Share

322. Pergi Sebelum Pesta Usai

Author: Henny Djayadi
last update Last Updated: 2025-02-02 14:42:26

Rangga menggendong Malika yang masih sesenggukan, langkahnya mantap menuju meja di sudut taman, tempat Nadya duduk menikmati hidangan.

Perut Nadya yang membesar membuatnya duduk dengan sedikit bersandar, sesekali mengusap perutnya seolah menenangkan bayi di dalam kandungannya. Saat melihat suaminya datang dengan wajah lelah dan putrinya yang masih terisak, Nadya mengangkat alis penuh tanya.

"Malika kenapa, Mas?" tanyanya lembut, tangannya terulur mengusap kepala gadis kecil itu.

Rangga duduk di sebelah Nadya sambil memangku putrinya. Dengan nada ringan, seolah ini bukan masalah besar, ia berkata, "Dia sedih karena Brilian ngasih potongan pertama kuenya ke temannya, bukan ke dia."

Nadya terdiam sejenak. Matanya beralih dari putrinya ke arah tengah pesta, tempat Brilian kini tertawa bersama teman-temannya. Wajahnya tampak polos dan ceria, seolah tak menyadari ada hati kecil yang terluka karena perbuatannya.

Nadya kemudian melirik Sekar, yang berdiri tak jauh dari Brilian. Sejak tahu bah
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   323. Adik untuk Brilian

    Pesta ulang tahun telah usai, menyisakan kehangatan di rumah besar keluarga Wismoyojati. Para tamu sudah pulang, dan kini hanya keluarga inti yang tersisa, menikmati momen-momen kebersamaan setelah hari yang penuh keceriaan.Waluya dan Inayah, orang tua Lila dan Delisa, duduk di ruang keluarga bersama Sekar dan beberapa anggota keluarga lainnya. Mereka sengaja datang dari jauh demi merayakan ulang tahun cucu kesayangan mereka.Waluya bangga melihat cucunya yang masih sibuk bermain dengan beberapa hadiah ulang tahunnya. "Dulu waktu lihat dia baru lahir sangat kecil. Sekarang sudah sebesar ini."Waluya tidak bisa menyembunyikan kebahagiaannya bisa berkumpul dengan cucunya. Selama ini dia hanya bisa menghubungi Brilian melalui ponsel. Bukan karena tidak sayang, Waluya jarang mengunjungi cucunya. Selain kesibukannya, dia juga tidak ingin terlalu merepotkan Sean, yang akan memberi banyak bawaan saat pulang.Inayah tersenyum dan mengusap lembut kepala Brilian yang duduk di dekatnya. "Dia pa

    Last Updated : 2025-02-02
  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   1. Benih yang Terbuang

    “Kau tahu, kecerdasan itu diturunkan dari ibunya?” Lila mengangguk mengiyakan ucapan Sekar, ibu mertuanya. “Itu sebabnya mama memilihmu untuk menjadi istri Sean, untuk melahirkan keturunan-keturunan yang cerdas bagi keluarga Wismoyojati.” Dahulu Lila adalah salah satu mahasiswa pintar yang mendapatkan beasiswa dari perusahaan Wismoyojati. Saat magang di perusahaan itu, Lila menunjukkan kinerja yang sangat baik, hingga membuat Sekar begitu tertarik kepada dirinya. Bahkan untuk bisa mendapatkan dirinya saat itu, Sekar membanjiri keluarga Lila dengan begitu banyak hadiah, agar Lila bersedia menikah dengan Sean, putra tunggalnya. “Tapi setelah mama pikir-pikir, setelah dua tahun pernikahan kalian, apa gunanya memiliki menantu yang cerdas kalau ternyata mandul?” Lila menunduk menyembunyikan kegetiran hatinya. Setelah dilambungkan setinggi langit, lalu dijatuhkan hingga hancur berantakan. “Sean adalah pewaris tunggal di keluarga Wismoyojati, apa jadinya jika dia tidak memiliki ke

