Perasaan dan pikiran Citra kini sedang tidak beraturan, ia jadi merasa tak enak hati terhadap Regan.
Ia tau Regan pasti kecewa terhadapnya, ia berpikir tak seharusnya Citra langsung berbicara seperti itu."Harusnya kemarin gue bilang aja ke Regan, kalau bisa jalani dulu aja kalau emang jodoh kan gak akan kemana. Tapi kenapa gue malah bilang kayak gitu sih?"
"Jadi gak enak kan sama Regan, dia pasti kecewa banget!"
gumam Citra sambil menatap ke arah luar jendela kamarnya, sejak pulang dari kantornya pun biasanya Regan akan mengirimkan pesan singkat padanya.Namun sampai malam ini tak ada notifikasi pesan yang ia terima dari lelaki itu."Maafin gue ya Re, gue gak mau bohongin perasaan gue ke lo. Gue emang benar-benar gak punya rasa apa-apa sama lo."
Tak berapa lama ponselnya pun bergetar, ada satu panggilan yang membuatnya tersenyum.
Drrtt.. drrttt.. drrttt...
šRegan is calling...
š± : "Hallo?"
š±: "Hallo, Cit lagi
Citra menuruni anak tangga dengan perlahan, gadis itu menghampiri Sekar yang sedang meminum teh."Pagi bu!"sapa Citra sambil mencium pipi ibunya itu."Pagi juga sayang!""Ayah ke mana bu?"tanya Citra yang duduk di dekat Sekar, pagi ini ia belum melihat Dika."Ayah tadi dapat telfon dari sekretarisnya, katanya ada meeting mendadak pagi ini jadi dia buru-buru berangkat deh!"cerita Sekar sambil menaruh cangkir teh di atas meja."Oh gitu, pantes dari tadi Citra gak dengar suara ayah.""Kamu berangkat sendiri gak apa-apa kan Nak?"tanya Sekar sambil mengambil roti dan mengolesnya dengan selai coklat."Gak apa-apa kok bu, tenang aja.""Ya udah, ayo sarapan dulu!"Setelah sarapan Citra langsung berpamitan dengan Sekar, ia berangkat menuju kantornya dengan menggunakan taxi online.Taxi itu pun berhenti tepat di depan kantor."Di sini aja mba?"tanya supir taxi itu."Iya pak,
"Apa kamu sudah merasa baikkan?"tanya Kevin sambil menyetir mobilnya itu. "Iya, makasih ya."jawab Citra tersenyum memandang ke arah Kevin. "Sama-sama, kamu kerja di mana?" "Aku kerja di salah satu perusahaan yang bergerak di bidang property."jawab Citra. "Bagus juga!"sahut Kevin sambil mengangguk. "Kamu sendiri, sudah lama jadi dokter?" "Hemm.. lumayan." "Keren, semuda ini kamu udah jadi dokter." "Awalnya saya juga gak kepikiran mau jadi dokter, tapi semenjak ibu saya sakit saya memutuskan untuk kuliah kedokteran." "Lalu?"tanya Citra yang mulai tertarik dengan cerita Kevin. "Dulu saya bertekad saya harus jadi dokter, saya harus bisa sembuhin ibu saya.Tapi nyata nya saya harus ikhlas ibu saya pergi karna penyakitnya." "Maaf! Aku jadi buka luka lama kamu." "Gak apa, saya sudah ikhlas dengan semua ini.Sekarang tujuan saya hanya ingin membantu orang-orang yang seda
Citra duduk di kursinya, sejak pagi tadi ia sudah merasa tubuhnya tak enak."Cit, kamu kenapa?"tanya Regina menghampiri Citra."Gak apa-apa mba, cuma sedikit gak enak badan aja."balas Citra."Harusnya kamu izin aja Cit, masalah kerjaan kan bisa di kerjakan nanti."jawab Regina memberitahu."Gak apa-apa mba, Citra baik-baik aja kok."jawabnya lagi sambil tersenyum, Regina pun berniat kembali menuju tempat duduknya itu."Ya udah, kalau ada apa-apa bilang sama mba ya Cit?""Siap mba! Makasih ya!"Regina pun hanya menggangguk, wanita itu berjalan kembali menuju meja kerja nya.Sedangkan Citra kini kembali mengerjakan pekerjaannya itu, tak lama ponselnya pun bergetar menandakan ada pesan singkat yang ia terima.Drrttt...[Regan : Hai, Cit. Apa kabar? Maaf baru kasih kabar, di sini sibuk banget!"Citra tersenyum membaca pesan yang di kirimkan oleh Regan, sejak kepergian pria itu menuju Solo ba
