Wilson si Tangan, menatap sebentar ke arah belakang. dia lihat, Alex, Billy maupun Ardy, sedang dipukuli beramai-ramai oleh si Kurus dan teman-temannya. nampaknya, kata-kata si Kurus kalau dia akan memukul Alex dan kawan-kawan nya, mereka buktikan malam ini.Ini juga berarti, Si Kurus dan Genk nya itu, benar-benar takut pada Tobi dan Genk nya Tobi. Wilson pun lega saat dia lihat, ada satu orang dari Genk si Kurus yang sedang memegang handphone untuk membuat video pemukulan ini. Wilson cuma berharap, agar Ardy jadi kapok dan tidak lagi mengganggu Vania, sekalipun begitu, Wilson tetap bertekad untuk terus melindungi Vania. karena itu, Wilson pun memacu motornya untuk mengikuti mobilnya Vania. Wilson terus menjaga Vania sampai Vania masuk ke rumah nya. sambil mematikan motornya, Wilson pun masuk ke rumah tempat tinggal nya, bekas tempat tinggal nya Davin yang berada di depan rumah nya Vania.Saat sudah berada di dalam rumah nya, Wilson mendapatkan kiriman video dari Tobi si Cobra, teman
Davin dan Vania sudah berada di mobil Honda Brio milik Vania. Vania meminta Davin untuk menyetir mobil karena dia mengaku masih kesal, sehingga dia merasa malas untuk menyetir mobil."Sudahlah. sabar. gak usahlah marah-marah mulu. katanya mau merayakan sesuatu. ayo dong," bujuk Davin karena wajah Vania masih terlihat tertekuk."Ugh....aku masih kepingin jitak satu-satu kepala dua cewek tadi. kamu sih, main tarik-tarik aja!" kesal Vania."Sudah. gak usah pedulikan kata-kata mereka. yang namanya tukang gosip, ya emang kayak gitu mulut nya.""Tapi, aku gak suka dengan kata-kata terakhir mereka. waktu mereka bilang kamu main dukun itu. itu fitnah dong. aku gak suka fitnah kayak gitu.""Hmmm.... sudahlah. gak usah perpanjang lagi. gak usah cemberut lagi ya?" bujuk Davin lagi."Kok gitu sih? kok aku gak boleh marah? ehm.... jangan-jangan yang dibilang cewek tadi itu betul. jangan-jangan, kamu main dukun," kata Vania sambil menatap tajam ke arah Davin."Ih...siapa yang main dukun sih. wajah
"Bagus, kalau begitu, bilang dia, untuk menyediakan sebuah meja secepatnya untuk ku. tapi, jangan sebut siapa aku. bilang saja, seseorang dari perusahaan kita, oke?" kata Davin."Iya. Tuan Muda. tapi, ehm.... pemilik restoran itu belum mengangkat telepon dariku," kata Peter agak panik."Coba terus!""Iya, Tuan Muda."Sementara itu, keadaan semakin panas. Vania tidak mau menyerahkan mejanya karena dia merasa dia yang lebih berhak untuk duduk di meja berikut, karena, dia sudah antri menunggu."WOY! KALIAN JANGAN SEENAKNYA YA! MASAK DATANG-DATANG MAIN NYELONONG AJA, AKU NGANTRI DISINI, TAU!!!" teriak Vania geram."Eh, pihak restoran sendiri ya, yang mendahulukan kami! ini kan restoran mereka, ya harus ikut mereka dong!" bantah Nurul yang langsung dibenarkan oleh kedua temannya."Pokoknya meja kosong berikut, itu punya ku. aku gak mau tahu!" geram Vania."Emang situ, yang punya restoran. kan bukan. asal kamu tahu ya! aku ini istri dari Direktur Bank besar di kota ini. pemilik restoran ini
