Share

280. Keras Kepala

Author: Henny Djayadi
last update Last Updated: 2025-01-14 20:27:57

Delisa melangkah keluar dari taksi online dengan percaya diri. Penampilannya tampak rapi, mengenakan blazer krem yang dipadukan dengan rok pensil hitam. Ia menegakkan punggungnya saat memasuki lobi kantor Sean terlihat penuh percaya diri.

Tatap mata Delisa menelusuri kemewahan interior ruangan itu, berharap bisa bekerja di perusahaan besar milik saudara iparnya. Jika ini terwujud, tentu bukan hanya membuat kedua orang tuanya bangga, tetapi juga teman-teman yang pernah merendahkannya akan merasa iri dan terpukul.

Dengan senyum ramah, ia menghampiri meja resepsionis. "Selamat pagi. Saya Delisa, adiknya Pak Sean. Saya ingin bertemu dengannya."

Resepsionis, seorang perempuan muda dengan seragam formal, membalas senyum Delisa dengan sopan. "Selamat pagi, Bu Delisa. Mohon maaf, apakah Anda sudah membuat janji sebelumnya dengan Pak Sean?"

Delisa mengerutkan kening. "Saya memang belum membuat janji, tapi saya ini adiknya, lho. Saya yakin dia pasti akan mau menemui saya."

Menghadapi sikap arog
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   281. Sikap Tegas Sean

    Alex melangkah cepat menuju ruang rapat, napasnya mulai memburu. Ia tahu dirinya terlambat, dan itu semua karena perbincangannya dengan Delisa di lobi.Saat mendekati pintu kaca ruang rapat, ia melihat Sean dan Rangga sedang berjalan masuk. Panik, Alex mulai berlari kecil, berharap bisa mengejar mereka sebelum rapat dimulai."Pak Sean! Pak Rangga!" panggil Alex dengan suara yang sedikit terengah.Sean dan Rangga berhenti di depan pintu, berbalik menghadap Alex. Keduanya menatapnya dengan ekspresi yang sulit diterjemahkan, tatap mata keduanya dingin hingga membuat Alex semakin gugup.“Maaf, Pak, saya terlambat,” ucap Alex cepat, mencoba menjelaskan tanpa ditanya. Namun, baik Sean maupun Rangga tidak berkata sepatah kata pun.Mata Sean yang tajam menatap Alex seperti menembus dirinya. Rangga hanya melirik sekilas, lalu mengangkat alis dengan ekspresi datar. Keduanya kemudian masuk ke ruang rapat tanpa memberikan respons.Alex merasa perutnya mengerut. Tatapan mereka lebih menusuk daripa

    Last Updated : 2025-01-15
  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   282. Apa Niatnya?

    Sekar duduk nyaman di sofa empuk, memangku Brilian yang tampak tenang dalam balutan selimut hangat. Sepanjang sore, Sekar terus berbicara dengan cucunya, menatap wajah mungil itu dengan penuh kasih sayang."Kamu tahu, Brili? Oma sekarang yang urus perusahaan kamu," ucap Sekar dengan lembut. Sesekali, bayi itu membalas dengan gumaman khas bayi, seolah berusaha merespons."Oh, pintar sekali cucu nenek ini!" seru Sekar dengan penuh kebahagiaan, mencium kening Brilian dengan lembut. “Oma akan membuat perusahaanmu semakin besar. Dan saat kamu besar nanti, kamu yang akan membuatnya semakin mendunia.”Lila muncul dari dapur, membawa secangkir teh hijau hangat yang menjadi favorit ibu mertuanya. Dengan senyuman, dia meletakkan teh itu di meja kecil di samping Sekar sebelum duduk di sofa dekat mereka.Sekar menoleh sebentar menatap Lila dengan senyum di bibirnya. "Terima kasih, Lil. Lihat wajah Brili, dia seperti magnet yang menarik kebahagiaan," ucap Sekar dengan binar bahagia di matanya.Set

