Share

Bab 228

Author: Meminger
Suzy

Setelah aku terus mendesaknya, Laura akhirnya membiarkan Gama memasuki rumahnya. Senyuman bahagia terpampang di wajahku. Rasanya hampir tidak mungkin memercayai bahwa aku berhasil meyakinkan dia. Gama telah mendapatkan apa yang dia inginkan, jadi sekarang aku bisa mendapatkan uang dari keluarga miliarderku. Aku tidak bisa menunggu hal ini supaya aku bisa menyingkirkan penipu itu segera. Aku mulai merasa makin gugup mengenai keseluruhan situasi ini, jadi aku tidak bisa menunggu mendapatkan uang ini dan lepas dari para rentenir.

“Jadi, monster itu adalah kakak Mama?” tanya Anna pada ibunya ketika kami semua duduk di ruang tengah setelah makan malam piza bersama.

Graham, yang duduk dengan tenang di kursi di dekat sana, tertawa mendengar cara Anna menyebutnya. “Menurutmu aku monster?” tanyanya pada gadis itu.

“Kamu membuatku takut,” ungkap Anna, masih duduk di pangkuan Laura sambil melingkari tangannya di leher ibunya. Laura juga memeluknya dengan protektif. Dari kekakuannya dan c
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Kembalilah Padaku   Bab 229

    SuzyKetika aku mengucapkan selamat malam pada Gama dan beranjak ke kamarku, aku mau tidak mau menangis seperti wanita yang terkutuk. Aku merasa bersalah karena telah menekan Laura untuk menerima kakaknya kembali. Meskipun dia memiliki alasannya sendiri, aku bersikap seperti orang yang sangat egois, jadi meskipun aku pun memiliki alasanku sendiri, itu tidak menghentikan aku dari merasa seperti sampah.Namun, di tengah malam, ketika aku melihat tingkah laku Graham yang mencurigakan, aku mulai benar-benar mencurigainya. Pria itu berjongkok di depan pintu kamar Laura, mengoprek kunci pintunya seolah-olah dia ingin membukanya, dan raut wajah terkejutnya ketika dia melihatku telah membeberkan dirinya.“Apa yang kamu rencanakan? Kenapa kamu mencoba membuka pintu ini?” tanyaku dan sebelah alisku menaik, memasang ekspresi wajah curiga.“Apa? Aku mencoba membuka pintu kamar Laura? Tentu saja tidak, Suzy. Aku hanya memeriksanya,” katanya sambil terkekeh pelan. “Bukankah kamu bilang seseorang

  • Kembalilah Padaku   Bab 230

    SuzyMataku membelalak lebar dan mulutku menganga ketika aku baru saja mendengar kebenaran mengerikan yang keluar dari mulut Gama. Dia masih memunggungiku, tapi segera ketika dia menyadari kehadiranku, dia dengan cepat menoleh ke arahku.Raut wajahnya tegang dan berbahaya. Aku pun menyadari betapa besar bahaya yang sedang kuhadapi. “Tenang saja, manis. Aku telah mengatur semuanya agar bisa menyelesaikan misi ini,” katanya dengan tenang pada orang yang sedang berbicara dengannya di ujung telepon lainnya, yang merupakan Kinan, si j*lang itu, lalu dengan tenang memutuskan sambungan teleponnya.“Kamu mendengar semuanya, ‘kan, Suzy?” tanyanya padaku.Raut wajahku benar-benar kecewa. Sepanjang umurku, aku tidak akan pernah berpikir bahwa dia adalah orang semacam itu. Aku langsung berlari dari sana dan dia mengejarku, tapi aku tiba di pintu kamar Anna lebih dulu dan menguncinya dari luar. Dia mendorongku dengan sangat keras sampai tubuhku membentur lantai kayu parket yang dipoles, membuat

  • Kembalilah Padaku   Bab 231

    GrahamDia berdiri sesaat di atas tangga, menatap tubuh Suzy yang tidak bergerak di lantai setelah dia menggelinding menuruni tangga beberapa saat yang lalu. Genangan darah perlahan mulai menyebar di bawahnya. Graham menggerutu jijik dan berjalan menuruni tangga perlahan. Apa-apaan …. Seharusnya tidak begini. Suzy seharusnya tidak mendengar apa-apa, tapi sangat disayangkan dia tidak beruntung. “Kenapa kamu harus terlibat dalam hal-hal yang tidak seharusnya, Suzy?” gumamnya pada diri sendiri. Dia mengeluarkan pisau lipat dari saku celananya dan menghampiri tubuh wanita hamil itu. “Sekarang aku benar-benar harus membunuhmu. Sayang sekali,” tambahnya sambil berjongkok di sampingnya.Suzy, gadis yang dia amati, tumbuh besar di panti asuhan. Graham bahkan mengingat Suzy saat masih kecil, dengan mata yang besar, sedih, dan ketakutan. Suzy menatap Graham dengan penuh kekaguman dan cinta. Dia menempel pada Graham seakan dia adalah sosok ayah, karena Graham adalah satu-satunya orang yang me

