Ronald sulit untuk menenangkan diri. Dia tidak ingin Rendy merusak keluarganya yang sudah terasa sangat bahagia ini. Kekhawatiran di dalam hatinya terus bergejolak. Bahkan dalam perjalanan pulang, wajah Ronald masih terlihat sangat dingin.Ketika mereka berdua sampai di rumah, Rachel memanggil Michelle untuk menghampiri mereka.Michelle langsung mengerti keadaan mereka setelah melihat mata ibunya. Kemudian dia menarik pakaian Ronald seraya bertanya, “Papa lagi sedih, ya?”Wajah dingin Ronald seketika langsung berubah hangat setelah mendengar pertanyaan Michelle. Kemudian dia langsung mengangkat Michelle dan menaruhnya di atas pundak seraya berkata, “Papa nggak sedih, kok. Cuma lagi mikirin kerjaan saja.”Michelle langsung tersenyum lebar seraya berkata, “Pa, angkat aku yang tinggi, dong.”Ronald langsung menuruti permintaan Michelle. Dia mengangkat dan melempar Michelle ke atas. Kemudian dengan cepat menangkap Michelle dengan kedua tangannya. Suara tawa Michelle bergema dengan riangny
Pesta pernikahan Rachel dan Ronald sudah semakin dekat. Mereka berdua disibukkan dengan persiapan pesta pernikahan selama beberapa hari belakangan. Sampai akhirnya Rachel mendapatkan panggilan telepon dari perusahaan tepat satu hari sebelum hari perayaan pernikahannya. “Bu Rachel, rapat laporan hasil proyek Yelitos Group akan dilaksanakan hari ini. Apa Ibu sendiri yang akan ke sana?” tanya Jenny.Sebenarnya, Jenny tidak ingin menelepon Rachel karena semua orang tahu kalau saat ini Rachel sedang sangat sibuk mengurus pernikahannya. Namun, masalah dalam proyek ini sudah terlalu banyak. Dia takut muncul masalah yang tidak diinginkan kalau sampai dia sendiri yang datang dalam rapat laporan hasil proyek. Tidak mudah bagi Aurora Technology untuk berada di titik ini, sehingga orang-orang itu tidak bisa menghancurkan perusahaan ini begitu saja.Rachel langsung menganggukkan kepalanya seraya berkata, “Aku siap-siap dulu. Nanti kita bertemu di pintu masuk Yelitos Group, ya.”Yelitos Group dan A
Jenny bergegas menyapa Rachel ketika Rachel turun dari mobil.“Ya ampun, Bu Rachel tambah cantik saja. Padahal kita baru tidak bertemu beberapa hari. Perempuan yang sedang jatuh cinta memang kayak bunga mekar di musim semi, ya. Kita pasti bisa berhasil dalam rapat laporan hasil proyek hari ini,” ujar Jenny dengan ekspresi wajah berlebihan.Rachel hanya bisa terdiam. Apa hubungan antara pekerjaan dan kehidupan pribadinya? “Bukannya ini Bu Rachel yang mau menikah besok?” tanya sebuah suara dari belakang Rachel.Rachel langsung berbalik dan menemukan Hanna yang baru saja turun dari mobilnya. Dia menatap Rachel dengan mata berbinar yang entah karena alasan apa. Kemudian Hanna berjalan menghampiri Rachel sambil meletakkan tangannya di dada, lalu berkata, “Besok kamu kan mau menikah. Kenapa hari ini kamu masih saja datang bekerja? Kayaknya Pak Ronald nggak benar-benar mencintaimu, deh.”“Ngomong-ngomong soal pernikahan, kayaknya aku belum memberikan undangan untuk Bu Hanna, ya,” balas Rac
Rachel tidak terlihat marah sama sekali. Justru sebaliknya, dia terlihat tenang dengan mata yang berbinar. Hanna langsung terlihat panik ketika melihat ketenangan di wajah Rachel. Apa mungkin Rachel memiliki rencana lain untuk menjatuhkannya?Hanna berusaha menenangkan diri seraya berkata, “Sekarang bukan waktunya untuk bertanya. Silakan, tunjukkan saja presentasi Bu Rachel.”“Bu Hanna takut, ya? Apa Ibu takut tidak bisa menjawab pertanyaan yang kami ajukan lalu semuanya akan terbongkar?” tanya Rachel santai.“Apaan sih Bu Rachel ini! Jangan asal bicara, ya! Tanyakan saja apa yang Ibu ingin tanyakan! Saya tidak takut apa pun,” balas Hanna kesal.Rachel mengetukkan jari-jarinya ke atas meja lalu bertanya, “Ada berapa modul dalam desain chip ini?”Hanna tidak tahu apa-apa mengenai chip ini. Dia hanya menghafal apa yang harus dipresentasikannya. “Hampir seribu,” bisik asistennya.“Hampir seribu modul yang merupakan hasil kerja sama para pegawai bagian teknologi Adijaya Group,” jawab Hann