"Bagus. bilang dia untuk menghajar istrinya disini, di depan Vania ku. kalau perlu permalukan istrinya tidak tahu diri ini, kalau tidak jabatan nya di perusahaan keluarga ku terancam. bilang dia!!! istrinya telah menghinaku. aku tidak peduli, kalaupun dia tahu tentang aku," kata Davin kepada Peter lewat telepon."Jadi, dia bisa tahu tentang, Tuan Muda?" tanya Peter memastikan."Ya. dia bisa tahu. agar dia tahu, istrinya sedang menghina siapa. tapi ingat, bilang dia untuk tidak bilang-bilang soal aku kepada semua orang, termasuk kepada istrinya," pungkas Davin."Baik, Tuan Muda."Sementara itu, keadaan di meja, masih terlihat kacau. Nurul dan dua temannya semakin ngotot mempertahankan meja mereka, mereka merasa dipermalukan oleh pemilik restoran. pemilik restoran sudah menyuruh pelayan untuk mengangkat minuman ke tiga wanita itu, tapi, temannya Nurul, ngotot mempertahankan minuman mereka tetap di meja itu.Tiba-tiba, terdengar suara bunyi telpon. awalnya tidak ada yang menggubris bunyi
"Kok gitu sih? aku bikin rugi dong," kata Vania merasa bersalah."No...kami tidak rugi. sama sekali tidak. ini memang sesuatu yang wajar di restoran ini. kalau karyawan kami melakukan kesalahan kepada tamu kami, maka, tamu kami berhak makan gratis dengan menu terbaik di restoran ini. kami cuma berharap supaya, sesudah peristiwa tadi, anda berdua tidak kapok untuk mengunjungi restoran kami ini di masa depan. itu saja harapan kami," kata Ricko kalem."Tentu saja. di masa depan, kami berdua pasti akan kesini lagi," jawab Vania."Bagus lah kalau begitu. di masa depan, kami menantikan kunjungan anda berdua. sekarang, aku permisi dulu," kata Ricko sambil menyatukan tangannya di depan dadanya."Silahkan pak," kata Davin dan Vania hampir bersamaan."Makanan enak segini banyak dan gratis. wah.....mimpi apa aku semalam?" kata Vania sambil menggeleng-gelengkan kepalanya dan masih takjub dengan keadaan yang terjadi."Ya wajar. ingat dengan sebuah istilah yang mengatakan, pembeli adalah raja. nah,
Saat Davin putuskan datang ke Jakarta untuk mencari Jodoh bagi dirinya, Davin memutuskan untuk memakai nama Davin, nama kedua nya dan memakai nama keluarga dari ibunya, yaitu, Limandi, karena ibunya memang lahir dan besar di Jakarta, sebelum menikah dengan ayahnya dan pindah ke Hongkong. karena itulah, Davin memakai nama Davin Limandi dan untuk sementara, menanggalkan nama Russel Wong, nama nya yang sebenarnya, nama yang dikenal di Hongkong dan menjadi buah bibir banyak wanita yang menginginkan nya di Hongkong. Setelah makan, Davin dan Vania pun meninggalkan restoran. saat menuju ke parkiran, Vania yang kedinginan tampak menyandarkan kepalanya ke bahu Davin, sambil memegang lengan kiri Davin. sesudah itu, mereka berjalan menuju mobil Vania. Saat ini, Davin merasa benar-benar tersanjung karena sikap mesra Vania kepada nya. walaupun Davin hanya seorang Cleaning Service tapi, dia begitu tersanjung dengan sikap mesra Vania kepada nya saat ini.Begitu berada di dekat mobil, Davin segera
Saat ini, Davin sangat kaget saat melihat keberadaan Jenny di kantor baru nya ini. tapi, sedetik kemudian, Davin menyadari sesuatu, sesuatu yang dilupakannya. Davin baru ingat kalau kantor barunya saat ini, berada dekat sekali dengan kantor lamanya, kantor lamanya bersama Jenny ini. sementara, saat dia kerja di kantor nya Ardy, letaknya berada sangat jauh dari kantornya Jenny, karena itu, Davin pun sadar kalau Jenny menemukan nya karena jarak kantor mereka yang berdekatan itu. Tapi, Davin bingung dengan maksud kedatangan Jenny mencari nya saat ini. karena itu, Davin pun mendekati Jenny dan bertanya," Jen....kamu mencari ku?"Jenny yang sebelumnya sedang menatap ke layar handphone nya, kini mengangkat wajahnya dan menatap Davin."Ya. aku mencari mu," jawab Jenny."Buat apa?""Bisa kita bicara di depan sana?" tanya Jenny sambil menunjuk ke luar ."Baik," jawab Davin sambil berjalan lebih dulu ke depan kantor. Jen yang kelihatan ingin berjalan bersama Davin, kini terpaksa mempercepat la
