Share

Bab 22

Author: Meminger
last update Last Updated: 2024-05-20 18:25:42
Yang membuatku kecewa, pintu ruang kerjaku dibuka dan Jason masuk ke dalam tanpa diundang. “Maaf aku terlambat, jalanan macet sekali. Aku bahkan harus datang menggunakan helikopter,” katanya agak bersemangat, dan aku mengerutkan alis.

"Aku baru saja merindukan ini," gumamku pada diriku sendiri, merasa jijik.

“Apa? Apakah kamu sakit kepala?” tanyanya setelah memperhatikanku dari dekat. “Migrain, ‘kan? Apakah barangkali kamu sehabis minum-minum?” Dia semakin mendekat.

“Itu bukan urusanmu, tapi benar. Aku minum anggur semalam,” jawabku, mengalihkan pandanganku ke komputer. Jason membawakan segelas air untukku dan mendekatiku, memberikan kemasan obat air minumnya.

“Aku tahu rasanya, minumlah obat ini, seharusnya akan membantu. Aku juga selalu sakit migrain,” katanya, menawarkan obat itu. Aku menatapnya curiga sebelum meminumnya. “Aku ingat kamu tidak kuat minum banyak-banyak, apakah sudah berubah sekarang?” tanyanya, tapi dia tidak sedang menuduhku atau semacamnya.

“Sudah lima tahun b
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Vera Anzani
jason nostalgia,,laura baper...
goodnovel comment avatar
Anis Fatih
weehhh, mantan yang ingin banged kembali
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Kembalilah Padaku   Bab 23

    LauraAku memaksakan diriku untuk menertawai perkataannya itu. “Jadi, kamu merindukanku ketika aku adalah alarm berjalanmu, selalu membangunkanmu ketika sudah waktunya kamu berangkat kerja setiap hari di waktu yang sama? Apakah kamu merindukan bagaimana aku selalu bersedia membantumu berpakaian dengan rapi? Apakah kamu merindukan aku di dapur? Apakah kamu merindukan aku ketika aku menyiapkan air panas untukmu ketika kamu pulang kerja? Bukan aku yang kamu rindukan, Jason, tapi semua bantuanku.”Aku sudah memberikan apa pun untuk pernikahan itu. Jason tidak memiliki apa pun untuk dikeluhkan karena aku adalah istri yang teladan. Bahkan, ibu mertuaku menyayangiku dan berkata bahwa anaknya menikahi orang yang tepat. Namun, apa timbal balik yang aku dapatkan? Sebuah penolakan dan akhir dari pernikahan tersebut tanpa sedikit pun pertimbangan untukku. Jadi, dia tidak datang dan berbicara bahwa dia merindukan aku karena dia peduli padaku. Lagi pula, itu tidak benar.“Aku tidak mengelak bahwa

    Last Updated : 2024-05-20
  • Kembalilah Padaku   Bab 24

    LauraAku melihat Jason akhirnya meninggalkan ruanganku, dan ketika dia menutup pintu, aku menutup mulut dengan tanganku untuk meredam tawaku yang terbahak-bahak. Aku bangkit dan beranjak ke jendela ruang tamuku dan memandangi pemandangan Jakarta yang luar biasa. Terdapat senyuman puas terpampang di wajahku seolah beban yang teramat berat telah lepas dari diriku, seolah kata-kata yang tertahan di tenggorokanku selama bertahun-tahun akhirnya dikeluarkan.Aku merasa bebas dan puas, rasanya begitu menyenangkan melihat Jason hampir menangis di hadapanku. “Luar biasa!” Aku menjatuhkan diriku kembali ke kursiku dan duduk, berpikir.Apakah Jason telah berubah? Apakah dia mengatakan yang sebenarnya? Itu tidak mungkin, tapi aku penasaran. Maka dari itu, aku meraih ponselku dan menelepon Tama, suami Fia, dan juga temanku.“Wah, wah. Apa yang terjadi hari ini sampai artis ini meneleponku?” kata Tama begitu dia mengangkat telepon, aku tertawa.“Hai juga, kawanku. Sudah lama tidak berbincang,

