Tepat pukul sembilan malam, pesawat yang mereka naiki tiba di bandara Kota Abrha.Anggota keluarga Rolando tidak tahu kalau mereka berdua akan pulang, jadi tidak ada mobil yang siap untuk menjemput mereka.“Kamu mau pulang atau …?” tanya Ivone dengan sorot mata yang menyiratkan maksud tersembunyi.“Aku pulang ke tempat tinggalku sendiri. Kamu hati-hati di jalan,” jawab Rashel.Mungkin itu pertama kalinya Ivone menyadari bahwa ternyata Rashel masih cukup peduli padanya. Hubungan mereka berdua selama empat tahun terakhir tidak begitu harmonis, tapi setelah dipikir-pikir lagi, sering kali Rashel menuruti kemauan Ivone, hanya karena … keluarga Rolando menggunakan budi atas menyelamatkan orang lain untuk menculiknya secara baik-baik. Bagi Rashel, keluarga Rolando adalah penyelamatnya, padahal sebenarnya, justru merekalah yang jahat. Kalau sampai Zico tahu semua ini, hubungan dia dengan Zico pasti akan rusak. Tidak,lebih tepatnya, hubungan antara Ivone dengan Zico dari awal memang tidak pern
“Halo!” sapa Rashel dengan nadayang tinggi.Perlahan-lahan Rania memutar bola matanya ke samping dan mengenali sosok Rashel yang menghampirinya. Rania adalah rakyat miskin, dia terkesan dengan Rashel yang terlihat seperti orang berada hanya dengan melihat sekilas saja. Dia pun membuka mulutnya untuk mengatakan sesuatu, tapi tak ada satu kata pun yang terucap. Dia sudah terlalu lama menangis sampai suaranya jadi serak. Kalau saja Anggun tidak melindunginya di saat kecelakaan terjadi, maka yang sekarang berbaring di ruang ICU pasti adalah dia. Padahal belum lama Rania mengadopsi Anggun, tapi ikatan ibu dan anak yang terjalin antara mereka sudah begitu kuat.Nasib Anggun saat ini masih belum bisa ditentukan, karena itu Rania tidak mau pergi dari rumah sakit. Dia terus saja duduk di sana menunggu sampai Anggun siuman.Air mata Rashel pun ikut menetes melihat kondisi Rania yang begitu menyedihkan. Lalu Rashel mengintip jendela untuk melihat kondisi Anggun yang sedang terbaring lemas. Gadis
Akan tetapi, Anggun kehilangan darah dalam jumlah yang sangat banyak, dan 400 ml masih tidak seberapa. Walau begitu, si perawat tidak berani mengambil darah lebih lanjut dan bertanya kepada Rashel, “Ibu nggak apa-apa?”Rashel mulai merasa sedikit pusing, dan berdirinya juga mulai tidak seimbang. Walau begitu, dia mengepalkan tangannya dengan erat dan berkata dengan mantap, “Aku nggak apa-apa, lanjut saja. Nyawa Anggun lebih penting.”Si perawat pun menguatkan dirinya dan kembali mengambil darahnya sebanyak 200 ml lagi.“Saya minta kontak Ibu, ya. Kalau ke depannya ada masalah dengan proses perawatannya, mungkin kami butuh donor darah dari Ibu lagi,” kata si perawat.Dengan segera Rashel memberikan nomor telepon yang bisa dihubungi. Lalu dia mengambil kapas untuk menekan titik tempat dimasukkan jarum tadi. Tiba-tiba tubuhnya terasa lemas dan langsung terjatuh ke tempat duduk.Si perawat datang membawakan segelas air hangat manis dan berkata, “Langsung diminum habis, ya. Sehabis itu bole
“Ivone, kalau kamu nggak jawab, aku terpaksa datang ke rumah kamu.”Di tengah beberapa pesan itu terselip juga panggilan yang tak terjawab. Ivone menyadari kemungkinan besar Zico akan menanyakan beberapa pertanyaan yang tidak ingin Ivone jawab. Yang ingin Ivone lakukan di saat itu hanyalah melarikan diri.“Ivone, kamu kenapa?” tanya Sania. Mendengar itu, Ivone mengangkat kepala dan menatap ibu kandungnya. Empat tahun yang lalu berlarian ke sana kemari siang malam demi menyelamatkan Ivone. Arena itu tampangnya terlihat lebih tua dibandingkan wanita seumurannya. Sania baru mulai memperhatikan dandanannya setelah dia pulih total dan perlahan mulai terlihat seperti seorang wanita berada.Akan tetapi tipikal wanita kaya di Abrha tentu tak ada apa-apanya dibandingkan yang ada di Suwanda. Harus diakui bahwa keluarga Rolando memang cukup dipandang di Abrha, tapi asalkan keluarga Tanjaya atau Adijaya bergerak sedikit saja, keluarga Rolando akan habis oleh mereka.“Aku nggak apa-apa …,” jawab Iv