Citra membuka matanya secara perlahan-lahan, di lihatnya lah ruangan bernuansa putih ini. Ia bisa melihat Sekar yang sedang menangis di sampingnya.Ia juga melihat ada Dewi dan juga Kevin di sisinya."Ibu?""Ya sayang, ini Ibu, kamu baik-baik aja kan nak?"tanya Sekar sambil mengusap lembut ujung kepala anaknya itu."Citra gak apa-apa kok bu, maaf sudah buat ibu cemas ya?"jawab Citra merasa bersalah."Kalau kamu capek jangan di paksakan terus ya sayang, ibu gak mau kamu sampe kenapa-kenapa!""Iya, maaf bu. Citra terlalu lalai sama kondisi kesehatan Citra sendiri, Citra janji gak akan ulangi ini lagi."jawabnya sambil memegang tangan Sekar, berusaha menenangkan wanita itu."Syukurlah lo udah sadar Cit, gue panik banget tadi! Untungnya ada Kevin yang nolongin."cerita Dewi pada Citra."Makasih ya Wi, makasih juga pak Dokter Kevin yang udah mau nolong Citra."balas Citra memandang secara bergantian ke arah
Citra tampak terkejut melihat kedatangan Regan, antara senang dan juga merasa takut.Ia takut jika Regan merasa sakit hati melihat Citra dengan Kevin."Makasih ya nak Kevin, sudah temani Citra. Maafkan tante jadi merepotkan."ujar Sekar yang sudah berdiri di samping tempat tidur Citra bersama Regan di sebelahnya."Gak masalah kok tante.""Oh iya, Kevin.. kenalin ini Regan, teman kerja Citra di kantornya. Regan, ini Kevin yang merawat Citra di sini."jelas Sekar, membuat Kevin pun tersenyum dan memperkenalkan dirinya pada Regan."Saya Kevin!""Ya! Saya Regan!""Lo udah pulang Re? Kenapa gak kasih kabar sih?"ujar Citra memulai obrolannya, ia menatap ke arah pria yang ada di sampingnya itu."Iya tadi pagi gue udah sampe di kantor, cuma kata yang lain lo sakit. Lo sakit apa?"tanya Regan lagi."Gak apa-apa, cuma kecapean aja!"sahut Citra."Lo sih bandel kalau di bilangin, oh iya gue bawa ini b
Sejak bangun dari tidurnya Citra mencoba menghubungi Regan, namun tak ada jawaban dari pria itu.Ia ingin berbicara dengan Regan, ia juga tau pasti Regan kecewa melihat ada laki-laki lain yang dekat dengan dirinya."Regan kemana sih? Kok chat sama telfon gue gak di respon?"gumam Citra sambil memainkan ponselnya itu, ia tak bermaksud membuat Regan kecewa."Gue sayang sama lo Re, tapi bukan sebagai seorang pacar! Gue udah anggap lo seperti kakak gue sendiri. Dan gue harap lo bisa ngertiin bahwa rasa cinta itu gak bisa di paksakan."Citra menaruh kembali ponselnya, ia hanya berharap Regan mau menemuinya kembali dan ia akan menjelaskan semuanya."Citra, sarapan dulu ya?"ujar Sekar sambil menghampiri anak gadisnya itu."Hmm.. iya bu."jawabnya, tersenyum ke arah Sekar."Bu, Citra pengen pulang!""Lho? Kan kamu masih sakit sayang, nanti kalau kamu sudah sembuh baru kita pulang ya?"jawab Sekar menatap ke ara
Hari ini saat jam makan siang Regan berniat ingin menyempatkan dirinya untuk menjenguk Citra kembali, walau sudah merasa di kecewakan namun rasa sayang Regan terhadap Citra mengalahkan segalanya.Pria itu berjalan sambil memegangi bunga, ia tak sabar ingin bertemu dan menghabiskan waktu bersama Citra."Apa aku boleh pulang?""Tetaplah di sini!""Aku bosan! Tolonglah pak dokter ku, aku ingin pulang dan bekerja kembali!""Baiklah, akan aku pikirkan dulu."Regan berdiri di depan pintu, ia mendengarkan percakapan antara Citra dan juga Kevin.Ia tersenyum sinis, langkah kakinya ia mundurkan 1 langkah."Gue berharap bisa ngobrol berdua sama lo Cit, tapi ternyata sekarang lo udah bahagia sama laki-laki lain."batin Regan bermonolog, ia berjalan meninggalkan tempat itu tak lupa Regan membuang bunga yang ada di tangannya.Sejujurnya Regan begitu mencintai Citra, apapun akan ia lakukan demi Citra.Tapi jika Citra tak
