Hari ini Ryan kembali beraktivitas seperti biasa, menjadi pelayan di warung mie ayam milik si Bapak.Tidak ada lagi kejadian, di mana ada tukang tagih hutang karena hutang si Bapak sudah dilunasi dari uang yang Ryan dapatkan - dari Lintah Darat itu sendiri, dan dia siap jika akan ditagih suatu saat nanti."Aku pastikan mereka akan mendapatkan ganjaran, jika aku ditagih mereka. Aku akan menghajarnya!" lirih suara Ryan tapi penuh tekanan.Si Bapak, yang duduk di samping Ryan - tanpa diketahui oleh Ryan sendiri, menatapnya dengan terkejut akan tindakan pelayannya itu."Jangan bilang kamu akan melakukan sesuatu yang bodoh, nak." Si Bapak berharap agar pendengarannya salah.Ryan tersentak dan menatap balik si Bapak dengan tatapan tajam. "Tidak bodoh, pak. Aku hanya ingin membawa keadilan dan memberikan balasan atas tindakan mereka yang arogan."Si Bapak menggelengkan kepalanya, sebab apanya tadi salah. Ternyata telinganya masih cukup sehat dengan pendengarannya yang tajam atas gumamam Ryan
Tiba-tiba, salah satu anggota Pluto menoleh ke arah Ryan dan memperhatikannya dengan cermat. Ryan merasa bahwa dia harus melakukan sesuatu sebelum mereka mengetahui siapa dia sebenarnya.Ryan dengan sigap berdiri dan menatap mereka dengan tajam, mencoba menunjukkan bahwa dia tidak takut dengan kehadiran mereka."Sudah cukup, apa yang kalian lakukan di sini? Warung ini bukan tempat kalian melakukan pertemuan sembarangan," Ryan memperingatkan."Walaupun mau bicara atau mengadakan pertemuan, seharusnya memesan makanan dan minuman juga." Ryan menyambung kalimatnya yang tadi.Anggota Pluto tampak terkejut oleh keberanian Ryan. Mr. Black mengangguk dengan setuju dan meminta mereka untuk memesan mie ayam juga - sama seperti dirinya, meskipun mie ayam pesanannya tadi belum disentuhnya sama sekali."Percayalah, anak muda ini benar-benar berani dan tangguh. Kalian tidak akan bisa mengintimidasi dia, jadi ... pesan saja," kata Mr. Black memberikan informasi. Namun, anggota Pluto tidak terkesan
Waktu berjalan dan berlalu dengan cepat sejak pertemuan Ryan dengan Mr. Black. Ryan terus bekerja di warung mie ayam, tetap menjadi orang biasa di pasar tradisional - namun ia juga melakukan penyelidikan rahasia di malam hari.Suatu sore hari menjelang malam, sambil menunggu kabar dari timnya yang melakukan penyelidikan, Ryan duduk di meja warungnya dan meneguk minuman teh panas sementara si Bapak sedang izin pulang terlebih dahulu karena tidak enak badan. Ia tampak tersenyum ketika gadis yang beberapa waktu dipikirkannya, datang dengan berjalan cepat ke arah warung. Gadis itu datang lagi dan memesan mie ayam."Selain mie ayam, ada yang lainnya?" tanya Ryan ramah."Seperti biasanya saja, mas. Terima kasih," gadis itu menjawab ramah."Ok, ditunggu, ya!" jawab Ryan mengacungkan jari jempolnya.Ryan sibuk menyiapkan pesanan gadis tersebut, juga menyadari beberapa orang mencurigakan di sekitar tempat. Dia merasakan bahwa sesuatu akan terjadi malam ini.Tapi sudut matanya melihat ke arah si