    Last Updated : 2025-01-15
  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   283. Undangan

    Delisa terdiam di tempatnya, menundukkan kepala tanpa membalas tatapan Lila. Kata-kata Nadya sebelumnya masih membekas di hatinya, tetapi dia memilih untuk menahan diri. Dia sadar, keadaan ini sudah menjadi keputusan sang kakak, dan dia tidak punya pilihan selain menerimanya.Lila mengambil kursi di dekat Delisa dan duduk dengan lembut, menjaga jarak agar percakapannya tidak terasa mendominasi."Lisa, Mbak tahu ini mungkin tidak seperti yang kamu harapkan," kucap Lila dengan nada lembut. "Tapi Mbak juga mau kamu tahu, ini semua untuk kebaikanmu. Mbak dulu juga pernah bekerja di Mahendra Securitas, dan itu tempat yang sangat baik untuk belajar dan berkembang."Delisa mengangkat sedikit wajahnya, cukup penasaran untuk mendengarkan. Lila melanjutkan, "Di sana, suasana kerja sangat mendukung selama kita bisa membawa diri. Mbak yakin kamu bisa menyesuaikan diri dengan baik. Apalagi Nadya nanti juga akan membimbing kamu. Akan ada banyak ilmu dan pengalaman yang kamu dapatkan."Nadya yang du

    Last Updated : 2025-01-16
  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   284. Berbuah Manis

    Dengan hati-hati, Lila membuka amplop itu. Matanya membesar begitu membaca isinya."Konten kreator terbaik bidang edukasi ekonomi?" Lila membaca perlahan, tidak percaya dengan apa yang baru saja dilihatnya. "Aku masuk nominasi? Ini tidak salah, kan, Ma?"Sekar mengangguk, wajahnya memancarkan kebanggaan. "Iya, kamu masuk nominasi, Lila. Itu bukan hal kecil. Mama sangat bangga padamu." Sekar memeluk Lila dengan hangat.Sekar tidak pernah menduga, masa-masa sulit yang Lila jalani saat bercerai dengan Sean membuahkan hasil yang tidak terduga.Sekar mengurai pelukannya, dengan senyum lebar dia menatap wajah Lila. “Kamu perempuan hebat, mama tidak salah memilih pendamping untuk Sean.” Sekar melabuhkan kecupan setelah mengakhiri kalimatnya. “Sean pasti bangga kalau tahu berita ini.”Lila tidak bisa menyembunyikan kebahagiaannya. Dia menggeleng samar, masih dalam keterkejutannya dan tidak percaya.“Saya benar-benar tidak pernah mengira ini akan terjadi. Banyak hujatan di setiap video saya, y

    Last Updated : 2025-01-16
  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   285. Bukan Batita

    Malam itu, setelah Sekar pulang Brilian tertidur pulas di kamar bayi, Sean dan Lila berbaring di kamar mereka. Lampu kamar redup memberikan suasana yang tenang, namun pikiran Sean masih penuh dengan berbagai rencana.Sean memandang Lila yang masih berbalas pesan dengan ponselnya. Setelah ponsel Lila aktif, ternyata banyak notifikasi pesan. Hanya beberapa yang dia anggap penting yang di balas, terutama dari orang tuanya. Di tengah kesibukan Lila, Sean memulai pembicaraan."Lil," panggil Sean dengan suara lirih dan terdengar ragu."Hm?" sahut Lila tanpa mengalihkan pandangannya dari ponselnya."Aku berpikir untuk mengajak Mama tinggal bersama kita," ujar Sean, suaranya penuh pertimbangan.Lila menoleh ke arah Sean sebentar. Setelah mengirim pesan yang sudah dia tulis, Lila meletakkan ponselnya di nakas dalam keadaan di nonaktifkan. Dia sadar apa yang akan dibicarakan oleh suaminya sangat serius dan penting.Lila menatap Sean dengan lembut. "Kenapa tiba-tiba kepikiran itu?"Sean menghela