    Last Updated : 2024-05-20
  • Kembalilah Padaku   Bab 25

    Aku tidak bisa mengelak bahwa Jason Santoso berhak mendapatkan hukuman yang sesuai, tapi menyakitkan rasanya untuk kehilangan semuanya pada wanita itu.“Dia terlalu bodoh untuk tidak menjadi pintar.” Aku mengutuk.“Iya, itu sudah seperti Kinan menaruh sihir padanya. Situasi yang buruk sekali.”“Sihir ataupun tidak, ini semua tetap salahnya sendiri.” Aku menghela nafas dan berpikir tentang Jason. Aku paham bahwa Jason sedang menghadapi masalah finansial yang mengkhawatirkan sekarang, seberapa jauh perbedaan situasi itu dari kasusku hingga dia benar-benar menyadari bahwa dia mencintaiku sekarang? Mungkin saja itu hanyalah penyesalan di pihaknya karena dia begitu bodoh sampai-sampai mencuri seperti itu, dan dia bisa saja merasa menyesal dan berpikir bahwa lebih baik kembali bersamaku, tapi seberapa benarkah perasaan itu?“Ini rumit sekali. Kenapa Jason Santoso harus menjadi serumit ini?” Aku jengkel, menatap langit-langit ruang tamuku.“Kamu, ‘kan, tahu dia, Laura. Kamu mengenalnya l

    Last Updated : 2024-05-20
  • Kembalilah Padaku   Bab 26

    JasonBerpacaran? Apa? Apa maksudnya itu?“Apakah kamu berpacaran? Dengan siapa?” tanyaku, merasa mulutku tiba-tiba mengering.“Aku berpacaran dengan Richard,” jawabnya. Matanya yang berwarna cokelat masih terbelalak seolah dia ketakutan karena sesuatu. Hidungnya yang kecil dan mancung berwarna merah di pucuknya, begitu pula pipinya. Laura Tanusaputera cantik sekali dan itu menghancurkanku lagi.“Dengan Richard, temanmu itu?” Dia mengangguk, menjawab pertanyaanku. “Apakah tadi kamu sedang berbicara dengannya?” Aku menunjuk ponselnya dengan tatapanku, dan dia menutupi perangkat itu dengan kedua tangannya dekat di dadanya. Dia sudah bilang, “Aku mencintaimu,” sebelum menutup teleponnya. Jadi, dia berbicara begitu pada Richard?“Iya, itu dia.”“Namun, aku mendengar suara anak-anak…”“Tidak! Kamu salah dengar, pasti karena ada statis. Aku berbicara padanya, dia sedang mengundangku untuk makan kebab dengan isian ayam dan saus. Tidak ada suara anak-anak!” Aku mengalihkan pandanganku d

    Last Updated : 2024-05-20
  • Kembalilah Padaku   Bab 27

    Laura“Apa? Apa yang kamu bicarakan? Apakah Jason mengetahui tentang putriku?” Aku sampai berteriak terkejut ketika, pada telepon grup dengan Fia dan Tama, mereka mengatakan bahwa Jason telah mengetahui hal itu.“Kalau ini akan membuatmu tenang, dia mengira bahwa anakmu itu laki-laki bukan perempuan,” kata Fia, mencoba meredakan situasinya.“Lagi pula, dia mengira bahwa anak itu adalah anak Richard. Dia tidak tahu bahwa anakmu kemungkinan adalah anaknya,” kata Tama, mencoba menenangkanku juga.Aku menghela nafas, mengusap wajahku. “Kenapa kamu malah memberitahunya, Tama?”“Maafkan aku, Laura, tapi Jason juga membuatku terkejut. Kamu tahu aku sudah menjaga rahasiamu selama ini setelah bertahun-tahun, tapi pertanyaan yang dia ajukan tiba-tiba sekali. Itu tidak terdengar seperti pertanyaan, lebih seperti meminta kepastian, seolah dia sudah mengetahuinya,” dia mencoba menjelaskan, merasa bersalah.Aku menatap langit-langit apartemen tempatku tinggal dan mengingat ketika aku sedang be

