Share

Rasakan Kamu Mas!

Author: Maharani
last update Huling Na-update: 2023-05-17 11:46:14

Hilda hanya melihat sekilas ke arah Firman tatkala terkejut setelah menerima panggilan masuk, setelah itu Hilda memalingkan pandangannya ke arah jendela.

Jalanan yang cukup padat, membuat tubuh terasa penat, belum lagi cuaca yang cukup menyengat pada siang ini, ditambah lagi kekacauan yang dirasakan di dalam hati dan pikiran Hilda saat ini.

“Eeemmm, Sayang, bagaimana kalau,,,”

“Mas, rasanya aku sedang tidak enak badan, bagaimana kalau makan siang kali ini kita batalkan saja? Rasanya badanku terasa sakit semua, dan kepala juga sedikit pusing.” Ujar Hilda memotong ucapan Firman tanpa mengalihkan pandangan.

“Ah, kamu sedang sakit? Ya sudah, kalau begitu kamu mending pulang aja, istirahat dirumah.” Ucap Firman seketika.

“Eeemmm, terus kalau aku pulang kamu gimana Mas? Kasihan kamu nggak jadi makan siang. Atau aku temani saja tapi aku nggak ikut makan?” kini Hilda menoleh ke arah Firman.

“Ah, kamu nggak usah mikirin Mas, gampang, nanti bisa bikin mie instant atau beli makanan cepat saji saja. Yang terpenting saat ini kamu. Aku pesenkan taksi online ya buat pulang kamu, tunggu sebentar.”

“Kok taksi online Mas? Aku maunya diantar kamu. Please.” Hilda berpura-pura mengiba.

“Sayang, Mas kan harus berangkat kerja lagi. Nanti kalau Mas telat kembali ke kantor bagaimana? Kamu naik taksi online saja ya?” Firman membujuk Hilda.

Hilda menghela nafas dalam-dalam lalu mengeluarkannya secara perlahan, “kalau begitu biar mobilnya aku bawa dulu ya Mas, kamu balik ke kantor naik taksi online, oke?” Hilda mencoba bernegosiasi dengan Firman.

“Ya nggak bisa begitu dong Sayang, masa aku harus ke balik ke kantor naik taksi online. Kamu aku pesankan taksi online ya, tunggu sebentar.” Firman menolak halus.

“Nggak Mas, kamu aja yang taksi online, aku yang bawa mobil. Mana sini kunci mobilnya?” kini Hilda mulai sedikit emosi.

“Hil, kok kamu jadi keras kepala begini sih? Apa susahnya kamu naik taksi online? Dan bukannya kamu lagi nggak enak badan? Malah maksain nyetir sendiri, nanti kalau ada apa-apa dijalan kan aku juga yang repot! Lagian juga biasanya kamu kemana-mana naik taksi online juga kan, udah deh nggak usah mancing emosi aku!” Firman pun ikut tersulut emosi.

Hilda hanya diam, tak ingin menanggapi ucapan suaminya itu yang menurutnya tak akan ada habisnya.

Hilda turun dari mobil, lalu menuju ke pintu mobil bagian pengemudi, dibukanya lah pintu mobil tersebut.

“Turun kamu Mas jika tidak aku akan berteriak kalau kamu akan menyakiti aku!” ancam Hilda kepada Firman.

Firman melongo melihat sikap Hilda yang kini dirasa dia berubah sangat drastis, Hilda cenderung lebih berani bahkan terlihat bar-bar.

Kali ini Firman memilih mengalah, dia tak ingin dipermalukan didepan banyak orang oleh istrinya sendiri, Firman pun turun dari mobil, kunci yang dipegangnya pun diserahkan kepada Hilda.

“Nah gitu kan enak Mas, pake acara diancam segala sih baru mau ngasih keinginan istri. Lagian kan ini mobil aku, masa aku mau pake nggak boleh.” Ucap Hilda ketus sambil duduk dikursi pengemudi dan memasang sabuk pengaman.

“Ya sudah, hati-hati kamu pulangnya.” Ucap Firman dengan nada kesal.

