“Apa?” Kevin tercengang.Nana terkekeh dan berkata, “Kalau bukan karena takut aku akan diamuk oleh keluargaku, kamu juga nggak akan buat hal seperti ini. Selain itu ….”“Apa?” tanya Kevin."Lagian kamu hanya ingin membuat lebih banyak orang menyukai aku dan mendapatkan lebih banyak penggemar untuk mewujudkan mimpiku?" Nana berkata sambil tersenyum lembut."Jadi cara yang kamu pilih adalah dengan membocorkan informasi aku di dunia hiburan ini, agar kakakku melihatku. Biar mereka tahu aku baik-baik saja dan seberapa tinggi pencapaianku. Biar mereka bangga dan memberikan dukungan.""Sayang, apakah benar itu yang kamu pikirkan?” tanya Nana dengan suara lembut hingga menyentuh relung hati Kevin.Tangannya yang sedang memegang ponsel mengepal tanpa sadar. Matanya sedikit memicing dan memancarkan kebimbangan. Apakah benar jika itu yang dia pikirkan? Apakah dia rela melihat kesayangannya dilirik oleh seluruh dunia?Tidak, dia tidak rela.Ingin rasanya Kevin menyembunyikan Nana, mengunci dan me
“Halo, Nana?” Suara Michelle terdengar gusar.“Kakak kenapa?” tanya Nana dengan bingung.“Nggak apa-apa, ketemu orang yang terlalu ramah,” ujar Michelle sambil menghela napas pelan.“Anggun, kamu kenapa? Ada yang mau Kakak bantu?”Mendengar suara lembut Michelle membuat Nana merasa malu. Sepertinya dia sering membuat masalah dan kemudian merepotkan kakaknya, sehingga reaksi pertama Michelle selalu bertanya apakah ada sesuatu yang tidak beres."Kakak, aku hanya ingin perhatian padamu," ujar Nana. “Kakak sekarang ada di Paria?""Kok kamu tahu?" tanya Michelle terkejut. Kemudian dengan nada suara aneh dia kembali berkata, “Kakak sedang menginap di rumah adik kelasku.""Adik kelas? Anji?" tanya Nana dengan wajah berbinar dan sorot ingin tahu.“Kakak ada di rumah mereka? Jadi suara bising tadi adalah keluarganya yang lagi ngobrol?""Iya, untuk mau telepon di waktu yang tepat. Kalau nggak, aku nggak tahu bagaimana cara untuk pamit" jawab Michelle dengan suara takut dan gugup.Nana terbahak k
“Kak!” Anji terlihat panik dan menatapnya dari atas hingga bawah sebanyak beberapa kali. Setelah itu dia menghela napas lega saat melihat Michelle baik-baik saja.“Kamu nggak apa-apa? Tadi aku dengar kamu dikepung sama nenekku?”Anji yang paling tahu seberapa menakutkannya perempuan-perempuan yang ada di rumah. Dia dikejar-kejar terus untuk menikah hingga tidak berani pulang selama bertahun-tahun. Sekarang orang yang dia cintai datang untuk tinggal selama dua hari.Begitu dia tidak waspada, kakak seniornya yang polos ini langsung dikeroyok oleh para perempuan itu hingga membuatnya kabur karena ketakutan.Kening Michelle berkerut ketika melihat lelaki itu yang tergesa-gesa. "Kenapa lari dengan begitu panik? Pelan-pelan saja."Anji menggelengkan kepala sebagai tanda bahwa semuanya baik-baik saja. Dia tersenyum hangat ketika melihat sapu tangan yang diulurkan oleh Michelle.“Terima kasih. Tanganku kesemutan main piano, boleh bantu aku usap?” tanya Anji sambil mendekatkan kepalanya dan mer
“Ingin apa?” tanya Anji dengan gugup dan penuh harap.“Ingin berhubungan dengan keluarga Tanjaya? Tapi seharusnya cari Kak Eddy,” jawab Michelle dengan kening berkerut. Bahu Anji seketika meluruh dan tampak lemas.“Kak, kamu nggak ada pemikiran yang lain?” tanya Anji sambil menatapnya. Dia ingin sekali mengungkapkan kalimat yang ada di hatinya, tetapi Anji khawatir akan membuat Michelle terkejut dan ketakutan.“Kamu nggak pernah memikirkan suatu hari nanti kamu menikah?”“Menikah? Nggak pernah. Anji, kamu berencana mau menikah?”Entah kenapa dia membayangkan sosok Anji yang menikah dengan orang lain. Michelle mendadak merasa hatinya seperti ditusuk jarum. Seakan sesuatu yang sudah menemaninya sangat lama mendadak menghilang. Hatinya kosong dan juga perih."Sebenarnya aku ingin menikah, tapi belum ada langkah pertamanya," jawab Anji sambil menunduk sedih.Mendadak dia iri dengan keberuntungan Kevin dan kewarasan Nana. Bagaimana caranya agar Michelle bisa mendapatkan pencerahan? Apakah d