    Last Updated : 2025-01-16
  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   286. Hanya Bisa Diam

    Dengan langkah tergopoh-gopoh, Delisa memasuki lobi kantor Mahendra Securitas yang megah. Matanya sibuk memindai ruangan sambil menahan gugup. Dia tahu ini adalah hari pertamanya bekerja, dan dia tidak ingin membuat kesan buruk.Delisa mendekati meja resepsionis, seorang wanita berpenampilan rapi dengan senyum profesional menyambutnya. "Selamat pagi. Ada yang bisa saya bantu?"Delisa menarik napas dalam-dalam sebelum menjawab. "Pagi. Saya Delisa, karyawan baru. Saya diberitahu untuk melapor hari ini."Resepsionis itu membuka buku catatan kecil di mejanya, matanya memindai daftar nama. "Ah, ya. Mbak Delisa, Anda sudah ditunggu oleh Bu Sekar di ruangannya."Mendengar nama itu, Delisa membelalakkan mata. "Bu Sekar? Maksudnya ... Sekar Wismoyojati?""Ya, beliau CEO di sini," potong resepsionis dengan ramah. "Ruangannya ada di lantai dua, belok kanan dari lift."Delisa mengangguk perlahan, pikirannya kalut. Sekar adalah ibu mertua Lila, kakaknya. Dia tahu betul bagaimana Sekar, seorang wan

    Last Updated : 2025-01-17
  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   287. Salah Paham

    Lila berdiri di depan cermin panjang, memandang pantulan dirinya dalam gaun satin berwarna biru tua yang elegan. Gaun itu dirancang dengan detail lipatan halus di bagian pinggang dan potongan bagian leher berbentuk sabrina yang agak rendah. Meski wajahnya dihiasi senyum tipis, matanya menyiratkan keraguan.Sean duduk di sofa dekat cermin, pandangannya tajam namun tak banyak bicara. Wajahnya yang serius membuat Lila merasa tidak percaya diri.“Sean, gaunnya kurang cocok, ya?” Lila bertanya ragu, melirik Sean dari cermin. “Ini rekomendasi langsung dari yang punya butik lho.”Sean tidak menjawab. Ia berdiri dan berjalan mendekat, hingga berdiri tepat di belakang Lila. Tatapan mereka bertemu dalam pantulan cermin, dan Sean meletakkan kedua tangannya di bahu Lila.“Katanya model ini untuk menutupi perutku yang masih buncit,” ucap Lila sambil menunduk karena merasa kurang percaya diri.Meskipun dokter sudah mengatakan jika bekas jahitan sembuh, tetapi Lila belum berani menggunakan korset un

    Last Updated : 2025-01-17
  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   288. Menjelang Persidangan

    Sean menekan tombol di ponselnya, berbicara dengan nada tegas namun santai. “Titipkan saja berkasnya di pos satpam. Nanti orangku akan mengambil ke rumah,” katanya sebelum mengakhiri panggilan.Setelah meletakkan ponselnya di meja, Sean menekan tombol interkom dan memanggil sekretarisnya. Tak lama, Alex, sekretarisnya yang selalu sigap, masuk ke ruangan.“Ya, Pak?” tanya Alex dengan sopan, berdiri tegak di depan meja kerja Sean.Sean langsung memberikan instruksi, suaranya serius namun tetap tenang. “Alex, berkas yang kita butuhkan untuk meeting nanti siang tertinggal di rumah. Aku sempat membawanya saat makan siang tadi, tapi lupa memasukkan kembali ke tas. Tolong kamu ke rumahku sekarang, ambil di pos satpam. Berkasnya akan dititipkan di sana.”Alex mengangguk cepat. “Baik, Pak. Saya berangkat sekarang.”“Jangan ganggu istri saya!” ucap Sean dengan tegas dan terdengar penuh ancaman.“I iya, Pak!” Alex terlihat ketakutan. Mana berani Alex mengganggu istri bosnya yang galak tersebut.