'Huhff, semoga dia bisa jaga diri.'Ketika Ryan berusaha meredakan kegelisahan hatinya, tiba-tiba terdengar suara pintu ruangan terbuka lagi. Kali ini yang masuk adalah Mr. Black, sementara kedua anggota Pluto - pengkhianat yang tidak tahu jika berhadapan dengan Minerva, yang sebelumnya bertugas menjaga Ryan berdiri di sisi pintu seakan menjadi penjaga.'Apakah mereka berdua juga bekerja untuk Mr. Black?' tanya Ryan dalam hati."Tuan Muda Ryanoir, sepertinya kamu memperlihatkan sikap yang tidak sopan bagi tamu," kata Mr. Black dengan suara yang sepertinya menegur Ryan dengan tatapan sinis."Sudahlah, aku juga tidak akan bicara apa-apa meski kalian memintanya," sahut Ryan mempersingkat pembicaraan antara dia dan Mr. Black.Ternyata, Mr. Black mengenalinya sebagai Tuan Muda Ryanoir. Dan itu tidak bisa dipungkiri jika Mr. Black memang memiliki informasi yang akurat tentang dirinya - padahal sedang menyamar.Sementara dua anggota Pluto yang bekerja untuknya justru tidak tahu jika ketua Pl
Ryan terikat erat oleh tali di kursi kayu tua di sebuah ruangan kosong yang dijaga oleh beberapa pengkhianat dunia - musuh besar kelompok Pluto, musuh besar Mr. Black juga."Sadarlah, anak muda. Apa pun yang kau cari, kau akan menemukannya di neraka, hahaha ... Anggotaku akan segera membunuhmu," ujar salah seorang musuh yang ada di depan wajahnya sambil mengancam."Saya tidak akan menyia-nyiakan hidup saya dengan cara seperti itu. Dan saya tahu, siapa pun yang berada di balik semua ini akan segera terungkap," balas Ryan dengan suara yang tegas namun penuh keyakinan - tidak mengenal rasa takut."Cuih! Besar juga nyalimu," teriak orang itu sambil meludah di wajah Ryan.Namun, Ryan menoleh sehingga ludah orang itu tidak mengenai wajahnya, tapi ke bahunya yang terbungkus kaos. Hal ini membuat orang itu marah dengan wajah memerah padam, merasa disepelekan oleh pria muda yang tidak punya nilai apa-apa di matanya.Ryan sadar jika saat ini ia sedang berada dalam situasi yang sangat bahaya, da
"Kita tidak bisa kembali ke warung mie ayam, besar kemungkinan orang-orang jahat itu akan kembali datang mencarimu."Ryan menatap Ardilla dengan penuh perhatian. Dia melihat dalam tatapan Ardilla dan merasakan kegelisahan yang tersembunyi di dalam hatinya. Dia ingin tahu apa yang terjadi dan mengapa Ardilla merasa begitu terpukul dan takut jika terjadi sesuatu padanya."Apa kau peduli denganku?" tanya Ryan menatap lekat wajah si gadis - yang ternyata bernama Ardilla.“Ardilla, aku tahu kamu merasa terluka. Bisakah kamu menceritakan padaku apa yang terjadi? Dan bagaimana caranya kamu menemukan keberadaanku?" Ryan kembali bertanya karena hadis tersebut seperti gelisah dan tidak bisa memberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukannya.Ardilla masih terdiam, kemudian menarik nafas dalam-dalam dengan mata terpejam. Dia menutup matanya sebentar dan kemudian membuka kembali, keinginan untuk berbagi semakin kuat karena selama ini dia tidak pernah merasa nyaman dengan siapapun.Dan entah kena
"Jadi, mau kemana kita sekarang?" Ryan bertanya untuk mengalihkan topik pembicaraan."Kemana? Aku tentu saja pulang," ujar si gadis tanpa menoleh.Ryan mengangguk samar, paham dengan maksud jawaban si gadis. Tapi sayangnya, tujuannya hanya ada di warung mie Ayam tempat keduanya sering bertemu selama ini - di mana orang-orang jahat itu suka berkumpul. Ia tidak punya tempat tinggal, dan si bapak pemilik warung mie ayam memberikan kebebasan padanya untuk tinggal dan tidur di warung tersebut setelah warungnya tutup."Apa di kontrakan kami ada kamar lain? Umm, maksudnya ... jika tidak ada, a-ku bisa tidur di mana saja di lantai rumah kontrakan kamu." Ryan berharap Si gadis mau mengajaknya pulang ke rumah kontrakannya."Tidak bisa. Aku tidak bisa mengajakmu pulang," sahut si gadis dengan cepat.Ardilla telah memutuskan untuk mengambil risiko dan mencoba untuk kembali ke sana untuk mencari tahu kebenaran tentang kematian kedua orangtuanya.Hal ini membuat Ryan terkejut, takut jika kisah masa
