Saat ini, Ryan memasuki ruangan rapat yang cukup mewah di kantor perusahaan pengusaha Dubai itu. Di ruangan itulah ada beberapa orang yang sudah hadir dengan mengelilingi meja besar yang ada di tengah ruangan itu. Pengusaha itu sedang memimpin rapatnya ketika Ryan memasuki ruangan itu.Ryan sedikit was-wa karena ia harus berbicara dengan orang yang lebih penting dari dirinya - di negara uni. Tapi sebagai salah satu pemilik saham - papanya Ryanoir, Ryan menemukan kesederhanaan - kemudahan, dalam menjalankan tugas yang menurutnya sangat penting."Saya, Ryanoir." Ryan memperkenalkan diri di depan mereka, membuat pengusaha tadi terkejut.Tak urung, Pengusaha Dubai itu tersenyum dan memeluk hangat Ryan setelah bersalaman - khas budaya mereka. Ia kemudian mempersilakan Ryan duduk di salah satu kursi kosong di ruang rapat. Ryan menarik napas dalam-dalam sebelum memulai pembicaraan."Saya mendengar Anda ingin mengambil alih salah satu perusahaan kami?" tanyanya, terdengar terlalu datar."Tent
"M-aaf, maafkan saya, Tuan Muda Ryanoir. Maafkan saya, yang buta dan bodoh ini!"Pengusaha Dubai itu gemetar ketakutan saat mengetahui identitas dari Tuan Muda Ryanoir, yang ternyata adalah Minerva. Ia langsung menjatuhkan dirinya untuk meminta maaf pada Ryanoir, meminta untuk dibelaskasihi.Tapi Ryan juga tidak mudah terpercaya dan terkecoh dengan tampang penyesalan pengusaha tersebut. Ia akan memberikan hukuman yang setimpal atas perbuatannya karena telah berani mengambil keuntungan yang seharusnya diberikan pada pihak yayasan kesehatan dunia, khususnya kanker."Maaf tidak akan merubah apa-apa," ujar Ryan dengan tegas, menatap pengusaha Dubai dengan tatapan dingin. Dan itu sungguh menyeramkan.Pengusaha itu menunduk, merasa sangat bersalah atas perbuatannya. Dia tahu, tidak ada cara untuk menghapus kesalahannya, tapi ia berusaha untuk meminta maaf.Dia tidak ingin mati, sama seperti desas-desus yang menyatakan bahwa kelompok Pluto itu sangat kejam jika menghukum seseorang yang diang
"Apa maksudmu, markas besar hancur?!" Ryan berseru, merasa kekhawatiran bahwa sesuatu mungkin telah terjadi pada kelompok Pluto yang tersebar di beberapa tempat."Benar, Minerva! Ada ledakan, dan seluruh gedung runtuh!" jawab penelpon yang memberikan informasi - bahkan nafasnya masih terdengar memburu."Apa yang terjadi sebelumnya?" tanya Ryan - lagi dengan amarahnya.Pikiran Ryan berlomba-lomba saat ia memikirkan tentang anggota Pluto dan keselamatan mereka. Apakah semuanya baik-baik saja? Apakah ada yang terluka? Dia tidak bisa kehilangan siapa pun dari timnya, tidak setelah segala yang mereka lalui bersama.Anggota Pluto yang sekarang ditugaskan di markas utama adalah orang-orang yang memiliki kepercayaannya, sebab mereka berjuang bersama saat menyingkirkan para penghianat dari anggota Pluto lama."Ketahui apakah ada korban jiwa, dan segera keluar dari sana dengan selamat," perintah Ryan, suaranya tegas dan meyakinkan."Baik,
Setelah sebulan berlalu, dan kelompok Pluto berhasil menangani kasus pengkhianat di dalam kelompok, Ryan merasa lebih kuat dan tangguh dari sebelumnya. Ia yakin bahwa kelompoknya akan bisa mengatasi setiap tantangan yang dihadapi.Semakin hari semakin banyak orang yang ingin mengenal kelompok Pluto - penasaran, namun Ryan tidak ingin membiarkan kelompoknya menjadi berita headline di media. Ia ingin menjaga kemampuan kelompoknya untuk bekerja secara diam-diam tanpa diberitakan oleh media.Namun, ada satu hal yang membuat Ryan sedikit khawatir - yaitu tentang keamanan Pluto di masa depan. Ia merasa bahwa perlu adanya upaya lebih dalam dalam memperkuat keamanan setelah insiden di markas utama kelompok Pluto."Kita perlu meningkatkan keamanan pada semua markas kelompok kita, dan juga melakukan pengawasan lebih ketat pada setiap anggota Pluto," ujar Ryan pada anggota timnya - yang sangat dipercaya, karena mereka adalah Tim inti.Ia menambahkan bahwa seluruh anggota kelompok Pluto harus sel
