“Zico, bawa Rachel ke cafe dulu, di sini biar aku saja yang urus!”Zico pun mengajak kakaknya pergi ke sebuah cafe terdekat. Akhirnya Rachel merasa jauh lebih baik setelah meyeruput satu tegukan kopi. Dia sedang tidak ingin pikirannya berkeliaran ke mana-mana, yang dia mau hanyalah duduk dengan tenang menunggu di cafe.Satu bulan kemudian akhirnya Anggun sudah boleh keluar dari rumah sakit.“Halo Kak Eddy, Kak Darren, Kak Michael, Kak Michelle!” sapa Anggun kepada keempat kakaknya satu per satu dengan senyum manisnya. Dia baru berusia tiga tahun, pas di mana sedang masa-masa yang paling menggemaskan. Kedua bola matanya begitu besar menawan seperti buah anggur.“Anggun, kita sudah siapin kamar yang gede banget untuk kamu. Kita juga beliin boneka Barbie sama mainan rumah-rumahan. Pokoknya setiap hari kita bisa main bareng!”“Wah, yang benar? Aku senang banget!” kata Anggun.Rania yang berdiri di samping mereka pun ikut berbicara sambil meneteskan air mata, “Baguslah, ternyata Anggun masi
Lima belas tahun kemudian ….Suasana di bandara sangat ramai. Di tengah kerumunan, tampak seorang gadis cantik berlari menuju toilet yang sepi. Kemudian dia membuka ponselnya yang sudah sejak tadi berdering dan menerima panggilan masuk.“Kak, aku baru saja selesai pelajaran. Ada apa?” tanyanya dengan suara yang imut.“Kasih tahu apa saja jadwal kamu hari ini,” sahut pria dari sisi lain telepon dengan suara yang dalam.“Jadwalku, ya …. Hari ini masih kayak biasa, belajar saja seharian. Tadi aku baru saja ikut kelas ekonomi, sebentar lagi mau siap-siap untuk kompetisi. Habis itu, malam aku ada janji makan di restoran hotpot yang baru buka di samping asrama bareng sama temanku. Sekian jadwal satu hari penuh dari adik kesayangan Kakak!”“... oke, bagus …. Angun.”“... eh? Kenapa, Kak?”“Jangan makan yang pedas, nanti jerawatan.”“.…”Dasar cowok tidak peka! Tak heran dia gagal mendapatkan cinta pertamanya! Eddy masih tidak tahu kalau adiknya yang paling kecil itu sedang meledeknya. Setelah
Nana menaruh ponsel ke dalam tas, lalu menggulung lengan bajunya dan langsung berlari ke depan.“Kalian semua awas! Nggak ada seorang pun yang boleh nyentuh Kak Kevin!”Teriakan Nana sukses membuat para penggemar itu tercengang, dan di kala mereka masih melamun kebingungan, Nana langsung berlari ke tengah dan merebut megafon dari salah satu kru dan berseru, “Kalian semua para penggemarnya Kevin dengar aku! Jangan ada yang berdesak-desakan. Semuanya diri berjejer membentuk dua baris, biar kasih jalan di tengah. Pokoknya jangan ada yang ganggu kakakku. Mengganggu jalan penumpang lain itu nggak boleh, ngerti kalian?!”Dalam sekejap suasana di bandara langsung sunyi senyap, dan beberapa detik kemudian para penggemar itu berdiri di kedua sisi dengan patuh agar orang bisa lewat di tengah.Asisten pribadinya Kevin yang tadi sudah pusing seketika itu tercengang. “Gila, fans ajaib dari mana pula ini?”Kevin yang semula tidak peduli lagi dengan sekitarnya pun akhirnya mendongak dan menatap gadis
Hari sudah berganti malam ketika Nana menemukan alamat yang dikirim oleh teman baiknya, Selena. Kalau saja Nana tidak perlu takut ditemukan oleh Eddy ketika menggunakan KTP-nya, mungkin Nana sudah menginap di hotel. Bagi seseorang yang buta arah, mencari sebuah alamat adalah tantangan tersendiri.Untungnya ketika dia baru sampai di depan kompleks rumahnya Selena, Selena sudah menunggu di sana. Melihat sosok yang tak asing baginya, Nana langsung melupakan kopernya dan berlari “Selena!”“Nana! Akhirnya kita bisa ketemu juga!”Selena pun berlari menghampiri Nana dan langsung berpelukan.“Kok malam bangat, aku sudah nungguin dari tadi!” kata Selena.“Ini gara-gara Kak Darren yang nggak bisa dipercaya. Dia bilang mau jemput aku di bandara, tapi malah hilang nggak tahu ke mana. Aku naik taksi sendirian ke sini, mana salah alamat pula. Akhirnya aku harus mutar-mutar baru akhirnya ketemu juga.”“Aduh, kasihan. Ya sudah, ayo kita masuk!”Setelah mereka tiba di rumah dan merapikan koper bawaan