“Katanya dari kecil kesehatan kamu sudah kurang baik?”tanya Zico.Jari Ivone gemetar mendengarnya. Dari mana Zico bisa tahu tentang hal itu? Sepertinya tidak butuh waktu lama bagi Zico untuk mencari tahu segalanya tentang Rashel. Haruskan Ivone menunggu sampai Zico mendapatkan apa yang dia cari, atau dia sendiri yang lebih baik membuka kartunya duluan? Namun kalaupun Ivone lebih dulu membuka kartunya sendiri, itu tidak mengubah fakta bahwa keluarga Rolando telah mencelakai anak yang ada di perut Rashel ….“Aku juga dengar empat tahun yang lalu kamu hampir saja meninggal. Untungnya kamu dapat donor darah dan selamat, benar?”“Untuk apa kamu selidiki aku?” tanya Ivone.“Menurut kamu?”Ivone hanyalah seorang wanita berusia 20-an tahun, dia tentu tidak tahan diinterogasi seperti ini. Berbagai macam pikiran buruk dan prasangka negatif memenuhi isi kepalanya, lantas dia berkata, “Aku nggak tahu apa tujuan kamu, tapi apa pun itu, yang jelas nggak ada hubungannya sama aku!”Ivone pun kemudian
Keberadaan keluarga Rolando di Kota Abrha cukup untuk membuat penduduk setempat iri pada mereka, walau begitu, di atas langit masih ada langit, dan langit yang ada di atas itu adalah keluarga Tanjaya.“Ivone, kamu bukan lagi asal ngomong ‘kan?”“Aku serius! Adik kandungnya Rashel sudah sampai di sini, dan dia lagi menyelidiki tentang keluarga kita! Dia tahu kalau dari kecil aku ini sakit-sakitan. Diajuga tahu kalau sekitar tiga atau empat tahun yang lalu aku pernah dioperasi. Nggak lama lagi dia juga pasti tahu Rashel pernah dioperasi juga, dan kalau sampai itu terjadi ….”Kalau sampai Zico tahu tentang itu, keluarga Rolando pasti akan dihabisi olehnya. Dari yang awalnya menjadi penguasa tertinggi di Kota Abrha, mereka bisa saja jatuh menjadi setara dengan semut di jalanan.Tepat di saat itu juga Zendy pulang dan bertanya melihat keanehan istri dan anaknya, “Kalian berdua kenapa? Apa yang terjadi?”Sania bisa kembali tenang melihat tulang punggung keluarga mereka pulang ke rumah, maka
Gelap malam makin melarut, dan di kamar presidential suite tempat Zico menginap kembali mendengar suara ketukan. Yang membukakan pintu kali ini adalah Ronald, dan Zendy pun masuk ke dalam.Saat itu waktu menunjukkan pukul dua dini hari. Jika tidak mengalaminya sendiri, Zendy tidak akan percaya bahwa ada orang yang sanggup membumihanguskan sebuah perusahaan yang sudah berjalan hanya dalam satu malam. Awalnya Zendy masih ingin terus melawan, tapi setiap menit yang berlalu, perusahaannya terus mengalami kerugian sebanyak 20 miliar. Hingga detik ini, Rolando Group nyaris bangkrut dan tinggal menjadi cangang kosong saja. Jika diteruskan seperti ini, ketika matahari mulai menyingsing, Rolando Group tidak akan ada lagi untuk selamanya, bahkan mereka sekeluarga akan terlilit utang yang sangat besar.“Silakan duduk, Pak Zendy,” sahut Ronald dengan sikap yang sangat terhormat, tapi cara dia berperilaku seperti sedang memberikan perintah. Zendy pun tak berani banyak bicara dan duduk cukup jauh da
Empat tahun yang lalu, Michael sempat membahas tentang metode terapi transfusi darah kepada Ronald. Dengan memperbaharui seluruh darah yang ada di dalam tubuh memang dapat membuang chip yang tertanam di dalam tubuh.Saat itu Ronald merasa cara tersebut terlalu berbahaya dan dengan tegas menolaknya. Namun siapa sangka di tengah ketidaksengajaan ini, darah Rachel tergantikan dengan yang baru dan bisa kembali normal. Dengan begitu akankah dia kembali menjadi seperti dirinya di masa lalu?“Waktu itu berapa banyak darahnya yang keluar?” tanya Ronald.“Lebih dari 3.000 ml. Golongan darahnya langka banget, aku sampai nyari sepuluh orang yang punya golongan darah sama biar Rashel bisa selamat.”Jumlah darah yang terkandung dalam tubuh seseorang berkisar antara 3.000 sampai 4.000 ml. Jika sampai kehilangan darah sebanyak 3.000 ml, berarti memang harus segera mendapatkan donor. Dengan kata lain, bisa dibilang darah yang kini ada di tubuh Rachel adalah darah yang benar-benar baru. Gejala yang dia