“Oke. Aku langsung pulang kok Mas, aku mau shoping dulu, aku mau bahagiain diri aku dulu Mas. Kalau nanti kamu sampai rumah duluan, kamu nggak usah nunggu aku pulang, kamu makan malamnya beli aja ya.”ucap Hilda sambil mengacungkan ibu jarinya lalu menutup pintu mobil.

“Katanya lagi nggak enak badan? Kok malah shoping sih?!” Firman menatap tajam sang istri, namun Hilda tak menggubrisnya sama sekali.

Diturunkannya sedikit kaca mobil, Hilda sambil tersenyum melambaikan tangan ke arah Firman yang masih terdiam menatap ke arah hilda, “bye Mas Firman, hati-hati dijalan juga ya. Ingat, habis makan siang langsung kembali ke kantor ya, jangan mampir kemana-mana.”

“Hrrggghhhh, sial! Dasar wanita belagu! Baru aja jadi Direktur lagaknya udah kayak Sultan aja! Hrrgghhh!!!” Firman teriak-teriak seperti orang kesetanan melihat kepergian Hilda dari hadapannya, bahkan beberapa orang yang lewat dihadapan Firman bergidik melihat tingkah Firman seperti orang gila.

Sadar jika banyak orang yang melihat ke arahnya, Firman gegas memesan taksi online untuk kembali ke kantor.

Berkali-kali ada panggilan masuk ke ponselnya juga dihiraukan olehnya, emosinya sedang memuncak kini, dia khawatir jika panggilan itu diterima, yang ada akan membuat Firman makin panas.

Sementara Firman kembali ke kantor dengan emosi dan amarah, Hilda justru tertawa semringah atas kemenangannya kali ini.

“Rasakan kamu Mas! Jangan harap kamu sekarang bisa bebas menggunakan barang-barang aku. Enak saja, kau pakai barang-barangku untuk bersenang-senang yang entah dengan siapa diluar sana. Sekarang tidak akan bisa Mas!” kecam Hilda didalam mobil.

Sementara dirumah, Alifa sibuk mencari buku raportnya yang besok rencananya akan dia kembalikan ke sekolah.

Berulang kali dia mencarinya didalam tas dan rak bukunya, namun hasilnya nihil, Alifa pun gegas menemui sang mama.

Sedikit berlarian, Alifa mencari sang mama ke kamarnya, “Ma, tahu buku raport Alifa nggak?”

“Nggak tau Sayang, coba kamu cari dulu, atau mungkin jatuh,” ucap sang Mama tanpa menatap ke arah Alifa karena masih fokus dengan gawainya.

“Udah Alifa cari Ma, tapi nggak ada. Besok harus dikembalikan Ma, tolong bantu Alifa cari yuk Ma.” Rengek Alifa.

“Sayang, kamu cari dulu sendiri ya, bentar lagi Mama nyusul.”

“Apa kebawa ditas Papa ya Ma? Kan kemarin habis dilihat –lihat juga sama Papa, terus ditanda tangani. Habis itu Alifa kayaknya nggak ada masukin buku raport ke dalam tas aku deh, soalnya aku juga keburu main waktu itu.”

Mendengar ucapan sang anak, sang mama pun menatap tajam ke arah Alifa, bukan hendak memarahi Alifa, namun mencoba merunut kejadian lusa, saat Alifa memberikan raportnya kepada sang Papa.

Ya, benar, setelah itu baik Alifa dan Mamanya memang tidak menerima kembali raport itu, namun mereka justru asyik bermain ditaman hiburan.

“Kamu yakin raport itu belum kamu kembalikan, Alifa? Jangan-jangan Alifa lupa kalau raportnya udah dikembalikan?” Mamanya berusaha memancing memori ingatan Alifa.

“Eeemmm, iya Ma, Alifa yakin Papa itu nggak ngembaliin raportnya ke Alifa. Aku ingat bener Ma, Papa masukin buku raport aku ke dalam tas kopernya. Iya Ma, aku ingat, dikopernya Papa! Soalnya kata Papa biar aman mending ditaruh dikoper Papa, gitu Ma.”

