Nana berjalan keluar dari bandara. Dia mencari mobil Kevin sambil sesekali melihat ponselnya.“Aneh, bukannya dia bilang ada di sini?” gumam Nana. Begitu berbalik, dia menabrak dada bidang yang hangat. Aroma pada tubuh pria itu begitu familiar, sehingga Nana bisa langsung mengenalinya.“Ke ....” Nana terkejut dan spontan berseru. Namun, sebelum dia menyelesaikan kalimatnya, Kevin sudah menutup bibirnya.Kemudian, pria itu mengangkat jarinya dan berkata, “Ssst.”Nana langsung mengangguk cepat. Sepasang matanya yang jernih dan berkilau menatap Kevin dengan lekat. Saat ini Kevin sedang menyamar. Dia memakai topi hitam, pinggiran topinya ditarik hingga sangat rendah, juga memakai masker berwarna hitam dan menutupi seluruh wajahnya.Akan tetapi, Nana masih bisa melihat kegembiraan yang saat ini terpancar di mata Kevin. Sama seperti dirinya, Kevin juga merasa sangat bahagia. Setelah mengetahui hal itu, Nana langsung menunduk dan tersenyum manis.“Aku akan bawa kamu keluar,” kata Kevin denga
Ekspresi Yoko perlahan-lahan menjadi lebih rileks, dia pun mengemudikan mobil dengan kecepatan stabil dan meninggalkan bandara.Meskipun Nana yang duduk di belakang merasa tidak enak hati, dia tetap tidak bisa menahan diri untuk tidak melihat ke arah Kevin. Dilihat dari samping, pria itu memiliki garis wajah yang tegas, dingin dan bermartabat. Kevin benar-benar tampan hingga membuat orang ingin berteriak.Mata Nana berkilau hingga seperti berbintang. Seolah bisa merasakan tatapan Nana yang panas, Kevin pun menoleh dan menatap langsung ke mata Nana. Nana seketika menutupi wajahnya dengan tangan dan tertawa pelan.Apakah dia benar-benar pacaran dengan Kevin? Kevin telah menjadi pacarnya. Ini benar-benar seperti mimpi yang membuatnya bangun sambil tersenyum.Nana merasa begitu senang, Kevin juga melengkungkan bibirnya, “Kenapa? Sesenang itu?”“Aku merasa senang begitu melihat kamu,” kata Nana sambil terkekeh.Kevin tertegun sejenak, kedua daun telinganya spontan memerah. Kevin mengepalkan
Begitu kotak terbuka, sebuah mahkota indah muncul di depan Nana. Mahkota itu dibuat dengan sangat indah dan teliti, gayanya juga sangat modis. Jika Nana tidak salah ingat, mahkota itu sepertinya salah satu highlight di pelelangan yang diselenggarakan keluarga kerajaan di Fransis.Mahkota itu dilelang oleh orang yang tidak dikenal, bahkan istri pangeran Fransis pun tidak berhasil mendapatkannya.“Ini ....” Nana bergumam pelan, dia diselimuti keterkejutan, “Ini mahkota Golden Treasure, kan?”Kevin mengangguk, lalu mengambil mahkota itu dan memakaikannya ke kepala Nana dengan hati-hati. Setelah itu, dia menatap Nana dengan serius, seolah sedang menatap harta karunnya yang paling berharga.“Ini hadiah ulang tahun pertama, untuk merayakan tuan putriku yang lahir ke dunia 18 tahun yang lalu dan menjadi penyelamatku.”Nana diam tercengang, matanya mulai berkabut. Kemudian, dia membuka kotak kedua. Di dalamnya, ada sepasang sepatu kristal yang sangat indah.“Di usia dua tahun, kamu mulai belaj
Kelvin menaikkan tatapannya dan menatap Nana sambil mengerutkan bibirnya, lalu berkata, “Ingat.”Sebenarnya Kevin tidak ingin mengingat kejadian tiga tahun lalu. Setiap kali dia mengingat adegan di mana Nana hampir terluka, Kevin merasa emosinya akan sedikit di luar kendali, bahkan sampai membuatnya ingin membunuh seseorang. Terlebih lagi, penyakit Kevin sedang kumat saat itu. Dia mungkin sudah membuat Nana takut.Kevin mengganti topik pembicaraan dan berkata, “Ayo makan dulu, nanti dingin jadi nggak enak.”“Oh,” jawab Nana dengan patuh. Dia pun menundukkan kepalanya, sedikit tidak bersemangat.Kevin yang sangat Nana rindukan tidak ingin mengingat kalau dia telah menyelamatkan Nana. Hal itu membuat Nana tidak mengerti, juga merasa kecewa.Kevin sepertinya menyadari perubahan suasana hati Nana. Dia melihat ke arah Nana dan berkata, “Nana, boleh aku minta sesuatu padamu?”“Hmm?” Nana spontan mendongakkan kepalanya dan menatap Kevin dengan mata besarnya. Rasa kecewa di matanya seketika me