    Last Updated : 2024-08-21
  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   2. Waktunya untuk Mengakhiri Semua

    Seburuk inilah komunikasi antara Lila dan dan Sean. Sampai Sean lupa memberi tahu tentang pengumuman brand ambassador produk baru perusahaan mereka. Hati Lila merasa tercubit, keberadaanya sama sekali tidak dianggap, bahkan untuk acara sebesar ini dirinya tidak dilibatkan sama sekali. Jangankan dilibatkan, diberi tahu pun secara mendadak.Lila membuka lemari pakaiannya, tampak kebingungan karena tidak ada satu pun pakaian yang sesuai dengan dress code dalam undangan yang baru saja Sean kirim memalui aplikasi perpesanan. Satu jam lagi acara dimulai, sudah tidak ada waktu untuk ke butik atau memesan secara online. Lila harus bisa memaksimalkan pakaian yang ada.Seperti apa yang sudah Lila duga, penampilannya akan menjadi pusat perhatian. Bukan karena penampilannya yang penuh pesona, tetapi karena dia mengenakan pakaian yang sudah pernah dia gunakan di acara sebelumnya."Lihat, bukankah itu gaun yang sama dengan yang dia pakai di acara amal bulan lalu?" bisik seorang perempuan kepada tem

    Last Updated : 2024-08-21
  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   3. Ceraikan Aku!

    Lila membiarkan dingin menyelimuti tubuhnya. Malam yang semakin larut membuatnya kesulitan mendapatkan taksi. Ingin rasanya memesan satu kamar di hotel ini untuk sekedar mengistirahatkan tubuhnya, tetapi mengingat ada Sean dan Miranda di kamar yang lain membuat Lila ingin sesegera mungkin meninggalkan hotel bintang lima tersebut.“Sendiri?” Suara bariton yang tak dikenal itu membuyarkan lamunan Lila.Lila segera menyeka air matanya, berusaha menyembunyikan kesedihan dari orang yang tidak dia kenal. Ia berbalik dan melihat seorang pria tampan dengan sorot mata tajam namun ramah.“Butuh tumpangan ... Nyonya Wismoyojati?” tanyanya sambil tersenyum.“Tidak, terima kasih.” Degup jantungnya semakin kencang. Bukan karena terpesona dengan pria tampan di hadapannya, tetapi ada ketakutan tersendiri saat bertemu dengan orang asing pada saat malam merayap berganti hari.“Mau saya temani sampai mendapatkan taksi?” Pria itu menawarkan lagi, nada suaranya tulus dan tenang.“Tidak perlu,” tolak Lila

    Last Updated : 2024-08-21
  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   4. Menyerah

    “Ini bukan tentang Ryan atau pun Miranda, ini tentang kita yang memang tidak bisa hidup bersama.” Lila berusaha tetap tenang menghadapi Sean. Entah apa yang membuat suaminya menunjukkan sikap berlebihan dengan sosok Ryan Aditya Mahendra.“Berapa yang kau minta?”Lila menunduk menyeka air mata. Apa pun tentang dirinya, Sean anggap bisa dinegosiasikan dengan uang. Segala urusan bisa diselesaikan dengan uang, termasuk urusan ranjang. Serendah itu Lila di mata Sean, anak sopir taksi yang menerima lamaran Sekar untuk dirinya. Jika bukan demi harta, lalu apa lagi?“Aku tidak menginginkan apapun.” Tenggorokan Lila terasa kering, hingga dia harus menelan ludah untuk bisa melanjutkan kalimatnya. “Tak masalah, tanpa ada gono-gini, asal kita berpisah.”“Jangan pernah membicarakan tentang perceraian lagi, atau aku akan menghentikan uang untuk pengobatan ayahmu.”Ancaman yang terasa begitu mengiris hati Lila. Bukan bermaksud tidak berbakti kepada orang tua, tetapi Lila merasa sudah di ambang batas

