakannya.“Lihat, dialah selingkuhannya.”“Orang ketiga yang mengganggu pernikahan Pak Ronald dan Bu Rachel.”“Kok dia bisa punya muka untuk datang ke kantor Tanjaya Group?”“Kalau dia tahu malu, dia nggak akan jadi selingkuhan.”Di tengah omongan banyak orang, Catherine berjalan cepat ke arah lift.Dia mengatupkan giginya untuk menahan diri agar tidak pingsan.Dia menjadi terkenal di usia mu