Ardilla merasakan kesedihan yang mendalam, tapi ia memilih untuk tetap pada tujuan utama - mencari kebenaran terlebih dahulu tentang pembunuhan orang tuanya belasan tahun yang lalu. Ia melanjutkan perjalanan dengan menelusuri satu jalan dan bangunan demi bangunan, sampai ia melihat sebuah pintu masuk menuju sebuah gedung pencakar langit yang sudah tak terawat."Tempat ini beberapa kali muncul dalam ingatanku, juga dalam mimpiku. Tempat kejadian perkara yang sebenarnya, atau ... " gumam Ardilla dalam hati, merasakan rasa ragu dan juga keberanian yang tumbuh di dalam dirinya."Mungkin dengan masuk ke dalam aku akan menemukan petunjuk," gumamnya lagi.Gadis itu bergegas untuk memasuki gedung itu dan mulai mencari-cari petunjuk yang mungkin ada di dalam sana, mengedarkan pandangan ke seluruh tempat untuk mengingat segala sesuatu yang tersimpan dalam memori di waktu kecil. Setelah beberapa lama, ia menemukan sebuah lemari tua yang sepertinya sudah rusak dengan berisi barang-barang yang tid
Tapi Ryan tidak ingin mendengarkan perintah Alicia, dia ingin menyelamatkan mereka semua dari situasi ini. Dia mengambil tongkat ajaib dan berdiri di dekat altar. Dengan nafas terengah-engah, dia mencoba mengucapkan mantra yang tepat untuk mengakhiri ritual.Tangan Ryan bergetar, ketika dia mencoba mengucapkan kata-kata mantra tapi sayangnya otaknya tidak bisa berkonsentrasi sehingga salah ucap. Tubuhnya mulai terasa lelah dan pusing, tapi dia tidak ingin menyerah. Dia mengulang mantra itu berkali-kali, sampai tiba-tiba pintu ruangan terbuka dan cahaya matahari menyinari seluruh ruangan.Ryan melihat ke arah pintu dan terkejut melihat kehadiran dua orang berpakaian serba hitam dan memakai topeng, yang pastinya bukan teman melainkan lawan."R-yan, cepat, cepatlah keluar dari sini sebelum terlambat!" kata Alicia dengan suara lemah, tapi tegas."Hahaha ... kalian semua tidak ada yang bisa keluar dari sini!" teriak satu dari dua pria tadi.Pria itu, menodongkan senjata api ke arah Ryan da
Beberapa hari kemudian.Dalam ruangan yang cukup luas dan gelap, sebuah altar besar terlihat berdiri di tengah ruangan dengan api ungu yang menyala di atasnya. Di sekeliling altar, terdapat lingkaran ungu yang ditempati oleh tiga pria dewasa, mereka memakai jubah putih bergaris hitam dan membawa tongkat dengan bentuk aneh yang dihiasi dengan kristal merah dan biru.Di sudut ruangan, ada dua gadis yang saling berpelukan. Satu diantara mereka dengan wajah menangis, sementara yang satu menenangkan.Gadis pertama memiliki rambut cokelat kehitaman dan bibir tebal, sedangkan gadis kedua memiliki rambut pirang pendek dan mata hijau cerah. Keduanya mengenakan pakaian putih dengan kain tipis yang melambai-lambai terkena angin yang berhembus dari celah-celah jendela."Lepaskan aku, lepaskan aku!" desah gadis cokelat sambil menangis dan berusaha melepaskan diri dari genggaman pria yang mengikutinya dari belakang."Tidak perlu takut, kita hanya akan melakukan pertukaran jiwa saja," terang pria it