Sang Mama pun terdiam, jantungnya berdegup cukup kencang mendengar cerita anaknya itu.

Jika buku raport Alifa didalam koper Papanya, lalu siapa yang menemukan, bahkan sampai saat ini Papanya juga tidak memberitahu jika dia membawa raportnya Alifa.

“Ma, ayo telfon Papa, tolong suruh anterin buku raport Alifa dong Ma, please. Mama,,,” Alifa merengek sambil menggoyang-goyangkan lengan Mamanya.

“Diamlah Alifa, jangan bikin Mama makin pusing!” hardik sang Mama, sontak Alifa yang sedikit terperanjat kini mendadak diam.

“Maaf Ma.’ Ucap Alifa bergetar menahan tangis airmata mendengar sang Mama sedang marah, kini Alifa lebih memilih kembali kamarnya sendiri.

Mga Comments (1)
goodnovel comment avatar
Rania Humaira
si hilda tolol. si gundik suami hidup nyaman namun si tolol ini bekerja keras buat menyenangkan suaminya
Tignan lahat ng Komento

Kaugnay na kabanata

  • Keluarga Kecil Suamiku   Barang Temuan

    Sudah satu minggu ini Firman harus rela menggunakan jasa taksi online untuk pulang pergi menuju kantor tempatnya bekerja, mobilnya yang biasanya digunakan oleh Firman, kini dipegang alih oleh Hilda. Firman tak ingin berdebat panjang dengan istrinya, karena jika salah bicara, bisa-bisa Hilda bertindak bar-bar seperti waktu lalu. Sejak Firman tak lagi menggunakan mobil pribadi, dia tak lagi bisa pulang malam dengan alasan lembur karena malam hari pasti taksi online sulit ditemukan. “Udah sarapan belum Mas?” tanya Hilda yang baru saja selesai mandi sehabis lari pagi, karena ini hari minggu, Hilda memang biasa berolahraga disaat dia sedang libur kerja. “Belum, memang kamu sudah masak?” tanya Firman yang sedang menikmati acara televisi diruang keluarga. “Malas masak aku Mas, kamu traktir aku aja deh yok, kita cari sarapan diluar.” Ajak Hilda dengan antusias. “Ya udah ayo.” Firman setuju lalu beranjak dari duduknya. Mereka berdua pun bersiap-siap untuk mencari sarapan diluar, Firman m

    Huling Na-update : 2023-06-23
  • Keluarga Kecil Suamiku   Jati Diri Yang Disembunyikan

    PoV HildaAku pikir 3tahun pernikahanku dengan Mas Firman adalah waktu yang cukup untuk kami saling mengenal lebih dalam tentang kelebihan kita masing-masing dan bisa saling mengisi kekurangan dalam diriku dan Mas Firman, namun faktanya tidak.Mas Firman, yang aku berikan kepercayaan sepenuhnya ternyata menyimpan kebohongan dan kebusukan, meski aku belum tahu pastinya namun aku yakin dia telah mengkhianati pernikahannya denganku.Kini aku harus mencari tahu sendiri sejauh mana kebohongan yang telah dia sembunyikan selama ini dariku.Aku mengenal Mas Firman melalui Riana yang merupakan temanku sejak dibangku kuliah. Dia bilang jika Mas Firman ini adalah tetangga Riana dikampung dan halaman, dan dia ke kota karena ingin mencari pekerjaan.Aku pun membantu Mas Firman untuk mencarikan pekerjaan, kebetulan orangtuaku memiliki koneksi yang cukup luas karena Papaku memiliki perusahaan yang cukup bonafide di kota ini sehingga tak perlu waktu lama mencarikan pekerjaan untuk Mas Firman.Baik Ri

