"Nah, disinilah hebatnya Yuri, sahabatku dan saudara angkatku itu," kata Boris sambil senyum-senyum.Davin memperhatikan raut wajah Boris dan akhirnya, Davin dapat jawabannya sendiri," jadi maksud kamu, dua partai politik yang ada di negara ini, dua-duanya dimiliki oleh Yuri?""Ya. Itu sudah sejak dulu. sejak jaman kakek buyutnya Yuri. Awalnya, Kakek Buyutnya Yuri, adalah raja terakhir di Kerajaan Evornia. Saat dia lihat, banyak masyarakat dunia yang sudah tidak senang dengan sistem kerajaan yang dimulai dengan revolusi Perancis yang tragis itu, kemudian, disusul oleh revolusi bolshevik di Russia, dimana konon kabarnya Keluarga Tsar, keluarga kerajaan, habis tak bersisa dan juga tumbangnya Dinasti Cheng di Tiongkok, maka, Kakek Buyutnya Yuri ini, menghapus sendiri sistem kerajaan di negara ini," tutur Boris panjang lebar."Terus?""Kemudian, dibuatlah sistem republik di negara ini dengan sistem dua partai yang sejak awal, pentolan dari kedua partai ini, adalah orang-orang dekat dari k
"Wah itu terlalu melebih-lebihkan mana mungkin kekayaan sebuah keluarga bisa melebihi sebuah negara apalagi negara maju sebesar Jerman," Kata Davin sambil tertawa-tawa."Hahaha Aku dapat info ini dari sumber yang terpercaya loh bahkan menurut sumber ku ini kekayaan Keluarga Wong itu bisa saja setara dengan cadangan devisa negara Jepang dan ingat cadangan devisa Jepang itu adalah nomor 3 di dunia setelah tentu saja Amerika dan Republik Rakyat Cina, jadi wow.... Keluarga Wong memang luar biasa," kata Yuri sambil mengangkat jempolnya."Hahaha pujianmu terlalu berlebihan," kata Davin diplomatis sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.Setelah itu Yuri memperkenalkan Davin dengan para jenderalnya ternyata Jenderal bintang 4 yang berdiri di belakang Yuri saat ini adalah pemimpin militer di negaranya Yuri ini. Yuri sengaja ingin membuat kesan kalau militer ada di belakangnya di negara ini. sesudah acara perkenalan itu Yuri mengajak Davin untuk naik ke mobilnya dan berangkat menuju ke istananya
Setelah jamuan makan, kegiatan selanjutnya berpindah ke meja bundar yang lain yang masih di ruangan yang sama, tapi terketak di dekat tembok. Disini ini ada banyak perangkat teknologi dan ada layar proyektor di dinding. Lewat layar proyektor itu seorang staf, anak buahnya Yuri memperlihatkan gambar-gambar dan foto-foto proyek-proyek yang akan atau sedang mereka kerjakan di Evornia.Boris duduk disebelah Davin dan mulai menerangkan proyek-proyek yang sedang dijalankan dan direncanakan di negara ini dan juga di beberapa negara Eropa Timur lainnya. Davin nampak antusias dengan rencana proyek-proyek itu sehingga Davin memanggil seorang stafnya untuk membantunya mulai mempelajari hal-hal tentang proyek-proyek itu**Di tempat lain Michael diajak berkeliling istana milik Yuri ini oleh Titania. Michael sangat senang karena bisa melihat pemandangan indah dari istana ini, apalagi semuanya diterangkan dengan sangat jelas dengan bahasa Inggris yang lancar oleh Titania.Setelah berkeliling beber