“Ha ... haha ....”“Hahahaha ....”Di apartemen, Nana duduk di sofa dengan tangan menutupi wajahnya, tertawa tanpa henti. Di sebelahnya, Selena dan Laura saling menatap satu sama lain. Keduanya sama-sama kaget dengan sikap Nana.“Ada apa dengannya? Sudah gila?”“Aku juga nggak tahu. Aku baru ambil cuti beberapa hari. Begitu pulang dari luar negeri, kenapa kondisi mentalnya jadi nggak normal begini?”Selena dan Laura saling memandang dengan wajah kebingungan. Kemudian, Selena menggosok dagunya, seperti sedang berpikir keras. Matanya tiba-tiba berbinar, dia pun berkata, “Berdasarkan pengalamanku, sikap Nana seperti ini bisa digambarkan dengan satu kalimat, gadis yang sedang jatuh cinta.”Laura, “....”!!!“Nana!” Laura berteriak keras, menarik Nana kembali ke alam sadar. Nana spontan menoleh dan bertanya, “Hah? Ada apa?”“Katakan sejujurnya, apa saja yang kamu alami selama beberapa hari terakhir?” Laura berkacak pinggang lalu berkata dengan agresif seperti seorang perundung, “Kenapa seny
Nana tidak boleh berpacaran selama masa perkembangan kariernya, karena akan mempengaruhi reputasinya. Akan tetapi, jika pacar Nana adalah Kevin, maka larangan di atas tidak berlaku lagi. Bagaimanapun, orang itu adalah Kevin.Kevin adalah tokoh terkemuka di industri hiburan serta tolok ukur dalam industri perfilman. Tidak ada yang bisa melampaui reputasi dan popularitasnya. Siapa pun yang memiliki sedikit hubungan dengannya, popularitasnya juga bisa meroket. Terlebih lagi kalau pacaran dengan pria itu.Perusahaan dan Fanny ingin menjadikan Nana sebagai aktris top berikutnya, dan caranya dimulai dengan membuat orang-orang tidak menyukai Nana. Setelah popularitas Nana meroket, mereka akan memulihkan reputasinya. Jalan karier Nana akan lebih mudah dibandingkan aktris mana pun.Akan tetapi, di awal jalan ini, akan ada hujatan yang tak terhitung jumlahnya. Selain itu, bisa dianggap Kevin menjadi batu pijakan bagi Nana untuk naik ke puncak. Bagaimana Nana bisa rela melakukan hal seperti itu?
Kevin adalah orang yang paling menarik perhatian di lokasi syuting. Hampir semua mata tertuju padanya. Pada saat ini, tindakannya segera menarik perhatian semua orang.Di bawah tatapan kaget semua orang, Kevin berjalan ke arah Nana. Sosoknya yang tinggi menghalangi sinar matahari. Aura sejuk di tubuh pria itu membuat Nana tanpa sadar menahan napas.Nana benar-benar tidak menyangka Kevin akan berjalan ke arahnya dengan begitu terang-terangan. Bagaimanapun juga, saat ini mereka menjalin hubungan secara diam-diam. Jika mereka bertindak jauh dari normal di depan umum, hubungan mereka mungkin akan terungkap sehingga memengaruhi karier Kevin.Namun, Kevin sepertinya sama sekali tidak peduli dengan hal itu. Kevin mengulurkan tangan dan meluruskan posisi pita di kepala Nana dan berkata, “Tunggu aku, nanti kita makan siang bareng.”Pikiran Nana seketika jadi kosong melompong. Ada banyak mata yang menatapnya dengan tatapan berbeda-beda. Hampir semua orang membelalakkan mata karena kaget, melihat
Nana sama sekali tidak peduli dengan semua itu. Dia langsung berjalan menuju lokasi syuting.Karena kendur selama beberapa hari terakhir, kondisi Nana kurang baik. Untung saja, Jason, lawan main Nana, juga tampak tidak dalam kondisi yang prima. Dia mengambil beberapa adegan dengan tergesa-gesa tapi tidak memenuhi standar. Asisten sutradara meminta mereka untuk istirahat sejenak dan menyesuaikan kembali kondisi mereka, lalu membiarkan aktor lain syuting dulu.Sikap asisten sutradara sebenarnya sudah sangat baik. Dia tidak terlalu menyalahkan mereka. Akan tetapi, Nana tetap saja merasa bersalah. Dia mengambil naskahnya dan berdiri di depan cermin, lalu latihan berulang kali.“Nana.”Tiba-tiba ada suara yang memanggil Nana dari belakang. Nana menoleh ke belakang dan mendapati Jason sedang berjalan ke arahnya dengan naskah di tangannya. Jason tampak sedikit lelah.“Kamu lagi sempat, nggak? Aku ingin latihan bareng kamu,” kata Jason.Nana mengangguk, “Kebetulan, aku juga ingin latihan.”Ke