    Huling Na-update : 2023-06-27
  • Keluarga Kecil Suamiku   Kejutan Lagi

    Pov Firman Aku memutuskan untuk mencari pekerjaan yang layak dikota besar, dan kebetulan sekali sepupuku, Riana, memiliki teman disana, bahkan Riana juga kini bekerja disana berkat bantuan temannya itu. Ya, 4tahun yang lalu aku merantau ke kota, ku tinggalkan anak istriku demi membahagiakan mereka, Elisa istriku, tidak ingin hidup susah terus menerus. Meski awalnya aku berat untuk meninggalkan Elisa dan Alifa putri kecilku, namun harus ku lakukan, dan janjiku pada Elisa jika aku sukses, aku akan membawa mereka juga untuk tinggal di kota. Setelah sampai dikota, aku menyewa sebuah kamar kost, tak apalah sempit asalkan bisa untuk tempat berteduh dan mengistirahatkan badan. Keesokan harinya aku dikenalkan kepada Hilda yang merupakan teman Riana. “Kenalin Hil, ini yang namanya Mas Firman,” Riana mengenalkan aku pada Hilda. “Hai, Hilda,” ucap Hilda tersenyum sambil mengulurkan tangannya. “Saya Firman mbak,” ucapku gugup sambil menjabat tangan Hilda. “Mas Firman sebelumnya kerja dima

    Huling Na-update : 2023-06-28
  • Keluarga Kecil Suamiku   Bertengkar Lagi

    Dengan perasaan kesal, Hilda melajukan kendaraannya menuju Jalan Sudirman, dia berencana menemuai Riana dikostnya.Hilda tak mempedulikan lagi Firman yang masih terpaku dikantornya, sudah besar ini nanti juga bisa pulang sendiri, pikir Hilda.Hanya butuh waktu sekitar 20menit untuk sampai ditujuan, nampaknya Riana juga sudah tiba dikostnya, kendaraannya sudah terpakir disana.Tok Tok TokHilda mengetuk pintu kamar Riana dan mengucapkan salam, tak menunggu lama terdengar suara seseorang memutar anak kunci pintu tersebut.“Hilda? Lho kok kamu bisa tiba-tiba disini?” Riana tercengan mendapati Hilda yang sudah berdiri diambang pintu.“Kamu itu bukannya menjawaba salamku malah bengong gitu,” ucap Hilda terdengar kesal.“Ya habisnya kamu nggak biasanya aja tiba-tiba datang kesini Hil.” ucap Riana tanpa menyuruh Hilda untuk masuk ke dalam.“Berarti aku nggak boleh nih main kesini? Ya sudah, aku pulang aja, maaf kalo ganggu kamu!” Hilda dengan kesal langsung memutar balik tubuhnya dan hendak

    Huling Na-update : 2023-06-30
  • Keluarga Kecil Suamiku   Hadiah Untuk Siapa

    Sudah 3hari Hilda merasa kondisi tubuhnya makin kurang sehat, tak ada sesuap nasi pun yang masuk ke dalam perutnya, dia hanya bisa makan buah itu pun jenis tertentu.Dia juga sudah memeriksakan keadaanya, dokter mengatakan jika Hilda positif hamil dan usia kandungannya memasuki 5bulan.Hal ini sebenarnya yang ditakutkan oleh Hilda, disaat dia mencium kebusukan sang suami, namun Tuhan memberikan hadiah yang seharusnya menjadi hadiah terindah bagi dia dan Firman.Tok Tok Tok“Hil, kamu masih nggak enak badan? Kamu masih cuti hari ini? Mau aku antar ke rumah sakit?” tanya Firman diluar kamar sambil mengetuk pintu kamar Hilda.Tak ada jawaban apapun dari Hilda, Firman sebenarnya khawatir kondisi Hilda, namun sejak pertengkaran terakhir, Hilda benar-benar menghindar dari Firman, bahkan Firman tak pernah bertemu dengan Hilda meskipun sebenarnya Hilda berada dirumah.Hilda sengaja tak ingin bertemu dengan Firman, dia tak ingin suaminya