  • Kembalilah Padaku   Bab 232

    GrahamMomen itu sempurna baginya untuk menyelesaikan pekerjaannya. Tinggal sedikit yang harus dia lakukan. Dia hanya perlu naik ke kamar gadis itu di lantai atas dan …. Namun, ponselnya langsung berdering dan dia mengernyit ketika dia melihat bahwa itu adalah telepon dari Laura. “Hai, adikku yang menggemaskan,” katanya segera setelah dia menjawab.“Apakah Suzy benar-benar sedang dalam perjalanan menuju rumah sakit sekarang? Rafael, pengawalku, meneleponku dan bilang Suzy jatuh dari tangga. Apakah itu benar? Bagaimana bisa?” tanyanya, sangat khawatir.Graham memutar bola matanya. “Begini, aku bahkan tidak melihat bagaimana itu terjadi. Seperti yang kubilang, aku meninggalkan ponselku di kamar, jadi aku hanya kembali ke sini untuk mengambil ponselku, tapi aku mendengar dia berteriak. Ketika aku pergi untuk memeriksa apa yang terjadi, dia sudah tergeletak di lantai,” jelasnya. “Dia sungguh ceroboh dan malang.”“Astaga …. Apakah kamu masih di rumah? Aku akan pulang untuk menjemput Ann

  • Kembalilah Padaku   Bab 233

    LauraAku telah mencurigai alasan Graham kembali ke apartemenku, jadi aku memutuskan untuk menunggunya di dalam mobil dekat kondominium tempatku tinggal. Pada saat itu, aku sedang berbincang dengan Gideon yang sudah pergi ke Surabaya dan sedang menceritakan mengenai pekerjaannya di sana. Dia sedang memberitahuku bahwa dia mempercepat semuanya supaya minggu depan dia bisa kembali ke Jakarta.“Kamu tidak perlu tergesa-gesa, sungguh. Santai saja, aku akan menunggu di sini dengan sabar,” ujarku padanya, tidak ingin dia berpikir aku menuntut apa-apa darinya karena hubungan kami masih sangat baru dan membutuhkan banyak waktu untuk benar-benar berkomitmen.“Aku memutuskan untuk kembali secepatnya untuk menemanimu, sayangku,” jawabnya, membuatku tertawa terbahak-bahak. Rasanya menyenangkan menjalani hubungan romantis dengan seseorang yang mudah bergaul seperti dia. Hubungan yang sehat ini masih baru bagiku, tapi aku sangat menyukainya. Aku bertanya-tanya bagaimana aku bisa bertahan dalam l

  • Kembalilah Padaku   Bab 234

    Jadi, sekarang aku memutuskan untuk mengabaikan cara dia memanggilku dan fokus pada masalahnya. “Apakah Suzy benar-benar sedang dalam perjalanan menuju rumah sakit sekarang? Rafael, pengawalku, meneleponku dan bilang Suzy jatuh dari tangga. Apakah itu benar? Bagaimana bisa?” tanyaku dengan tergesa-gesa. Dia pasti memiliki informasi lebih banyak daripada Rafael.“Begini, aku bahkan tidak melihat bagaimana itu terjadi. Seperti yang kubilang, aku meninggalkan ponselku di kamar, jadi aku hanya kembali ke sini untuk mengambil ponselku, tapi aku mendengar dia berteriak. Ketika aku pergi untuk memeriksa apa yang terjadi, dia sudah tergeletak di lantai,” jelasnya, menyesalinya. “Dia sungguh ceroboh dan malang.”“Astaga ….” Aku terbata-bata, hatiku tercekat dalam kesedihan. Suzy yang malang, aku benar-benar berharap dia dan bayinya akan baik-baik saja. “Apakah kamu masih di rumah? Aku akan pulang untuk menjemput Anna dan pergi ke rumah sakit tempat Suzy berada. Putriku pasti ketakutan, dia sa

