Rachel tidak terlihat marah sama sekali. Justru sebaliknya, dia terlihat tenang dengan mata yang berbinar. Hanna langsung terlihat panik ketika melihat ketenangan di wajah Rachel. Apa mungkin Rachel memiliki rencana lain untuk menjatuhkannya?Hanna berusaha menenangkan diri seraya berkata, “Sekarang bukan waktunya untuk bertanya. Silakan, tunjukkan saja presentasi Bu Rachel.”“Bu Hanna takut, ya? Apa Ibu takut tidak bisa menjawab pertanyaan yang kami ajukan lalu semuanya akan terbongkar?” tanya Rachel santai.“Apaan sih Bu Rachel ini! Jangan asal bicara, ya! Tanyakan saja apa yang Ibu ingin tanyakan! Saya tidak takut apa pun,” balas Hanna kesal.Rachel mengetukkan jari-jarinya ke atas meja lalu bertanya, “Ada berapa modul dalam desain chip ini?”Hanna tidak tahu apa-apa mengenai chip ini. Dia hanya menghafal apa yang harus dipresentasikannya. “Hampir seribu,” bisik asistennya.“Hampir seribu modul yang merupakan hasil kerja sama para pegawai bagian teknologi Adijaya Group,” jawab Hann
Hanna tidak percaya kalau hal seperti ini akan terjadi kepadanya. “Ada pepatah yang mengatakan kalau buah jatuh tidak jauh dari pohonnya. Saya bisa memaafkan Bu Sharon jadi saya juga bisa memaafkan Bu Hanna. Lagi pula, Bu Hanna juga masih sangat muda, jadi wajar saja kalau sering melakukan kesalahan,” ujar Rachel sambil tersenyum kecil.Orang-orang langsung menatap jijik ke arah Hanna setelah mendengar perkataan Rachel. Sebelumnya, Sharon datang ke acara pesta perayaan Yelitos Group dan menuduh Rachel sudah melakukan plagiarisme. Namun, ternyata dialah yang melakukan plagiarisme. Sekarang, semua orang yang hadir di sini bisa menjadi saksi atas kejadian plagiarisme ini. “Bu Rachel jangan asal bicara, ya! Saya bukan programmer, jadi saya tidak bisa memberikan penjelasan secara terperinci. Kalau saya memanggil direktur teknis Adijaya Group, dia pasti akan menjelaskan hal yang sama seperti yang Ibu jelaskan tadi!” seru Hanna kesal.Rachel langsung tersenyum kesal setelah melihat perlawan
Rachel langsung meninggalkan ruang rapat bersama Jenny setelah dia selesai melontarkan kata-katanya. Hanna tidak bisa lagi mengendalikan amarahnya setelah semua orang pergi meninggalkan ruang rapat. Dia tetap tinggal di sana dan membanting dokumen yang ada di tangannya ke atas lantai. “Hanna, sebaiknya kamu jangan bermusuhan sama si Rachel itu,” ujar Pak Bara sambil menyalakan rokoknya. “Bagaimanapun juga dia akan menikah dengan Ronald Tanjaya. Dia akan menjadi istri dari CEO Tanjaya Group. Kamu pasti akan sangat diuntungkan kalau bisa menjadi temannya. Kamu lebih baik berteman dengannya daripada memusuhinya,” tambah Pak Bara. Hanna menggertakkan giginya lalu berkata dengan penuh emosi, “Om Bara, Om kan sudah janji sama Mama kalau Om akan mengeluarkan si Rachel dari proyek ini. Tapi, apa hasilnya sekarang? Aku malu banget, Om! Aku harus menundukkan kepalaku dan meminta maaf padanya. Aku nggak mau tahu, pokoknya Om Bara harus mengeluarkan Rachel dari proyek ini bagaimanapun caranya.
