Setelah keesokan harinya, Tanjaya Group mengumumkan sebuah pemberitahuan.“Pagi ini jam sepuluh, Pak Ronald akan mengadakan konferensi pers di RS Suwanda. Dimohon para wartawan untuk hadir tepat waktu.”Begitu pengumuman tersebut dipasang, para orang di internet kembali dibuat heboh. “Ronald mau klarifikasi?”“Klarifikasi apa? Undangan saja sudah keluar! Dia pasti mau tunangan.”“Konferensinya untuk apa?”“Sabar sedikit! Ini sudah jam sembilan, satu jam lagi akan dimulai.”Konferensi persnya belum di mulai, tapi semua orang di media massa sudah menggila. Dia terlonjak dan terduduk di kasur. Dia mendapati dirinya terbaring di ranjang pasien, dan Ronald ….Lelaki itu duduk di balkon sambil membuka laptop dan mengetikkan sesuatu di sana. Rachel duduk dan bertepatan dengan Ronald yang mendongak. Pandangan mereka berdua bertemu. Dengan dibatasi oleh kaca jendela, mereka dapat melihat gerakan lampu yang bergerak terkena angin.Mendadak dunia ini berubah sunyi dan tenang. Rachel terdiam dan
Wajah Rachel memerah malu.“Ber*ngsek!” ketus Rachel.“Aku bisa jauh lebih parah lagi.” Ronald memeluk pinggangnya dan suaranya terdengar menggoda. Dia suka melihat ekspresi tidak berdaya milik Rachel.“Lain kali nggak boleh di tempat yang seperti ini bersikap nggak senonoh,” kata Rachel sambil mendelik.“Ok, aku cium kamu waktu pulang nanti!” kata Ronald di samping telinganya.“Kamu pegang surat nikah. Sekarang kamu adalah istri sah aku! di antara kita ada banyak waktu yang akan dilalui dengan perlahan.” Kalimat lelaki itu membuat wajah Rachel memerah.Dulu dia memiliki berbagai alasan untuk menolak, tetapi sekarang mereka adalah suami istri sah. Kalah lelaki itu mau, sepertinya Rachel tidak bisa menolaknya. Pemikiran itu membuat Rachel terdiam seketika. Setelah kejadian lima tahun yang lalu, mendadak dia menjadi takut pada keintiman antar lawan jenis.Setiap ada lelaki yang sengaja mendekatinya, dia akan merasa takut karena memancing ingatannya pada kejadian lima tahun yang lalu. Nam
Para orang di internet heboh, tetapi di tempat konferensi pers justru hening dan sunyi. Semua orang mencoba menahan napas mereka hingga Ronald melanjutkan kembali ucapannya. Mata tajam lelaki itu menyapu sekeliling. Aura yang keluar dari diri lelaki itu seperti sebuah jaring tak kasat mata yang menjebak setiap orang yang ada di sini.“Pertunangan itu memang sebuah gosip, undangan yang kalian lihat juga palsu.”Ucapan lelaki itu membuat para perempuan Kota Suwanda yang patah hati kembali mendapatkan harapannya. Sebelum mereka sempat merasa senang, tiba-tiba sudah terdengar suara retak dalam hatinya.“Saya dan Rachel bukan bertunangan, tetapi menikah.”Lobi yang tenang tadi mendadak langsung gempar dan heboh. Para wartawan itu merasa telinga mereka bermasalah dan salah dengar. Setiap orang dari mereka menyodorkan mic ke arah Ronald sambil bertanya,“Pak Ronald, maksudnya Bapak dan Bu Rachel bersiap-siap menikah?”“Pak Ronald, Rachel yang dimaksud ini adalah putri dari keluarga Hutomo? Pe
“Dulu Tony pernah melakukan gugatan untuk memperebutkan hak asuh anak. Kala itu Ronald kenapa tidak maju dan bilang dua anak itu adalah anaknya?”“Kenapa aku merasa ada yang janggal? Kalau mereka sudah menikah dan ada anak, kenapa mau membiarkan Rachel dihina oleh orang-orang?”“Jangan-jangan karena Rachel sudah meluluhkan Ronald, dia mau nggak mau harus mengakui anak itu adalah anaknya juga?”“Ada kemungkinan seperti ini juga.”Hendo duduk di ruang kerjanya sambil menonton berita tersebut dari tab miliknya. Dia terlihat tidak percaya dan bingung. Rachel ternyata sudah menikah!Bahkan dia menikah dengan orang yang paling berkuasa di Suwanda dan menjadi istri dari keluarga Tanjaya! Kalau sekarang dia pergi mengakui Rachel, apakah perempuan itu bisa berpikiran dirinya sengaja ingin mendekatkan diri pada keluarga Tanjaya?Hendo memijat keningnya lelah. Di saat Rachel berada di keadaan paling sulit dan menderita, dia tidak pernah membantu apa pun. Setelah sekarang Rachel sudah membaik dan