Sikap Davin yang tertegun ini membuat Yuri curiga. Yuri jadi curiga kalau Davin mulai menyukai istrinya apalagi saat melihat tatapan aneh dari Davin kepada Milena. tatapan-tatapan kaget dari Davin dan pancaran mata Davin ini, membuat Yuri mulai merasa sesuatu yang lain, karena itu Yuri langsung memberi isyarat mata kepada Milena untuk meninggalkan Davin dan Yuri dan masuk ke dalam kamar."Mari kita pergi," kata Yuri kepada Davin. Davin mengangguk dan melangkah keluar diikuti oleh tatapan mata Yuri yang sangat bertolak belakang dengan sebelumnya, Kalau sebelumnya Yuri sangat ramah kepada Davin Tapi saat ini Yuri terlihat sangat marah kepada Davin.Kemarahan Yuri semakin memuncak saat Davin terlihat terdiam dan seperti orang yang sedang memikirkan sesuatu, perubahan sikap Davin ini terjadi setelah Davin bertemu Milena, karena itu, Yuri tahu kalau pertemuan Davin dengan Milena tadi, telah menghasilkan sesuatu yang luar biasa bagi Davin. Yuri langsung menduga Davin sedang memikirkan Milen
Michael menunggu hingga tidak terdengar lagi suara ketukan di pintu kamar mandinya, barulah Michael memutuskan untuk keluar kamar mandi, karena itu berarti, Tatiana sudah pergi.Setelah tidak lagi mendengar suara orang di luar kamar mandi barulah Michael mencari-cari baju di kamar mandi, untungnya Michael menemukan baju yang cocok untuknya yang nampaknya disediakan tuan rumah untuk para tamu di tempat ini. Michael langsung memakai baju itu dan keluar dari kamar mandi sejenak Michael mencari-cari kalau kalau Titania masih bersembunyi di kamar ini setelah memastikan kan kalau Titania tidak berada di kamar ini, Michael langsung pergi ke pintu kamar untuk mengunci pintu kamar itu supaya kalau Titania berada di luar kamar, dia tidak bisa masuk ke dalam kamar.Saat ini, Michael menemukan barang-barangnya masih tersimpan di dalam koper, nampaknya beberapa saat yang lalu ada asistennya yang membawa barang-barangnya ini ke dalam kamar ini. Michael langsung membuka koper dan mencari satu stel b
Gadis itu mulai naik ke jendela dan dengan gerakan cepat wanita itu mulai ancang-ancang untuk melompat tapi, sebelum wanita itu berhasil melompat Michael telah berhasil menangkap tubuh wanita itu Michael menangkap wanita itu di perut wanita itu di bawah ketiak sehingga wanita itu tidak sempat jatuh ke bawah sana.Setelah itu, dengan satu hentakan Michael segera menarik tubuh wanita yang telah berhasil dia peluk itu ke arah dalam dan berusaha menjauhkan wanita itu dari jendela. wanita itu masih meronta-ronta dan berusaha untuk lepas dari pelukan Michael. Dengan gemasnya dan dengan setengah membanting Michael meletakkan wanita itu ke lantai menara kemudian Michael naik di atas wanita itu untuk memarahi wanita itu karena perbuatan bodoh yang hampir dilakukan oleh wanita itu."Mengapa kamu sebodoh ini?" Michael tidak meneruskan kata-katanya karena dia sangat kaget saat dia melihat wajah wanita itu.Saat ini di atas menara ini ada sebuah lampu yang cukup terang untuk menerangi keduanya seh
Setelah melakukan video call dengan Vania, melepas rindu, saling tanya tentang keadaan masing-masing dan Davin sempat tertawa-tawa mendengar over protectivenya ibu suri kepada Vania, sesudah itu, Davin langsung tertidur.Entah berapa jam Davin tertidur, dia baru terbangun saat ada suara ketukan di pintu kamarnya yang tidak pernah berhenti. awalnya dia tidak ingin menggubris ketukan itu tapi ketukan itu terdengar terus dan ada suara Pieter memanggil-manggil namanya di sana.Davin terpaksa turun dari pembaringannya, dia menuju ke pintu dan membuka pintu dengan wajah yang tidak terlalu senang karena dia merasa sangat terganggu oleh ketukan pintu yang terus menerus itu.Saat Davin membuka pintu kamarnya, diluar ada Peter yang langsung minta-minta maaf kepada Davin."Ada apa?" tanya Davin."Maafkan aku Tuan Muda. Tapi ada sesuatu yang penting dari Guru Besar Tetap Emas. sejak tadi, dia memintaku untuk menyambungkan hubungan telepon denganmu, Tuan Muda. kata guru besar, dia sudah coba mengh