    Huling Na-update : 2023-07-01
  • Keluarga Kecil Suamiku   Ke Rumah Sakit

    Brak!!!Hilda menutup pintu mobil bagian penumpang depan dengan begitu kencang, emosinya kali ini sudah benar-benar diubun-ubun kepala.Firman yang duduk dikursi pengemudi sambil terlonjak mendengar kencangnya suara pintu mobil ditutup, kali ini mau tak mau Hilda harus satu mobil dengan Firman, karena Firman yang bersikukuh ingin mengantar Hilda ke rumah sakit guna memeriksakan Hilda.Tak mungkin Hilda menolak, karena Firman juga sudah berpamitan dengan Alex bahkan dihadapan Hilda sendiri, dengan menjaga nama baik hubungan Hilda dan Firman, akhirnya Hilda menyetujui.“Jangan marah-marah tak jelas Hil, kamu jangan mudah percaya ucapan dari temanku, mereka hanya bergurau,” Firman berusaha meredakan emosi Hilda.“Baiklah, kalau begitu besok aku akan menemui teman kamu Mas untuk menanyakan langsung benar atau tidak ucapannya.” Jawab Hilda datar sambil memandang keluar jendela.“Tak baik jika kamu berburuk sangka terus dengan aku, biar bagaimanapun aku ini masih suami kamu Hilda, kamu waji

    Huling Na-update : 2023-07-01
  • Keluarga Kecil Suamiku   Istri Teman Katanya

    “Hai Hil, kenapa kamu bisa tiba-tiba datang kemari? Bukankah kamu tadi ke rumah sakit diantar oleh Firman?” tanya Alex setelah Hilda masuk ke dalam ruangannya.“Ada yang perlu aku tanyakan dengan kamu Alex, soal Firman. Benarkah dia sering kau tugaskan keluar kota untuk tugas kantor, meeting dengan para klien?” tanya Hilda.“Tidak, aku tak pernah menyuruhnya untuk pergi keluar kota.” Jawab Alex.Hilda seketika diam membisu, kini semakin banyak kebohongan Firman terungkap olehnya.“Apa ada sesuatu yang terjadi dengan hubungan kalian?” selidik Alex.Sebenarnya Alex dan Hilda sudah berteman sejak lama, bahkan kedua orang tua mereka pun sudah saling kenal, sebelum Firman mempersunting Hilda, awalnya mereka akan dijodohkan, namun Hilda menolak secara halus.Hilda kini bingung, hendak menceritakan soal rumah tangganya kepada Alex atau tidak, karena sejujurnya dia tak ingin membuka aib keluarga dia sendiri kepada orang lain, apalagi Hilda juga belum memiliki bukti yang jelas jika Firman mend

    Huling Na-update : 2023-07-02
  • Keluarga Kecil Suamiku   Keinginan Hilda

    Malam ini Hilda terpaksa harus dilarikan ke rumah sakit oleh Firman, karena tubuhnya terkulai lemas, bahkan suhu badannya pun cukup tinggi. Sampai dirumah sakit Hilda langsung ditangani oleh seorang dokter, dan karena Hilda benar-benar drop, dokter menyarankan agar Hilda dirawat inap. Setelah mengurus administrasi dan mendapatkan kamar inap, akhirnya Hilda pun dipindahkan ke ruangan. “Apakah selama ini Ibu Hilda tidak pernah meminum vitamin dan obat anti mualnya Pak?” tanya dokter yang menangani. “Maaf Dok, saya juga kurang tahu.” Jawab Firman. “Pak Firman, saya harap Bapak bisa lebih perhatian terhadap Ibu Hilda, apalagi usia kandungannya yang masih dalam trimester pertama terlalu rentan dengan keguguran, apalagi sepertinya Ibu Hilda benar-benar tidak dapat menerima makanan. Ini sebenarnya biasa terjadi pada usia kandungan yang masih muda, oleh sebab itu peran seorang suami sangatlah penting disaat seperti ini.” Terang sang dokter terhadap Firman sambil tersenyum “Kandungan Dok?