Hanna tidak percaya kalau hal seperti ini akan terjadi kepadanya. “Ada pepatah yang mengatakan kalau buah jatuh tidak jauh dari pohonnya. Saya bisa memaafkan Bu Sharon jadi saya juga bisa memaafkan Bu Hanna. Lagi pula, Bu Hanna juga masih sangat muda, jadi wajar saja kalau sering melakukan kesalahan,” ujar Rachel sambil tersenyum kecil.Orang-orang langsung menatap jijik ke arah Hanna setelah mendengar perkataan Rachel. Sebelumnya, Sharon datang ke acara pesta perayaan Yelitos Group dan menuduh Rachel sudah melakukan plagiarisme. Namun, ternyata dialah yang melakukan plagiarisme. Sekarang, semua orang yang hadir di sini bisa menjadi saksi atas kejadian plagiarisme ini. “Bu Rachel jangan asal bicara, ya! Saya bukan programmer, jadi saya tidak bisa memberikan penjelasan secara terperinci. Kalau saya memanggil direktur teknis Adijaya Group, dia pasti akan menjelaskan hal yang sama seperti yang Ibu jelaskan tadi!” seru Hanna kesal.Rachel langsung tersenyum kesal setelah melihat perlawan
Rachel langsung meninggalkan ruang rapat bersama Jenny setelah dia selesai melontarkan kata-katanya. Hanna tidak bisa lagi mengendalikan amarahnya setelah semua orang pergi meninggalkan ruang rapat. Dia tetap tinggal di sana dan membanting dokumen yang ada di tangannya ke atas lantai. “Hanna, sebaiknya kamu jangan bermusuhan sama si Rachel itu,” ujar Pak Bara sambil menyalakan rokoknya. “Bagaimanapun juga dia akan menikah dengan Ronald Tanjaya. Dia akan menjadi istri dari CEO Tanjaya Group. Kamu pasti akan sangat diuntungkan kalau bisa menjadi temannya. Kamu lebih baik berteman dengannya daripada memusuhinya,” tambah Pak Bara. Hanna menggertakkan giginya lalu berkata dengan penuh emosi, “Om Bara, Om kan sudah janji sama Mama kalau Om akan mengeluarkan si Rachel dari proyek ini. Tapi, apa hasilnya sekarang? Aku malu banget, Om! Aku harus menundukkan kepalaku dan meminta maaf padanya. Aku nggak mau tahu, pokoknya Om Bara harus mengeluarkan Rachel dari proyek ini bagaimanapun caranya.
Wajah Ibu Ronald seketika berubah pucat.Walaupun perempuan tua itu tahu bahwa hasilnya akan seperti ini, dia tetap ingin datang dan mendengarnya secara langsung.Kedua putra kandungnya ini, hanya bisa akur ketika mereka masih kecil. Namun, setelah mereka mulai beranjak dewasa, tepatnya menginjak usia 10 tahun ke atas, mereka melihat saudara kandungnya sendiri bagaikan melihat musuh bebuyutan.Telapak tangan maupun punggung tangan, keduanya sama-sama darah dagingnya sendiri, perempuan paruh baya itu benar-benar tidak tahu harus bagaimana memilih diantara mereka berdua.Mungkin juga, sebagai seorang Ibu, secara naluriah akan memilih anak yang lebih lemah, sementara Rendy adalah anak yang lebih lemah itu.Ibu Ronald mengelus dadanya sambil berkata pelan, “Baiklah, aku akan mengatakan kepadanya untuk jangan datang lagi ….”Begitu selesai berbicara, perempuan itu langsung membalikkan badan dan berjalan menaikki anak tangga satu per satu.Ronald menatap punggung Ibunya pelan-pelan pergi men
Nenek Rima langsung mengerutkan keningnya, “Apakah keluarga Adijaya ada menerima undangan pernikahan kali ini?”Hendo menjawab dengan sedikit canggung, “Sama sekali nggak terima.”Justru karena dirinya tidak mendapatkan undangan tersebut, makanya dia sengaja datang sehari sebelum pernikahan untuk mengantarkan hadiah.Hendo sebelumnya juga sudah menghampiri rumah Ronald, tapi apa daya, tidak ada orang di rumah. Sehingga Hendo pun kembali ke kediaman keluarga Winata untuk memberikan hadiah tersebut.“Ini adalah hadiah pernikahan yang aku siapkan khusus untuk Rachel.” Hendo mengeluarkan sebuah kotak kecil dari saku bajunya dan membuka tutup kotak tersebut. “Kalung giok hijau ini sangat cocok untuk Rachel, semoga Rachel dapat menerimanya.”Sorot mata Rachel jatuh kepada kalung yang ada di dalam kotak tersebut.Kalung itu adalah kalung yang disiapkan oleh Hendo ketika di toko pernikahan. Kalung itu juga pernah dikenakan oleh Ibunya.“Eeh, kenapa kalung ini terlihat sangat familier?” ucap Ne