"Aku ingin bicara denganmu," kata Davin sambil langsung menarik tangan Michael untuk dibawa ke teras di luar kamar Michael.Saat ini, saat Davin dan Michael keluar dari kamar dan berdiri di teras luar, dari lantai tiga, teras kamar Michael ini, mereka melihat kerumunan banyak orang di bawah sana, banyak orang berpakaian militer telah berada di luar sana, memenuhi taman dan jalan di bawah sana, melihat itu, Davin berkata kepada Michael," lihat itu, apa kamu yakin kamu bisa keluar hidup-hidup di sini?"Michael menatap ke arah kerumunan orang-orang di bawah sana, kemudian dia berkata kepada Davin," mereka kan belum tahu kalau gadis itu ada di kamarku dan ada bersamaku.""CCTV ada dimana-mana dan kamu masih mau bilang begitu, huh!""Tenang, ko. Tadi malam, aku sudah menelepon Melvin agar dia mematikan semua CCTV di istana ini, sebelum aku dan Milena masuk ke kamarku. jadi, aku yakin, keberadaan Milena di kamarku, belum mereka ketahui, sesudah agak aman, barulah kita cari cara untuk menyel
Saat berada di pesawat menuju ke Hongkong, Davin selalu mendekap tubuh Vania, dia hanya melepaskan tubuh istrinya saat salah satu diantara keduanya pergi ke toilet. Saat makan pun Davin selalu memegang tangan istrinya bahkan menyuapi istrinya."Kenapa ketawa? tanya Davin saat melihat Vania tertawa."Kayaknya kata-kataku tadi sangat mengena di hatimu, sehingga kamu sangat memanjakan aku.""Kamu membuat aku takut, sayang.""Hahaha, padahal walaupun kita cek up kesehatan menyeluruh di tubuhku selama 5 hari berturut-turut pun, tidak akan mendapatkan penyakit apapun, paling cuma ada kolesterol mungkin sedikit darah rendah tapi tidak ada penyakit yang berat," yakin Vania."Lalu kenapa tadi kata-katamu seperti itu?""Karena aku sedih melihat Xiaoyu dan aku sangat bersimpati kepada Xiaoyu, Jadi kalau memang aku tiba-tiba pergi, aku ingin ada Xiaoyu yang mendampingi aku, jadi, aku mengatakan itu bukan karena aku lagi sakit, tapi itu luapan kebanggaanku kepadamu dan juga luapan rasa simpatiku k
Akhirnya, tangisan dari Xiaoyu bahkan memerlukan waktu 2 jam bagi Davin dan Vania untuk bisa menenangkan Xiaomi. Vania yang lembut hatinya itu, malah sempat beberapa kali memberi isyarat kepada Davin agar Davin merubah keputusannya itu dan mau menerima Xiaoyu sebagai istri kedua Davin, tapi Davin tetap tegas kepada keputusannya untuk tidak menerima Xiaoyu menjadi istri keduanya.Walaupun Xiaoyu terus menangisi keputusan Davin itu, tetapi Davin terus mengeraskan hatinya, bagi Davin, Xiaoyu harus menerimanya sekarang walaupun berat, tapi Xiaoyu harus mulai belajar menerima kalau dirinya tidak akan mungkin bisa bersatu dengan Davin walaupun hanya menjadi istri yang kedua.Xiaoyu sempat beberapa kali memanfaatkan kelembutan hati Vania untuk mengetuk pintu hati Davin, karena itu Vania beberapa kali meminta Davin untuk memikirkan ulang keputusannya itu, bahkan Vania sempat ikut-ikutan menangis dengan Xiaoyu saat mendengar cerita Xiaoyu tentang betapa merananya dia sejak kecil menunggu Davin