    Huling Na-update : 2023-07-02

Pinakabagong kabanata

  • Keluarga Kecil Suamiku   Serangan Jantung

    “Aku hanya bercanda Nyonya Firman kedua, jangan dimasukkan ke dalam hati ya,” ujar Albert seraya terkekeh. Hilda memilih diam, hatinya tentu saja tak rela dia disebut pelakor lagi oleh orang yang tak tahu awal ceritanya. Sampai akhirnya taksi yang ditunggu oleh Hilda pun tiba dihadapannya. Bergegas dia langsung masuk ke dalam mobil. Ponsel Hilda tiba-tiba berdering, ada panggilan masuk dari sang papa. “Halo Pa,” Hilda menjawab panggilan tersebut. “Halo Nak, kamu dimana? Papa … Papa Hi … “, terdengar suara Bu Nirmala terbata-bata lalu terisak menangis. “Tenang Ma, jelaskan secara perlahan. Ada apa dengan Papa? Mama ini lagi dikantor dengan Papa?” tanya Hilda sedikit gusar. “Papa ada dirumah sakit Nak,” jawab Bu Nirmala dengan suara lirih masih dengan isak tangisnya. Hilda pun meminta sopir taksi online untuk memutar arah setelah Bu Nirmala mendapat informasi rumah sakit Pak Baskara berada. Dengan kecepatan yang agak tinggi, Hilda menuju ke Rumah Sakit Medical Center. === “Waw,

  • Keluarga Kecil Suamiku   Tuntutan

    Suasana mendadak berubah menjadi hening. Semua yang ada diruangan menanti apa yang akan diucapkan olehnya.“Kembalikan rumahku Mas! kembalikan rumah yang kau jual tanpa sepengetahuanku!” pekik Hilda.Wajah Firman nampak pias. Dia tak menyangka jika Hilda akan mengetahui lebih cepat. Firman beranggapan Hilda tak akan kembali ke rumahnya itu.“Hahaha. Kau sudah tahu rupanya? Baguslah, jadi aku tak perlu repot-repot menjelaskan kepadamu,” tukas Firman menutupi kegusaran hatinya. Dia berusaha mengintimidasi Hilda.“Mana uang hasil penjualan rumahku Mas?! Kau tak ada hak menjual rumah itu!” geram Hilda.Albert nampak bingung dengan kejadian ini, dia memang tak cukup paham hubungan rumah tangga Hilda dengan suaminya. Sedangkan nampak terlihat merah padam, kedua tangannya mengepal keras. Dia tak rela jika Hilda disakiti oleh Firman.“Ck, uang penjualan rumah sudah habis Hilda. Uang itu sudah ku pakai untuk biaya pengobatan Alifa, karena kau tak mau membantuku! Anggaplah itu uang sedekahmu un

  • Keluarga Kecil Suamiku   Berdamai?

    Hampir pukul sepuluh malam, Hilda sampai dikediaman orang tuanya. Terlihat raut cemas diwajah Pak Baskoro.“Nak Albert? Mengapa Hilda bisa bersama denganmu?” sorak Pak Baskoro begitu melihat Albert turun dari kendaraan.“Pak Baskoro. Ternyata memang benar ya, dunia itu tak seluas daun kelor,” seloroh Albert. Mereka tertawa bersama.“Papa mengenal Albert?” tanya Hilda keheranan.Pak Baskoro dan Albert saling memandang dan tersenyum.“Iya Nak, dia merupakan salah satu kolega Papa. Pemilik Rumah Sakit Bakti Sehat. Muda, tampan, mapan,” terang Pak Baskoro terkekeh sambil menepuk-nepuk bahu Albert.Hilda menatap sekilas ke arah Albert, dia terlihat sedikit salah tingkah.“Berarti rumah sakit tadi itu … “ gumam Hilda.“Kau dari rumah sakit? Siapa yang sakit?” selidik Pak Baskoro mendengar ucapan Hilda.“Te—man Pa. Tadi teman Hilda mengalami kecelakaan, jadi aku membawanya ke rumah sakit. Dan kebetulan sekali tadi aku disana bertemu dengan dia,” jelas Hilda sambil menunjuk ke arah Albert.“A