    Last Updated : 2024-05-20
  • Kembalilah Padaku   Bab 28

    “Richard itu adalah buaya darat,” komentar Tama baru-baru ini.“Jangan berbicara seperti itu, Richard adalah orang baik,” kataku membela Richard.“Dengar, kami akan mengusirmu dari telepon ini. Kamu tergila-gila dengan Jason,” kata Fia pada Tama, lalu menghapus dia dari telepon. Kami berdua tertawa terbahak-bahak. Kasihan.“Dia mencoba mengatakan sesuatu,” ujarku.“Dia pantas mendapatkannya,” jawab Fia, kemudian kami berdua berbincang lebih lama. “Jason sebaiknya menjauh darimu sekarang, kamu sudah memperjelas bahwa kamu tidak ingin berada di dekatnya,” kata Fia, dan aku menghela nafas.“Iya, itu benar…”“Ada apa, Laura? Itulah yang kamu inginkan, ‘kan? Kenapa kamu terlihat sedih?” tanya Fia.“Aku tidak sedih, hanya saja…“Kenapa, Laura?”“Dia mengingatkanku pada masa lalu, Fia. Aku tidak terbuat dari besi, tahu?” Aku menghela nafas dan berbaring di kasur. Setelah semua hal itu, aku merasa sangat lelah.“Aku tahu kamu sedih karena bertemu dengan Jason lagi, dia membuatmu mera

    Last Updated : 2024-05-20
  • Kembalilah Padaku   Bab 29

    LauraAnehnya, Jason tidak pernah muncul lagi selama satu minggu penuh, jadi aku kira dia sudah menyerah padaku karena aku memberitahunya bahwa aku berpacaran dengan Richard. Mungkin dia memutuskan untuk memikirkan apa yang dia lakukan. Aku berharap dia akan berhenti menggangguku dan membiarkan aku bekerja dengan tenang, tapi aku mendapat jawabannya pada hari Jumat pagi.Ketika aku tiba di kantor pagi itu, aku menyadari bahwa semua orang sedang menatapku dengan senyuman aneh sambil terkekeh dan aku tidak tahu apa alasannya. Apakah ada sesuatu pada pakaianku? Apa pun itu, aku memutuskan untuk mengabaikan mereka.“Hai, Orlando. Apa kabar?” Aku menyapa pria di belakang meja resepsionis itu. “Bisakah kamu memberikan jadwalku untuk hari ini?”“Catatanmu sudah ada di ruang kerjamu, Nyonya Santoso. Ups, maksudku, Nyonya Tanusaputera,” katanya, tersenyum seolah dia sengaja melakukannya. Aku memiringkan kepalaku, heran karena panggilannya padaku barusan.“Oke,” jawabku, dan aku berbalik, b

    Last Updated : 2024-05-20
  • Kembalilah Padaku   Bab 30

    LauraAku kabur dari atap setelah pidato dari Jason. Aku tahu Jason tidak akan menyerah, jadi aku harus melakukan sesuatu.“Hai, sayang. Apa kabar?” Terdengar suara Richard dari ujung telepon begitu dia mengangkat teleponku.“Hai, Rick. Senang mendengar suaramu,” ucapku, menyaksikan para petugas pembersih membersihkan semua buket bunga konyol itu dari ruanganku.“Hm, untunglah aku membuatmu merasa seperti itu,” katanya, dan aku bisa membayangkan dia tersenyum dengan konyol. Sejak kami berpacaran, kami hanya sesekali berbicara melalui telepon, dan sebagian besar topik yang kami bicarakan adalah Anna karena dia adalah anakku dan sedang bersama Richard ketika aku bekerja di Jakarta.“Namun, sepertinya kamu meneleponku untuk alasan yang lain,” tebaknya.“Hari ini hari Jumat, ‘kan? Bisakah kamu datang dan menjemputku di Nemesis ketika aku sudah selesai bekerja supaya kita bisa pulang bersama?” tanyaku dan aku mendengar kesunyian dari ujung telepon seperti dia sedang memikirkannya. Aku

