“Nana, jangan menangis lagi. Papa akan bantu kamu selesaikan semua masalahmu. Tuan putri kecilku harus selalu bahagia.” Ronald membelai rambut Nana yang panjang dan lembut sambil menahan rasa sakit di hatinya.Nana menjawab sambil terisak, lalu mengangguk.“Sudah, banyak orang yang lihat. Jangan menangis.” Rachel tersenyum lembut, “Kalau menangis lagi jadi si cengeng, loh.”Saat ini Nana baru sadar, ada begitu banyak orang yang melihatnya. Dia pun keluar dari pelukan Rachel dengan wajah memerah, tidak berani menatap orang lain.Di sebelahnya, Kevi yang telah menata penampilannya dengan sangat rapi berjalan mendekat, lalu berkata dengan sopan, “Pak Ronald, Bu Rachel.”Ronald menoleh ke arah datangnya suara. Sorot matanya yang semula lembut tiba-tiba menjadi tajam dan mengintimidasi, “Kamu yang namanya Kevin?”Kevin membalas tatapan Ronald dan menjawab dengan tenang, tanpa merasa minder juga tidak bersikap sombong, “Iya, Pak Ronald.”“Aku dengar terakhir kali kamu buat Nana terlibat mas
“Nana.”Rachel yang cekatan segera menghentikan Nana, lalu menggelengkan kepala ke arah putri bungsunya itu. Apakah putrinya itu takut ayahnya akan memakan Kevin?Nana merasa cemas, tapi dia tidak melangkah maju lagi. Dia hanya menatap Ronald dan Kevin dengan lekat, seolah-olah dia akan langsung menghampiri mereka begitu mereka mengalami konflik.Ada perasaan cemburu di hati Ronald ketika melihat putri bungsunya sudah berpihak total kepada pria lain. Raut wajahnya pun menjadi semakin dingin.Kevin berkeringat dingin karena aura Ronald yang mengintimidasi. Namun, dia tetap meluruskan punggungnya, tidak ingin mengalah. Dia mendongakkan kepala dan membalas tatapan Ronald dengan tatapan tegas dan bersungguh-sungguh.“Pak Ronald, aku janji mulai sekarang aku nggak akan membiarkan Nana menderita lagi. Nggak ada yang bisa menyakitinya, termasuk diriku sendiri. Apa yang terjadi sebelumnya memang salahku. Aku akan terima hukuman apa pun darimu. Jika hal seperti itu terjadi lagi kelak, aku berse
Tidak banyak emosi di wajah dingin Ronald. Akan tetap, tangannya memegang erat telapak tangan Rachel, begitu kuat hingga hampir membuat Rachel kesakitan.Rachel tahu Ronald sedang menyesal dan sakit hati. Masa lalu yang menyakitkan itu pernah menjadi mimpi buruk suami dan anak-anaknya. Untung saja, mereka sudah bangun dari mimpi buruk itu. Semuanya sudah berakhir dan menjadi masa lalu.“Aku ingin bertemu Keanu,” kata Rachel.Semua orang spontan mendongak dan melihat ke arah Rachel dengan tatapan terkejut dan tidak setuju.Ronald bahkan mengerutkan keningnya dan menolak mentah-mentah, “Nggak boleh.”Rachel menoleh dan menatap suaminya itu, sorot matanya lembut tapi tegas, “Nggak apa-apa. Aku nggak akan takut dengan masa lalu itu lagi. Aku mau bertemu Keanu karena aku ingin tahu lebih banyak tentang perusahaan jahat di balik chip. Kita pernah bicarakan hal ini sebelumnya, kita harus gali persembunyian orang-orang itu bersama dan lenyapkan mereka semua.”Ronald dan Rachel saling memandan
Ucapan Michelle telah menjelaskan maksud hati Ronald. Nana seketika merasa malu, wajah cantiknya memerah. Dia menatap ayahnya dengan malu-malu dan bergumam, “Maaf, Papa ....”Ronald mendengus sinis. Dia tidak menatap Nana, tapi dia malah memelototi Kevin. Semua salah pria ini karena telah mengambil hati putri kesayangannya. Untung saja, dia masih memiliki Nana yang cukup memahaminya.Ronald menatap Michelle dengan perasaan lega. Akan tetapi, dia melihat Michelle telah kembali ke posisi semula, saling memandang dengan Anji sambil tersenyum penuh kasih sayang.Ronald, “....”Amarah Ronald semakin meluap hingga ke ubun-ubun. Dia mengibaskan lengan bajunya dan mendengus, “Aku nggak punya obat, biar Kevin atasi sendiri.”Mata Nana seketika terbelalak lebar. Kabut mulai terbentuk lagi di sepasang matanya yang jernih. Rachel yang melihat tingkah suaminya tidak tahu harus berkata apa. Dia pun memelototi Ronald yang masih merajuk dengan anak-anak. Kemudian, dia meraih tangan Nana dan berkata, “
