Hampir semua orang terpana melihat Nana.Semua orang di ruang perjamuan berdandan dengan rapi. Hanya dia satu-satunya yang berdandan begitu sederhana.Namun, parasnya yang sangat cantik tidak bisa membuatnya tidak diperhatikan di acara ini. Bahkan dengan Darren berdiri di sampingnya, auranya tetap tidak bisa terhalangi sama sekali.Orang-orang lama di industri menghela napas karena terpukau. Wajah itu diberikan Tuhan untuk mencari uang. Dia memang dilahirkan untuk masuk ke industri hiburan.Darren sangat puas melihat reaksi ornag-orang.Adik perempuannya memang seharusnya sangat mengagumkan saat muncul.Sayang sekali. Padahal, dia secara khusus memesan gaun limited edition yang baru dirancang oleh Queen untuk adiknya itu. Gaun itu cantik dan mewah, sangat pantas dipakai oleh adiknya.Namun, adiknya itu bersikeras tidak mau memakainya, dan bersikeras mau memakai gaun sederhana seperti itu saja. Darren kesal sekali memikirkannya.Dengan senyuman di bibirnya, Darren mengajak adiknya berja
“Kamu pendatang baru yang sedang naik daun akhir-akhir ini, ‘kan?”Seorang artis wanita yang cantik, tetapi riasannya terlalu berlebihan datang menghampiri Nana.Wanita itu memegang gelas wine di tangannya, melirik minuman di tangan Nana, dan berkata dengan nada sedikit meremehkan, “Ini pasti pertama kalinya kamu menghadiri perjamuan makan seperti ini. Kamu bahkan nggak tahu kalau red wine itu minuman standar di acara seperti ini. Kamu hanya minum soft drink, bikin malu Pak Darren saja?”“Hah?” Nana mendongak dan menatap wanita itu dengan bingung.Padahal kakaknya sudah memperingatkan orang-orang di acara ini, tapi kok masih ada orang yang tidak tahu diri datang untuk mencari masalah dengannya?Nana tersenyum pada wanita itu dan mengabaikannya, lalu menyesap minumannya dengan ekspresi acuh tak acuh.Melihat Nana mengabaikannya, wanita itu langsung kesal dan berkata dengan wajah masam, “Apa kamu bisu? Kamu nggak paham aturan dalam industri ini? Nggak tahu cara menghormati seniormu?”Na
Itu kan … Jason dan Samantha?Bisa-bisanya dua mantan aktor dari film “The Golden Age” muncul bersama di tempat ini.Sebenarnya, mereka datang ke acara seperti ini bukanlah hal yang aneh. Yang aneh adalah, mereka berdua terlihat sangat dekat, seolah sedang mendiskusikan sesuatu.Nana sangat peka terhadap emosi orang. Dia bisa merasakan dengan jelas aura yang mengelilingi kedua orang itu penuh dengan kebencian dan rasa tidak terima.Hal itu terlihat dari ekspresi wajah mereka yang muram saat berbincang, serta tatapan kejam yang sesekali muncul di mata mereka.Nana teringat dia samar-samar punya firasat buruk sebelum datang ke acara ini tadi. Hatinya mencelos.Dia mengeluarkan ponselnya dan langsung menghubungi Kevin.Bagaimanapun juga, kedua orang ini serta dirinya dan Kevin, punya masalah yang belum diselesaikan.Dia bisa tenang karena ada kakaknya yang menemaninya di sini. Namun, dia tidak bisa tidak mengkhawatirkan Kevin.Telepon itu tersambung untuk waktu yang cukup lama, tetapi tid
“Orang itu” tidak hanya membuat orang tua Wilson dan Kevin mati, tetapi juga mendorong Kevin ke dalam jurang kematian. Kevin hampir saja tidak selamat.Penyakit Kevin saat ini erat kaitannya dengan kejadian saat itu.Oleh karena itu, hal ini pula yang menjadi alasan Wilson memerintahkan Kevin untuk pulang begitu mengetahui kabar tersebut.Namun, memangnya Kevin akan mendengarkan nasihatnya?Sebelum Yoko bisa menjawab, Wilson berbicara lagi, “Telepon dia dan aku akan berbicara langsung padanya.”Yoko dan pengemudi di sebelahnya menghela napas lega.Mereka benar-benar tidak bisa melakukannya.Untungnya, Wilson bersedia mengatakannya sendiri.“Pak Kevin, Pak Wilson ingin berbicara dengan Bapak ...,” ujar Yoko sambil memegang ponselnya.“Katakan padanya, lindungi saja diri sendiri. Dia nggak perlu khawatir tentang masalah ini,” kata Kevin dengan acuh tak acuh, bahkan tanpa mengangkat kepalanya.Cahaya dari layar laptop menyinari wajah Wilson yang masam. Matanya dipenuhi amarah.“Kevin!” se