    Last Updated : 2025-01-18

Latest chapter

  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   418. Meminta Bantuan Tante Delisa

    "Bapak, Ibu." suara Lila bergetar antara terkejut dan bahagia. Ia tidak tahu kapan mereka datang, tapi melihat mereka ada di sini membuat hatinya begitu hangat.Tanpa pikir panjang, Lila menoleh ke arah Sean, matanya berbinar penuh rasa syukur. Dia yakin semua ini pasti karena suaminya.Saking bahagianya, tanpa sadar Lila memeluk dan mencium sang suami dengan penuh kehangatan, sebagai ucapan terima kasih karena sudah memenuhi permintaannya.Baru setelahnya, Lila menyadari bahwa semua orang di ruang makan menyaksikan kemesraan mereka. Orang tuanya tersenyum penuh arti, sementara Brilian yang duduk di kursinya malah menutupi wajah dengan kedua tangan."Aduh, Papa Mama! Aku lagi makan!" protesnya dengan wajah memerah.Lila terkekeh malu, sementara Sean justru tertawa bangga. "Biarin, Brilian. Papa cuma dapat sedikit jatah perhatian dari Mama kamu sekarang, jadi harus dimanfaatkan," ucap Sean dengan santai, menggoda putranya.“Ayo!” Sean menggandeng tangan Lila, mengantarnya menuju ke ked

  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   417. Paling Miskin

    Sean tersenyum tipis, lalu menggenggam tangan istrinya. “Apa pun hasilnya, aku hanya ingin kamu dan bayi-bayi kita sehat. Itu yang paling penting.”Mereka pun melanjutkan perjalanan pulang, membiarkan harapan itu tetap ada, namun tanpa terlalu terikat padanya.Lila menatap Sean penuh haru. Di dalam hatinya, ia merasa menjadi wanita paling beruntung di dunia. Seorang gadis sederhana yang tumbuh dalam keluarga biasa, kini berada di sisi pria sebaik Sean. Ia tidak hanya menikahi laki-laki yang mencintainya dengan tulus, tetapi juga seseorang yang selalu menjadikannya prioritas dalam hidupnya.Namun, kenyataan yang lucu adalah bahwa di dalam keluarga Wismoyojati, Sean justru menjadi yang paling ‘miskin’. Bukan dalam arti sebenarnya, tetapi dalam kepemilikan aset. Sekar, dengan ketegasan dan kecermatannya, sudah membagi saham perusahaan tanpa memanjakan putranya sendiri.Sekar masih memegang kendali dengan lima puluh persen saham, memastikan bahwa perusahaan tetap berada di jalur yang bena

  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   416. Berharap Kejutan

    Sean yang sejak tadi mendengar dengan saksama langsung menggenggam tangan Lila, merasakan kecemasan yang mulai mengalir dari istrinya.“Tapi kondisi Lila dan bayi sehat, kan, Dok?” tanya Sean memastikan bahwa tidak ada yang perlu mereka khawatirkan lebih jauh.Dokter Amira mengangguk. “Benar. Semua hasil pemeriksaan sejauh ini sangat baik. Berat bayi dalam rentang normal, tekanan darah Lila juga stabil, tidak ada indikasi komplikasi. Yang perlu kita perhatikan adalah menjaga agar semuanya tetap seperti ini sampai waktu persalinan tiba.”Lila menunduk sejenak, mencerna semua yang dikatakan oleh dokter. Ia mengerti, tetapi di dalam hatinya, ada sedikit kekecewaan.Bukan tentang adu nyali merasakan proses persalinan normal seperti kebanyakan ibu lainnya, tetapi Lila memiliki sejarah buuk dengan persalinan secara caesar.“Jadi, yang paling penting sekarang adalah memastikan Lila tidak terlalu lelah, tetap menjaga pola makan, dan menghindari stres.” Dokter Amira melanjutkan kalimatnya deng