“Ma, aku sudah lihat beritanya.” Wajah Farah seketika langsung memucat setelah mendengar ucapan seseorang dari balik telepon. Rachel bergegas menopang tubuh Farah yang hampir terjatuh seakan tidak kuat lagi menopang tubuhnya. “Tante baik-baik saja, ‘kan? Mau duduk dulu, nggak?” tanya Rachel dengan raut wajah khawatir.“Tante baik-baik saja kok,” jawab Farah sambil menarik napas dalam-dalam.Kemudian dia mengembangkan senyumnya dan berkata, “Tante mau menerima telepon dulu sebentar.”Farah pun berjalan keluar ruangan. Lalu dia memejamkan matanya dan berkata, “Rendy, Mama sudah mendengar semuanya dari mulut Ronald. Mama benar-benar tidak menyangka, tega sekali kamu memanfaatkan kepercayaan Mama. Bahkan tega-teganya kamu menyerang adikmu sendiri ….”“Cukup satu kali Mama memberikan kepercayaan Mama padamu! Mulai sekarang, Mama tidak akan pernah lagi mempercayaimu dan tidak sudi untuk bertemu denganmu! Kamu pergilah yang jauh dan tinggalkan Suwanda! Jangan pernah kamu kembali lagi ke si
“Benarkah? Kalau memang Kak Ronald akan menikah, seharusnya Tante bahagia, dong,” ujar Catherine terlihat sedikit bingung.“Ronald memang akan menikah, tetapi keadaan kakaknya justru memprihatinkan. Perusahaan Rendy hancur dan dia juga harus pergi meninggalkan Suwarna. Hatiku sakit sekali ketika teringat nasib Rendy yang terbuang bagaikan seonggok sampah,” ujar Farah pilu.Catherine langsung mengerutkan keningnya, lalu berkata, “Pada awalnya memang Kak Rendy yang salah. Namun, aku yakin lama-kelamaan Kak Ronald pasti akan melepaskannya. Lagi pula, dia juga sudah memiliki keluarga yang bahagia, dengan istri dan anak-anak yang sangat dia sayangi. Kalau sudah begitu, bagaimana mungkin dia masih sempat mengincar Kak Rendy? Tante, sekarang aku akan berbicara baik-baik dengan Kak Ronald, ya.”“Jangan! Kumohon jangan!” seru Farah.Namun, dengan lembut Catherine menepis tangan Farah yang berusaha menariknya. Kemudian dia tersenyum dan berkata, “Oh iya, aku kan belum pernah bertemu dengan Kak
Catherine duduk di tepi ranjang berusaha untuk tetap tenang setelah Farah keluar meninggalkan ruangan.Ronald menatap Catherine dingin, lalu berkata, “Sepertinya ada yang mau kamu katakan padaku.”“Aku hanya orang luar. Seharusnya aku tidak ikut campur dalam urusan keluargamu. Tapi bagaimanapun juga, aku adalah teman Tante Farah. Aku benar-benar tidak tahan melihat kegelisahan di hatinya yang semakin lama semakin tidak bisa ditahannya,” ujar Catherine tanpa ragu sedikit pun.“Pak Ronald, kamu adalah pewaris dan pemimpin keluarga Tanjaya yang sangat dibanggakan. Kamu memiliki masa depan yang cerah yang bisa membuat semua orang merasa iri ketika melihatmu. Terlebih lagi, kamu juga akan menikahi seorang wanita cantik yang sangat kamu cintai. Kalian berenam akan memiliki kehidupan keluarga yang bahagia dan sejahtera. Kamu benar-benar memiliki segalanya yang didambakan oleh banyak orang. Lalu setelah apa yang kamu miliki, apa kamu tidak pernah memikirkan nasib saudaramu yang masih tenggelam
Bagi Rachel, keluarga Tanjaya sangat berbeda dengan keluarga kaya dan berkuasa lainnya yang Rachel kenal, khususnya Tante Farah. Tante Farah adalah sosok perempuan hangat dan ramah. Dia bukanlah perempuan kaku dan pilih-pilih dalam bergaul. Keadaan di dalam keluarga Tanjaya terasa cukup baik dan hangat. Namun, apa maksud dari perkataan tante Farah, kalau dia tidak bisa mewujudkan permintaan terakhir mendiang suaminya?Namun, tatapan sedih yang terpancar dari kedua mata tante Farah membuat Rachel tidak berani bertanya lebih banyak lagi. Akhirnya, dia hanya bisa menghibur dan menenangkan tante Farah. “Terima kasih, Rachel, Tante sudah merasa lebih baik. Sekarang Tante ingin menenangkan diri dulu sebentar. Kamu masuk saja dan temani Ronald di dalam,” ujar Farah dengan suara pelan.Rachel langsung mengiyakan permintaan Farah dan membiarkannya pergi untuk menenangkan diri. Kemudian Rachel bergegas masuk ke dalam ruang rawat Ronald setelah sempat melihat keadaan anak-anaknya yang masih ber