Hari ini Citra sudah bisa beraktifitas kembali seperti semula.Gadis itu berjalan menuju ruangannya, di sana sudah ada Bayu dan juga Dewi yang sedang menikmati sarapannya itu."Eh Citra! Udah sehat?"tanya Bayu."Citra? Ya ampun gue seneng lo udah bisa masuk kerja lagi."balas Dewi."Iya udah kok! Gue juga seneng bisa masuk kerja lagi."sahut Citra kemudian duduk kursinya itu."Syukurlah, maaf ya kita belum sempat jengukin lo. Baru rencana hari ini mau jenguk lo eh udah masuk duluan."ujar Dewi memberitahu."Ah santai aja Wi, gue keluar dulu ya mau beli minum.""Oke, Cit."Citra bangkit dari duduknya dan berjalan meninggalkan ruangannya, dalam perjalanan menuju kantin ia bisa melihat Regan yang baru saja tiba."Regan!"panggil Citra membuat pria itu menoleh ke arahnya, Citra pun langsung berjalan menghampiri Regan."Re, gue mau ngomong sama lo.""Ngomong apa?"tanya Regan.
Regan memberhentikan mobilnya tepat di depan rumah berpagar putih.Tak lama seorang gadis dengan rambut panjang terurai pun muncul, ia berjalan ke arah mobil dan membuka pintu mobil."Udah lama ya Re?" tanya gadis itu yang tak lain ialah Nara.Regan pun menggelengkan kepalanya dan menyuruh Nara untuk segera masuk ke dalam mobil."Enggak kok Na, ayo masuk kita jalan sekarang!"Gadis itu pun mengangguk sambil tersenyum kemudian ia duduk di kursi yang berada di samping Regan.Pria itu pun segera menjalankan mobilnya dengan kecepatan sedang."Kita mau kemana sih Re?""Jalan-jalan.""Iya tapi jalan-jalan kemana?""Ada deh nanti juga tau." balas Regan membuat Nara semakin penasaran di buatnya."Kan lo mah gitu selalu deh rahasia-rahasiaan.""Udah tenang aja, gue gak akan bawa lo ketempat yang macem-macem. Intinya nanti lo pasti akan suka."Regan tersenyum sambil menatap ke arah Nara, gadis itu bisa melihat Regan yang sekarang sudah jauh berbeda saat pertama kali ia bertemu dengannya."Hemm.
Jam makan siang telah usai setengah jam yang lalu.Hari ini Kevin pun tidak memiliki jam praktek sampai sore seperti biasanya, maka dari itu Kevin pun segera membereskan meja kerja nya dan berniat pulang."Ajak jalan-jalan Citra dulu kali ya? Selagi saya mempunyai waktu untuknya. Siapa tau dia senang."ucap Kevin kemudian mengambil ponselnya dan mengetik sebuah pesan untuk Citra.["Citra.. setengah jam lagi saya sampai di rumah, kamu siap-siap. Saya mau ajak kamu keluar."]Send!Pesan pun terkirim. Kevin melepaskan jas putihnya dan menyimpannya di balik pintu. Ia mengambil tasnya dan kemudian bergegas pergi dari ruangannya itu.Sementara di satu sisi kini Citra sedang berada di kamar tidurnya, ia baru saja membaca pesan singkat yang dikirimkan oleh Kevin."Haduh pake baju apa ya? Kevin kalau ajak keluar selalu aja mendadak, bikin orang gak ada persiapan aja."Citra terus berdiri di depan lemari bajunya, ia terus memandangi baju-bajunya itu. Namun ia bingung harus memakai baju apa.Hin
