Dari balik tubuhnya terdengar suara lelaki asing yang bergema.“Bu Rachel, kenapa buru-buru sekali untuk pergi?”Tony berjalan mendekat selangkah demi selangkah. Rachel merasa seperti ada seekor ular berbisa yang perlahan naik dari telapak kakinya hingga membuatnya merasa gusar dan panik. Dengan suara lembut Rachel berkata,“Michael, bawa adik kamu masuk mobil. Kunci pintunya ya. Mami ada sedikit urusan harus diselesaikan.”Michael menurut dan membawa Michelle masuk ke mobil. Dia mengangkat tangannya dan mengambil foto Tony kemudian menutup pintu mobil. Rachel menghela napas dalam-dalam kemudian membalikkan tubuhnya.“Pak Tony? Kita bicara sebentar,” kata Rachel dengan dingin.Rachel sengaja menjauh karena dia tidak ingin Michael mendengar pembicaraan mereka. Orang di hadapannya ini terlalu buruk dan tidak pantas menjadi ayahnya Michelle dan Michael. Tony menyapukan pandangannya pada dua orang anak yang sedang duduk di dalam mobil.Anak lelaki yang penurut dan anak perempuan yang lucu
Michael menggerakkan kursor komputer dan membaca berita tersebut. Dalam berita itu menjelaskan sosok Tony sebagai lelaki yang sayang istri dan anak. Malam hari ketika lima tahun yang lalu di Empire Hotel lelaki ditambah lelaki itu menyebut dirinya adalah ayah dari Michael dan Michelle.Apakah lelaki itu salah?Michael yang memang pintar dan jenius tenggelam dalam pikirannya sendiri. Kenapa dulu dia tidak melakukan tes DNA saja?Rachel terbangun ketika jam menunjukkan pukul setengah delapan. Kamarnya yang gelap seketika terang benderang ketika dia membuka gorden. Perempuan itu berdiri di balkon kamar dan menghubungi Bu Jes.“Bu Jes, lelaki kemarin itu bukan papanya Michael dan Michelle. Kalau lain kali dia ke sekolah lagi, jangan biarkan dia bertemu dan berinteraksi dengan kedua anak saya.”Guru perempuan itu menyetujui Rachel dan membuat perempuan itu menghela napas lega. Selanjutnya dia harus mencari pengacara yang dapat membantunya. Peperangan kali ini dia tidak boleh kalah!Dia meng
Rachel tersenyum tipis dan berkata, “Lelaki yang ingin dinikahi semua perempuan kota ini? Kalau gitu kamu juga dong? Kalau kakak ipar mendengar ucapan Kakak ini gimana ya?”“Jangan sombong!” kata Siska dengan wajah memerah.“Kalau Kakak boleh menyombong, kenapa aku nggak boleh?” kata Rachel sambil tertawa miring.Ketika membaca komentar orang-orang yang mengatakan Rachel berhasil mendapatkan Ronald, ditambah dengan foto bukti yang terlampir membuat Siska nyaris memuntahkan darah saking emosinya. Siapa perempuan di kota ini yang tidak ingin menjadi istrinya Ronald? Tentu saja termasuk dia!Hanya saja Siska sadar diri dan hanya berani bermimpi saja. Kalau suaminya tahu dia berani mengharapkan orang lain, kemungkinan akan mencari beberapa perempuan lain untuk membalasnya.Rachel menyapu pandangannya pada Siska dan melangkahkan sepatu haknya masuk ke dalam ruangan Roy.Rachel sendiri tidak peduli dengan semua gosip yang sedang beredar karena berita tentang dirinya sangat banyak. Kalau dia
Rachel meletakkan gelasnya dan tenggelam dalam pikirannya. Ternyata Tony menemukan pengacara yang paling hebat di kota Suwanda, maka Rachel akan menemukan pengacara yang sama di kota Manggara.Asalkan ada uang maka semuanya bisa dilakukan.Rachel buta akan dunia firma hukum. Dia mencoba mencari tahu melalui media internet dan mendapatkan nomor teleponnya. Perempuan itu mencoba menghubungi telepon tersebut.“Apa?! Lawan kamu mencari Rusni untuk jadi pengacaranya? Kalau gitu maaf, kami nggak ada pengacara yang bisa melawan Rusni, silakan Anda cari pengacara yang lainnya saja.”Rusni adalah temannya Roy tadi. Dengan tenang Rachel bertanya, “Kalau gitu kamu tahu siapa yang kira-kira lebih hebat dari Rusni?”“Tentu saja tidak ada! Dia itu orang nomor satu di dunia hukum. Baru berusia 20-an tahun saja sudah membangun firma hukum paling besar di Suwanda. Aku salah satu penggemarnya! Kalau mau bandingkan dengan Rusni, maka hanya ada Andre. Kamu kenal Andre? Pengacara ternama yang terkenal berm