    Last Updated : 2024-08-21
  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   5. Pelampiasan Nafsu Semata

    Lila menggelengkan kepala, yang dia inginkan saat ini hanya kebebasan, mencari kebahagiaannya sendiri, lepas dari sangkar emas keluarga Wismoyojati. Anggap saja Lila egois, tetapi dia hanya ingin menjaga kewarasannya, baik jiwa maupun raga. Sudah cukup hinaan dari Sekar dan pengabaian dari Sean, sudah cukup selama dua tahun, tubuhnya disentuh tanpa cinta.“Sudah banyak yang saya dapatkan dari keluarga ini, bukan hanya harta benda, tetapi juga ilmu dan kesehatan ayah saya. Saya tidak memiliki apa pun untuk memberi balasan yang sepadan, jadi saya tidak akan mempersulit keinginan mama dan Sean untuk segera memiliki penerus bagi keluarga ini.”Sekar tersenyum lega mendengar ucapan Lila. Permintaan Lila adalah harapannya selama ini. Jika Lila tidak ingin mempersulit, Sekar akan semakin mempermudah perceraian itu terjadi. Apa pun akan dia lakukan untuk bisa segera memiliki cucu, dan perceraian Lila dengan Sean adalah langkah awal.Saat ini di kepala Sekar sudah dipenuhi perempuan-perempuan

    Last Updated : 2024-08-21
  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   6. Amarah dan Gairah

    Lila merasakan napas panas Sean yang mengalir di telinganya, membuat tubuhnya semakin tegang. Posisinya yang terjepit di antara dinding dan tubuh Sean membuatnya merasa tidak berdaya. Segala ketakutan dan kekhawatiran yang selama ini ia coba pendam kini muncul ke permukaan.Di tengah segala kepedihan dan rasa terhina, ada dorongan kuat dalam hatinya untuk melawan. Ini bukan hanya tentang keinginan untuk bebas, tapi tentang menjaga sisa-sisa harga dirinya yang hampir terkikis habis oleh pernikahan yang hambar dan tidak memiliki masa depan.“Aku tidak mencari pria lain, Sean,” jawab Lila dengan suara yang hampir tidak terdengar, tetapi ada ketegasan di balik kata-katanya. “Aku hanya ingin keluar dari hubungan yang sudah tidak sehat ini. Kita berdua tahu bahwa ini tidak bisa dilanjutkan. Kau tidak mencintaiku, dan aku membebaskanmu mencari cinta dan kebahagiaan dengan wanita lain.”Sean menyipitkan matanya, tatapan mata yang merendahkan Lila, mencoba mencari celah untuk menyerang. “Kau t

    Last Updated : 2024-09-18
  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   7. Luka Fisik dan Psikis

    Puncak kenikmatan itu tidak berlangsung lama, suara desah yang sempat terdengar di telinga Sean kini berubah menjadi isak tangis yang memilukan hati. Sean baru menyadari jika dirinya baru saja melakukan sebuah kesalahan besar. Amarah dan gairah yang menjadi satu membuatnya lupa dengan kebiasaannya selama ini.Sean duduk di sudut sofa dengan penampilan yang berantakan sambil mengatur napasnya. Dia yang belum sempat merapikan diri hanya menutupi tubuh bagian bawahnya dengan kemeja. Sekejab matanya menangkap gerakan Lila yang melangkah tertatih menuju kamar. Suara pintu tertutup yang diikuti tangis menyayat hati membuat Sean semakin bingung dan tidak tahu harus berbuat apa.Setelah berhasil menenangkan diri, Sean berdiri hendak menuju ke kamar Lila dan meminta maaf. Tetapi langkahnya terhenti saat melihat surat keterangan medis milik Lila di atas meja. Sean memunggut surat itu dan bergegas membukanya.“Sialan!” gumam Sean, melampiaskan rasa kesalnya.Dengan penuh amarah Sean langsung mer