Hari ini Citra bangun dengan perasaan yang bahagia.Hal ini pun menjadi tanda tanya Sekar dan juga Danu, ia bisa melihat raut wajah Citra yang tak seperti biasanya."Selamat pagi ayah, ibu!""Pagi sayang!""Anak ayah ceria banget kayaknya?" tanya Danu namun Citra hanya tersenyum sambil duduk di kursi. Ia lantas menyantap roti bakar yang sudah di sediakan Sekar untuknya."Kamu kenapa Nak?" tanya Sekar penasaran. Tak biasanya Citra terlihat begitu bahagia."Gak kenapa-kenapa kok bu.""Oh ibu tau kamu udah jadian kan sama Kevin?""Bener kamu pacaran sama Kevin nak? Kok ayah gak tau?"Dengan malu-malu Citra pun bercerita bahwa ia memang telah berpacaran dengan Kevin. Dan Kevin telah berjanji akan menerima apapun keadaannya itu."Emm.. iya yah, bu. Citra sama Kevin udah pacaran. Tapi baru kok.""Apapun pilihan kamu ayah cuma bisa doakan yang terbaik.""Ibu sama ayah hanya pesan jaga diri kamu dimana pun kamu berada.""Siap yah, bu. Citra pasti akan dengarin semua nasehat ayah dan ibu."kat
Citra sudah menjalani pengobatan kurang lebih selama 2 tahun lamanya.Dan selama itu pula Kevin selalu menemani Citra. Hubungan mereka pun kini semakin terjalin mesra.Kevin sudah tak canggung lagi jika bersama Citra.Seperti malam ini, sehabis mengantar Citra untuk chek up rutin. Kevin mengajak gadis itu untuk mengisi perutnya di sebuah resto yang tak jauh dari rumah sakit."Citra, apa kamu keberatan kalau saya ajak kamu makan dulu?""Emm.. enggak kok Vin.""Ya udah kita makan dulu ya?"Citra pun mengangguk setuju, Kevin segera mengemudikan mobilnya menuju tempat makan yang ia tuju.Tak butuh waktu lama. Mobil berwarna putih itu pun tiba.Kevin segera memarkirkan mobilnya dan mengajak Citra untuk turun dan masuk ke dalam."Cit. Ayo kita turun, kamu juga pasti udah laper kan?""Iya. Ayo, Vin."Sesampainya di dalam Kevin dan Citra segera memesan, setelah memesan sambil menunggu mereka pun mengobrol beberapa hal yang terjadi hari ini."Vin..""Kenapa?""Gak nyangka aku masih hidup sampe
Seharian ini Regan dan Nara menghabiskan waktunya untuk berdua.Kali ini mereka sedang menikmati secangkir kopi hangat di bawah gemerlapnya bintang dan sinar rembulan."Re?""Apa Na?"Regan menoleh ke arah samping, Nara sedang tersenyum ke arahnya. Gadis itu begitu cantik, wajar saja jika akhirnya Regan menyukainya."Makasih ya buat hari ini, harusnya waktu libur lo itu di pake untuk istirahat. Tapi malah ngajak gue buat jalan-jalan.""Ah santai aja Na, lagi pula gue yang mau kan? Dan gue juga seneng jalan-jalan apalagi kalau ada yang temenin gini. Jadi seru aja gitu." balas Regan."Kenapa lo baik banget sih Re?""Maksud lo Na?""Perlakuan lo itu bisa bikin lo dimanfaatin.""Hemm.."Regan terdiam, Nara kembali melanjutkan ucapannya itu."Lo ngerti kan maksud gue apa Re? Gue harap ketika nanti lo cari pasangan, lo jangan berlebihan. Takutnya lo cuma dimanfaatin dan akhirnya bikin lo sakit hati untuk kesekian kalinya.""Iya-iya gue paham ko Na, makasih udah di ingetin. Lagi pula benar a
Citra meminum habis jus buah strawberry buatan Sekar, udara yang panas membuat tenggorokannya terasa haus.Sudah beberapa bulan ia tak pernah mendapatkan kabar dari Regan, pria itu juga seperti menjauhi dirinya.Ada perasaan sedih yang ia rasakan, pasalnya Regan satu-satunya teman pria yang begitu perhatian terhadap dirinya."Apa kabar ya Regan? Gue jadi kangen deh sama dia, biasanya dia tuh yang paling bawel sama gue selama sakit. Sekarang malah lost contact begini." gumamnya sambil memandang ke arah luar jendela kamarnya.*FlashBack On*Lo ngajak gue ke sini?""Iya, emang kenapa?""Ngapain emangnya kita ke sini?" "Main aja, cuci mata.Pusing tau ketemunya komputer lagi komputer lagi, kalo gak mas Daus lagi mas Daus lagi.""Hahaha.. bisa aja deh lo.""Eh Cit, ada TimeZone ke sana yuk!""Ih kayak anak kecil aja lo.""Udah ayo!""Lo mau main yang mana?" "Main basket dulu kayaknya seru!""Oke, ayo!""Balapan yuk siapa yang paling banyak cetak gol?""Ayo! Siapa takut." "Hebat juga lo.