Davin dan Vania masih terus berpegangan tangan mereka menunggu di depan kamar pemulihan pasca operasi tempat Xiaoyu dirawat setelah operasi, sementara A Hua masih sedang diperiksa di kantor polisi untuk menjelaskan tentang apa yang terjadi beberapa waktu yang lalu di tempat ini, saat para ninja menyerang.Di sekeliling Davin dan Vania, para pengawal yang masih tersisa duduk mengawal mereka berdua, selain 2 pengawal tersisa Vania, yaitu Silvia dan A Tek, juga ada Wilson dan Melvin yang baru saja bergabung. Bersama mereka, juga ada David dan Eric Ginola yang sebenarnya tugas sehari-hari mereka adalah menjaga perusahaan-perusahaan Davin di Eropa Barat tapi karena mereka sedang liburan di New York maka mereka juga menjadi pengawal dadakan bagi Davin saat ini.Sebelumnya, salah satu dokter sudah keluar dan mengabarkan kalau operasi berjalan sukses tinggal menunggu Xiaoyu pulih dari anestesi yang dia terima saat operasi tadi karena itu Davin dan Vania tinggal menunggu di depan kamar pemulih
Tepat saat samurai di tangan Ninja yang bernama Robby ini akan ditusukkan ke tubuh Silvia yang saat itu sudah pasrah karena dia tidak mampu menghadapi tenaga dari Robby ini, tiba-tiba saja, samurai itu tidak bisa bergerak sama sekali saat jarak tinggal beberapa sentimeter lagi dari tubuh Silvia.Robby sudah berusaha menambah tenaganya tapi semua itu sia-sia, samurai tajam itu tidak bisa tertancap ke tubuh Silvia karena sebuah tangan yang kuat sudah memegang samurai itu dengan tanpa pengaman sama sekali.Setelah itu, tangan yang memegang samurai itu, langsung mendorong tubuh Silvia jauh-jauh ke belakang hingga Silvia melepaskan ikat pinggangnya yang telah mengikat tangan Robby tadi. "Lindungi nyonya mudamu," itulah yang Silvia dengar saat tangan yang menyelamatkan dia tadi, mendorong tubuh Silvia jauh ke belakang.Silvia yang nyawanya hampir saja melayang itu merasa sangat bersyukur dengan kedatangan orang yang mendorong tubuhnya itu karena orang itu, adalah tuan mudanya, Davin, yang
Di tempat lain, A Hua yang saat ini sedang berada di depan kamar operasi tempat Xiaoyu baru saja masuk untuk dioperasi, sudah menyuruh semua anggotanya untuk berjaga-jaga di depan pintu karena A Hua sudah sempat survei ke ruang operasi ini dan satu-satunya pintu masuk untuk ke ruang operasi ini hanya yang berada di belakang A Hua saat ini, sehingga A Hua hanya fokus di depan pintu.Beberapa saat sebelumnya, A Hua juga sudah menyuruh anak buahnya untuk memberi kabar-kabar bohong kepada para pengunjung yang ada di sekitar sini, agar supaya mereka tidak menunggu di sekitar tempat ini supaya tidak ada korban orang tak berdosa yang ikut-ikutan jatuh di tempat ini saat para ninja datang nanti.Tiba-tiba, terdengar suara besi yang diseret di lantai dan berasal dari arah timur dan di saat bersamaan terdengar suara besi yang di ketuk-ketukan di dinding beton dan berasal dari arah utara.A Hua langsung tahu kalau para ninja itu sudah datang dan mereka datang dari dua arah berlawanan, mereka sen
Sementara itu, di depan sana, mobil yang membawa Vania dan para pengawalnya sebenarnya sudah berada di bandara, Tapi terjadi kemacetan parah di depan bandara, hal ini membuat Silvia menjadi cemas, Silvia selalu menengok ke arah belakang karena dia takut mobil yang tadi mengejar-ngejar mobil mereka sudah berhasil keluar dari hadangan drone.Beberapa saat yang lalu, mobil yang mengejar itu, hampir bisa mengejar mobil Silvia ini, untungnya, mobil yang membawa si samurai itu, dihadang dua buah drone yang menurut dugaan Silvia, pasti berasal dari Melvin, karena itu mobil si samurai itu sempat terhenti dan tidak mengejar lagi ke arah mobilnya Silvia dan kawan-kawannya.Silvia sempat lega melihat hal itu, karena untuk sementara, mereka bisa melepaskan diri dari mobil itu, mobil di mana samurai itu berada.Tapi saat ini keadaan kembali memprihatinkan dan menegangkan, saat mobil yang ditumpangi oleh Sylvia ini harus mengalami kemacetan yang parah. Silvia tidak khawatir akan keselamatan dirinya