    Last Updated : 2024-09-18

Latest chapter

  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   323. Adik untuk Brilian

    Pesta ulang tahun telah usai, menyisakan kehangatan di rumah besar keluarga Wismoyojati. Para tamu sudah pulang, dan kini hanya keluarga inti yang tersisa, menikmati momen-momen kebersamaan setelah hari yang penuh keceriaan.Waluya dan Inayah, orang tua Lila dan Delisa, duduk di ruang keluarga bersama Sekar dan beberapa anggota keluarga lainnya. Mereka sengaja datang dari jauh demi merayakan ulang tahun cucu kesayangan mereka.Waluya bangga melihat cucunya yang masih sibuk bermain dengan beberapa hadiah ulang tahunnya. "Dulu waktu lihat dia baru lahir sangat kecil. Sekarang sudah sebesar ini."Waluya tidak bisa menyembunyikan kebahagiaannya bisa berkumpul dengan cucunya. Selama ini dia hanya bisa menghubungi Brilian melalui ponsel. Bukan karena tidak sayang, Waluya jarang mengunjungi cucunya. Selain kesibukannya, dia juga tidak ingin terlalu merepotkan Sean, yang akan memberi banyak bawaan saat pulang.Inayah tersenyum dan mengusap lembut kepala Brilian yang duduk di dekatnya. "Dia pa

  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   322. Pergi Sebelum Pesta Usai

    Rangga menggendong Malika yang masih sesenggukan, langkahnya mantap menuju meja di sudut taman, tempat Nadya duduk menikmati hidangan.Perut Nadya yang membesar membuatnya duduk dengan sedikit bersandar, sesekali mengusap perutnya seolah menenangkan bayi di dalam kandungannya. Saat melihat suaminya datang dengan wajah lelah dan putrinya yang masih terisak, Nadya mengangkat alis penuh tanya."Malika kenapa, Mas?" tanyanya lembut, tangannya terulur mengusap kepala gadis kecil itu.Rangga duduk di sebelah Nadya sambil memangku putrinya. Dengan nada ringan, seolah ini bukan masalah besar, ia berkata, "Dia sedih karena Brilian ngasih potongan pertama kuenya ke temannya, bukan ke dia."Nadya terdiam sejenak. Matanya beralih dari putrinya ke arah tengah pesta, tempat Brilian kini tertawa bersama teman-temannya. Wajahnya tampak polos dan ceria, seolah tak menyadari ada hati kecil yang terluka karena perbuatannya.Nadya kemudian melirik Sekar, yang berdiri tak jauh dari Brilian. Sejak tahu bah

  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   321. Pesta Ulang Tahun

    Tanpa terasa waktu terasa berlalu begitu cepat. Hari-hari bahagia mereka lalui, meski kadang ada saja ujian dan pertengkaran kecil yang mewarnai keluarga kecil mereka. Tetapi mereka mampu menghadapinya dengan tetap rukun dan harmonis.Kini, Sean dan Lila tengah merayakan ulang tahun kelima putra mereka, Brilian Anugrah Wismoyojati. Rumah mereka yang luas dipenuhi balon warna-warni dan dekorasi bertema favorit Brilian, dinosaurus.Tawa riang anak-anak terdengar mengisi udara, sementara para tamu, yang sebagian besar adalah kolega dan rekan kerja Sean, berbincang sambil mengawasi anak-anak mereka yang berlarian.Sean dan Lila, sebagai tuan rumah, tampak kompak dan mempesona. Sean mengenakan kemeja putih dengan lengan tergulung, memberi kesan santai namun tetap karismatik. Di sisinya, Lila mengenakan gaun sederhana berwarna pastel yang mempertegas keanggunannya. Keduanya selalu tersenyum hangat saat menyambut tamu yang datang, memastikan semua merasa nyaman.“Terima kasih sudah datang,”