Wajah Ibu Ronald seketika berubah pucat.Walaupun perempuan tua itu tahu bahwa hasilnya akan seperti ini, dia tetap ingin datang dan mendengarnya secara langsung.Kedua putra kandungnya ini, hanya bisa akur ketika mereka masih kecil. Namun, setelah mereka mulai beranjak dewasa, tepatnya menginjak usia 10 tahun ke atas, mereka melihat saudara kandungnya sendiri bagaikan melihat musuh bebuyutan.Telapak tangan maupun punggung tangan, keduanya sama-sama darah dagingnya sendiri, perempuan paruh baya itu benar-benar tidak tahu harus bagaimana memilih diantara mereka berdua.Mungkin juga, sebagai seorang Ibu, secara naluriah akan memilih anak yang lebih lemah, sementara Rendy adalah anak yang lebih lemah itu.Ibu Ronald mengelus dadanya sambil berkata pelan, “Baiklah, aku akan mengatakan kepadanya untuk jangan datang lagi ….”Begitu selesai berbicara, perempuan itu langsung membalikkan badan dan berjalan menaikki anak tangga satu per satu.Ronald menatap punggung Ibunya pelan-pelan pergi men
Nenek Rima langsung mengerutkan keningnya, “Apakah keluarga Adijaya ada menerima undangan pernikahan kali ini?”Hendo menjawab dengan sedikit canggung, “Sama sekali nggak terima.”Justru karena dirinya tidak mendapatkan undangan tersebut, makanya dia sengaja datang sehari sebelum pernikahan untuk mengantarkan hadiah.Hendo sebelumnya juga sudah menghampiri rumah Ronald, tapi apa daya, tidak ada orang di rumah. Sehingga Hendo pun kembali ke kediaman keluarga Winata untuk memberikan hadiah tersebut.“Ini adalah hadiah pernikahan yang aku siapkan khusus untuk Rachel.” Hendo mengeluarkan sebuah kotak kecil dari saku bajunya dan membuka tutup kotak tersebut. “Kalung giok hijau ini sangat cocok untuk Rachel, semoga Rachel dapat menerimanya.”Sorot mata Rachel jatuh kepada kalung yang ada di dalam kotak tersebut.Kalung itu adalah kalung yang disiapkan oleh Hendo ketika di toko pernikahan. Kalung itu juga pernah dikenakan oleh Ibunya.“Eeh, kenapa kalung ini terlihat sangat familier?” ucap Ne
Rachel berbaring di atas tempat tidurnya, perempuan itu terus membolak-balikkan badannya tapi tetap tidak bisa tertidur.Tepat ketika perempuan itu sedang tidak bisa tidur, tiba-tiba handphonenya bergetar. Perempuan itu membuka matanya dan melihat sebuah panggilan video datang dari Ronald.Perempuan itu buru-buru menjawab panggilan tersebut.“Istriku, masih belum tidur?”Hati Rachel langsung terasa manis, “Nggak bisa tidur, kamu juga belum tidur?”“Aku juga nggak bisa tidur,” ucap Ronald sambil menyandarkan kepalanya di bantal, kedua sorot matanya sangat bercahaya. “Benar-benar ingin tahu, siapa yang membuat peraturan ini, hingga memisahkan kita berdua.”Rachel tertawa dan berkata dengan lembut, “Hanya sehari saja nggak bisa bersama. Kamu bisa nggak dewasa sedikit.”“Untuk apa bersikap dewasa lagi di depan istriku sendiri?” Ronald menatap ponsel layarnya sambil berkata, “Malam ini kamu istirahat baik-baik, besok pagi-pagi buta, aku akan langsung menjemput kamu.”“Hal ini nggak bisa men
Tanjaya Group menikahi putri tertua dari keluarga Hutomo, pernikahan antar keluarga kaya ini sangatlah megah dan belum pernah terjadi sebelumnya.Resepsi pernikahan masih belum dimulai, tapi pernikahan mereka sudah masuk ke topik diskusi paling hangat di internet. Semua media-media secara serempak menyiarkan satu berita utama, yaitu berita yang berhubungan dengan keluarga Tanjaya.Sekitar pukul 09.30 pagi, deretan mobil mewah berwarna hitam melesat dari kediaman Keluarga Tanjaya melewati jalan utama Kota Suwanda. Semua orang di dalam kota tersebut sibuk menonton iring-iringan mobil mewah ini.“Haaa! Gila, ada 88 mobil pengantin, keluarga Tanjaya benar-benar sangat kaya!”“Ini bukan mobil pengantin biasa, aku sudah melihat sampai ke belakang, nggak ada satu pun mobil yang harganya di bawah 10 miliar!”“Gila! Pernikahannya mewah sekali, orang yang nggak tahu mungkin akan mengira kalau keluarga Tanjaya sedang meminang seorang Tuan Putri!”“Rachel adalah perempuan yang paling dicintainya.
Para tamu penting yang hadir sedikit tidak puas melihat Ronald dapat menjawab dengan mudah. Biasanya, pengantin pria di hari pernikahannya harus diberikan tingkat kesulitan yang tinggi sebelum akhirnya bisa bertemu dengan pengantin perempuannya.Sementara, pertanyaan yang ditanyakan Roy terlalu mudah.Hal ini dikarenakan Ronald adalah pemimpin dari Tanjaya Group, banyak tamu-tamu penting yang hadir di sana, sehingga tidak ada yang berani mengetes Ronald terlalu sulit.“Pertanyaan terakhir, kapan kamu dan Rachel berciuman untuk pertama kali?”Begitu pertanyaan ini terlontar keluar, orang-orang di sekitar mereka langsung tertarik mendengarkan.Hampir seratus pasang mata menatap wajah Ronald seolah ada sekuntum bunga yang terukir di wajah pria itu.Pria itu mengerutkan kedua keningnya, dibenaknya terlintas berbagai adegan ketika mereka berciuman. Sejujurnya, dirinya dan Rachel sudah berciuman sangat banyak.“Hah? Kamu nggak mungkin lupa dengan hal-hal seperti ini kan?” Yohanes menyenggol