Setelah semua permasalahan yang rumit dan kompleks terselesaikan, Ryan berniat mewujudkan impiannya untuk pensiun meskipun saat ini ia masih muda. Tapi urusan perusahaan keluarga Herlambang sudah ia serahkan kepada orang-orang pilihan yang dipercayainya, jadi ia bisa lebih santai menikmati hidupnya dengan memantau perkembangan perusahaan hanya lewat email saja.Pria itu juga memimpin kelompok Pluto sebagaimana peran yang seharusnya, dan rencana terdekatnya adalah menikah dengan Alicia. meskipun sadar jika Alicia adalah orang yang memiliki darah sama dengannya karena lahir dari rahim yang sama, tapi Ryan merasa bahwa dirinya ini adalah orang lain yang kebetulan terperangkap dalam tubuh kakak dari Alicia. Dan ia ingin menghabiskan sisa umurnya bersama gadis tersebut, meskipun ia sendiri tidak yakin jika Alicia akan setuju dengan keputusannya itu.Ryan duduk di teras rumahnya sambil menatap jauh ke depan. Hari itu ia memutuskan untuk menjalankan rencananya, meskipun ia tahu itu akan menja
Beberapa hari kemudian, Ryan dan Alicia akhirnya memiliki rencana yang matang untuk mengalahkan musuh-musuh mereka. Mereka merencanakan serangan mendadak ke markas kelompok yang ingin merebut kekuasaan, dan mereka yakin bahwa itu akan berhasil.Ryan dan Alicia duduk di sebuah kafe kecil di sudut kota, guna menghindari perhatian orang lain - di mana mereka sengaja bertemu secara diam-diam untuk membicarakan rencana ini. Mereka sedang merancang strategi dan merencanakan serangan mendadak ke markas musuh mereka, jadi tidak ingin didengar oleh siapapun termasuk para asisten supaya menghindari mata-mata yang kemungkinan besar tetap ada di antara orang-orang terdekat."Mereka pasti akan siap untuk serangan kita," bisik Ryan sambil memicingkan matanya pada menu kafe di hadapannya - agar tidak terlalu tentara saat berbicara."Tentu saja mereka akan siap," sahut Alicia, "Tapi kita punya keunggulan. Kita sudah mengetahui rencana mereka, dan kita bisa memanfaatkan kelemahan-kelemahan mereka untu
Ryan akhirnya memutuskan untuk pergi sendiri ke tempat persembunyian yang disebutkan oleh orang misterius tersebut - yang menghubunginya lewat telepon. Setibanya di sana, pria itu langsung menyelidiki sekitar dan mendapatkan informasi penting yang bisa digunakan untuk mengalahkan orang-orang yang merupakan musuh-musuh keluarga Herlambang dan menggulingkan Ryanoir dari kursi pewaris tunggal.Namun, di tengah-tengah penyelidikannya, Ryan bertemu dengan sosok yang tidak ia duga. Sosok itu adalah Alicia, gadis yang kini bekerja di perusahaan Herlambang miliknya.Namun, kali ini perspektif Ryan terhadap gadis tersebut telah berubah. Dia tidak lagi memandang Alicia sebagai musuh atau bukan lawan. Sebaliknya, Ryan mulai melihat gadis itu sebagai seseorang yang dapat dipercaya dan menjadi sekutunya dalam melawan kelompok yang ingin menaklukkan dunia bawah."Aku tidak tahu bahwa kamu akan datang ke sini, Ryan," kata Alicia dengan wajah yang menggambarkan rasa terkejut dan lega.Ryan hanya ters
Dengan terus mendengarkan pembicaraan Alicia dengan seseorang melalui telepon, Ryan memikirkan dugaan-dugaan sementara yang sedang ia pikirkan untuk kesimpulan penyelidikannya."Apa?" Ryan terkejut saat pengakuan Alicia, tentang hubungannya dengan Selly - istri Ryanoir yang sudah dihukum dengan cara yang menyedihkan hingga meninggal dunia.Ryan terdiam, tidak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya lewat alat sadapnya. Ia berusaha menekan perasaan kekecewaannya karena ia sudah sempat terlena pada pesona gadis itu."Apakah Selly benar-benar terkait dengan penyelidikanku tentang Alicia? Mereka masih ada hubungan darah, dan apa tadi ... adiknya Selly?" Ryan berpikir keras, mencari tahu apakah ada kaitannya dengan kasus kelompok Pluto di masa lalu - yang nyatanya melibatkan keluarga Herlambang.Pria itu merasa terbebani dengan pengetahuan yang baru ia ketahui. Ia tidak bisa mengabaikan fakta bahwa Alicia, gadis yang sudah membuat hatinya terpesona, memiliki hubungan dengan keluarga