  • Keluarga Kecil Suamiku   Ditahan Polisi

    PoV HildaPerlahan aku meninggalkan rumah sakit dimana tadi aku diselamatkan oleh Albert. Sebenarnya aku masih ingin menunggu hasil dari dokter yang menangani Elisa. Aku yakin dia pasti hanya berpura-pura.Kali ini aku memilih untuk pulang ke rumahku sendiri. Lama aku tak menyambangi, pasti beberapa tanaman sudah terlihat rimbun.Namun betapa terkejutnya aku, setelah sampai dirumah, justru aku melihat seorang wanita asing yang sedang menyirami taman depan.Mungkinkah Mama menyewa seseorang untuk bersih-bersih disini? Aku menerka-nerka.“Selamat siang, ada yang bisa saya bantu Bu?” sapa wanita tersebut dengan seulas senyum ramah.“Maaf, Ibu siapa ya?” tanyaku.“Oh, saya baru saja menempati rumah ini Bu. Dua minggu lalu saya membeli rumah ini dengan harga yang cukup murah menurut saya,” paparnya lagi.Aku tertegun mendengar penjelasannya. Tubuhku menegang, jantungku seolah berhenti berdetak.“Apa ada yang bisa saya bantu Ibu?” tegur wanita itu lagi membuatku tersadar dari lamunanku.“Ma

  • Keluarga Kecil Suamiku   Gegar Otak?

    Tok! Tok! Tok!Hilda mengetuk pelan pintu ruang rawat tersebut, perlahan dia membuka daun pintu.Seorang wanita yang terbaring didalam sana menoleh ke arah Hilda.“Elisa!” pekik Hilda sambil menutup mulutnya. Dirinya tak menyangka, hari ini dia mendapat kejadian bertubi-tubi.Jadi wanita yang menjadi korban kecelakaan tadi adalah Elisa. Sungguh tak disangka sama sekali.“Siapa kamu?” lirih Elisa lemah.“Siapa Elisa? Siapa aku? Tolong aku … “ rintih Elisa sambil menangis. Salah satu tangannya memegang pelipis kepala.Hilda kembali terkejut, mengapa Elisa tak mengenali dirinya sendiri. Apakah Elisa mengalami cedera serius hingga gegar otak? Tapi bukankah pria tadi bilang jika Elisa baik-baik saja? Hilda bergumam dalam hati.“Elisa!” tiba-tiba Firman masuk ke dalam kamar.“Hilda? Kenapa kamu ada disini? Apa kamu tahu siapa yang membuat Elisa menjadi seperti ini?” cecar Firman.Hilda bergeming. Dia melihat Firman membelai lembut pucuk kepala Elisa. Hilda sudah berusaha membuang jauh rasa

  • Keluarga Kecil Suamiku   Bertubi-tubi

    Nampak beberapa awak media ikut menerobos masuk ke dalam ruangan Hilda. Beberapa petugas keamanan yang ada dikantor Hilda tak cukup kuat untuk menahan mereka semua untuk tidak masuk ke dalam.“Apa benar Pak Alex ada hubungan terlarang dengan Bu Hilda?” tanya seorang wartawan lelaki. Sekilas Alex membaca name tag yang dikalungkan dileher pria tersebut.Alex terlihat tenang menghadapi situasi saat ini. Alex tahu, pasti ada seseorang yang menyebar isu kepada orang-orang. Lain halnya Hilda yang terihat pucat dan gugup.“Pak Alex, bisa tolong dijelaskan sejauh apa hubungan anda berdua selama ini?” Wartawan lain pun ikut berseru.“Saya akan menjawab pertanyaan rekan-rekan yang ada disini setelah kalian mendapat bukti nyata jika memang saya dan Bu Hilda ada hubungan terlarang. Namun jika tidak ada bukti … “ Alex berhenti sejenak sambil menatap semua orang yang ada diruangan.“Saya tak segan-segan untuk membuat kalian dipecat dari tempat kerja bahkan akan saya masukkan ke daftar blacklist ke