Satu bulan kemudian.Ryan berada di tengah-tengah hiruk-pikuk pasar tradisional dengan penampilan yang sangat berbeda dari biasanya. Ia tampil seperti pria kebanyakan - orang-orang yang ada di pasar inj, tanpa ada yang terlihat istimewa selain parasnya yang memang tampan dan tubuhnya yang atletis.Ryan meninggalkan semua fasilitas yang dimiliki untuk memulai petualangan barunya sebagai orang biasa. Ia bisa bertemu dan berbicara dengan banyak orang tanpa ada yang mengetahui identitas aslinya."Sepertinya aku merasakan sensasi yang berbeda dari kebiasaanku sebagai pembunuh bayaran dan juga pengusaha sukses," gumam Ryan memperhatikan penampilannya sendiri.Pria itu tidak membawa apapun yang kental sebagai seorang Tuan Muda Ryanoir ataupun Minerva. Dia benar-benar berbeda dengan sosok orang yang baru, dan sebisa mungkin Ryan tidak ingin dikenali.Tangannya meraih dompet usang yang kini menjadi penghuni kantong celananya. Hanya ada beberapa lembar uang pecahan seratus ribu dan puluhan ribu
Ryan menyimpan rasa penasarannya seorang diri dengan hati-hati, ia berencana untuk mencari tahu siapa gadis itu nanti - ia tidak ingin buru-buru, sebab itu bisa mencurigakan. Waktu pun berlalu, dan Ryan terus bekerja dengan tekun di warung mie ayam tersebut untuk menyambung hidupnya.Setiap saat, "Tuan Muda" itu melihat pelanggan yang berbeda-beda, dan Ryan berusaha untuk melakukan pekerjaannya sebaik mungkin - meskipun terlihat kaku karena tidak terbiasa. Tapi ia tetap berusaha untuk tetap menjadi bagian dari masyarakat biasa, dan merasakan apa yang dirasakan orang-orang biasa.'Aku tidak perlu terburu-buru, karena aku yakin jika gadis itu akan kembali. Si Bapak pemilik warung mie ayam ini tampak akrab dengannya, jadi kemungkinan besar gadis itu adalah pelanggan tetap mie ayam ini 'Begitulah keyakinan Ryan, yang tidak ingin mengerjakan sesuatunya dengan tergesa-gesa seperti kebiasaannya di masa lalu saat menjadi - Scorpio,si pembunuh berdarah dingin.Waktu pun berlalu, hingga suatu h
"Bapak, tidak apa-apa?" tanya Ryan memastikan keadaan Si Bapak."Tidak apa-apa, nak Ryan. Bapak baik-baik saja, nak Ryan sendiri bagaimana?" si Bapak justru mengkhawatirkan keadaan Ryan balik.Ini adalah kali pertama Ryan mendapati situasi dan kondisi yang mencekam dari para penagih hutang, jadi si Bapak tentunya memiliki rasa bersalah pada pegawai baru yang memang tidak tahu apa-apa."Maaf, ya. Nak Ryan, jika kejadian ini bikin nak Ryan terkejut." Si Bapak meminta maaf dengan perasaan tidak nyaman."Tidak apa-apa, pak. Saya justru minta maaf karena tidak bisa banyak membantu," ucap Ryan dengan memeluk tubuh si Bapak yang terlihat lemas.Setelah kejadian tersebut, Ryan pun meminta si bapak untuk bercerita kepadanya tentang kebenaran mengenai hutang tersebut. Ia merencanakan aksi untuk membantu si Bapak. Ia merasa memiliki tanggung jawab dan rasa keadilan yang tinggi untuk membantu orang yang sedang dalam kesulitan, sebab saat ini ia sedang kosplay menjadi orang biasa yang baik hati.R
Hari ini Ryan kembali beraktivitas seperti biasa, menjadi pelayan di warung mie ayam milik si Bapak.Tidak ada lagi kejadian, di mana ada tukang tagih hutang karena hutang si Bapak sudah dilunasi dari uang yang Ryan dapatkan - dari Lintah Darat itu sendiri, dan dia siap jika akan ditagih suatu saat nanti."Aku pastikan mereka akan mendapatkan ganjaran, jika aku ditagih mereka. Aku akan menghajarnya!" lirih suara Ryan tapi penuh tekanan.Si Bapak, yang duduk di samping Ryan - tanpa diketahui oleh Ryan sendiri, menatapnya dengan terkejut akan tindakan pelayannya itu."Jangan bilang kamu akan melakukan sesuatu yang bodoh, nak." Si Bapak berharap agar pendengarannya salah.Ryan tersentak dan menatap balik si Bapak dengan tatapan tajam. "Tidak bodoh, pak. Aku hanya ingin membawa keadilan dan memberikan balasan atas tindakan mereka yang arogan."Si Bapak menggelengkan kepalanya, sebab apanya tadi salah. Ternyata telinganya masih cukup sehat dengan pendengarannya yang tajam atas gumamam Ryan