Hari ini Regan terlihat sangat tampan, pagi-pagi sekali ia sudah mandi dan bersiap-siap di kamarnya.Hal ini karna siang nanti Regan ingin mengajak Nara untuk berjalan-jalan bersamanya. Ia begitu terlihat bahagia, sejak malam ia terus memilah-milah pakaian apa yang pas untuk ia pakai ketika sedang bersama Nara.Dan pilihannya jatuh pada celana chino berwarna cokelat dan kemeja lengan pendek berwarna abu-abu, tak lupa ia menyisir rambutnya agar terlihat rapi. Belum lagi beberapa kali ia menyemprotkan parfum kesayangannya."Nah kan kalau gini keren, gak akan malu Nara jalan sama gue." ucapnya sambil berkaca di depan cermin, Regan memang terlihat begitu tampan. Wajahnya yang putih dan badannya yang tinggi membuat ia pantas memakai pakaian apapun.Ia melirik ke arah jam tangan yang melingkar di lengannya."Baru jam 08.00." Tak lama pintu kamarnya pun diketuk, suara Tiara pun terdengar dari balik pintu. Gadis itu mengajak Regan untuk segera sarapan pagi bersama."Tok.. tok.. tok..""Kak?
Regan tersenyum sambil menatap layar ponselnya, sejak pulang dari kantornya Regan langsung masuk ke dalam kamarnya dan berdiam diri di sana.Rupanya ia sedang berkomunikasi dengan Nara lewat pesan singkat. Hal itu rupanya membuat Regan tampak senang.Tiara yang melihat perubahan kakaknya itu pun langsung menghampiri Regan, pasalnya sudah beberapa hari ini Regan lebih senang menghabiskan waktu di dalam kamarnya."Kakak!""Apa? Masuk aja.""Kakak ngapain?" tanya Tiara yang berjalan mendekati Regan yang sedang duduk di sofa, pria itu menoleh ke arah Tiara sebentar dan kembali fokus ke layar ponselnya."Gak ngapa-ngapain dek.""Kakak aneh tau gak sih akhir-akhir ini." kata Tiara sambil duduk di sebelah kakaknya itu, mendengar ucapan Tiara Regan langsung merubah posisinya menghadap ke arah Tiara dan bertanya pada gadis itu."Maksud kamu? Aneh kenapa?""Iya aneh, kakak sekarang lebih banyak diam di kamar. Terus kalau aku perhatiin suka senyum-senyum sendiri, kakak kenapa?""Ahhh Tiara tau!!
Kedekatan Citra dan Kevin kini semakin terjalin erat, sifat Kevin yang begitu perhatian pada Citra pun membuat Citra sepertinya menaruh hati pada pria itu.Begitupun sebaliknya Kevin merasa nyaman bersama Citra, sesekali ia pun menyempatkan untuk datang menjenguk Citra.Seperti siang ini Kevin dan Citra sedang makan siang bersama di rumah Citra, keadaan Citra yang belum begitu pulih membuat Kevin sengaja membawakan makanan untuknya."Kamu benar gak ada pasien hari ini?" tanya Citra sambil memasukan potongan kentang ke dalam mulutnya, ia menatap serius ke arah Kevin. Pemuda yang sedang memakan burgernya itu pun melirik ke arah Citra."Enggak. Lagi pula ini jam makan siang.""Maafin aku ya..""Maaf untuk apa?""Selama ini aku selalu repotin kamu, aku selalu bergantung sama kamu. Padahal aku tau kamu itu sibuk, aku bahagia sekaligus bersyukur banget bisa kenal kamu Vin." ujar Citra tersenyum memandang ke arah Kevin, pria itu pun menatap lembut ke arah Citra. Tidak masalah baginya jika ha