  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   320. Bucin Paripurna

    Sean membuka pintu kamar hotel dengan santai, bathrobe putih membalut tubuhnya, rambutnya masih sedikit basah setelah mandi. Dengan senyum hangat, dia menerima trolley yang berisi makan siang mereka dari petugas room service."Terima kasih," ucap Sean sebelum menutup pintu kembali.Lila masih berbaring di atas ranjang, matanya terpejam sejenak, menikmati kenyamanan kasur empuk setelah pergulatan panas yang cukup melelahkan. Kesibukan membuat mereka harus pintar-pintar mencari waktu untuk bisa menjaga keharmonisan rumah tangga.Saat Sean menghampiri dengan meja makan yang telah disiapkan, Lila perlahan mengubah posisinya menjadi duduk. Ada rasa kecewa saat melihat istrinya mulai mengenakan jubah tidur, karena sebenarnya Sean ingin makan sambil menatap tubuh indah istrinya.Sean harus menekan ego dan imajinasi liarnya tersebut, karena baginya kenyamanan Lila lebih penting."Ayo makan," kata Sean sambil menuangkan segelas air putih untuk Lila. Setelah mendapat pelayanan yang sangat memua

  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   319. Pasrah

    Lila berpikir cepat. Dia tidak ingin membuat Sean menunggu lama di hotel, tetapi juga tahu jika menolak permintaan Delisa begitu saja. Adiknya itu pasti akan mengadu pada Ibu mereka, jika keinginannya tidak terpenuhi. Ujung-ujungnya, Lila akan menerima ceramah panjang lebar yang menyakitkan hati dari sang ibu."Sebagai mbak, kamu itu harusnya lebih sayang sama adikmu!" Inayah pasti akan berkata begitu. "Dulu kita sama-sama hidup susah, setelah hidup enak kenapa sekarang lupa pada adikmu?" "Delisa itu adikmu, Lila. Kalau bukan kamu yang memperhatikannya, siapa lagi?" Kalimat-kalimat yang sebenarnya menyakitkan bagi Lila, seolah-olah selama ini dia tidak pernah peduli pada adiknya. Seolah-olah semua yang sudah dia lakukan tidak ada artinya.Lila menarik napas panjang, menahan kesal yang mulai menguasai pikirannya. Dia tidak ingin berdebat dengan Inayah lagi. Lila berusaha berpikir cepat agar bisa menemukan solusi lain.Tanpa ragu, Lila mengeluarkan ponselnya dan segera memesan makana

  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   318. Makan Siang di Hotel Bintang Lima

    Ryan menunduk, suaranya nyaris tenggelam dalam riuh rendah restoran. "Ibuku seorang penderita skizofrenia."Rina terkejut. Matanya membulat, menatap Ryan yang kini tampak begitu rapuh di hadapannya. Ia tidak menyangka, di balik sikapnya yang selalu tenang dan terkendali, Ryan menyimpan luka sedalam ini.Rina bertanya dalam hati, apakah ini yang membuatnya selalu terlihat murung?Ryan menghela napas, menatap ke arah lain. "Aku sadar, menikah denganku tidak akan mudah, Rina. Aku tidak bisa menjanjikan hidup yang sempurna. Aku tidak bisa menjanjikan segalanya akan baik-baik saja. Tapi ..." Ia menatap Rina, dalam dan tulus. "Aku bisa menjanjikan ketulusan."Rina masih diam, hatinya berkecamuk. Ia tidak pernah membayangkan beban yang harus ditanggung Ryan. Ia tahu, memiliki anggota keluarga dengan gangguan mental bukanlah sesuatu yang mudah. Ada tanggung jawab, ada pengorbanan, ada kesedihan yang mungkin tidak bisa dimengerti orang lain.Tanpa sadar, Rina meraih tangan Ryan. Ia menggenggam