“Kamu ....”Sebelum Wilson bisa menyelesaikan kata-katanya, Kevin menyela, “Aku akan menangkap orang itu, kemudian ....”“… merobek kulitnya dengan tanganku sendiri.” Suaranya kecil, tapi mantap, membuat bulu kuduk orang berdiri.Wilson terdiam beberapa saat, akhirnya berhenti melarang.Dia berkata, “Kalau kamu memang ingin mengambil tindakan, silakan lakukan dengan berani. Kalau langit runtuh sekalipun, aku akan tetap mendukungmu.”“Oke,” Kevin menyipitkan matanya, dan ada aura dingin yang mendalam di matanya.Setelah menutup telepon, mobilnya melaju menuju hotel.Pada saat yang sama, di ruang perjamuan di hotel.Setelah berbicara dengan Kevin di telepon, Nana mendongak dan melihat bahwa Samantha dan Jason sudah tidak berdiri di tempat tadi lagi.Wajah Nana berubah masam. Dia meletakkan minuman yang ada di tangannya, lalu segera mencari kedua orang itu, mulai berjalan ke arah itu.Tempat itu dekat dengan pintu kecil, dan sisi lainnya mengarah ke aula utama dan pintu. Jika kedua orang
Nana bukanlah tipe orang yang egois dan tidak peduli dengan keselamatan orang lain.Setelah mengirim pesan untuk Darren, dia terus memperhatikan apa yang terjadi di sana.Kalau orang-orang itu melakukan sesuatu, dia akan seera keluar dan berteriak. Posisinya jauh dari mereka, dan dia cukup yakin dia bisa melarikan diri.Lagi pula, di perjamuan makan di mana para selebriti dari industri hiburan berkumpul, dia tidak percaya ada orang yang begitu berani melakukan sesuatu yang buruk di depan umum di sini.Tak lama kemudian, benar saja, seperti dugaannya, pria mabuk itu dibiarkan pergi.Bahkan, ada pengawal yang menuntunnya kembali, seolah mengantarnya kembali ke ruang perjamuan makan.Nana merenung sejenak, lalu mengangkat gaunnya dan melompat dari pagar koridor. Dia kemudian berlindung di belakang sebuah pohon. Pengawal itu membawa pria mabuk itu semakin dekat dengan posisinya. Ketika melewati tempatnya bersembunyi, Nana samar-samar dia mendengar pria itu berkata, “Dia yang memintaku unt
Dia tidak bodoh. Mana mungkin dia keluar sendiri?Mungkin mereka sedang mencoba, atau mungkin mereka tahu dia bersembunyi di sini.Namun, jika mereka ingin mengetahui keberadaannya dengan tepat, mungkin akan memakan waktu cukup lama, karena tempat ini sangat mudah untuk dipakai bersembunyi.Waktu itulah yang bisa dia gunakan untuk mencari pertolongan.Kevin akan segera datang. Dia tidak tahu kakak keduanya sedang apa, tapi dia mungkin tidak perlu menunggu terlalu lama lagi. Nana menghela napas dan ekspresinya penuh tekad.Sekalipun mereka tidak bisa datang tepat waktu, setidaknya dia bisa mengandalkan identitas dan otaknya untuk menghadapi orang-orang itu.Bagaimanapun juga, orang itu jelas tahu bahwa dia adalah anak kelima dari keluarga Tanjaya. Tidak ada yang berani menyerang keluarga Tanjaya dengan mudah, meskipun orang sepertinya.Saat melihat penampilan orang itu dengan jelas, sebuah ide muncul di benak Nana.Orang ini pasti ada di sini untuk menjebak Kevin.Dia pernah mengetahui
Dua puluh menit yang dikatakan Yoko di telepon kini telah berlalu, dan Kevin belum juga datang.Hal ini membuat dada Nana semakin sesak.Dia mengikuti para pengawal itu dengan patuh, menelusuri jalan batu di taman itu, menuju paviliun.Tak lama kemudian, dia sampai dan berdiri di depan pria yang mirip dengan Kevin.Setelah melihat wajah pria itu dari jarak dekat, wajah yang sangat mirip dengan Kevin ini membuatnya agak terpukul.Pria itu kelihatannya berusia tiga puluhan, masih sangat muda.Dia dan Kevin sama-sama memiliki wajah tampan, tapi wajahnya agak garang.Kegarangan yang tidak bisa disembunyikan meskipun pria itu mencoba menutupinya dengan senyuman ramah.Hal itu hanya akan membuatnya tampak semakin munafik.Dua orang di belakang pria itu, mereka bisa dianggap sebagai kenalan lama Nana.Keduanya memandangnya dengan tatapan kebencian dan tidak senang yang sama. Satu-satunya hal yang berbeda adalah, Samantha terlihat lebih membencinya, sementara Jason terlihat lebih paranoid.Nam