Rachel didorong hingga berada di pertengahan lautan manusia. Bahkan dia tidak diberikan kesempatan untuk maju ke depan. Orang-orang di sana sungguh sangat ramai sekali, dia tidak mungkin bisa bertemu dengan Andre jika begini caranya.Perempuan itu hanya bisa memandangi Andre yang masuk ke dalam lobi dengan mata yang mengerjap berkali-kali. Ketika dia tengah memikirkan cara, ponselnya yang ada di saku berbunyi. Dia melirik sekilas dan melihat nomor telepon asing dari kota Manggara. Rachel menerima telepon tersebut dengan kening berkerut bingung.“Bu Rachel, aku sudah menemukan pengacara yang terkenal di Suwanda untuk membantu aku melewati persidangan. Untuk proses selanjutnya kamu langsung komunikasi dengan pengacara aku saja.”Suara Toni terdengar dari seberang telepon. Dia kembali berkata, “Oh iya, kata Pak Rusni kalau orang tua ada hak untuk bertemu dengan anak-anaknya. Arti lain berarti aku ada hak untuk bertemu dengan putra putriku. Besok aku akan ke sekolah untuk menjemput mereka,
Mobil melaju hingga tiba di rumah mereka dalam waktu yang singkat. Rachel membuka pintu dan menggendong anak-anaknya turun dari mobil.“Tante Rachel! Akhirnya Tante kembali!” seru suara lembut yang berasal dari orang di belakangnya.Rachel menoleh dan menemukan sosok anak kecil yang mengenakan satu set baju jeans dan tengah berlari ke arahnya dan menerjang dalam pelukannya.“Darren, kenapa kamu bisa datang?”Darren memeluk leher Rachel dan dengan suara pelan berkata,” Aku lapar sekali, aku ingin makan mie buatan Tante Rachel!”“Kamu diam-diam kabur lagi dari daddy kamu?” tanya Rachel yang mendadak merasa pusing.“Nggak! Beneran nggak!” jawab Darren sambil menggelengkan kepala.“Aku sudah bilang sama daddy dan dia sudah setuju. Setelah itu baru aku datang.”Rachel pernah bilang kalau dia kabur lagi maka perempuan itu tidak akan mau bertemu dengannya lagi. Darren selalu mengingat ancaman tersebut. Detik selanjutnya seorang bodyguards berusia 20 tahunan datang mendekat dan berkata,“Bu Ra
Awalnya dia sedikit khawatir, tetapi mendadak menjadi tenang melihat pemandangan itu. Makanannya juga selesai dalam waktu yang singkat.Yose yang merasa dirinya hanya anak buah menolak untuk duduk bersama di meja makan meski sudah dipaksa. Lelaki itu bahkan keluar dari rumah dan berdiri di depan teras.Rachel tahu dengan peraturan keluarga Tanjaya dan tidak memaksanya lagi. Keempat orang itu duduk di meja makan dan mulai menyantap makan malam mereka.“Wah! Wangi sekali! Aku nggak pernah mencium aroma yang begitu lezat! Pasti sangat luar biasa enak!” puji Darren sambil menghirup napas dalam-dalam.“Kalau enak makan yang banyak,” kata Rachel.“Kalau gitu aku nggak akan malu-malu lagi.”Darren mengambil sendok dan dengan tidak sabar mengambil sebuah sayap ayam. Dia menggigit dan menikmatinya seperti sayap ayam tersebut merupakan makanan yang paling enak di dunia.“Enak sekali! Aku lain kali akan datang ke rumah Tante Rachel setiap hari untuk makan! Bahagia sekali! Enak sekali!”Michelle m
Darren menoleh ke arah luar rumah dan wajahnya langsung pucat pasi. Dengan cepat dia masuk dalam pelukan Rachel dan dengan gugup berkata, “Tante, daddy datang! Dia datang menangkapku pulang!”Rachel melirik jam dan melihat masih ada sepuluh menit menuju jam setengah delapan malam. Lelaki ini kenapa cepat sekali datang menangkap bocah ini? Detik selanjutnya bel rumah berbunyi.Rachel bangkit untuk membuka pintu. Lelaki itu berdiri di luar sesaat kemudian melangkah masuk ke rumah. Darren yang gugup berusaha bersikap tenang dan berkata, “Daddy, aku baru saja bersiap-siap untuk pulang tapi Daddy keburu datang.”“Kalau Daddy nggak datang, setidaknya kamu akan diam di sini dua jam lagi,” ujar Ronald dengan datar. Darren hanya menjulurkan lidahnya saja. Ayahnya sangat mengerti dirinya sekali. Sebenarnya dia juga berencana untuk menginap di rumah Rachel saja.“Pak Ronald, aku yang meminta Darren tunggu dulu sebentar untuk main,” kata Rachel yang mencoba melerai kedua ayah dan anak itu.“Sudah