"Apa yang terjadi?" tanya Davin kaget. karena memang tidak terbiasa, Melvin dibutuhkan Ayahnya karena ayahnya memiliki beberapa hacker dan pemikir di sekeliling ayahnya."Ada sebuah grup hacker yang sudah se minggu ini, berusaha menerobos sistem keamanan inti perusahaan kita, Tuan Muda. karena itu, Tuan Besar memintaku untuk memperkuat tim keamanan data kita. karena, sudah ada sejumlah uang yang berhasil dicuri mereka, Tuan Muda," jawab Melvin."Baiklah. kamu pulang saja ke Hongkong.""Bolehkah aku meminjam jet pribadi Tuan Muda untuk mengantarku secepatnya ke Hongkong?""Boleh, kamu pakai saja.""Tapi, kalau Tuan Muda mau pulang, kita sama-sama saja.""Gak. belum bisa. aku masih belum bisa balik. aku masih ada masalah dengan Vania.""Masalah apa, Tuan Muda?""Aku juga belum tahu, sebenarnya aku perlu kamu..... tapi, sudahlah. aku akan cari tahu sendiri masalah nya.""Baik, Tuan Muda. aku pergi dulu, Tuan Muda.""Ya. hati-hati," setelah itu, Davin langsung mematikan handphone nya. Dav
Saat berada di pesawat menuju ke Hongkong, Davin selalu mendekap tubuh Vania, dia hanya melepaskan tubuh istrinya saat salah satu diantara keduanya pergi ke toilet. Saat makan pun Davin selalu memegang tangan istrinya bahkan menyuapi istrinya."Kenapa ketawa? tanya Davin saat melihat Vania tertawa."Kayaknya kata-kataku tadi sangat mengena di hatimu, sehingga kamu sangat memanjakan aku.""Kamu membuat aku takut, sayang.""Hahaha, padahal walaupun kita cek up kesehatan menyeluruh di tubuhku selama 5 hari berturut-turut pun, tidak akan mendapatkan penyakit apapun, paling cuma ada kolesterol mungkin sedikit darah rendah tapi tidak ada penyakit yang berat," yakin Vania."Lalu kenapa tadi kata-katamu seperti itu?""Karena aku sedih melihat Xiaoyu dan aku sangat bersimpati kepada Xiaoyu, Jadi kalau memang aku tiba-tiba pergi, aku ingin ada Xiaoyu yang mendampingi aku, jadi, aku mengatakan itu bukan karena aku lagi sakit, tapi itu luapan kebanggaanku kepadamu dan juga luapan rasa simpatiku k
Akhirnya, tangisan dari Xiaoyu bahkan memerlukan waktu 2 jam bagi Davin dan Vania untuk bisa menenangkan Xiaomi. Vania yang lembut hatinya itu, malah sempat beberapa kali memberi isyarat kepada Davin agar Davin merubah keputusannya itu dan mau menerima Xiaoyu sebagai istri kedua Davin, tapi Davin tetap tegas kepada keputusannya untuk tidak menerima Xiaoyu menjadi istri keduanya.Walaupun Xiaoyu terus menangisi keputusan Davin itu, tetapi Davin terus mengeraskan hatinya, bagi Davin, Xiaoyu harus menerimanya sekarang walaupun berat, tapi Xiaoyu harus mulai belajar menerima kalau dirinya tidak akan mungkin bisa bersatu dengan Davin walaupun hanya menjadi istri yang kedua.Xiaoyu sempat beberapa kali memanfaatkan kelembutan hati Vania untuk mengetuk pintu hati Davin, karena itu Vania beberapa kali meminta Davin untuk memikirkan ulang keputusannya itu, bahkan Vania sempat ikut-ikutan menangis dengan Xiaoyu saat mendengar cerita Xiaoyu tentang betapa merananya dia sejak kecil menunggu Davin