Si pria bertubuh tinggi, dengan wajah tegas yang kalem. Sedangkan si perempuan bertubuh langsing, dengan wajah halus dan cantik. Mata perempuan itu dipenuhi dengan kelembutan.“Kalian ....” Keanu menyipitkan matanya sedikit, berusaha mengingat siapa kedua orang itu.Wajah kedua orang itu sepertinya sudah mendominasi dunia bisnis bertahun-tahun yang lalu. Tiba-tiba, mata Keanu melebar, dengan sedikit rasa terkejut dan tidak percaya, “Ronald?! Rachel!”Ekspresi Ronald senantiasa dingin, tapi Rachel justru tersenyum tipis dan sangat lembut, “Aku nggak menyangka masih ada yang bisa mengenali kita.”Setelah bertemu dengan kedua orang itu, hati Keanu tiba-tiba menegang. Dia tiba-tiba merasa ada sesuatu yang telah kehilangan kendali.“Kenapa kalian bisa ada di sini? Nana yang minta bantuan kalian?” tanya Keanu. Kemudian, dia berkata, “Kalian sayang sekali dengan putri kalian ini. Tapi kalian nggak tahu, putri kalian bisa-bisanya mengutuk ibunya sendiri demi seorang pria.”Ekspresi Nana seketi
Kevin berjalan masuk dengan perlahan, dengan ekspresi tenang dan sorot mata dingin. Setelah melirik Keanu sebentar, dia pun langsung membuang muka dan berdiri di samping Nana. Seolah-olah Keanu hanyalah seseorang yang tidak berarti baginya, bahkan dapat dia abaikan begitu saja, sama sekali tidak perlu dilihat.Mata Keanu seketika semakin memerah ketika melihat Kevin yang seperti itu. Semua kepura-puraan sebelumnya saat ini langsung hancur semuanya.Keanu pun berkata dengan tidak percaya, “Kenapa kamu baik-baik saja? Bagaimana mungkin?”Nana mengerutkan hidungnya dan menatap Keanu dengan jijik, lalu berkata, “Sudah kubilang kalau orang tuaku sudah ambil chip di dalam tubuh Kevin. Kamu sendiri yang nggak mau percaya. Sekarang kamu sudah percaya, kan?”Ekspresi Ronald tetap dingin, sedangkan sorot mata Rachel tetap jernih dan lembut.“Kamu sudah tertipu. Lepaskan obsesimu, menyerah saja.”“Nggak mungkin, mustahil!” Keanu meronta sekuat tenaga dan mencoba menyerang ke arah Kevin, tapi tida
Wilson, kepala keluarga Orlando yang selalu bersikap tenang dan jahat, dia yang sudah berusia hampir 30 tahun, saat ini dia seperti sudah kehilangan akal sehatnya. Dia ingin memukul Keanu hingga mati.Nyonya keluarga Orlando sebelumnya, yang juga merupakan ibu dari Wilson dan Kevin. Kematian sang ibu bukan hanya mimpi buruk bagi Kevin, juga penderitaan abadi bagi Wilson.Saat itu, ibunya menghilang bersama adiknya. Wilson yang masih muda tumbuh dan menjadi dewasa hanya dalam semalam. Dia memikul tanggung jawab di pundak ayahnya. Dia berusaha keras untuk menjadi lebih kuat. Dia hanya berharap suatu hari dia bisa menemukan ibu dan adiknya kembali.Akhirnya, adiknya telah kembali. Keberadaan ibunya pun telah diketahui. Wilson bergegas ke sana bersama ayahnya, dengan gembira mengira kalau dia bisa bersatu kembali dengan ibunya. Namun, Wilson justru melihat ibunya terbaring dalam genangan darah dan tak bernapas lagi.Perasaan jatuh dari surga ke neraka juga tidak lebih dari itu. Boleh dibil
“Maksud Tante, dengan cara apa?” tanya Wilson dengan serius.Kentara sekali, dia telah menebak sesuatu.“Hipnotis,” jawab Rachel, “buat dia kehilangan kesadaran, lalu gunakan identitas mamamu untuk buka cangkang pertahanannya yang ketat. Aku rasa cara ini akan berhasil. Tapi ....”Semua tergantung apakah keluarga Orlando bersedia. Bagaimanapun, meski hanya meminjam identitas ibunya Wilson dan tidak melakukan apa pun, tetap saja itu bukanlah sesuatu yang dapat diterima dengan mudah oleh keluarga Orlando.Oleh karena itu, Rachel menatap Wilson dengan tatapan mencari jawaban. Raut wajah Wilson pun berubah menjadi sangat muram. Wajahnya terlihat dingin, yang kalau dilihat dengan jelas, ada rasa pergulatan batin di matanya.Apakah Wilson bersedia? Jelas tidak. Sekalipun nama ibunya hanya disebutkan bersamaan dengan nama Keanu si b*jingan itu, itu akan menjadi penghinaan besar baginya. Terlebih lagi, menggunakan ibunya untuk membuka mulut Keanu.Akan tetapi, apakah Wilson bisa menolak? Dia m