  • Keluarga Kecil Suamiku   Kasak Kusuk

    Dengan sedikit berlari, Firman berusaha mengejar Alex yang hendak masuk ke dalam mobil. Setelah kejadian dipemakaman Alifa, Firman tak bisa menghubungi Hilda, ingin menghubungi mertuanya dia tak punya keberanian.“Pak! Pak Alex!” seru Firman ketika hampir sampai dihadapan Alex.Seketika Alex mengurungkan dirinya untuk masuk ke dalam mobil. Pandangannya kini menuju kepada Firman yang nampak terengah-engah.“Anda memanggil saya?” tanya Alex dengan wajah penuh heran.“Iya Pak. Maaf sebelumnya, bagaimana kabar Hilda sekarang Pak? Dia dan janinnya baik-baik saja kan?” cecar Firman yang dengan tanpa malu bertanya pada Alex.Alex mengernyitkan keningnya dengan senyum sinis, “mengapa anda menanyakan kabar istri anda sendiri pada saya? Bukankah anda suaminya?”“Sampai saat ini saya tidak bisa menghubungi dia Pak.”“Lalu apa hubungannya dengan saya?” Alex membalikkan pertanyaan.“Eeemmm, saat kejadian dipemakaman kemarin Pak Alex yang menolong dia. Pak Alex pasti tahu kabar istri saya. Bapak ng

  • Keluarga Kecil Suamiku   Kematian

    Suasana haru menyelimuti proses pemakaman Alifa. Gadis kecil itu menghembuskan nafas terakhirnya saat dalam perjalanan menuju rumah sakit.Elisa berkali-kali jatuh pingsan saat tubuh mungil yang terbungkus dengan kain kafan itu hendak dimasukkan ke dalam liang lahat, sedangkan Firman nampak terpekur menatap jenazaha Alifa.Hilda diam mematung, dia tak menyangka jika gadis yang ditemuinya beberapa waktu lalu meninggalkan dunia ini dengan begitu cepat. Karena buku raport miliknya lah Hilda dapat menguak keluarga kecil suaminya sebelum Hilda dipersunting oleh Firman.“Ayo kita pulang,” Alex mengajak Hilda untuk meninggalkan pemakaman yang mulai sepi. Hanya tinggal beberapa orang saja yang masih ada dipemakaman.Hilda pun mengangguk pasrah, dia pun melangkahkan kaki meninggalkan pemakaman.“Tunggu!” tiba-tiba saja Elisa berteriak lalu berlari ke arah Hilda yang sedang berjalan menuju ke area parkir kendaraan.“Dasar wanita tak tahu diri! Kamu sudah menjadi pelakor dan kini kamu juga membu

  • Keluarga Kecil Suamiku   Lagi-lagi Uang!

    PoV HildaSudah satu minggu sejak kedatangan Elisa ke kantorku, Riana masih belum ditemukan. Aku pun juga tak tahu bagaimana kabar dari Mas Firman. Tak sekalipun dia menanyakan kabar kepadaku.Aku juga lebih memilih untuk tinggal dirumah orang tuaku, aku takut jika sewaktu-waktu Elisa datang ke rumah orang tuaku lalu melakukan hal-hal buruk pada mereka. Aku tak ingin hal itu terjadi.[Sudah kau siapkan uangnya?] sebuah pesan dari aplikasi hijau masuk ke ponselku.Tak ada nama yang tertera dipesan tersebut, apa mungkin ini Elisa? Pikirku mencoba menerka-nerka.[Uang apa? Kamu Elisa?] tanyaku membalas pesan tersebut.Belum saja aku menerima balasan, terdengar suara ketukan dari luar ruang kerjaku.“Permisi Bu,” rupanya sekertarisku, aku hanya menganggukkan kepala melihat dia masuk.“Maaf Bu, diluar ada…”“Hilda! Aku mau bicara sama kamu! Kenapa kamu blokir nomor ponselku?” belum saja sekertarisku selesai bicara, rupanya sudah ada perusuh yang masuk ke dalam ruanganku tanpa seizinku.“Ka

DMCA.com Protection Status