    Last Updated : 2024-05-20

Latest chapter

  • Kembalilah Padaku   Bab 351

    LauraDi hari pertama di pulau itu, Jason dan aku menghabiskan seharian menempel dengan satu sama lain, tidak dapat memisahkan diri kami bahkan satu menit pun. Perasaan yang kami miliki adalah seolah-olah dia dan aku telah memasuki semacam realitas lain, sebuah mimpi atau gelembung ekstasi tempat aku dan dia bisa bersama tanpa diganggu dari semua permasalahan yang memisahkan kami. Karena itu, dia dan aku sangat takut sesuatu atau seseorang akan datang untuk memecahkan gelembung ini atau membangunkan kami ke kenyataan bahwa kami akan berpisah lagi.Dia dan aku seperti dua orang yang nekat dan gila, bertingkah seakan-akan kami melakukan hal yang sangat kami inginkan tapi sangat dilarang. Kami tidak dapat berbicara atau melakukan apa pun selain membiarkan tubuh kami menari dalam kenikmatan dan kegilaan ekstrem yang berbahaya. Ranjangnya menjadi terlalu kecil bagi kami untuk mematikan api yang membakar tubuh kami dari dalam.Bagiku, tidak ada pria lain di seluruh dunia yang bisa menutup

  • Kembalilah Padaku   Bab 350

    Laura“Aku tidak menyalahkanmu akan apa pun, kamu berhak menarik kesimpulan apa pun yang kamu inginkan. Itu tidak penting bagiku. Lagi pula, aku selalu sendirian dalam hal ini sejak lama,” gumamnya dengan melankolis, masih memandang kaki langit.“Kesimpulan? Aku tidak bisa menyelesaikan apa-apa dengan perut kosong. Kukira kamu akan membawaku ke restoran atau semacamnya,” ujarku padanya, membuat dia menatapku terkejut. “Aku yakin kamu belum makan seharian. Selama apa kamu menungguku di tempat parkir kampus? Astaga, kenapa kamu keras kepala sekali, sih?”“Aku hanya menghabiskan tujuh jam menunggu di sana ….”“Semua ini hanya untukku? Hm, kalau begitu aku harus mulai merasa spesial,” komentarku sambil tertawa seraya aku berjalan kembali ke tempat mobilnya berada.Dia menggenggam sikuku, membuatku menoleh ke arahnya. “Kita baik-baik saja?” tanyanya, ingin memahaminya.“Aku akan terus berada di sisimu jika itu adalah apa yang ingin kamu ketahui,” jawabku padanya.Dia tersenyum padaku

  • Kembalilah Padaku   Bab 349

    LauraKILAS BALIKJason menurunkan kaca jendela mobilnya, menatapku dari dalam. Dia menggerakkan tangannya untuk menyuruhku bergabung dengannya. “Masuklah, ayo jalan-jalan,” undangnya, masih serius.Aku menelan ludah. Melihat bahwa aku tidak bisa kabur, sebaiknya aku mengakhiri ini sekali untuk selamanya dan berpaling tanpa penyesalan apa-apa. Jadi, aku memutari mobilnya supaya aku bisa duduk di kursi penumpang di sampingnya. Begitu aku menutup pintu, dia mulai melaju.“Aku sangat sibuk akhir-akhir ini, aku jadi tidak menyadari bahwa kamu sedang menghindariku,” komentarnya, masih memandang jalan.Aku tidak dapat menjawab apa-apa. Aku hanya membiarkan dia membawaku ke mana pun yang dia mau.Beberapa saat kemudian, dia menghentikan mobil elegannya di jembatan yang jarang digunakan dan kemudian turun dari mobil dan beranjak ke pagar jembatan, memandang matahari terbenam yang indah. Tidak lama, malam akan tiba di Jakarta.Aku bergabung dengannya, merasa terlalu kecil dan sedikit jan