  • Kembalilah Padaku   Bab 235

    LauraAku masih benar-benar terkejut oleh perkataan Graham. Aku baru saja mengetahui bahwa Suzy adalah adikku. Selama ini dia adalah adikku dan dia maupun aku tidak mengetahui hal itu. Itu benar-benar tidak disangka. Aku tidak pernah mempertimbangkan kemungkinan itu sama sekali. Segala hal terlalu dalam bagiku sekarang, terlalu besar untuk dipikirkan.Maksudku, aku bahkan tidak tahu ibuku memiliki anak setelah aku. Dia sudah meninggal ketika aku masih sangat muda, sangat kecil sehingga aku bahkan tidak mengingat wajahnya. Jika bukan karena album foto yang Bibi Julia miliki di rumahnya, aku bisa saja tumbuh tanpa mengetahui wajah ibuku. Sekarang, Graham mengatakan bahwa ibuku memiliki anak lain setelah aku? Seorang anak yang tidak pernah kutemui dan dia mengetahui hal itu selama ini? Kenapa? Kenapa dia menyembunyikan ini dariku? Apa yang sedang terjadi? Aku tidak kuat lagi, informasi yang kudapatkan lebih banyak dari yang bisa kuterima ….“Dia adalah adikmu, Laura,” lanjut Graham di

  • Kembalilah Padaku   Bab 236

    LauraPonselku tergelincir dari tanganku karena aku gemetar terkejut.Mataku membelalak terkejut setelah aku memproses informasi yang Jason berikan padaku. Apa? Apakah Graham selama ini bersekongkol dengan Kinan? Itu adalah kemungkinan yang selalu kutolak karena itu terlalu konyol untuk menjadi nyata. Maksudku, memang benar bahwa dan dia dan aku memiliki beberapa perselisihan, tapi bersekongkol dengan Kinan dan mengancam nyawa Anna yang merupakan keponakannya sendiri?Astaga, apakah kami sedang berada di film tentang perang saudara? Jadi begitu? Apakah semua perkataannya mengenai penyesalannya hanyalah upaya untuk mendekati putriku? Kakakku sendiri? Aku mulai menyesal dengan getir bahwa aku sempat mempertimbangkan untuk memaafkan dia.Aku menggenggam ponselku dari belakang mobilku karena Jason masih berbicara, atau bisa dibilang berteriak padaku. “Apakah kamu bisa membayangkan seserius apa situasinya, Laura?” Aku bisa memahaminya dengan sempurna.“Apakah kamu benar-benar bisa mela

Latest chapter

  • Kembalilah Padaku   Bab 515

    AnnaAku sedang bersandar di toilet kamar kecil itu, memuntahkan semua yang telah kumakan hari itu. Aku mual dan seluruh tubuhku gemetar, merasa sangat buruk. Aku seharusnya benar-benar tidak minum alkohol sebanyak itu.Lalu, aku mendengar ketukan di pintu bilik. “An, apakah kamu butuh bantuan?” Itu adalah Panca. Dia berada di sisi lain pintu, mengkhawatirkan aku.“Tunggu sebentar. Aku akan keluar,” kataku dengan suara yang tercekat. Aku menyiram toiletnya dan hampir pingsan di lantai. Saat itu sudah pagi. Panca dan aku sedang berada di dalam klub malam, mencoba bersenang-senang. Aku telah memintanya melakukan itu karena aku ingin melupakan masalah-masalah si*lanku, tapi rupanya aku tidak cukup kuat untuk minum alkohol sebanyak itu dalam sekali minum.“Kalau kamu butuh aku, teriak saja,” kata Panca lagi. Dia mengkhawatirkan aku.Aku menghela napas berat dan meninggalkan bilik, beranjak ke wastafel untuk mencuci wajahku. “Ini adalah kamar kecil wanita. Kamu tidak boleh ada di sini,

  • Kembalilah Padaku   Bab 514

    LauraAku duduk di ranjangku sambil memandang ponsel di tanganku. Aku sedang menelepon Anna lagi, setelah ratusan panggilan yang kucoba lakukan. Dia menolak menjawab semua panggilan teleponku. Ponsel dia di luar jangkauan, tapi aku tetap menelepon karena jika tidak, aku akan merasa benar-benar tidak berguna.Aku belum melakukan apa-apa sejak Anna pergi. Berhari-hari telah berlalu dan Anna belum pulang. Kami bahkan tidak bisa menemukan dia. Meskipun kami memiliki kuasa dan pengaruh yang besar, itu semua terlihat tidak berguna ketika berurusan dengan menemukan seseorang yang tidak ingin ditemukan. Tampaknya, Anna berusaha keras sekali untuk tidak ditemukan.Aku meletakkan ponselku di pojokan ranjangku dan menghela napas dengan bahu yang merosot ke depan, merasa sangat kehilangan arah. Ini tampaknya terlalu kejam. Cara putriku bertingkah tidak normal, setidaknya tidak bagi anak perempuan yang jatuh cinta dan pada umumnya membuat keputusan buruk atas nama cinta. Anna mungkin mencintai a