  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   317. Kenyataan Pahit yang Lain

    Ryan menatap bayangannya di cermin, menyisir rambutnya dengan perlahan. Wajahnya tampak tenang, tapi pikirannya tidak. Rina masih memenuhi benaknya.Sejak perpisahan mereka, ia berusaha mengalihkan perhatian dengan pekerjaan dan kesibukan lainnya, tetapi bayangan gadis itu selalu muncul, terutama di saat-saat seperti ini, saat ia sendiri, berdiri di depan cermin, menghadapi dirinya sendiri.Dengan helaan napas panjang, Ryan meraih ponselnya dari meja. Jemarinya ragu sejenak sebelum akhirnya mengetik pesan."Rina, bisakah kita bertemu? Mungkin untuk yang terakhir kali."Ia menatap layar, mempertimbangkan apakah ini keputusan yang tepat. Namun sebelum bisa berubah pikiran, ia menekan tombol kirim.Detik-detik berlalu terasa lambat. Ia menunggu dalam diam, berharap, tapi juga takut akan jawaban yang mungkin ia terima. Lalu, ponselnya bergetar."Baiklah, di mana?"Ryan merasakan dadanya sedikit lega, meski di baliknya ada kegelisahan. Ia segera mengetik balasan."Bagaimana kalau di Restor

  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   316. Jawaban yang tak Kunjung Datang

    Setelah makan malam, mereka duduk santai di ruang keluarga. Sekar duduk di sofa dengan nyaman, sementara Lila menyandarkan kepalanya di bahu Sean yang duduk di sampingnya. Brilian sudah tertidur pulas di kamarnya, membuat malam terasa lebih tenang.Sekar menyesap teh hangatnya, lalu melirik ke arah Sean. “Sean, apartemen kamu di Regal Hight itu sampai sekarang masih kosong, ya?” tanya Sekar santai.Sean menoleh ke ibunya, lalu mengangkat bahu. “Iya, Ma. Kenapa?”Sekar menatapnya dengan tajam. “Apa rencanamu dengan apartemen itu?”Sean menghela napas, melirik sekilas ke arah Lila yang tampak mendengarkan obrolan mereka dengan tenang. “Belum ada rencana, Ma,” jawab Sean akhirnya.Sekar langsung bersuara dengan nada tegas, “Kalau begitu lebih baik disewakan saja. Daripada dibiarkan kosong, hanya menghabiskan biaya perawatan.”Sean kembali melirik Lila, kali ini lebih lama. Sebenarnya, dia punya rencana sendiri untuk apartemen itu. Sesekali, dia ingin mengajak istrinya ke sana, menghabisk

  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   315. Kena Marah Semua

    Setelah kelahiran Brilian, ada rasa kurang nyaman saat mereka menikmati kebersamaan. Beberapa kali Brilian terbangun di saat yang tidak tepat, hingga membuat Sean dan Lila terpaksa menyelesaikan dengan cepat, bahkan pernah akhirnya tidak dilanjutkan.Tidak menyia-nyiakan kesempatan yang ada, Sean dan Lila menikmati kesempatan yang diberikan oleh Sekar. Terasa seperti bulan madu saat menikmati kebersamaan penuh gairah tanpa ada gangguan.Tidak harus terburu-buru untuk saling memberikan kenikmatan. Bahkan Sean tidak perlu membekap mulut Lila agar suara desah dan jeritannya membangun Brilian.Setelah berburu kenikmatan bersama dalam berbagai gaya diiringi dengan erangan dan desahan, akhirnya Sean dan Lila bisa mencapai puncak bersama. Sean melabuhkan kecupan lembut di bibir Lila sebelum menjatuhkan tubuhnya tepat di samping Lila dan memeluknya dengan erat. Sementara itu Lila berusaha menormalkan kembali deru napasnya yang tidak beraturan.“Apa motif mama melakukan ini semua?” Lirih suara

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status