  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   415. Jalan yang Tidak Mungkin

    Sekar berdiri di tengah ruangan, tatap matanya menyapu seluruh karyawan Mahendra Securitas yang telah berkumpul. Suaranya tegas namun tetap bersahabat saat dia melontarkan pertanyaan."Apakah kalian mengenal Marina Adriana?"Sejenak suasana hening, lalu beberapa karyawan lama saling berpandangan sebelum akhirnya mengangguk dengan mantap. Nama itu bukanlah nama asing bagi mereka. Rina, begitu mereka biasa memanggilnya, adalah sosok yang pernah menjadi bagian dari keluarga besar Mahendra Securitas.Sekar tersenyum kecil, lalu melanjutkan dengan nada lebih santai, "Nah, kalau begitu, izinkan aku memperkenalkan suaminya."Sekar menoleh ke arah Ryan yang berdiri di sampingnya. "Yang berdiri di sampingku ini adalah Ryan Aditya Mahendra, suami dari Marina Adriana. Dan mulai hari ini, dia yang akan menggantikan posisi Lila sebagai pemimpin di Mahendra Securitas."Tawa meriah langsung memenuhi ruangan. Tidak hanya karena cara Sekar memperkenalkan Ryan, tetapi juga karena Ryan sendiri bukanlah

  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   414. Babak Baru Kehidupan

    Lila menghela napas panjang sambil merapikan meja kerjanya. Semua dokumen penting sudah disortir, file-file tersusun rapi, dan barang pribadinya mulai dikemasi. Esok hari, Ryan sudah akan menggantikan posisinya.Saat itu, pintu ruangannya diketuk. Lila menoleh dan melihat Ryan berdiri di ambang pintu. Mereka saling menatap sejenak sebelum Lila melempar senyum dan memberi isyarat agar adik iparnya itu masuk.Di hadapan banyak orang, mereka bisa bersikap biasa saja. Profesional, seperti dua rekan kerja yang hanya berbagi tanggung jawab. Namun, saat hanya berdua, kecanggungan itu muncul begitu saja.Ryan berjalan mendekat, melihat meja yang hampir kosong. “Jadi, ini hari terakhirmu di sini,” ucap Ryan yang mencoba bersikap santai kala berhadapan dengan Lila.Lila mengangguk. “Ya. Besok semua yang ada di sini sudah menjadi tanggung jawabmu.”Ryan menatap sekeliling. Ia berusaha mengendalikan perasaannya. Bukan tentang masa lalu dirinya yang sudah pernah berada di posisi Lila, tetapi tenta

  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   413. Janji Ryan

    Anggap saja nekat, Sekar kembali melakukan pertemuan dengan Tetapi pertemuan mereka tidak seprivate pertemuan-pertemuan terdahulu. Mereja hanya melakukan pertemuan sambil makan siang di sebuah restoran yang tidak jauh dari kantor Ryan.Wajah Sekar tetap tampak serius seperti biasanya, mencerminkan kegelisahan yang sudah ia tahan sejak pagi. Senyum sumir terukir di bibir Sekar saat Ryan duduk tepat di hadapannya.“Kau sudah urus pengunduran dirimu?” tanya Sekar tanpa basa-basi.Ryan mengangkat kepala, melihat Sekar yang tampak terburu-buru. Ia menghela napas sejenak sebelum menjawab, “Tinggal menunggu serah terima saja. Masih ada beberapa tanggung jawab yang harus kuselesaikan.”Sekar menatapnya lekat, seakan memastikan bahwa Ryan benar-benar serius dengan keputusannya.“Tapi aku pastikan awal bulan nanti aku sudah bisa ke Mahendra Securitas,” lanjut Ryan dengan nada meyakinkan.Seketika ketegangan di wajah Sekar mereda. Ada kelegaan di matanya, meskipun ia berusaha untuk tidak terlalu