  • Kembalilah Padaku   Bab 348

    LauraKILAS BALIKAku belum bertemu dengan Jason lagi dalam waktu yang lama setelah aku menghabiskan malam bersamanya. Dia bahkan meneleponku sesekali dan meninggalkan pesan suara untukku, tapi aku tidak pernah membalasnya. Akan lebih baik jika aku mendengarkan teman-temanku dan tidak bersikeras pada orang sepertinya meskipun hatiku hanya menginginkan dia.Aku mencoba menghindarinya, tapi terkadang aku tidak sadar memikirkan tentangnya, benakku tenggelam dalam luasnya mata cokelatnya, cara lengannya yang berbentuk memelukku di malam yang panas itu dan membuatku merasa dikagumi, dicintai, dan disayang olehnya.Aku mendapati diriku memikirkan tentangnya di momen-momen yang tidak terduga. Misalnya sekarang, di ruang kelas, selagi dosen ekonomi dan bisnis sedang menjelaskan tentang permintaan, sesuatu yang seharusnya kuperhatikan dengan baik, tapi pikiran-pikiranku tentang laki-laki itu membuat segalanya menjadi sulit.Setelah itu, aku menghela napas, menyelipkan rambutku di belakang

  • Kembalilah Padaku   Bab 347

    LauraKetika Bibi Julia terbangun, dengan wajah yang kusut, telinga yang bengkak, rambut yang berantakan, dan penampilan yang tidak terawat, dia duduk dengan berat di meja dapur dan menuntut, “Cepat bawakan aku sesuatu untuk dimakan! Apakah kamu berniat membuatku mati kelaparan supaya kamu bisa memiliki apartemen ini, bocah?Aku mengembuskan napas tanpa suara dan beranjak menyajikan makanan yang panas dan enak untuknya. Dia makan dengan cepat seakan-akan dia belum makan selama berhari-hari. Mungkin saja itu benar karena dia bahkan tidak memiliki waktu untuk menyiapkan sesuatu untuk dirinya sendiri untuk dimakan. Aku juga duduk untuk menikmati makanan sederhana yang dibuat dengan cinta itu.Dia memandangku dengan tatapan menghina seperti biasa, menyadari rumah yang rapi, dan tertawa mengejek. “Kapan kamu akan menemukan seorang suami dan meninggalkan rumahku, bocah?”“Kalau aku pergi, kamu akan tinggal dengan siapa, Bibi Julia?” jawabku dengan pertanyaan lainnya sambil memotong roti

  • Kembalilah Padaku   Bab 346

    LauraKILAS BALIK“Aku tidak percaya dia menawarkanmu uang setelah kamu tidur dengan dia. Maksudku, itu adalah pengalaman pertamamu dan dia memperlakukanmu seperti wanita j*lang?” komentar Fia, keheranan.Aku harus melihat ke sekitarku untuk memeriksa apakah ada orang lain yang mendengar kata-kata vulgar yang Fia katakan. Dia dan aku sedang berada di lorong kampus. Pada saat itu, aku berterima kasih pada Langit karena sebagian besar mahasiswa lain sedang berada di ruang kelas dan bukan di koridor.Namun, aku menghela napas, memandang ke bawah. “Cukup membingungkan ….” Aku tidak dapat menyangkal bahwa aku kecewa dia melakukan itu.“Aku sudah memperingatimu, ya. Pria itu adalah binatang. Di satu waktu atau waktu yang lain, dia akan berujung menunjukkan cakar-cakarnya. Aku tidak terkejut oleh itu,” katanya sambil mengusap sikuku. Aku tersenyum masam. Memang benar bahwa Jason selalu melakukan hal-hal yang Fia katakan. “Aku yakin kamu bukanlah yang pertama baginya dan tidak akan menjad