  • Kembalilah Padaku   Bab 513

    AnnaPanca dan aku harus meninggalkan hotel itu karena orang-orang yang dikirimkan ayahku sudah hampir sampai di pintu kami dengan niat untuk menangkap kami.“Bagaimana mereka bisa menemukan kita?” tanya Panca, gundah, seraya dia dan aku berlari pergi dari penginapan itu.Aku juga sangat kebingungan. Aku yakin kami tidak meninggalkan apa-apa. Kami berlari dan bersembunyi di balik sebuah gang, melihat bawahan-bawahan ayahku berlari ke arah yang berlawanan tanpa mengetahui bahwa kami ada di balik pojokan itu.“Apakan mereka akan kembali?” tanyaku, melihat orang-orang itu menghilang.“Jika mereka berhasil menemukan kita di sini, aku yakin mereka akan menemukan kita lagi,” ujar Panca. “Sepertinya ada yang kita lewatkan ….” Dia berpikir, lalu dia menoleh ke arahku dan mulai meraba-rabaku.“Hei! Apa yang kamu lakukan?’ tanyaku, terkejut dengan cara dia merogoh-rogoh tubuhku.“Pasti ada GPS pada dirimu. Itu akan menjelaskan segalanya,” katanya, meraih tasku, membuka ritsletingnya, dan

  • Kembalilah Padaku   Bab 512

    AnnaPanca dan aku berakhir harus pergi ke sebuah penginapan karena saat itu sudah larut malam dan orang-orang yang dikerahkan ayahku tersebar ke seluruh penjuru kota. Kami harus tetap bersembunyi dan menunggu orang-orang itu pergi supaya mereka bisa memberikan kami minuman agar kami bisa melanjutkan perjalanan kami.Ruangan itu biasa saja dengan dekor kasar dan dua kasur di tengah. Karena uang kami menipis, kami tidak bisa pergi ke tempat yang lebih baik. Bukan hanya itu, jika kami melakukan itu, kami bisa menarik perhatian. Begitu kami tiba di sana, Panca langsung mengintip melalui gorden jendela.“Bisakah kamu melihat mereka?” tanyaku, masih ketakutan. Ingatan tentang apa yang terjadi di taman masih segar di dalam diriku.“Sayangnya tidak,” jawab Panca sambil masih melihat-lihat. “Kita berhasil melarikan diri dari mereka. Namun, kita sebaiknya pergi dari kota ini sesegera mungkin.”Aku menghela napas sambil mengangguk dan duduk dengan berat di ranjang, merasa lelah dan kehabisa

  • Kembalilah Padaku   Bab 511

    Anna“Namaku tidak penting,” jawabnya, dengan ketenangan yang membuatku curiga. “Ayahmu menyuruhku untuk menjemputmu. Waktunya pulang.”Jantungku berdegup di dalam tulang rusukku. Bagaimana bisa ayahku menemukanku? Panca dan aku telah sangat berhati-hati hingga sekarang, kami tidak meninggalkan banyak petunjuk yang akan membuat dia atau siapa pun menemukan kami dengan mudah, tapi pria yang dikirimkan oleh ayahku ini mengatakan bahwa dia ada di sana untuk menjemputku pulang.“Dengar, pasti kamu salah orang, oke? Aku bukan orang yang kamu cari,” kataku pada pria itu, tetap waspada.“Ayolah, Nona Santoso,” jawab pria itu. “Ikutlah bersamaku. Keluargamu membutuhkanmu.” Dia mengulurkan tangannya dan mencoba menggenggam lenganku, tapi aku dengan cepat menghindarinya, menyembunyikan lenganku di balik tubuhku.“Sudah kubilang kamu salah orang. Aku bukan orang yang kamu cari,” kataku lagi, dengan cepat melihat ke arah Panca pergi. Aku telah meminta minum di waktu yang tidak tepat.“Untung