  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   412. Trauma yang Mengancam

    Sean menyendiri di ruang kerja, bukan karena banyaknya pekerjaan yang belum dia selesaikan, tetapi ada beban pikiran lain yang sulit dia singkirkan. Dan dia tidak ingin Lila mengetahuinya.Sekar yang sedang mengambil air minum di dapur melihat lampu ruang kerja putranya belum juga padam. Hal itu membuatnya penasaran hingga ingin melihat dan mengetahui apa yang sedang dilakukan putranya saat tengah malam begini.Sekar berjalan pelan menuju ruang kerja Sean. Ia melihat putranya duduk di belakang meja, bahunya sedikit membungkuk, tatapan matanya kosong menatap layar laptop yang bahkan belum menyala.“Sean?” panggil Sekar lembut.Sean mengangkat wajahnya, sedikit terkejut melihat ibunya berdiri di ambang pintu. “Ma?”Sekar melangkah masuk, menaruh gelas air yang dibawanya di meja. “Kamu belum tidur?”Sean menghela napas, lalu menyandarkan punggungnya ke kursi. “Belum ngantuk.”Sekar mengamati wajah putranya yang terlihat lelah, bukan karena pekerjaan, tetapi karena sesuatu yang mengganggu

  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   411. Kekecewaan Brilian

    Setelah mobil terparkir sempurna di garasi, Lila masih terlihat ragu untuk turun. Rasa takut itu belum sepenuhnya pergi dari hati Lila. Dia tidak ingin mengecewakan anak dan ibu mertuanya.Sean mematikan mesin mobil, lalu meletakkan tangannya di atas perut istrinya. “Jangan membuat kehadiran mereka seperti tidak diterima. Aku yakin kita semua sangat menyayanginya.”Lila mengangguk samar. Saat Sean akan membuka pintu, Lila menahan tangannya seolah tidak ingin keluar.“Beri aku kekuatan,” ucap Lila sambil mengangkat dagunya, dengan senyum menggoda.“Manja banget mama yang satu ini.” Tanpa ragu, Sean melabuhkan satu kecupan yang mendalam. “Kamu harus tanggung jawab untuk melanjutkan semua ini nanti malam.”“Tapi aku harus banyak istirahat, lho.”“Aku yakin kamu akan beristirahat dengan lebih baik, setelah semua tanggung jawabmu selesai.”“Sean ….”Sean bergegas keluar tanpa mempedulikan rengekan Lila. Bukan karena tidak peduli, dia hanya tidak ingin menerkam istrinya di garasi saat hari

  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   410. Obat Kecewa

    Sean menggenggam erat tangan Lila saat mengemudikan mobil, sesekali melirik istrinya yang duduk diam di sampingnya. Lila menatap keluar jendela, dan Sean bisa melihat sudut matanya yang mulai basah.Hatinya mencelos. Lila jarang menangis tanpa alasan.Sean menghela napas, lalu menepikan mobil ke bahu jalan. Dia mematikan mesin, lalu berbalik menghadap istrinya.“Sayang, ada apa?” tanya Sean lembut meski dia sudah tahu alasan sebenarnya yang membuat istrinya menangis.Lila menggeleng, menundukkan wajahnya. Tapi Sean tahu lebih baik. Dia meraih bahu istrinya dan menariknya ke dalam pelukan.“Maaf...” suara Lila terdengar lirih, hampir tak terdengar.Sean mengerutkan kening. “Maaf untuk apa?”Lila mengusap matanya yang mulai basah. “Aku tahu ini konyol, tapi... aku merasa mengecewakan. Aku berharap ada anak perempuan di antara mereka. Aku ingin ada satu anak perempuan di rumah kita.”Sean tersenyum kecil, lalu mengangkat dagu Lila, menatap mata istrinya dengan penuh kelembutan. “Sayang,

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status