Malam harinya, Nana menerima sebuah panggilan misterius. Bahkan asisten dan teman baiknya juga tidak ada yang tahu. Kevin juga hanya bisa menebaknya dari kata-kata yang terbatas serta ekspresi wajah tertentu ketika perempuan itu bergosip.Bagian tersebut membuat Kevin merasa iba pada Anji. Sudah jaga begitu lama, tetapi perempuan itu tetap tidak mengerti dan menyadari.Untungnya Nana berhasil dia dapatkan hanya dalam beberapa kali pertemuan saja. Inilah daya pikat dan kepercayaan diri dari seorang lelaki. Mendadak rasa percaya diri Kevin meningkat tanpa sepengetahuan Yoko. Jika tidak, lelaki itu pasti akan protes keras.Kebersamaan mereka dikarenakan Nana yang gerak duluan. Jika tidak, sampai sekarang mereka hanya akan menjadi orang asing saja! Masih bisa-bisanya Kevin sombong!Tiba-tiba Yoko mengetuk pintu ruangan Kevin sambil membawa obat dan berkata, “Pak, komentar di internet sudah berhasil ditahan. Keluarga Tanjaya masih nggak tahu apa pun tentang Bu Nana.”Kevin mengangguk sambil
“Nana, di luar ada lelaki tampan yang mencarimu!” ujar seorang karyawan. Dengan raut ingin tahu dia bertanya, “Bawa mobil mahal dan mengenakan baju mahal. Wajahnya juga tampan sekali! Dia siapa? Lagi kejar kamu? Kevin tahu nggak?”Tim karyawan tampak melirik ke arah samping dengan hati-hati. Seakan dia takut Kevin mendengar ucapannya.“Bagaimana penampilan orang itu? Matanya besar dan terlihat sangat menarik?” tanya Nana.“Iya! Kamu kenal dia?! Dia benar-benar tampan sekali!”“Kecilkan suaramu! Bisa habis kalau sampai Dewa Kevin dengar!”“Iya! Lihat saja bagaimana marahnya dia ketika Nana mendapat bunga. Orang di lokasi bahkan merasa menggigil karena sikap dinginnya!”Nana menyemburkan tawanya dan berkata, “Jangan berlebihan! Kevin sangat baik kok!”Mereka semua tiba-tiba merinding!Nana kembali melanjutkan ucapannya, "Orang di luar itu adalah kakakku. Kevin juga kenal sama dia jadi nggak akan cemburu. Jangan khawatir.”“Kakak?! Serius?!”Bahkan ada yang menimpali, “Aku tadi sengaja me
Nana menahan emosi aneh di hatinya dan bertanya dengan lantang, “Kak Darren, kita mau pergi ke mana sekarang?”“Ada acara makan malam dan aku butuh pendamping wanita, jadi kamu bisa berpura-pura menjadi pendamping wanitaku untuk saat ini,” kata Darren sambil tersenyum.“Apa?” Nana cemberut dengan tidak senang. “Kakak kan punya begitu banyak teman wanita, kenapa meminta bantuanku untuk hal semacam ini? Lagi pula, Kakak seharusnya tahu, aku nggak boleh menarik perhatian orang-orang saat ini.“Nggak akan menarik perhatian. Nggak akan.” Darren membujuknya, “Ini juga demi kariermu dan Kevin.”“Hah?” Nana langsung penasaran. “Apa maksudmu?”“Aku nggak mengungkapkan identitasku, jadi orang-orang di acara makan itu juga nggak tahu kalau aku berasal dari keluarga Tanjaya.” Darren berkata, “Aku kan lihat kamu sepertinya senang berada di industri hiburan, jadi aku juga berencana untuk menginvestasikan sejumlah uang dalam industri ini, supaya bisa jadi sponsor drama-drama itu. Nantinya, aku juga b
Hampir semua orang terpana melihat Nana.Semua orang di ruang perjamuan berdandan dengan rapi. Hanya dia satu-satunya yang berdandan begitu sederhana.Namun, parasnya yang sangat cantik tidak bisa membuatnya tidak diperhatikan di acara ini. Bahkan dengan Darren berdiri di sampingnya, auranya tetap tidak bisa terhalangi sama sekali.Orang-orang lama di industri menghela napas karena terpukau. Wajah itu diberikan Tuhan untuk mencari uang. Dia memang dilahirkan untuk masuk ke industri hiburan.Darren sangat puas melihat reaksi ornag-orang.Adik perempuannya memang seharusnya sangat mengagumkan saat muncul.Sayang sekali. Padahal, dia secara khusus memesan gaun limited edition yang baru dirancang oleh Queen untuk adiknya itu. Gaun itu cantik dan mewah, sangat pantas dipakai oleh adiknya.Namun, adiknya itu bersikeras tidak mau memakainya, dan bersikeras mau memakai gaun sederhana seperti itu saja. Darren kesal sekali memikirkannya.Dengan senyuman di bibirnya, Darren mengajak adiknya berja