Davin dan Vania masih terus berpegangan tangan mereka menunggu di depan kamar pemulihan pasca operasi tempat Xiaoyu dirawat setelah operasi, sementara A Hua masih sedang diperiksa di kantor polisi untuk menjelaskan tentang apa yang terjadi beberapa waktu yang lalu di tempat ini, saat para ninja menyerang.Di sekeliling Davin dan Vania, para pengawal yang masih tersisa duduk mengawal mereka berdua, selain 2 pengawal tersisa Vania, yaitu Silvia dan A Tek, juga ada Wilson dan Melvin yang baru saja bergabung. Bersama mereka, juga ada David dan Eric Ginola yang sebenarnya tugas sehari-hari mereka adalah menjaga perusahaan-perusahaan Davin di Eropa Barat tapi karena mereka sedang liburan di New York maka mereka juga menjadi pengawal dadakan bagi Davin saat ini.Sebelumnya, salah satu dokter sudah keluar dan mengabarkan kalau operasi berjalan sukses tinggal menunggu Xiaoyu pulih dari anestesi yang dia terima saat operasi tadi karena itu Davin dan Vania tinggal menunggu di depan kamar pemulih
Tepat saat samurai di tangan Ninja yang bernama Robby ini akan ditusukkan ke tubuh Silvia yang saat itu sudah pasrah karena dia tidak mampu menghadapi tenaga dari Robby ini, tiba-tiba saja, samurai itu tidak bisa bergerak sama sekali saat jarak tinggal beberapa sentimeter lagi dari tubuh Silvia.Robby sudah berusaha menambah tenaganya tapi semua itu sia-sia, samurai tajam itu tidak bisa tertancap ke tubuh Silvia karena sebuah tangan yang kuat sudah memegang samurai itu dengan tanpa pengaman sama sekali.Setelah itu, tangan yang memegang samurai itu, langsung mendorong tubuh Silvia jauh-jauh ke belakang hingga Silvia melepaskan ikat pinggangnya yang telah mengikat tangan Robby tadi. "Lindungi nyonya mudamu," itulah yang Silvia dengar saat tangan yang menyelamatkan dia tadi, mendorong tubuh Silvia jauh ke belakang.Silvia yang nyawanya hampir saja melayang itu merasa sangat bersyukur dengan kedatangan orang yang mendorong tubuhnya itu karena orang itu, adalah tuan mudanya, Davin, yang
Di tempat lain, A Hua yang saat ini sedang berada di depan kamar operasi tempat Xiaoyu baru saja masuk untuk dioperasi, sudah menyuruh semua anggotanya untuk berjaga-jaga di depan pintu karena A Hua sudah sempat survei ke ruang operasi ini dan satu-satunya pintu masuk untuk ke ruang operasi ini hanya yang berada di belakang A Hua saat ini, sehingga A Hua hanya fokus di depan pintu.Beberapa saat sebelumnya, A Hua juga sudah menyuruh anak buahnya untuk memberi kabar-kabar bohong kepada para pengunjung yang ada di sekitar sini, agar supaya mereka tidak menunggu di sekitar tempat ini supaya tidak ada korban orang tak berdosa yang ikut-ikutan jatuh di tempat ini saat para ninja datang nanti.Tiba-tiba, terdengar suara besi yang diseret di lantai dan berasal dari arah timur dan di saat bersamaan terdengar suara besi yang di ketuk-ketukan di dinding beton dan berasal dari arah utara.A Hua langsung tahu kalau para ninja itu sudah datang dan mereka datang dari dua arah berlawanan, mereka sen
Sementara itu, di depan sana, mobil yang membawa Vania dan para pengawalnya sebenarnya sudah berada di bandara, Tapi terjadi kemacetan parah di depan bandara, hal ini membuat Silvia menjadi cemas, Silvia selalu menengok ke arah belakang karena dia takut mobil yang tadi mengejar-ngejar mobil mereka sudah berhasil keluar dari hadangan drone.Beberapa saat yang lalu, mobil yang mengejar itu, hampir bisa mengejar mobil Silvia ini, untungnya, mobil yang membawa si samurai itu, dihadang dua buah drone yang menurut dugaan Silvia, pasti berasal dari Melvin, karena itu mobil si samurai itu sempat terhenti dan tidak mengejar lagi ke arah mobilnya Silvia dan kawan-kawannya.Silvia sempat lega melihat hal itu, karena untuk sementara, mereka bisa melepaskan diri dari mobil itu, mobil di mana samurai itu berada.Tapi saat ini keadaan kembali memprihatinkan dan menegangkan, saat mobil yang ditumpangi oleh Sylvia ini harus mengalami kemacetan yang parah. Silvia tidak khawatir akan keselamatan dirinya