"Emh, Ryan. Aku ingin kerja di perusahaan Herlambang. Apakah kamu bisa menerima aku sebagai karyawan kamu?""Kerja di perusahaan Herlambang?" tanya Ryan terkejut.Tiba-tiba saja, Alicia pengajukan pertanyaan yang tidak pernah disangka-sangka Ryan. Itulah sebabnya Ryan semakin curiga jika gadis itu memiliki maksud tertentu supaya bisa masuk dalam lingkungan perusahaan, agar pergerakannya lebih mudah dan cepat - menurut Ryan.Ryan tidak bisa menyembunyikan keheranan pada wajahnya atas permintaan Alicia. Ia bertanya-tanya kenapa gadis itu meminta pekerjaan di perusahaannya, dan bagaimana hal itu akan mempengaruhi penyelidikan yang sedang ia lakukan."Apa alasannya? Kamu sudah mendengar hal-hal buruk tentang perusahaan itu, kan?" Ryan mencoba mencari alasan untuk tidak menerima gadis itu bekerja di perusahaan keluarga Herlambang."Iya, aku tahu tentang banyak kasus yang terjadi, selain perampokan yang melibatkan teman pengacara keluarga Herlambang. Tapi, hal itu bukanlah masalahku. Aku mu
Sayangnya, Ryan tidak bisa mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang ada di otaknya lewat internet - setelah beberapa kali mencoba mencari. Nyatanya, Alicia tidak memiliki profil lengkap sehingga Ryan harus bekerja lebih keras untuk mencari tahu identitas asli Alicia. Gusar dan kesal, akhirnya Ryan memutuskan untuk memasang penyadap pada Alicia. Alat sadap mini, yang dulu pernah ia pasang pada sepupunya Selly. Alat sadap yang berukuran sangat kecil sehingga tidak disadari keberadaannya oleh orang yang menjadi targetnya."Ok, aku akan memasang penyadap pada ponselnya ... atau anggota tubuhnya saja.. Dengan begitu, aku bisa mendapatkan informasi yang diperlukan untuk mengungkap siapa sebenarnya Alicia," gumam Ryan dalam hati.Ryan segera mengoperasikan - mendesain dan memproduksi penyadap tersebut dan bersiap untuk memulai misi pencariannya. Dia tidak sabar untuk mengungkap identitas sebenarnya dari gadis yang telah mencuri hatinya itu, meskipun juga mencurigakan karena mengetahu
Ryan cepat-cepat berlari kembali ke ruangan sebelah dan berhenti di depan tempat duduk Alicia. Ia berharap belum terlambat untuk meminta maaf pada gadis itu."Maaf, sudah menunggu lama sekali," kata Ryan ketika ia duduk kembali di samping Alicia. "Maaf, tadi ada urusan yang terpaksa aku lakukan," imbuhnya kemudian."Ah, tidak masalah." Alicia menjawab dengan senyumannya yang manis.Ryan merasa malu karena membuat Alicia harus menunggunya selama itu. Namun, ia tetap berusaha untuk tenang dan melanjutkan pembicaraan yang sempat ditunda.Alicia sendiri tidak pernah menyangka jika Ryan memiliki posisi yang sangat penting di perusahaan Herlambang ini. Gadis itu memang belum sepenuhnya tahu bahwa Ryan adalah Tuan Muda Ryanoir."Aku ingin menanyakan sesuatu kepadamu," celetuk Alicia yang membuat Ryan mengerutkan keningnya."Hm, apa?" tanya Ryan ingin tahu apa yang ingin diketahui oleh gadis itu."Apakah k-amu, emh ... maksudku, Anda ... adalah Tuan Muda Ryanoir?" Akhirnya, gadis itu mengajuk