"Orang itu memiliki gerakan yang sangat cepat dan dia bisa menangkis peluru dengan samurainya, dia sangat hebat, dia bukan orang sembarangan, bahkan nampaknya, dia cuma bisa ditandingi oleh Tuan Muda," kata Silvia sambil menatap ngeri ke arah belakang.Vania yang mendengar kata-kata Silvia ini ikut-ikutan menjadi ngeri."Percepat mobilnya, kita masih dikejar, nampaknya dia sudah menghabisi orang-orang kita yang tersisa dan nampaknya dia memakai mobil ke-4 kita untuk mengejar kita," kata Silvia kepada pengemudi mobil."Iya, Silvia," kata pengemudi mobil yang langsung memacu mobilnya menuju ke arah bandara.Sylvia terus menatap ke arah belakang, dia terus menatap ngeri ke arah belakang karena di belakang sana ada sebuah mobil yang melaju dengan kecepatan tinggi dan melakukan beberapa kali zig-zag yang bahkan kerapkali menyenggol mobil-mobil yang berada di samping kiri dan kanannya.**Sementara itu, di belakang sana, Davin baru saja mendapatkan telepon dari Melvin," Iya, ada apa, Melvin
Davin mengerutkan alisnya dia tidak menyangka kalau dalam waktu sesingkat ini, dia harus mendapatkan ancaman baru. Ancaman baru bernama Robby, ancaman baru yang berasal dari keturunannya Howard Livingstone.Davin segera teringat kepada Vania. Davin sangat khawatir akan Vania," bagaimana dengan Vania? hubungi Silvia ceritakan tentang ancaman baru ini.""Iya, tuan muda," kata A Hua yang langsung menghubungi Silvia."Tapi, Davin tidak puas hanya menyuruh A Hua, kemudian, dia sendiri yang putuskan untuk mengambil handphonenya dan menelepon Vania, karena kalau Robby itu sudah berhasil melakukan teror dengan membunuh 3 orang anak buahnya Melvin, itu berarti Robby itu memang memiliki kemampuan, karena itu Davin mulai mengkhawatirkan keselamatan Vania."Halo, sayang," sapa suara lembut Vania di ujung telepon."Kamu di mana? Kamu masih di hotel kan? aku akan segera kesana.""Kami sedang menuju ke bandara," jawab Vania di ujung telepon."Kenapa ke bandara?""Aku putuskan untuk balik ke Hongkong
"Aku sangat senang saat ini," kata Xiaoyu dengan mata berbinar-binar. Dia menatap Davin tanpa berkedip sehingga membuat Davin tidak tega untuk tidak membalas tatapan matanya ini."Aku berjanji, aku akan berusaha mencapai kondisi terbaik untuk operasi berikutnya yang harus aku jalani itu. Aku juga sudah mengundang beberapa dokterku di Shanghai untuk ikut membantu dalam operasiku nanti dan setelah operasi yang aku yakin sekali akan sukses itu, kamu harus melamarku di depan orang tuaku, Oke?" lanjut Xiaoyu sambil menatap mesra ke arah Davin."Ya sudah. Sebaiknya sekarang ini kamu istirahat supaya kamu bisa mendapatkan kondisi fisik yang bagus untuk persiapan operasi nanti. Ayo tidur.""Tapi aku mau tidur bersamamu," pinta Xiaoyu."Lihat! tanganmu itu penuh dengan selang infus, aku belum bisa tidur bersamamu.""Belum bisa? berarti nanti, begitu aku selesai operasi kamu bisa kan tidur denganku?" todong Xiaoyu.Davin tampak tersentak kaget karena kata-katanya tadi ternyata disalahartikan ol