  • Kembalilah Padaku   Bab 345

    Laura“Hmm, aku berujung tidak mengikuti kelas hari ini. Kamu lebih membutuhkan aku daripada kuliah sekarang,” jawabku sambil tertawa kecil.“Wah, aku merasa makin spesial sekarang. Lain kali aku merasa buruk, aku akan meneleponmu supaya bisa dimanja olehmu,” katanya sambil terkekeh.Aku pun tertawa juga. “Dasar bodoh, kamu tidak perlu menelepon aku hanya ketika kamu merasa buruk. Aku akan selalu ada untukmu.” Aku mencium keningnya.“Baguslah. Aku menghargainya.” Dia tersenyum padaku. “Namun, aku harus pergi hari ini. Ayahku menjadwalkan pertemuan denganku di Bekasi. Urusan perusahaan dan hal-hal semacamnya. Karena umurku sudah cukup sekarang dan sudah memiliki gelar dalam administrasi, dia harus memberiku posisi sebagai CEO di Perusahaan Santoso,” katanya. Dia lalu terdiam selama beberapa saat.“Sejujurnya, aku tidak sabar mengambil warisan Santoso dari tangan b*jingan itu. Dia selama ini memimpinnya karena aku masih belum cukup umur, tapi itu semua dimiliki oleh keluarga ibuku,

  • Kembalilah Padaku   Bab 344

    LauraKILAS BALIKJason sedang tertidur dengan pulas di sampingku di kasurnya. Dia menggemaskan, sedang memegangi bantal dan memunggungiku. Aku tidak berbusana dan aku ingat betul apa yang telah terjadi di antara aku dan dia semalam. Aku telah memberikan keperawananku padanya dan meskipun aku tahu hatinya mungkin tidak menanggapiku, aku tidak menyesali apa pun.Setelah itu, aku bangkit berdiri, beranjak ke kamar mandi untuk mandi dan mengenakan pakaian yang nyaman. Aku memutuskan untuk membuatkan sarapan untuknya karena kemarin sulit sekali menyuruhnya makan. Dia sangat kacau dan murung sehingga dia menghabiskan semalaman minum-minum. Jika aku tidak menemaninya, aku hampir yakin dia akan mencoba melukai dirinya sendiri.Tentu saja, melihatnya hancur seperti itu karena gadis dangkal seperti Kinan Gunawan membuatku sedih. Fia bilang aku harus menjauh dari Jason dan bahwa, meskipun aku sangat mencintainya, dia tidak pantas untukku. Akan tetapi, aku terus bertahan karena aku merasa dia

  • Kembalilah Padaku   Bab 343

    LauraApa yang terjadi beberapa saat yang lalu di antara Jason dan aku tidak boleh dilihat oleh siapa pun.“Wajahmu memerah karena malu sekarang,” komentar Jason sambil tertawa kecil, terhibur oleh kenekatanku.“Aku tidak malu. Aku hanya tidak mau privasiku diusik, itu saja. Sudah cukup mereka membawa kita kemari tanpa seizin kita,” jawabku, menghela napas dan menarik selimut ke atas supaya dadaku tertutup.“Tenang saja. Mustahil mereka memasang kamera di sini untuk mengamati kita. Jangan terlalu paranoid.” Dia dengan lembut menurunkan selimut yang menutupiku dan memandang tubuhku.“Jangan halangi pemandanganku.” Dia terus mencium bahuku dan mencium kulitku, membuatku terkesiap, tersenyum dan mengubur jari-jariku di rambutnya yang selembut awan.“Aduh …. Sepertinya aku sedikit terluka,” kataku sambil mengerang kesakitan saat dia mengusapkan tangannya di pahaku.“Sudah selesai? Astaga, sepertinya kamu sudah mulai menua.” Dia terkekeh, mengelus pipiku dengan ujung hidungnya. “Dulu

DMCA.com Protection Status