  • Kembalilah Padaku   Bab 510

    AnnaTamannya terang, disinari oleh ribuan lampu berwarna-warni. Aku melihat-lihat ke sekitar, terkagum oleh tempat itu. Aku tidak pernah pergi ke taman hiburan di malam hari dan suasana yang semarak membuatku seperti sedang berada di dalam film. Panca terlihat sama gembiranya seperti diriku, dengan mata yang berbinar dan senyuman lebar di wajahnya.“Jadi, apa rencananya?” tanyanya, menawarkan lengannya untukku seperti seorang tuan.“Bianglala,” jawabku dengan cepat. “Aku ingin melihat semuanya dari atas!”Panca tertawa dan membuat gestur dramatis dengan tangannya. “Sesuai keinginan Anda, Nona An!” candanya. Kami pun beranjak ke arah bianglala.Di samping kami, taman itu sangat ramai. Anak-anak tertawa dan berlari di mana-mana. Seorang penjual berondong jagung, mengenakan topi yang besar dan penuh warna, berteriak untuk menarik lebih banyak pembeli. “Berondong jagung panas, berondong jagung manis, berondong jagung asin! Ayo, ayo, jangan lewatkan!”Aku menatap Panca dan tertawa. “

  • Kembalilah Padaku   Bab 509

    Layla“Aku sedang membicarakan dirimu, Layla,” katanya. “Kembalilah padaku.”Aku terkekeh skeptis. “Apa yang kamu lakukan sekarang? Kenapa kamu mengatakan ini? Apakah kamu benar-benar ingin aku memercayai itu?” tanyaku, skeptis terhadap perkataannya.Maksudku, pernikahan kami sudah berjalan selama bertahun-tahun dan sepanjang waktu itu, aku melakukan segala hal yang bisa kulakukan untuk membuat dia menyadari bahwa ini adalah hal yang penting bagi kami berdua, untuk membuat dia sadar betapa aku mencintainya dan betapa aku bersedia untuk membuat dia bahagia, tapi dia tidak pernah mendengarkan aku. Kebalikannya, malah. Gideon membenciku dan memperlakukan aku seolah-olah dia membenciku.Aku harus menelan banyak hal dalam pernikahan itu untuk tetap berada di sisinya dan berjuang untuk kami berdua. Akan tetapi, begitu aku telah memutuskan untuk akhirnya melihat diriku sendiri dan meninggalkan hubungan yang tidak sehat itu, dia muncul dan mengatakan bahwa dia menginginkan aku kembali. Apa

  • Kembalilah Padaku   Bab 508

    LaylaKetika bel pintuku berbunyi dan aku pergi menjawabnya, aku mengernyit ketika Gideon Nalendra ada di pintuku. “Kamu? Apa yang kamu inginkan di sini?” tanyaku, lebih terkejut dibandingkan tertarik. Sejak aku bercerai dengannya, dia tidak pernah mendatangiku secara langsung, dia selalu mengirimkan seseorang untuk menjemput putranya dan kemudian mengembalikan dia dengan aman setelah beberapa hari, tapi dia tidak pernah datang secara langsung sebelumnya.“Em, hai, Layla,” gumamnya, masih berdiri di pintu apartemenku.“Papa!” Itu adalah Wira kecil yang berlari begitu dia melihat ayahnya di pintu.“Hei, petarung kecil!” seru Gideon, berjongkok untuk menggendong putranya dan memeluknya.“Aku senang sekali bertemu dengan Papa!” ucap anak itu dengan bahagia, memeluk ayahnya. Meninggalkan Surabaya adalah hal yang sulit, terutama karena anak itu sangat menempel dengan ayahnya, tapi dia masih terlalu muda untuk berada jauh dari ibunya bagiku untuk meninggalkan dia bersama Gideon, bukanny

  • Kembalilah Padaku   Bab 507

    AnnaRasanya seakan-akan dunia di sekitar kami menghilang. Panca dan aku sedang menjalani hari yang sempurna, yang mana segala hal tampak memungkinkan, yang mana tidak ada kekhawatiran, hanya kebahagiaan. Musik pop tahun 2000-an terputar dengan lembut melalui pengeras suara toko dan rasanya seperti musik pengiring untuk kisah kami yang mulai tertulis sendiri.Panca menggenggam tanganku dan menarikku ke area aksesori dengan senyuman konyolnya. “Lihat ini!” Dia mengambil sepasang kacamata besar dengan lensa bundar dan bingkai berwarna neon. Dia memasang itu di wajahnya dan membuat pose yang dilebih-lebihkan seolah-olah dia adalah seorang model papan atas. “Sempurna untuk tampilan futuristik, ‘kan?”Aku tertawa dan mengambil kacamata lain, hanya saja kacamata itu memiliki bingkai berbentuk hati. Aku memakainya di wajahku dan menatap Panca sambil tersenyum. “Sekarang iya! Kita siap untuk mendominasi dunia!”Dia tertawa dan mencium pipiku. “Tentunya dunia tidak akan sama jika kita memak

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status