“Kak Fanny serius mau ikut sama dia, dan dia juga sampai harus ngerahin koneksinya untuk dapat peran ini di film barunya Kevin. Jangan menganggap remeh peran ini, di dalam plotnya, orang ini jadi cewek idaman si pemeran utama pria yang nggak pernah dia dapat. Jadi kamu bisa langsung adu peran sama Kevin. Banyak banget orang yang ngincar peran ini. Biarpun dulu kamu cuma shooting iklan, iklan itu langsung diblok sebelum beredar luas berkat campur tangan keluargamu. Ditambah lagi kamu juga sudah pergi ke luar negeri selama tiga tahun, skill kamu pasti sudah karatan, kamu butuh orang yang bisa dipercaya dan kerja dengan hati untuk bimbing kamu dari awal. Makanya aku berharap kamu mau pikir lagi baik-baik.”“Hm …. Oke, coba kupikir-pikir lagi,” jawab Nana.“Sip, nggak usah buru-buru. Kak Fanny juga bilang, kamu bisa tanda tangan sehabis kamu ambil peran ini.”“Lah, kalau begitu untuk apa aku mikir-mikir lagi?”Asalkan Nana ikut serta dalam shooting itu, tandan tangan sekarang atau nanti ap
Malam itu Nana tidur sangat nyenyak. Keesokan harinya, pagi-pagi sekali Selena sudah membangunkan Nana dan membawanya masuk ke dalam mobil untuk langsung berangkat ke kantor agensinya.Fanny adalah seorang wanita berusia 30-an tahun, mengenakan jas rapi dan terlihat sangat cekatan dalam bekerja. Sebagai manajer senior yang sudah sering bertemu dengan wanita cantik di industri hiburan, tak bisa dibantah bahwa dia cukup terkejut ketika melihat kecantikan Nana saat mereka bertemu. Dia merasa cukup puas dan bangga atas pilihannya sendiri yang sangat memuaskan.Berjarak tiga tahun lamanya, gadis cantik yang dia lihat di layar kaca itu sudah meninggalkan paras kekanak-kanakannya dan menjadi seorang gadis dewasa yang matang.“Halo, Nana,” sapa Fanny seraya mengulurkan jabat tangan, “Aku Fanny, supervisor manajer di Allure Entertainment.”“Halo, Kak Fanny, salam kenal,” sahut Nana dengan senyuman ramah dan tatapan matanya yang berkilauan.Pertemuan ini merupakan hal yang sangat membahagiakan b
Nana pun tersenyum mendengarnya. Di bawah pancaran cahaya matahari, Nana terlihat seperti bercahaya. Kedua bola matanya yang hitam besar seperti anggur seakan memancarkan cahaya yang berkilau.Jason pun sampai tertegun dibuatnya. Dia spontan menahan napas dan mengangkat tangannya dengan hati-hati seperti ingin menyentuh cahaya itu. Namun sebelum tangannya mendekat, tiba-tiba Jason menghentikan aksinya sendiri. Hawa dingin entah datang dari mana secara mendadak yang menutupi sekujur tubuh Jason. Dinginnya itu juga seperti menembus jauh ke dalam organ tubuhnya. Jason merasa seperti sedang diincar oleh hewan buas. Dia tidak berani bergerak ataupun menoleh. Seketika itu pun rona wajahnya memutih dan mulai mengucurkan keringat dingin yang deras.Di saat itu pula Nana menyadari ada yang tidak beres dengannya, jadi dia pun bertanya, “Kamu kenapa?”Sebelum Jason menjawab, tatapan mata Nana sudah bergulir ke belakangnya Jason dengan penuh rasa waspada. Namun di belakangnya tidak ada apa-apa, ba
Kevin membuka matanya dan menatap mata Nana.Nana kebetulan melihat amarah dan rasa muak terlihat jelas di matanya yang hitam.Benar. Rasa muak.Nana sedikit terkejut.Dia tidak menyangka akan melihat emosi seperti itu di mata Kevin saat dia bertemu dengan pria itu lagi.Apa alasan dari rasa muak ini?“Bersiaplah …. syuting dimulai.”Kata-kata sutradara membuat orang-orang di lokasi syuting mempercepat gerakan mereka. Kevin berdiri, sementara Nana juga tidak punya waktu untuk memikirkan hal itu lagi, dan langsung pergi ke area syuting.Adegan ini tentang pertarungan antara Egris yang diperankan oleh Nana dan Mateo yang diperankan oleh Kevin, tentang bangsa dan kepercayaan.Gadis berseragam sekolah, yang memiliki rambut panjang yang terurai di bahu serta gerakan yang lemah lembut. Sinar matahari menembus dahan pohon yang rindang dan membentuk siluet belang-belang di tubuhnya.Tatapannya tajam dan nadanya lembut, tapi tegas, “Pemerintah korup dan hidup sejahtera, sementara rakyat kecil m