"Orang itu memiliki gerakan yang sangat cepat dan dia bisa menangkis peluru dengan samurainya, dia sangat hebat, dia bukan orang sembarangan, bahkan nampaknya, dia cuma bisa ditandingi oleh Tuan Muda," kata Silvia sambil menatap ngeri ke arah belakang.Vania yang mendengar kata-kata Silvia ini ikut-ikutan menjadi ngeri."Percepat mobilnya, kita masih dikejar, nampaknya dia sudah menghabisi orang-orang kita yang tersisa dan nampaknya dia memakai mobil ke-4 kita untuk mengejar kita," kata Silvia kepada pengemudi mobil."Iya, Silvia," kata pengemudi mobil yang langsung memacu mobilnya menuju ke arah bandara.Sylvia terus menatap ke arah belakang, dia terus menatap ngeri ke arah belakang karena di belakang sana ada sebuah mobil yang melaju dengan kecepatan tinggi dan melakukan beberapa kali zig-zag yang bahkan kerapkali menyenggol mobil-mobil yang berada di samping kiri dan kanannya.**Sementara itu, di belakang sana, Davin baru saja mendapatkan telepon dari Melvin," Iya, ada apa, Melvin
Davin mengerutkan alisnya dia tidak menyangka kalau dalam waktu sesingkat ini, dia harus mendapatkan ancaman baru. Ancaman baru bernama Robby, ancaman baru yang berasal dari keturunannya Howard Livingstone.Davin segera teringat kepada Vania. Davin sangat khawatir akan Vania," bagaimana dengan Vania? hubungi Silvia ceritakan tentang ancaman baru ini.""Iya, tuan muda," kata A Hua yang langsung menghubungi Silvia."Tapi, Davin tidak puas hanya menyuruh A Hua, kemudian, dia sendiri yang putuskan untuk mengambil handphonenya dan menelepon Vania, karena kalau Robby itu sudah berhasil melakukan teror dengan membunuh 3 orang anak buahnya Melvin, itu berarti Robby itu memang memiliki kemampuan, karena itu Davin mulai mengkhawatirkan keselamatan Vania."Halo, sayang," sapa suara lembut Vania di ujung telepon."Kamu di mana? Kamu masih di hotel kan? aku akan segera kesana.""Kami sedang menuju ke bandara," jawab Vania di ujung telepon."Kenapa ke bandara?""Aku putuskan untuk balik ke Hongkong
"Aku sangat senang saat ini," kata Xiaoyu dengan mata berbinar-binar. Dia menatap Davin tanpa berkedip sehingga membuat Davin tidak tega untuk tidak membalas tatapan matanya ini."Aku berjanji, aku akan berusaha mencapai kondisi terbaik untuk operasi berikutnya yang harus aku jalani itu. Aku juga sudah mengundang beberapa dokterku di Shanghai untuk ikut membantu dalam operasiku nanti dan setelah operasi yang aku yakin sekali akan sukses itu, kamu harus melamarku di depan orang tuaku, Oke?" lanjut Xiaoyu sambil menatap mesra ke arah Davin."Ya sudah. Sebaiknya sekarang ini kamu istirahat supaya kamu bisa mendapatkan kondisi fisik yang bagus untuk persiapan operasi nanti. Ayo tidur.""Tapi aku mau tidur bersamamu," pinta Xiaoyu."Lihat! tanganmu itu penuh dengan selang infus, aku belum bisa tidur bersamamu.""Belum bisa? berarti nanti, begitu aku selesai operasi kamu bisa kan tidur denganku?" todong Xiaoyu.Davin tampak tersentak kaget karena kata-katanya tadi ternyata disalahartikan ol